Anda di halaman 1dari 11

Biodiesel Dari Minyak Jarak

Pada tahun 1811 Rudolf Diesel mulai mengembangkan sebuah mesin yang kemudian terkenal dengan nama mesin diesel. Bahan bakarnya ialah minyak nabati. Pada tahun 1900 dia memamerkan mesinnya yang menggunakan minyak kacang tanah 100% sebagai bahan bakarnya di World Exhibition di Paris. Pada tahun 1912 Diesel menyatakan, bahwa temuannya itu tampaknya tidak penting, tetapi di hari depan penggunaan bahan bakar hayati akan menjadi sama pentingnya seperti BBM. Ironisnya, setelah meninggalnya Diesel pada tahun 1913 mesin dieselnya diubah menjadi sebuah mesin yang menggunakan BBM. Kini tampaklah kebenaran pernyataan Diesel. Dengan makin menipisnya cadangan BBM di dunia dan konflik yang berkepanjangan di wilayah produsen utama BBM pada satu pihak dan makin melambungnya kebutuhan minyak dunia pada pihak lain, menyebabkan melonjaknya harga minyak. Era minyak murah telah lampau. Kini bangkitlah kembali minat biodiesel. Untuk penggunaan biodiesel tidak perlu dilakukan modifikasi pada mesin diesel yang ada. Rudolf Diesel ternyata memang seorang visioner. Semua jenis minyak nabati dapat digunakan untuk membuat biodiesel. Lemak hewani pun dapat digunakan sebagai bahan baku produksi biodiesel. Prosesnya sederhana dan tidak memerlukan peralatan yang rumit dan mahal. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif dari bahan mentah terbaharukan (renewable) selain bahan bakar diesel dari minyak bumi. Biodiesel tersusun dari berbagai macam ester asam lemak yang dapat diproduksi dari minyak-minyak tumbuhan seperti minyak sawit (palm oil), minyak kelapa, minyak jarak pagar, minyak biji kapok randu, dan masih ada lebih dari 30 macam tumbuhan Indonesia yang potensial untuk dijadikan sumber energi bentuk cair ini.

Biodiesel merupakan suatu nama dari Alkyl ester atau rantai panjang asam lemak yang berasl dari minyak nabati maupun lemak hewan.Boidiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar pada mesin diesel tanpa memerlukan modifikasi mesin.biodiesel tidak mengandung petroleum diesel atau solar. Biodiesel adalah senyawa mono alkil ester yang diproduksi melalui reaksi tranesterifikasi antara trigliserida (minyak nabati, seperti minyak sawit, minyak jarak dll) dengan metanol menjadi metil ester dan gliserol dengan bantuan katalis basa. Biodiesel mempunyai rantai karbon antara 12 sampai 20 serta mengandung oksigen. Adanya oksigen pada biodiesel membedakannya dengan petroleum diesel (solar) yang komponen utamanya hanya terdiri dari hidro karbon. Jadi komposisi biodiesel dan petroleum diesel sangat berbeda. Biodiesel terdiri dari metil ester asam lemak nabati, sedangkan petroleum diesel adalah hidrokarbon. Biodiesel mempunyai sifat kimia dan fisika yang serupa dengan petroleum diesel sehingga dapat digunakan langsung untuk mesin diesel atau dicampur dengan petroleum diesel. Pencampuran 20 % biodiesel ke dalam petroleum diesel menghasilkan produk bahan bakar tanpa mengubah sifat fisik secara nyata. Produk ini di Amerika dikenal sebagai Diesel B-20 yang banyak digunakan untuk bahan bakar bus.

