Anda di halaman 1dari 0

Bab 2: Energi & Hk I T. A. Fauzi Soelaiman & Nathanael P. Tandian hal.: 2.

1
BAB 2. ENERGI DAN HUKUM TERMODINAMIKA I

Bab ini hanya akan membahas Sistem Tertutup (Massa Atur).
Sistem Terbuka atau Volume Atur akan dibahas di Bab 4.

Energi: konsep dasar Termodinamika.
Energi: - dapat disimpan, di dalam sistem
- dapat diubah bentuknya
- dapat dipindahkan, dalam bentuk Kerja atau Panas
- tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan


REVIEW KONSEP MEKANIKA MENGENAI ENERGI

KERJA DAN KINETIK ENERGI

Sebuah benda dengan massa m mempunyai kecepatan V akibat gaya luar F
yang mengikuti lintasannya.

Gaya resultan F dapat dipisah menjadi:
F
s
yang searah lintasan dan
menyebabkan perubahan besaran
kecepatan, dan
F
n
yang tegak lurus lintasan dan
menyebabkan perubahan arah
kecepatan.

Dari Hukum Newton kedua:
Dengan mengatur ulang persamaan dan mengintegrasi, maka:
Suku di sebelah kiri adalah PERUBAHAN ENERGI KINETIK:
Sedangkan suku sebelah kanan adalah KERJ A:
ds
dV
V m
dt
ds
ds
dV
m
dt
dV
m F
s
. . = = =

=
2
1
2
1
. . .
V
V
s
s
s
ds F dV V m

2
1
2
1
.
s
s
s
s
s
s d F ds F

KE KE KE V V m V m dV V m
V
V
V
V
= = = =

1 2
2
1
2
2
2
) (
2
1
.
2
1
. .
2
1
2
1
Bab 2: Energi & Hk I T. A. Fauzi Soelaiman & Nathanael P. Tandian hal.: 2.2
Persamaan ini menyatakan bahwa kerja dari gaya resultan adalah
perubahan energi kinetik benda. Dalam kata lain, PERPINDAHAN
energi sebagai KERJ A PADA benda dapat DISIMPAN dalam bentuk
ENERGI KINETIK.

Energi Kinetik adalah sifat EKSTENSIF dengan satuan sama dengan
energi atau kerja, yaitu: joule, J , ft.lbf, atau Btu.


ENERGI POTENSIAL AKIBAT GRAVITASI
Perhatikan sebuah benda dengan massa m
bergerak vertikal dari z
1
ke z
2
.

Pada benda tersebut terdapat dua gaya:
F
g
= m.g =gaya gravitasi ke bawah, dan
R =gaya luar lainnya ke atas.

Berdasarkan Persamaan 2.6, maka perubahan
energi kinetik adalah kerja totalnya akibat dari
gaya-gaya tersebut:
Suku kedua integral di atas adalah PERUBAHAN ENERGI POTENSIAL
AKIBAT GRAVITASI yang dapat dievaluasi sebagai:
Energi Potensial akibat hal lain dapat berupa energi potensial akibat
perbedaan voltase listrik, akibat perbedaan tekanan, dll.

Energi Potensial adalah sifat EKSTENSIF dengan satuan sama dengan
energi atau kerja, yaitu: joule, J , ft.lbf, atau Btu.

Perhatikan bahwa Energi Kinetik dan Energi Potensial harus dievaluasi pada
kerangka acuan yang ditentukan, dan hanya perubahannya yang relevan
dalam perhitungan.

Contoh:
- menghitung energi kinetik benda pada kereta api yang berjalan
- menghitung energi potensial terhadap dasar sumur, dll.

=
2
1
2
1
. . . ) (
2
1
2
1
2
2
z
z
z
z
dz g m dz R V V m

= = =
2
1
1 2 1 2
) ( . . .
z
z
PE PE PE z z g m dz g m
Bab 2: Energi & Hk I T. A. Fauzi Soelaiman & Nathanael P. Tandian hal.: 2.3

MENGEVALUASI PERPINDAHAN ENERGI SEBAGAI KERJA

Kerja dapat dihitung berdasarkan dua variabel yang dapat diukur:
Definisi KERJA berdasarkan Termodinamika:
Kerja dilakukan oleh sistem pada sekeliling bila efek satu-satunya pada
segala sesuatu di luar sistem DAPAT berupa diangkatnya suatu beban.

Contoh:
Pada sistem A: energi yang masuk berupa gaya dan gerakan yang dapat
dibuat untuk mengangkat beban. J adi energi yang berpindah tersebut
adalah Kerja.
Pada sistem B: energi yang keluar adalah akibat arus dan potensial listrik
(tanpa ada gaya dan gerakan), yang dapat dialirkan ke motor listrik yang
dapat mengangkat beban. J adi energi yang dipindahkan tersebut adalah
Kerja.

