Anda di halaman 1dari 10

Khutbah Idul Fitri 1433 H IDUL FITRI: SUCIKAN DIRI, KUATKAN SILATURRAHMI, MENUJU RIDHA ILAHI

Oleh: Sahkholid Nasution, S.Ag., MA. Khutbah Pertama

. . . . . . . : . . .
Saudara-saudara kaum muslimin dan muslimat sidang jamaah Idul Fitri yang dirahmati Allah swt. Mari kita sambut mentari pagi di hari kemenangan ini dengan mengungkapkan rasa syukur kita kehadrat Allah swt. atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kita semua telah memasuki gerbang kemenangan setelah melewati perjuangan panjang, selama satu bulan, penuh rintangan dan tantangan, berbagai cobaan dan godaan. Inilah hari lebaran hari kemenangan, hari dimana kita telah kembali kepada kesucian. Salawat beriring salam selalu kita lantunkan buat junjungan, panutan dan ikutan umat Nabi Muhammad Rasulullah saw., Syafaat dan pertolongan Beliau selalu kita harapkan, terutama pada hari perhitungan dimana semua umat berada dalam kebingunan, sementara hanya Beliaulah Nabi yang bisa memberikan santunan dan pertolongan. Allahumma shalli ala syiina muhamad waala ali sayyidina muhammad.

Sahkholid Nasution,S.Ag, MA. No. HP. 081376704090

Khutbah Idul Fitri 1433 H Khatib tidak lupa mengetuk hati dan mengajak kita semua untuk selalu berusaha meningkatkan ketakwaan dan pengabdian kita kepada Allah SWT. hanya takwa dan pengabdianlah yang bisa membuat kita dekat kepada-Nya, sekaligus menjadi tiket kita untuk bisa ikut mudik menuju syurga-Nya. Saudaraku yang dirahmati Allah, jamaah Idul Fitri yang yang berbahagia. Izinkah kami sebagai khatib menyampaikan Khutbah Idul Fitri kita di pagi hari kemenangan ini dengan judul: Idul Fitri: Sucikan diri, Kuatkan silaturrahmi, menuju ridha Ilahi Saudaraku yang dirahmati Allah, jamaah Idul Fitri yang yang berbahagia. Sejak tadi malam sampai pagi ini kita basahi lidah kita dengan lantunan gema takbir, tahmid dan tasbih dan kita sempurnakan dengan melaksanakan shalat Idul Fitri. Disamping itu, pagi hari ini kita dan juga serta sanak famili keluar rumah menuju mesjid ini dengan muka ceria dan hati yang gembira. Karena hari lebaran telah tiba. Hari kemenangan ini semua orang pantas bergembera, baik anak anak maupun orang tua, baik pria maupun wanita, baik janda maupun duda. Yang tidak pantas hanyalah orang yang tidak menjalankan ibadah puasa. Yang tidak berpuasa tanpa alasan yang dibenarkan agama, yang pantas hanya bersedih dan gelisah, dan cepat cepat bertobat kepada Allah SWT. Kita juga pantas terharu, karena hampir semuanya serba baru, baju baru, celana baru, peci baru, kain baru, mukena baru, dan insya Allah dengan hati yang baru. Tetapi apakah semua itu begitu saja berlalu? Oleh karena itu, agar idul fitri ini tidak berlu sia-sai perlu agaknya kita bisa memetik hikmah yang terkandung di dalamnya. 1. Idul Fitri berarti Kembali Suci Saudaraku, Kita benar-benar bersyukur kepada Allah, karena masih dapat bertemu dengan bulan suci Ramadhan yang barusan saja melambaikan tangan pergi meninggalkan kita semua. Rasa syukur kita semakin mendalam jika sebulan Ramadhan yang lalu dapat kita isi dengan berbagai macam ibadah dan pengabdian. Sebulan yang lalu kita telah melatih diri untuk dapat mengontrol hawa nafsu. Sebulan yang lalu kita melatih diri untuk jujur kepada diri kita sendiri. Jujur kepada Allah dan jujur kepada sesama, karena puasa menjadi benteng bagi kita untuk tidak berdusta. Sebulan yang lalu kita telah melatih diri untuk disiplin dan menghargai waktu, mulai saat sahur kita sudah harus bangun lebih dulu, kemudian kita berusaha