Produksi Biodiesel Dari Minyak Jarak


Secara umum, pengembangan biodiesel termasuk teknologi menengah bahkan bisa dikatakan cukup sederhana, tidak memerlukan unit-unit operasi dengan tingkat kerumitan maupun resiko yang tinggi. Reaktor berpengaduk adalah unit utama dalam pembuatan biodisel disamping unit penting lainnya berupa unit-unit pemisahan dan pemurnian. Bahkan pembuatan biodiesel ini dimungkinkan dilakukan dengan skala rumah tangga atau skala kecil. Produksi biodiesel pada dasarnya dilakukan dengan proses kimia yang disebut transesterifikasi. Dalam proses ini minyak direaksikan dengan alkohol dengan bantuan sebuah katalisator. Alkohol yang banyak digunakan ialah metanol, karena murah dan mudah didapat. Katalisatornya dapat sebuah basa atau asam. Yang umum digunakan ialah basa, yaitu NaOH atau KOH. Baik metanol maupun NaOH dan KOH harus diperlakukan dengan hati-hati. Metanol mudah terbakar dan beracun. Dia dapat menyebabkan kebutaan dan bahkan kematian. NaOH dan KOH sangat korosif dan akan menyebabkan luka yang parah, jika mengenai kulit. Hasil reaksi metanol dengan NaOH atau KOH ialah Na atau K-metoksida yang juga sangat korosif. Untuk bahan baku produksi biodiesel pilihan pertama ialah pada biji atau buah tumbuhan yang sekarang tidak mempunyai nilai ekonomi, tidak memerlukan lahan yang subur dan pemeliharaan yang intensif. Salah satunya ialah jarak pagar yang sekarang tumbuh liar dan tidak dimanfaatkan. Di antara tumbuhan penghasil minyak produksi minyak jarak pagar termasuk tinggi, yaitu dapat mencapai 1892 liter minyak/ ha/tahun. Hasil biodiesel ialah 0,8 x produksi minyak nabati, sehingga jarak pagar potensial dapat menghasilkan 0,8 x 1892 liter = 1514 liter biodiesel/ha/tahun. Produk sampingnya ialah gliserol yang banyak digunakan dalam industri farmasi, kosmetika, pasta gigi dan cat.

Minyak jarak pagar (Jatropha curcas) dipilih sebagai bahan baku biodiesel karena: (a)sifat fisika-kimia nya sesuai dengan sifat bahan baku untuk memproduksi biodiesel. (b) minyak jarak tidak termasuk minyak pangan. (c) tanaman jarak dapat tumbuh baik di lahan kering/kritis sehingga berpotensi mengubah lahan kritis menjadi lahan yang produktif. Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linn) berasal dari daerah tropis Amerika Tengah,telah lama dikenal masyarakat Indonesia sejak jaman penjajahan Jepang. Tanaman Jarak banyak dijumpai sebagai pagar pekarangan , juga digunakan se bagai obat serta penghasil minyak lampu . Biji tanaman jarak mengandung per sentase minyak yang besar,sehingga mulai dilirik orang untuk digunakan sebagai sumber bahan bakar alternatif dimasa yang akan datang.Dengan memperhatikan potensial tanaman Jarak yang mudah tumbuh pada lahan kritis serta dapat di kembangkan sebagai bahan penghasil BBM alternatif ( Biodiesel ) , tentunya ta naman ini akan memberikan harapan baru pada pengembangan agribisnis.Di samping untuk ikut menunjang usaha konservasi lahan , tanaman Jarak akan mem berikan solusi pada pengadaan Biodiesel sekaligus akan memembuka kesempatan pendapatan Ciri-ciri Jarak Pagar Family Euphorbiceae Tanaman perdu, tinggi 1 7 m, bercabang tidak teratur Batang kayu slindris, bila terluka mengeluarkan getah Daun lebar, berbentuk jantung atau bulat telur melebar dengan panjang 5 15cm Bunga berwarna kuning kehijauan bunga menjemuk berbentuk malai, berumah satu Umur tanaman dapat mencapai 20 tahun lebih bagi penambahan lowongan pekerjaan dan petani.

Buah Jarak Pagar Buah berbentuk bulat, diameter 2 4 cm Berwarna hijau ketika masih muda dan kuning setelah masak Terbagi menjadi 3 bagian, masing-masing ruang berisi 1 biji Biji Jarak Pagar Biji berbenetuk bulat lonjong Warna kulit biji : coklat kehitaman Warna biji : putih kecoklatan Ukuran panjang 2 cm, lebar 1 cm ALUR PROSES PENGOLAHAN BIJI JARAK MENJADI BIODIESEL

Kapasitas produksi mesin : 300 ltr/hari 3 (tiga) Kg biji Jarak kering menghasilkan 1 kg Biodiesel Dalam setiap unit energi yang digunakan untuk menghasilkan biodiesel maka

akan dihasilkan 3.2 unit energi. Hal ini berarti, penyerapan energi matahari menjadi energi kimia dalam biodiesel adalah sangat efisien.

Crude Palm Oil (CPO) dipasaran biasanya mengandung sekitar 5% Free Fatty Acid (FFA) yang akan mengganggu reaksi utama pembentukan biodiesel, karena itu FFA ini harus dihilangkan atau dikonversi dengan menggunakan katalis asam melalui reaksi Esterifikasi. Secara umum, karakteristik biodiesel untuk konsumsi mesin diesel adalah sebagai berikut: Karakteristik Komposisi Bilangan Setana Densitas, g/mL Viskositas, cSt Titik Kilat, C Energi yang dihasilkan, MJ/Kg Biodiesel Metil Ester 55 0.8624 5.55 172 40.1

Kelebihan Minyak Jarak


Secara fisik, tanaman jarak (Jatropha curcas L) tidak memiliki fungsi lebih selain sebagai tanaman pagar. Buahnya tidak bisa dikonsumsi karena bisa menyebabkan keracunan. Masyarakat di daerah pedesaan sering memanfaatkan tanaman ini untuk mengobati susah buang air besarpada anak bawah lima tahun (balita) atau menghilangkan sakit gigi dengan meneteskan getah pohon jarak ke gigi yang berlubang.

