Anda di halaman 1dari 5

(3) Jenis usaha jasa konstruksi terdiri dari: usaha perencanaan konstruksi dilaksanakan oleh perencana konstruksi usaha

a pelaksanaan konstruksi dilaksanakan oleh pelaksana konstruksi usaha pengawasan konstruksi dilaksanakan oleh pengawas konstruksi a. Usaha perencanaan konstruksi memberikan layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi. b. Usaha Pelaksanaan konstruksi memberikan layanan jasa Pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi. c. Usaha pengawasan konstruksi memberikan layanan jasa pengawasan baik sebagian atau keseluruhan pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil konstruksi. Usaha jasa konstruksi dapat berbentuk orang perseorangan atau badan usaha. Bentuk usaha yang dilakukan oleh orang perseorangan, selaku pelaksana konstruksi hanya dapat melaksanakan pekerjaan konstruksi yang berisiko kecil, yang berteknologi sederhana, yang berbiaya kecil, dan hanya dapat melaksanakan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahliannya. Bentuk usaha yang dilakukan oleh orang perseorangan harus memiliki sertifikat keahlian, memiliki sertifikat keterampilan kerja dan sertifikat keahlian kerja. Bentuk usaha yang dilakukan oleh badan usaha dapat melaksanakan proyek yang berisiko besar dan/atau berteknologi tinggi dan/atau yang berbiaya besar. Bentuk usaha yang dilakukan oleh badan usaha harus memenuhi: a. Memenuhi ketentuan tentang perizinan usaha di bidang jasa konstruksi; b. memiliki sertifikat, klasifikasi, dan kualifikasi perusahaan jasa konstruksi. (2) Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya. Arti lain dari produktivitas adalah sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Pentingnya produktivitas mencakup banyak hal, dimulai dari produktivitas tenaga kerja, produktivitas organisasi, produktivitas modal, produktivitas pemasaran, produktivitas produksi, produktivitas keuangan dan produktivitas produk. Hubungan dari produktivitas dan kemakmuran adalah seperti yang saya utarakan di atas bahwa produktivitas mencakup banyak hal, salah satunya produktivitas produk. Perlu diingat bahwa produk dapat diartikan sebagai suatu hasil dari sebuah usaha(bisa produk dalam bidang jasa konstruksi, makanan) atau secara

logika suatu produk itu umumnya dapat dilihat secara riil/nyata. Dan arti dari produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu. Intinya adalah suatu produk yang diproduksi banyak/terdapat banyak di pasar maka harga dari suatu produk tersebut pasti akan lebih terjangkau. Bila harga suatu kebutuhan terjangkau setiap manusia pasti akan merasa senang. Sebagai contoh produk makanan A misalnya dulu sangat langka dan harganya mahal, tetapi diminati banyak orang. Kemudian si pembuat produk tersebut berinisiatif untuk membuat makanan A dalam jumlah yang besar dan nantinya harga dari makanan A tersebut akan lebih terjangkau dan bisa dibeli oleh setiap lapisan masyarakat. Berarti masyarakat dapat menikmati makanan A tersebut dengan harga terjangkau dan masyarakat dapat membelanjakan uangnya untuk keperluan yang lainnya, tidak hanya sematamata untuk membeli makanan A saja. Dengan demikian msyarakat dapat mengkonsumsi produk dengan cukup(seluruh kebutuhan mereka). Itulah yang disebut makmur(mengkonsumsi produk yang cukup). (1) Industri/jasa kontruksi dapat diartikan sebagai keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau Pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya, untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Intinya adalah industri kontruksi dapat diartikan sebagai salah satu pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan nasional. Pembangunan nasional sendiri ditujukan untuk meraih cita-cita perjuangan kemerdekaan Indonesia guna meningkatkan taraf kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Kenyataan yang dihadapi oleh pemerintah dalam Pelaksanaan pembangunan ini adalah masalah untuk meningkatkan pertumbohan ekonomi, dan itu dapat dilakukan apabila sistem produksi dapat digiatkan, yang meliputi pengolahan/ pemanfaatan sumber daya alam yang dimiliki negara. Dengan dapat diciptakannya sistem produksi, maka kesempatan kerja dan pendapatan dari masyarakat dapat ditingkatkan, karena dengan pendapatan yang lebih baik masyarakat dimungkinkan mengembangkan keahlian dan keterampilan dirinya masing-masing ketingkat yang lebih mapan yang pada akhirnya akan disumbangkan pada pembangunan itu sendiri. Apabila proses ini berjalan terus maka negara akan sampai pada kondisi dimana perekonomian dapat tumbuh dengan baik dan masyarakat ikut berperan besar di dalamnya. Oleh sebab itu agar sistem produksi dapat berjalan dengan baik maka syarat yang berupa penyediaan prasarana dan sarana fisik harus dapat disediakan dalam waktu yang tepat yang berupa teknologi, keahlian dan keterampilan kerja.