Sahkholid Nasution,S.Ag, MA. No. HP. 081376704090

Khutbah Idul Fitri 1433 H menahan rasa ngantuk agar shalat subuh tidak berlalu, sepanjang hari kita berjuang menahan hawa nafsu, menegakkan shalat lima waktu, dimalam harinya kita juga mengurangi jam tidur dengan tarawih, tahajjud dan wirit. Semua itu kita laksanakan dengan satu harapan, semoga kita mendapat ridha Allah dan mendapat kesucian jiwa. Allah berfirman:

Artinya: sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Al-Syamsi: 9-10). Puasa mendidik kita menjadi orang yang jujur. Jujur pada Allah, jujur pada diri sendiri dan jujur kepada orang lain. Manusia hidup diciptakan terdiri dari jasmani dan rohani, jasmani membutuhkan makanan, rohani juga membutuhkan asupan. Orang yang tidak shalat, berarti itu tidak jujur. Karena sholat bagian dari asupan rohani. Jasmani manusia diciptakan memiliki kudrat untuk dilindungi, maka kalau ada laki laki maupun perempuan keluar rumah masih membuka aurat, berarti itu tidak jujur pada dirinya sendiri. Ukuran menutup aurat adalah kulit dan bentuk badan tidak kelihatan. Jadi kalau ada perempuan yang memakai baju dan celana ketat kalaupun kulit badan sudah tidak kelihatan, itu berarti itu belum benurup aurat, apalagi memakai baju sempit dan transparan, atau bahkan memakau baju dan celala pendek, itu artinya orang yang tidak jujur pada dirinya sendiri. Jadilah ayah yang jujur, jadilah istri yang jujur, jadilah anak yang jujur dan jujurlah apapun anda dan apapun pekerjaan anda. Karena kejujuran membuat pelakunya merasa tenang dan aman.

Saudaraku yang dirahmati Allah, jamaah Idul Fitri yang yang berbahagia. Dengan demikian saudaraku, Idul Fitri berarti kembali kepada kesucian. Dengan kata lain, setiap kita pasti pernah berbuat khilaf dan kesalahan. Rohani yang suci-bersih kita bawak sejak lahir, telah kita kotori dengan noda-noda kesombongan, bintik-bintik noda iri, hasad dan dengki hampir telah menutupi hati kita yang suci. Disaat hati ini telah tertutup oleh noda dosa dan kesalahan, maka ia tidak dapat lagi melihat pintu kebenaran, ia buta terhadap nikmat dan karunia Allah, tidak mau melihat dan peduli terhadap nasib sesama, fikirannyapun telah diisi dengan materialistik, menganggap bahwa segalanya bisa diatur dengan diut, lalu iapun berusaha siang dan malam hanya untuk menumpuk rupiah, sementara ia lupa kepada Allah yang memberikan dia rupiah. Kotornya jiwa kita sekaligus telah mengundang kemarahan Allah. Coba kita renungkan saudaraku beberapa
Sahkholid Nasution,S.Ag, MA. No. HP. 081376704090

Khutbah Idul Fitri 1433 H tahun terakhir ini awan kelabu selalu bergayut di langit negeri ini. musibah bencana alam datang silih berganti, puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan, ratusan orang meninggal mengenaskan karena musibah, penyakit dan kesengsaraan. Tidak terhitung anak-anak yang hampir kehilangan masa depan akibat kekurangan gizi dan kelaparan. Ini semua menjadi pertanda bahwa jiwa kita telah kotor di hadapan dan tingkah laku kita telah merusak sistem alam semesta. Allah berfirman:

(96/)
Artinya: Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Saudaraku, ternyata manusialah yang mengundang kemarahan Allah itu, karena kita sudah banyak berdusta kepada Allah; dahulu sewaktu kita di alam arwah kita mengaku bahwa Allah adalah Tuhan kita, tetapi setelah lahir ke dunia, kita bertuhan kepada harta, kita bertuhan kepada jabatan atau tahta, dan bertuhan kepada syetan nurjana. Kita telah banyak melanggar hukum-hukum Allah. Keegoan dan kesombongan kita semakin memenuhi langit dan bumi. Kita sering meninggalkan shalat, bahkan tidak berpuasa saat bulan ramadhan tiba. Sebagian besar di antara kita demikian rakusnya mengolah Alam Allah tanpa memperhatikan keseimbangannya. Mengaruk nikmat-nikmat Allah tanpa pernah bersyukur dan mengindahkan suruhan-suruhan-Nya. Maka wajar kalau Allah memasitikan:

(65/ )
Artinya: Katakanlah: "Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian) kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tandatanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami (nya). Saudaraku yang dirahmati Allah, jamaah Idul Fitri yang yang berbahagia.