Kerja adalah CARA perpindahan energi. Bukan APA yang dipindahkan.
Yang DIPINDAHKAN adalah ENERGI yang kemudian DISIMPAN
setelah KERJ A terjadi.
Kerja BUKAN SIFAT. Tidak dipunyai oleh benda. Kerja bergantung
pada rincian proses dari satu tingkat keadaan ke tingkat keadaan lainnya.
Tidak ada yang disebut kerja dari suatu tingkat keadaan.
Turunan kerja adalah tidak eksak. Tidak dapat dievaluasi dari tingkat
keadaan awal dan akhir saja.

=
2
1
s
s
s d F W

1 2
2
1
W W W W =

Bab 2: Energi & Hk I T. A. Fauzi Soelaiman & Nathanael P. Tandian hal.: 2.4
KONVENSI TANDA (dipilih karena banyak digunakan pada analisis
turbin, motor bakar, dll.)
W >0: kerja dilakukan OLEH sistem, PADA sekeliling
W <0: kerja dilakukan PADA sistem OLEH sekeliling

DAYA: Laju perpindahan energi sebagai kerja.

Satuan daya: J /s atau watt atau W, ft.lbf/s, Btu/h, atau hp (daya kuda).


KERJA EKSPANSI ATAU KOMPRESI

Perhatikan sebuah silinder-torak berisi fluida yang berekspansi.
Pada saat berekspansi, tekanan gas memberikan gaya normal pada torak
sebesar: F = p.A. Kerja sistem ketika torak bergerak sebesar dx adalah:
Dimana dV positif bila volume bertambah, sehingga Kerja dari sistem positif
bila volume bertambah atau berekspansi.

Sebaliknya, bila terjadi kompresi, maka dV negatif dan arah kerja menjadi
sebaliknya.

Kerja sistem saat fluida berekspansi dapat dihitung sebagai:
Integral ini dapat dievaluasi bila hubungan anatara p dan V dapat diperoleh
dengan pasti. Pada kenyataannya, hal ini tidak dapat diperoleh. Oleh karena
itu, diasumsikan sistem berada pada suatu tingkat keadaan semu yang
disebut KESETIMBANGAN KUASI (quasi-equilibrium).

V F t W W

= = /
dV p dx A p dx F W . . . . = = =

=
2
1
.
V
V
dV p W
Bab 2: Energi & Hk I T. A. Fauzi Soelaiman & Nathanael P. Tandian hal.: 2.5
Proses ekspansi dengan Kesetimbangan Kuasi dapat didekati dengan
mengambil pemberat pada gambar di bawah sedikit demi sedikit dan
perlahan-lahan dari atas torak. Setiap kali pemberat diambil, sistem
dibiarkan hingga kondisi kesetimbangannya tercapai sebelum lebih banyak
pemberat diambil. Dengan cara ini, maka sejarah tekanan ketika volume
berubah dapat diperoleh. Penggambaran proses ini pada diagram p-V
menghasilkan luas di bawah kurva yang merupakan kerja dari sistem saat
berekspansi. Perhatikan bahwa luas di bawah kurva proses dari 1 ke 2
bergantung pada sejarah prosesnya, sehingga KERJ A BERGANTUNG
PADA PROSES DAN TIDAK DAPAT DISEBUT SEBAGAI SIFAT.

Bab 2: Energi & Hk I T. A. Fauzi Soelaiman & Nathanael P. Tandian hal.: 2.6
PROSES POLITROPIK: Proses dimana hubungan antara p dan V berupa:
p.V
n
=konstan.

Kerja untuk berbagai proses politropik:

Bila n 1, maka p
1
.V
1
n
= p
2
.V
2
n
=konstan, sehingga:








Bila n =1, maka p
1
.V
1
=p
2
.V
2
=konstan, sehingga:





Bila n =0, maka p
1
.V
0
1
=p
2
.V
0
2
=p konstan (proses isobarik), sehingga:




Bila n =, maka .V
1
=V
2
=V konstan (proses isometrik/isokhlorik),
sehingga:





BEBERAPA CONTOH KERJ A LAINNYA:
Perpanjangan batang pejal,
Perengangan lapisan cairan,
Penyaluran daya poros transmisi,
Kerja elektrik,
Kerja akibat magnetisasi atau polarisasi,
Dll.
n
V p V p
n
V V p V V p
n
V V
n
V
dV
V
dV p W
n n n n
V
V
V
V
n
n
V
V
n
n

= = =


1 1
) ( ) (
1
konst konst
1
konst konst
.
1 1 2 2
1
1 1 1
1
2 2 2
1
1
1
2
1 2
1
2
1
2
1
1
2
1 1
1
2
ln . ln konst konst .
2
1
2
1
V
V
V p
V
V
V
dV
dV p W
V
V
V
V

= = = =
) .( . .
1 2
2
1
2
1
V V p V p dV p W
V
V
V
V
= = =

0 .
2
1

= =
V
V
dV p W
Bab 2: Energi & Hk I T. A. Fauzi Soelaiman & Nathanael P. Tandian hal.: 2.7
HUKUM TERMODINAMIKA PERTAMA (1850an):
Fakta menyatakan bahwa pada proses adiabatika (Q =0), maka kerja netto
yang terjadi antara dua tingkat keadaan selalu sama. Oleh karena itu, kerja
oleh atau dari suatu sistem tertutup yang mengalami proses adiabatik hanya
bergantung pada tingkat keadaan awal dan akhirnya saja dan tidak
bergantung pada proses adiabatiknya.