Jadi, pada intinya adalah industri kontruksi mempunyai kontribusi dalam kemakmuran suatu masyarakat. Itu disebabkan karena dengan adanya industri kontruksi tersebut ada peluang kerja masyarakat untuk andil dan turut serta di dalamnya. Otomatis masyarakat yang terlibat di dalamnya tersebut akan mendapatkan suatu hasil, dapat berupa pendapatan atau lain-lain. Bahkan masyarakat yang terlibat di dalamnya dapat menciptakan sesuatu hal (contohnya gedung, bangunan rumah, rumah susun) yang berguna bagi masyarakat dan bangsa. Para pelaku industri kontruksi dapat juga membuat suatu rusun atau sejenisnya yang ditujukan untuk orang-orang yang kurang beruntung. Dan dengan kenyataan seperti itu pula banyak peluangpeluang kerja yang dapat diraih oleh masyarakat luas. Masyarakat yang kurang beruntung misalnya dapat menikmati hasilnya dengan menyewa/membeli rumah susun dengan harga yang relatif terjangkau. Otomatis mereka dapat menggunakan uang yang lain untuk memenuhi kebutuhan yang lain pula. Jadi masyarakat akan makmur(karena terlibat dalam industri konstruksi dan menikmati hasil dari industri kontruksi dengan harga yang terjangkau). Pada intinya industri kontruksi itu mempunyai peranan yang besar dalam pembangunan suatu bangsa. (5) Tujuan utama dari setiap orang yang melakukan wirausaha/bekerja adalah untuk mendapatkan penghasilan/pendapatan. Statement itu memang tidak salah. Tetapi dalam bekerja/berwirusaha kita juga dituntut untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat luas/orang lain. Mengapa demikian? Kita harus mempunyai pandangan bahwa setiap barang yang kita pakai sehari-hari pasti ada yang memroduksinya. Tidak mungkin barng tersebut tiba-tiba langsung ada. Di dalam berwirausaha/bekerja kita semua pasti mengenal adanya istilah supplay and demand. Kedua istilah itu tidak akan bisa untuk dipisahkan. Misalnya bila semua orang di negeri ini bekerja semua di perkantoran, lalu siapa yang akan memproduksi sandang, pangan, papan yang merupakan kebutuhan pokok setiap orang. Contoh riil adalah seorang tukang parkir(pinggir jalan). Mereka setiap harinya hanya menunggui kendaraan-kendaraan bermotor yang dititipkan. Tidak ada sesuatu hal(produk) yang mereka hasilkan dari pekerjaan tersebut. Coba kalau mereka diberikan modal untuk mengolah sawah pastinya mereka akan lebih berguna karena mereka akan menghasilkan suatu produk(beras) yang dibutuhkan oleh semua orang. Jadi pada intinya adalah tuntutan untuk menghasilkan barang/jasa itu benar. Karena memang harus terjadi keseimbangan antara permintaan dan produk yang tersedia. Karena jika permintaan banyak tetapi produk sedikit, maka harga produk tersebut akan melambung(mahal). Dan hanya orang tertentu yang dapat menikmatinya. Maka antara permintaan dan produk tersebut harus balance. Jadi, memang harus ada seseorang/perusahaan yang dalam bekerja/berwirausaha menghasilkan suatu produk agar terjadi keseimbangan juga antara pendapatan(yang mempengaruhi permintaan) dan ketersediaan suatu produk.