Padahal, jika dicermati, tanaman yang mudah tumbuh di berbagai tempat ini memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Bagaimana tidak? Semua bagian tanaman ini berguna. Daunnya bisa untuk makanan ulat sutra, antiseptik, dan antiradang, sedangkan getahnya bisa untuk penyembuh luka dan pengobatan lain. Dari sekian banyak manfaat yang dikandung tanaman jarak, manfaat paling tinggi berasal dari buahnya. Meski tidak bisa dikonsumsi manusia, daging buah jarak dapat digunakan untuk pupuk hijau dan produksi gas, sementara biji jarak dari varietas tidak beracun bisa digunakan untuk pakan ternak. Lebih dari itu, buah jarak ternyata juga mampu mengantikan peran bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang saat ini harganya kian melambung dan ketersediaannya di perut bumi mulai menipis. Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Robert Manurung, bekerja sama dengan Mitsubishi Research Institute, Jepang, yang saat ini konsen menciptakan bahan bakar alternatif dengan tingkat emisi rendah sesuai dengan kesepakatan Protokol Kyoto untuk menurunkan emisi buangan BBM. Kelebihan minyak jarak sebagai penggerak mesin sebenarnya bukan merupakan hal baru. Jepang pada saat Perang Dunia II sudah menggunakan minyak ini sebagai bahan bakar pesawat tempur dan peralatan perang lainnya. Tapi, seiring dengan kekalahan Jepang oleh Sekutu, popularitas minyak jarak mulai ditinggalkan. Begitu pula dengan masyarakat Nusa Tenggara Barat (NTB) yang zaman dahulu sering memanfaatkan minyak jarak sebagai pengganti minyak tanah. Sebenarnya, banyak keampuhan yang dikandung minyak yang dihasilkan dari biji jarak ini. Selain dapat menggantikan peran solar untuk mesin diesel, minyak jarak memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar yang digantikannya. Kelebihan utama yang dikandung minyak jarak alami ini adalah kandungan emisi. Berdasarkan hasil

penilitan, kadar emisi gas sulfur (SOx), nitrogen (NOx), dan karbon minyak jarak ternyata jauh lebih rendah dibandingkan dengan solar. Minyak jarak bisa menggantikan minyak diesel untuk menggerakkan generator pembangkit listrik. Pohon jarak bisa ditanam di hampir semua wilayah Indonesia. Minyak jarak sangat membantu membangkitkan energi listrik daerah terpencil dan minyak ini bisa diproduksi sendiri oleh komunitas yang membutuhkan listrik, kata Manurung pada sebuah kesempatan di Jakarta, awal 2005 lalu. Tak kalah menarik, nilai ekonomis yang cukup tinggi juga bisa dihasilkan dari minyak ini.(http://www.agromedia.net)

Kendala Penanaman Biji Jarak


Meski pasar biji dan minyak mentah terbuka, bukan berarti bisnis jarak tanpa kendala. Kematangan buah tidak serentak, menyedot banyak tenaga kerja. Tingginya harga mesin pengolah minyak jarak juga jadi hambatan. Untuk mesin pengempa berkapasitas 200 kg per hari, salah satu produsen mesin mematok harga Rp40-juta. Musababnya, produsen mesin belum berpoduksi secara massal. Memang, pekebun dapat berkongsi sehingga lebih ringan. Saat ini belum ada pekebun yang mengolah sendiri biji jarak. Banyak pekebun yang telah memanen, tapi mereka menggunakan biji untuk perluasan tanam. Pekebun lain menjual biji sebagai benih dengan harga Rp20.000 per kg. Padahal, permintaan industri pengolah biodiesel tinggi. Eterindo, misalnya, membutuhkan pasokan 65.000 liter CJO per hari agar mesin pengolah biodiesel berkapasitas 60 ton/hari bisa berpoduksi efisien. Sampai saat ini, pasokan masih di bawah 65.000 liter, ujar Johar.