Oleh karena itu, Perubahan Energinya adalah:
E
2
E
1
= - W
ad


Dalam Mekanika:
ENERGI TOTAL (E): E = PE + KE + U

Dimana:
ENERGI DALAM (U): adalah jumlah total dari energi mikroskopika sistem
akibat getaran, rotasi, translasi, tarikan, dll. antara molekul sistem.


Bab 2: Energi & Hk I T. A. Fauzi Soelaiman & Nathanael P. Tandian hal.: 2.8
PERPINDAHAN ENERGI SEBAGAI PANAS (Q):
Panas adalah modus perpindahan energi yang bukan sebagai Kerja, dan
hanya akan terjadi akibat adanya perbedaan temperatur, dengan arah dari
temperatur tinggi ke temperatur rendah.

KONVENSI TANDA (dipilih karena banyak digunakan pada analisis
PLTU, motor bakar, dll.)
Q >0: panas berpindah dari sekeliling ke sistem.
Q <0: panas berpindah dari sistem ke sekeliling.

MODUS PERPINDAHAN ENERGI SEBAGAI PANAS:
A. KONDUKSI: Perpindahan energi dari zat yang lebih energetik ke
sekelilingnya akibat interaksi antara partikel/molekul.
Hukum Fourier:
Dimana =konduktivitas termal zat (lihat Tabel A-19).

B. RADIASI: Perpindahan energi akibat berubahnya susunan elektronik
atom atau molekul. Tidak memerlukan media penghantar.
Hukum Stefan-Boltzmann:
Dimana (emisivitas) adalah sifat permukaan, dan adalah konstanta
Stefan-Boltzmann.


C. KONVEKSI: Perpindahan energi yang disertai perpindahan massa.
Terdiri dari Konveksi Paksa dan Konveksi Bebas.
Hukum Pendinginan Newton:
Dimana h =koefisien perpindahan panas konveksi (Tabel 2.1)


PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA SISTEM TERTUTUP:
E =E
2
E
1
= Q W
KE + PE + U = Q - W
Persamaan ini dapat pula disebut Hukum Termodinamika I untuk sistem
tertutup.
dx
dT
A Q
x
. . =

) .( . .
4 4
a b e
T T A Q =

) ( .
f b c
T T A h Q =

Bab 2: Energi & Hk I T. A. Fauzi Soelaiman & Nathanael P. Tandian hal.: 2.9

ENERGI ANALISIS SIKLUS:

SIKLUS DAYA: Siklus yang menghasilkan daya.
Kerja netto siklus: W
siklus
= Q
in
Q
out



Efisiensi Termal:



SIKLUS PENDINGIN DAN POMPA PANAS: Siklus untuk
mendinginkan atau memanaskan ruangan.
Kerja netto siklus: W
siklus
= Q
out
Q
in


Koefisien Prestasi (Coefficient of
Performance: COP):

Untuk Siklus Pendingin (yang diinginkan adalah
efek pendinginan):
Untuk Siklus Pompa Panas (yang diinginkan
adalah efek pemanasan):
in
out
in
out in
in
siklus
Q
Q
Q
Q Q
Q
W
=

= = 1
in out
in
siklus
in
Q Q
Q
W
Q

= =
in out
out
siklus
out
Q Q
Q
W
Q

= =
Bab 2: Energi & Hk I T. A. Fauzi Soelaiman & Nathanael P. Tandian hal.: 2.10
Asumsi yang dapat digunakan dalam analisis Massa Atur
(beberapa istilah akan diberikan pada bab lain)
No Asumsi Arti
1. Tingkat keadaan stedi/tunak Sifat-sifat konstan terhadap
waktu, dE/dt =0
2. Tingkat keadaan setiap titik
dalam kesetimbangan
Sifat-sifat dapat diukur oleh alat
ukur
3. Efek/perubahan energi kinetik
dapat diabaikan
KE =0
4. Efek/perubahan energi
potensial dapat diabaikan
PE =0
5. Proses isobarik Tekanan konstan (pada pemanas,
pendingin, ruang bakar, ketel,
atau penukar panas ideal)
6. Proses isotermal Temperatur konstan (pada proses
kompresi yang perlahan)
7. Proses isokhorik Volume konstan (pada wadah
kaku)
8. Proses isenthalpik Entalpi konstan
9. Proses adiabatik Q =0, sistem diisolasi termal
secara ideal
10. Proses isentropik (adiabatik
reversible)
Entropi konstan
11. Proses reversibel dalam Semua kerugian dalam diabaikan
12. Proses politropik P.v
n
=konstan
13. Gas ideal/perfek Mengikuti pv=RT, Z=1, u=u(T),
h=h(T)=u(T)+RT
14. c
p
dan c
v
konstan c
p
dan c
v
konstan, umumnya
terhadap T.
15. Zat inkompresibel
v(T,p) v
f
(T), u(T,p) u
f
(T),
h(T,p) h
f
(T), c
p
=c
v
=c.

Anda mungkin juga menyukai