Sahkholid Nasution,S.Ag, MA. No. HP. 081376704090

Khutbah Idul Fitri 1433 H Sauaraku, Allah mengancam kita dengan tiga macam ancaman, yaitu: azab dari atas, azab dari bawah dan azab dari antar sesama kita. Sauaraku, azab dari atas bisa berupa angin taufan yang membawa kehancuran dan virus yang membawa kematian. Azab yang datang dari bawah bisa muncul dalam bentuk gunung meletus, gempa bumi, bencana tsunami, dll. Sementara azab yang muncul dari sesama kita adalah meningkatnya tindakan kriminalitas, perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, dsb. Juga bisa dalam bentuk perpecahan umat yang menimbulkan bentrokan antara golongan. Saudaraku yang dirahmati Allah, jamaah Idul Fitri yang yang berbahagia. Adapun hikmah yang kedua adalah 2. Idul Fitri momentum untuk memperkuat tali silaturrahmi Dengan berpuasa kita telah melatih diri untuk merasakan penderitaan yang dialami oleh sebagian dari saudara-saudara kita yang tidak mampu. Tumbuhnya sikap saling merasakan merupakan modal penting bagi kita untuk memperkuat persaudaraan. Setelah kita puasa dalam satu bulan pada akhirnya kita disuruh untuk membayar zakat fitrah. Bahkan ibadah puasa yang kita laksanakan selama satu bulan yang lalu dianggap tidak sempurna jika kita tidak membayat zakat fitrah. Ini berarti bahwa berbuat baik kepada Allah tidaklah cukup untuk mengantarkan kita ke pintu bahagia jika kita tidak berbuat baik kepada sesama. Seiring dengan meningkatnya kesibukan kita masingmasing, hampir tidak ada waktu bagi kita untuk saling berkunjung, terutama dengan orang tua dan sanak-saudara kita yang jauh disana. Desakan dan tuntutan kerja hampir membuat kita lupa dengan sanak famili, lupa pulang kampung halaman dan lupa memberikan sumbangan kepada famili-famili kita yang sangat membutuhkan. Ternyata kebahagiaan tidak hanya diukur dengan uang dan harta yang banyak, tetapi bisa bersua dan berkumpul dengan keluarga di hari lebaran merupakan suatu kebahagiaan yang dinanti-nantikan oleh hampir semua orang. Dengan demikian saudaraku, Idul fitri merupakan momentum bagi kita untuk memperkuat rasa persaudaraan antara sesama dengan jalan silaturrahmi, saling berkunjung dan saling bersalaman dan saling memaafkan. Bagi setiap orang tua, kedatangan dan kehadiran anakanaknya dihari kemenangan ini merupakan kebahagiaan yang tidak bisa dibayar dengan uang dan harta. Sebaliknya sebuah kesenangan yang luar biasa bagi sang anak jika