(4) TAHAP 1: Persiapan (Konsultasi, Pengisian Formulir Pendirian Badan Usaha dan Surat Kuasa) Konsultasi diperlukan untuk mengetahui ruang lingkup pendirian BU, biaya dan cara pembayaran, prosedur dan persyaratan yang dibutuhkan untuk pendaftaran dan perizinan serta berbagai aspek terkait dengan kegiatan usaha yang akan dilaksanakan. Persiapan dilakukan oleh para pendiri BU dengan mengisi formulir dan surat kuasa pendirian BU. TAHAP 2 : Pemeriksaan Formulir, Surat kuasa dan Pengecekan Nama PT Pemeriksaan formulir dan surat kuasa dilakukan untuk memastikan kebenaran data yang disampaikan. Pengecekan dilakukan untuk mengetahui Apakah nama perseroan yang dipilih sudah dimiliki perusahaan lain atau belum, jika belum nama tersebut langsung bisa didaftarkan oleh NOTARIS melalui SISMINBAKUM Jika nama perseroan sudah dimiliki, maka anda harus mengganti dengan nama yang lain. TAHAP 3 : Pendaftaran dan Persetujuan pemakaian nama BU Proses pendaftaran dilakukan oleh Notaris untuk mendapatkan Persetujuan dari Instansi terkait (Menteri Hukum dan HAM RI) TAHAP 4 : Pembuatan Draft/Notulen Anggaran Dasar BU Draf/Notulen anggaran dasar dibuat berdasarkan informasi yang dibuat oleh para pendiri perseroan didalam Formulir pendirian PT dan Surat Kuasa TAHAP 5 : Pembuatan Akta Pendirian BU oleh Notaris yang berwenang Proses pembuatan Akta Pendirian dilakukan setelah Nama BU disetujui AKTA PENDIRIAN PT akan dibuat dan ditandatangani oleh NOTARIS yang berwenang dan dibuat dalam bahasa Indonesia Persyaratan : melampirkan Copy KTP Pendiri Perseroan dan Copy KTP Pengurus jika b erbeda dengan Pendiri Perseroan TAHAP 6 : Surat Keterangan Domisili Perusahaan Permohonan Surat Keterangan Domisili diajukan kepada Kepala Kantor Kelurahan setempat sesuai dengan Alamat Kantor perusahaan berada, sebagai bukti keterangan/keberadaan alamat perusahaan, Persyaratan lain yang dibutuhkan : a. b. c. Copy Kontrak/Sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha Surat keterangan dari pemilik gedung apabila bedomisili di gedung perkantoran Copy PPB tahun terakhir sesuai tempat usaha untuk perusahaan yang berdomisili di RUKO/RUKAN

TAHAP 7 : NPWP-Nomor Pokok Wajib Pajak dan Surat Keterangan sebagai Wajib Pajak Permohonan pendaftaran nomor pokok wajib pajak diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan keberadaan domisili perusahaan dan pengurusan PKP(Pengusaha Kena Pajak). Persyaratan lain yang dibutuhkan : a. Bukti PPN atas sewa/kontrak tempat usaha bagi yang berdomisili di gedung perkantoran

TAHAP 8 : Pengesahan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Permohonan ini diajukan oleh Notaris kepada Menteri Hukum dan HAM RI untuk mendapatkan pengesahan ANGGARAN DASAR PERSEROAN (AKTA PENDIRIAN) sebagai Badan Hukum PT Persyaratan lain yang dibutuhkan : a. Melampirkan bukti setor bank senilai modal disetor dalam Akta Pendirian.

TAHAP 9 : UUG/SITU-Surat Izin Tempat Usaha UUG/SITU Ini diperlukan untuk proses Izin Usaha Industri/Tanda Daftar Industri atau SIUP-Surat Izin Usaha Perdagangan atau untuk Izin kegiatan usaha yang dipersyaratkan adanya UUG/SITU berdasarkan Undang-undang Gangguan. TAHAP 10 : SIUP-Surat Izin Usaha Perdagangan Permohonan SIUP diajukan kepada Dinas Perdagangan Kota/Kabupaten/Propinsi sesuai dengan keberadaan domisili Perusahaan dan bisa ditambah dengan SIUJK (Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi) TAHAP 11 : TDP-Tanda Daftar Perusahaan Permohonan pendaftaran diajukan kepada Kantor Dinas Perindustrian & Perdagangan Kota/Kabupaten. Kantor Pendaftaran perusahaan sesuai dengan domisili perusahaan. TAHAP 12 : Pengumuman Dalam Berita Acara Negara RI Setelah perusahaan melakukan wajib daftar perusahaan dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman & HAM RI, maka harus diumumkan dalam berita negara dan Perusahaan yang telah diumumkan dalam berita negara, maka perusahaan tersebut telah sempurna statusnya sebagai Badan Hukum.

Anda mungkin juga menyukai