Meski banyak hambatan, tren penanaman jarak terus membumbung. Di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Ory Octavianus gencar menanam jarak. Bersama warga di sana, ia menargetkan 200.000 hektar hingga 2007. Saat ini baru 1.000 hektar yang ditanam. Muhammad Rosyid, pekebun di Penajam, Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur, bekerjasama dengan pemerintah daerah menanam jarak pagar 10.000 hektar. Hingga saat ini, data luasan lahan jarak belum diketahui. Eko Setiawan SP M.Si, staf Bidang Budidaya Kelompok Kerja Jarak Kamar Dagang Indonesia (Pokja Kadin), memperkirakan luas lahan penanaman jarak pagar akan terus bertambah. Sebab, pengembangan jarak terkait dengan program pemerintah yang akan menanam jarak 10-juta hektar pada 2009.(http://database.deptan.go.id)

Keuntungan

Biodiesel

dari

Minyak

Jarak

Berbagai dampak menguntungkan dapat diperoleh dengan masuknya biodiesel sebagai komponen bahan bakar di Indonesia: 1. Pengurangan kebutuhan impor bahan bakar minyak secara nyata akan dapat dicapai. Misalnya dengan tingkat impor minyak solar saat ini sejumlah 5.770 juta liter per tahun, maka pengeluaran biaya impor yang dapat dihemat, diperkirakan senilai USD 1.154 juta. 2. Berpotensi memberikan pendapatan kepada masyarakat di pedesaan sebesar Rp 376,- untuk tiap liter biodiesel yang dihasilkan, dan berpeluang menyerap tenaga kerja sebanyak 277 orang untuk perkebunan dan mengoperasikan pabrik biodiesel dengan lahan kritis seluas kapasitas 2.800.000 ha 3000 menjadi lahan yang ton/tahun produktif. 3. Penanaman jarak pagar untuk menghasilkan biodiesel mampu memperbaiki areal 4. Berpotensi mengurangi emisi karbon sebanyak 2.636 gram CO2 equivalent untuk

setiap pembakaran 1 liter biodiesel, dengan demikian secara global berpotensi untuk mengurangi emisi gas-gas rumah kaca. 5. Angka Cetane tinggi (>50), yakni angka yang menunjukan ukuran baik tidaknya kualitas Solar berdasarkan sifaf kecepatan bakar dalm ruang bakar mesin. Semakin tinggi bilangan Cetane, semakin cepat pembakaran semakin baik efisiensi termodinamisnya. 6. Titik kilat tinggi, yakni temperatur terendah yang dapat menyebabkan uap Biodiesel menyala, sehingga Biodiesel lebih aman dari bahaya kebakaran pada saat disimpan maupun pada saat didistribusikan dari pada solar 7. Tidak mengandung sulfur dan benzene yang mempunyai sifat karsinogen, serta dapat diuraikan secara alami 8. Menambah pelumasan mesin yang lebih baik daripada solar sehingga akan memperpanjang umur pemakaian mesin 9. Dapat dengan mudah dicampur dengan solar biasa dalam berbagai komposisi dan tidak memerlukan modifikasi mesin apapun 10. Mengurangi asap hitam dari gas asap buang mesin diesel secara signifikan walaupun penambahan hanya 5% - 10% volume biodiesel kedalam solar Mempertimbangkan direkomendasikan penelitian banyaknya potensi dampak yang menguntungkan lanjutan yang meliputi kajian khusus untuk

dengan masuknya biodiesel sebagai bahan bakar cair di Indonesia, dapatlah meningkatkan produktivitas penanaman, aspek teknis penggunaan biodiesel pada mesin diesel kendaraan dan standar mutu yang dibutuhkannya, potensi pasar untuk ekspor biodiesel, dan implikasinya terhadap perekonomian masyarakat dari

penanaman

jarak

pagar

secara

menyeluruh.(http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?

mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-s2-2000-)

Peluang Biodiesel Minyak Jarak di Pasar Indonesia


Setidaknya ada satu optimisme peluang pasar minyak jarak ini cukup terbuka dengan munculnya pernyataan Direktur Utama Pertamina yang menyebutkan bahwa Pertamina siap menampung minyak jarak dari masyarakat untuk diproses lebih lanjut sebagai biodiesel (www.pertamina.com, 18/8/2005). Bahkan Jepang yang terikat komitmen Protokol Kyoto bersiap-siap membeli produk energi alternatif dari minyak jarak ini. Menariknya lagi, harga jual minyak biodiesel dari jarak pagar ini juga relatif lebih murah dibandingkan harga jual minyak solar. Jika harga biji jarak rata-rata Rp 500,- per kg, dengan biaya produksi yang diperkirakan Rp 350,- sampai dengan Rp 600,- per liter, harga jual netto minyak jarak itu sekitar Rp 1400,- sampai dengan Rp 2100,- per liter. (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/19/Jabar/1568342.htm)

Anda mungkin juga menyukai