Sahkholid Nasution,S.Ag, MA. No. HP. 081376704090

Khutbah Idul Fitri 1433 H mereka dapat bertemu dengan orang tuanya. Bersalaman dengan mereka, mencium tangan dan kakinya, sambil bersimpuh memohon ampun atas segala kesalahan dan dosadosanya. Saudaraku, di sisi lain tidak semua orang bisa merayakan Idul Firti ini dengan berpakaian serba baru, diantara kita ada anak-anak terlantar, anak-anak yatim piatu yang tidak mampu. Kita sangat menyadari bahwa mereka sangat bersedih karena tidak bisa merayakan hari ini dengan orang tuanya, mereka tidak bisa memanggil ayah atau mama disaat semua teman-temannya riang gembira bersama orang tuanya. Oleh karena itu jangan biarkan mereka bertambah sedih karena tidak bisa membeli baju baru, mari kita kasihani mereka dan kita perlakukan mereka seperti anak kita sendiri. Jadilah orang yang terbaik diantara manusia, yaitu orang yang banyak memberikan kontribusi bagi orang lain. Hadis Nabi Khairunnas Anfauhum linnas Jangan batasi kebaikan anda kepada orang lain, karena bisa membatasi anda menjadi orang besar. Dengan Hari raya idul fitri kali ini mari kita kuatkan tali persaudaraan diantara kita, perbedaan besar mari kita perkecil dan perbedaan kecil jangan dibesar-besarkan. Hikmah yang ketiga adalah 3. Idul Fitri merupakan gambaran dimana kita semua akan mudik kehadirat Ilahi Rabbi. Saudaraku, pada hari kemenangan ini marilah kita melihat ke kiri dan ke kanan kita. Mari kita periksa orangorang yang kita cintai; ayah-bunda, kekasih, saudara, tetangga, sahabat, dan kenalan-kanalan kita lainnya. Adakah di antara mereka yang tidak dapat bergabung bersama kita di mesjid ini? Adakah di antara mereka yang sudah meninggalkan kita kembali kepada Yang Mahasuci? Kemanakah ayah atau ibu yang tahun-tahun lalu menyambut uluran tangan kita dengan tetesan air mata kasih sayang? Kemana kakak atau adik kita yang pada lebaran-lebaran tahun lalu gelak tertawa berbagi bahagia bersama kita? Kemanakah tetangga atau sahabat dekat yang dulu pernah memeluk kita dan mengucapkan selamat hari lebaran dan memintak maaf kepada kita? Kemanakah mereka? Subhnallh, inn lillh wa inn ilaihi rjin, rupanya mereka telah mudik kepada-Mu, mereka telah mudik ke kampung yang abadi. Ya Allah, pagi ini mereka tidak dapat berlebaran bersama kami. Tidak bisa kami ulurkan tangan kami untuk memintak maaf. Tidak bisa kami ajak mereka untuk berbagi bahagia bersama kami. Tidak bisa kami undang mereka berkumpul di rumah kami. Ya Allah, hanya doa yang dapat kami lantunkan; ampunkan dosa-dosa mereka, terima mereka di sisi-Mu. Sambutlah mereka dengan senyuman-Mu.

Sahkholid Nasution,S.Ag, MA. No. HP. 081376704090

Khutbah Idul Fitri 1433 H Curahkan kasih-Mu kepada ayah-bunda kami, saudara dan sahabat-sahabat kami, serta ampunkan kami ya Allah, karena nanti atau besok kami juga pasti akan menyusul mereka. Saudaraku, kepergian sebagian di antara saudarasaudara kita hendaknya menjadi pelajaran bagi setiap kita, bahwa tidak ada satu pun yang kekal. Mudiknya kita ke kampung halaman seiring dengan datangnya lebaran, hendaknya juga dapat kita maknai, bahwa kita semua juga akan mudik ke kampung Allah swt. Oleh karena itu saudaraku, tidak ada orang yang paling merugi, selain dari orang yang sudah tahu bahwa ia akan mudik/kembali kepada Allah, tetapi ia tidak pernah mempersiapkan bekal yang cukup untuk keperluan dalam perjalanan dan bekal setelah sampai di tempat tujuan yang abadi. Saudaraku yang dirahmati Allah, jamaah Idul Fitri yang yang berbahagia. Dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 183 dijelaskan, bahwa tujuan puasa yang baru saja kita laksanakan dapat membentuk pribadi-pribadi kita menjadi muslimin dan muslimat yang bertaqwa. Dan takwa merupakan bekal terbaik yang harus kita siapkan untuk mudik ke kampung Allah yang abadi. Saudaraku, ada satu pertanyaan penting yang perlu kita tanyakan kepada diri kita masing-masing, apakah ada perubahan sikap dan mantal kita kearah itu setelah Ramadhan berakhir?. Sekiranya setelah Ramadhan ini sikap dan mantal kita tidak mengalami perubahan ke arah yang lebih baik, maka kita termasuk orang yang merugi, bahkan kita akan menjadi celaka kalau setelah ramadhan ini sikap dan mantal kita justru lebih buruk dari sebelum ramadhan, nauzu billh min zlik. demikian hadis Rasulullah. Kebiasaan mengunjungi mesjid selama Ramadhan hendaknya dapat kita pertahankan, mesjid kita ini akan semakin indah jika dikunjungi oleh jemaahnya setiap waktu. Sebaliknya mesjid ini tidak berbeda dengan museum biasa jika kita tidak mengunjunginya setiap waktu. Hari kemenangan ini tidak ada gunanya kalau hanya kita hiasi dengan pakaian yang serba baru, baju baru, celana baru, kain baru, peci baru, sepatu dan sandal baru. Tetapi yakinlah saudaraku, Hari Kemenangan ini akan semakin bermkana jika kita hiasi juga dengan sikap dan mental yang baru. Mulailah hari ini dengan niat dan komitmen yang kuat serta usaha yang sungguh-sungguh untuk tetap memelihara sikap dan mental yang baru. Saudaraku, Kalau sekiranya selama ini hubungan kita kepada Allah sering terputus, kita masih punya waktu memperbakinya dengan selalu menegakkan shalat. Kalau

Sahkholid Nasution,S.Ag, MA. No. HP. 081376704090

Khutbah Idul Fitri 1433 H sekiranya selama ini perilkau hidup kita lebih rakus dari binatang buas, kita masih punya waktu memperbakinya dengan banyak berpuasa. Selama ini mungkin harta yang kita makan sangat kotor dan jijik, kita masih punya waktu membersihkannya dengan membayar zakatnya. Jika selama ini ternya kita adalah anak durhaka yang tidak berbeda dengan simalin kundang, kita masih punya waktu untuk bertubat, di hari lebaran ini marilah berkunjung kerumah orang tua kita, ulurkan tangan, bersempuhlah di hadapan mereka sambil mohon ampun atas segala kesalahan kita. Tapi alangkah sedihnya kita jika mereka sudah tiada, namun melalui doa kita berharap semoga dapat menjadi pengganti kita untuk memeluk dan menjabat tangan mereka. Saudaraku, melalui idul fitri kali ini semoga menjadi kesempatan bagi kita terus-menerus menciptakan berubahperubahan positif dalam sikap dan mental kita sehingga kita dapat mengisi kesempatan hidup ini dengan berbagai prestasi dan ibadah yang dapat kita jadikan sebagai bekal mudik kepada Allah swt. Demikian khutbah ini, semoga bermanfaat.

KHUTBAH KEDUA

. . . .

Sahkholid Nasution,S.Ag, MA. No. HP. 081376704090

. . . : : .
Saudaraku sekalian, marilah kita sama-sama munundukkan hati dan pandangan kita, memohon kepada Allah:

Khutbah Idul Fitri 1433 H

. . . .
Ya Allah inilah hari yang penuh berkat dan keberuntungan. Hari ini berkumpul kaum muslimin di sudut-sudut bumi-Mu. Hadir di anrara mereka pemohon, peminta, perindu, dan orang-orang yang takut. Engkau perhatikan keperluan mereka. Kami bermohon kepada-Mu, demi kemurahan dan kebaikan-Mu. Ya Allah kami adalah hamba-hamba-Mu yang sering melalaikan perintah-Mu. Ketika Engkau memanggil kami untuk shalat, kami tulikan pendengaran kami. Kami asik dengan kesenangan kami. Engkau selalu memanggil kami dengan panggilan kasih-sayang, tetapi kami membalas-Mu dengan kemaksiatan. Sulit lidah kami untuk bezikir kepadaMu, berat kaki kami untuk melangkah ke mesjid untuk menyembah-Mu, kering mata kami untuk meneteskan air mata kekhusyukan,gelap hati kami untuk melihat cahaya kesucian, kami tinggalkan ibadah karena mengejar-ngerjar kesenangan dunia. Dunia kami makin sempit, kesempitan kami makin bertambah, waktu ibadahpun tidak terpelihara, kami rugi dunia dan akhirat. Ya Allah, kami layak menerima azab dan hukuman-Mu. Tetapi ya Allah, kasih-Mu jauh lebih besar dari dosa kami. Jika dosadosa kami besar di sisi-Mu, ampunan-Mu jauh lebih besar dari dosa-dosa kami. Ya Allah, kami malu dan merugi, karena Ramadan telah pergi, sementara dosa-dosa kami masih tetap membumbung tinggi. Namun berkat kasih sayang-Mu, terimalah amal ibadah kami selama bulan ramadhan ini, walau seberapapun nilainya

Sahkholid Nasution,S.Ag, MA. No. HP. 081376704090

Khutbah Idul Fitri 1433 H disisi-Mu. Kami memohon semoga itu semua sedikitbanyaknya dapat meredam marah-Mu kepada kami. Ya Allah, beruntunglah orang-orang yang berpuasa, berbahagialah orang-orang yang shalat malam, selamatlah orang-orang yang ikhlas, sedang kami hamba-hamba-Mu yang berbuat dosa. Sayangilah kami dengan kasih sayangMu. Lepaskan tengkuk kami dari api neraka dengan ampunan-Mu, wahai yang paling pengasih dari segala yang mengasihi.

. . . . . .
Medan, 30 September 2011 M / 1 Syawal1432 H

Sahkholid Nasution,S.Ag, MA. No. HP. 081376704090

Anda mungkin juga menyukai