Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kemajuan pembangunan yang telah dicapai secara menyeluruh telah mempengaruhi berbagai perkembangan dalam kehidupan manusia. Kondisi infrastruktur yang membaik serta berkembangnya tehnologi kedokteran dan kesehatan menyebabkan angka kematian dan kelahiran yang tinggi menjadi rendah.
Hal tersebut mengakibatkan terjadi perubahan struktur umur penduduk, dan perubahan struktur umur yang diikuti dengan meningkatnya umur harapan hidup membawa struktur penduduk menjadi kearah struktur penduduk umur tua.
Perubahan tersebut mengakibatkan terjadi pergeseran pola penyakit serta tingkat kesehatan yang ada di masyarakat dengan determinan yang mempengaruhinya. Terjadi pergeseran urutan penyakit menunjukkan terjadinya perubahan status kesehatan masyarakat. Keadaan tersebut dikatakan dengan transisi epidemiologi.
Transisi epidemiologi maka tidak lepas dari transisi kesehatan. Pertama kali, transisi kesehatan digambarkan pada tahun 1970-an oleh Omran, kemudian Olshanky, Ault:
1. Karena perkembangan sosio-ekonomi, terjadi pergeseran angka mortalitas dan fertilitas yang tinggi menjadi rendah, populasi menjadi lebih besar dan lebih tua, pola penyakit bergeser dari penyakit yang didominasi penyakit infeksi, penyakit perinatal dan kelainan nutrisi menjadi pola penyakit yang didominasi penyakit tidak menular. 2. Klasifikasi konvensional dari 4 tahap yang berhubungan dengan perkembangan sosioekonomi dan pola penyakit.
Transisi kesehatan: proporsi penyebab kematian di Amerika Serikat tahun 1900 1970
Transisi kesehatan: proporsi kematian berdasarkan penyebab kematian (Amerika Serikat, 1900 1970)
2. Tahap II Angka kematian menurun akibat adanya penemuan obat baru dan anggaran kesehatan diperbesar. Namun angka kelahiran tetap tinggi sehingga pertumbuhan penduduk meningkat dengan pesat.
3.Tahap III Angka kematian terus menurun tetapi tidak secepat pada tahap II. Angka kelahiran mulai menurun akibat urbanisasi, pendidikan, dan peralatan kontrasepsi yang makin maju. Tahap II dan III identik dengan masa ketika pandemi dan penyakit menular mulai menghilang pada transisi epidemiologi
4. Tahap IV Angka kelahiran dan kematian mencapai tingkat rendah dan pertumbuhan penduduk kembali ke tahap I, yaitu mendekati nol. Tahap ini identik dengan masa penyakit degeneratif dan penyakit buatan manusia pada transisi epidemiologi.
Tahap
Perkembanga n sosioekonomi
~30
30-50
Sanitasi membaik: infeksi, diet (salt), aging aging, lifestyle berhubungan dengan status soail ekonomi tinggi (diet, aktivitas, adiksi/ ketergantungan obat/NAPZA)
50-55
~70
Perilaku berisiko berkurang dalam populasi (pencegahan dan promosi kesehatan) dan terapi baru
CVD: <50% (penurunan CVD total karena populasi aging dan peningkatan prevalensi karena terapi yang membaik)
Model transisi demografi (Sumber: Omran, Millbank Mem Fund Quart, 1971;49,215 pada Golden Lecture tentang Health Transition in Developing Countries, 2005)
Angka fertilitas rendah Biaya untuk anak mahal Mortalitas berkurang pada anak-anak Keluarga dan masayarakat kurang penting untuk penghuni kota yang mobile (individualistik) Pekerjaan atau industri membuat individu bertanggung jawab terhadap penyelesaian yang baik Pendidikan dan cara pandang rasional menjadi penting Menikah ditunda, migrasi, aborsi dan kontrasepsi
Berpengaruh pada probabilitas menjadi sakit karena perubahan ini berpengaruh pada macam-macam tipe risiko biologis, lingkungan, pekerjaan, sosial dan perilaku yang dikembangkan dengan proses modernisasi. Hubungan modernisasi dengan risiko kesehatan yaitu terjadi pergeseran dari dominasi produksi pertanian ke produksi industri yang menyebabkan pergeseran tempat tinggal dari desa ke kota.
Secara kultural terjadi 2 tranformasi, yaitu perluasan pendidikan dan peningkatan peran wanita dalam pekerjaan yang dihubungkan dengan modifikasi dinamika keluarga dan masyarakat. Secara epidemiologi, perubahan ekonomi, sosial, dan kultur yang dihubungkan dengan modrenisasi mempunyai 2 akibat yang berlawanan, yaitu sebagian membantu menurunkan insiden penyakit menular dan reproduksi, serta sebagian lagi menimbulkan peningkatan penyakit tidak menular dan kecelakaan.
3. Perbaikan organisasi dan teknologi pelayanan kesehatan yang berpengaruh pada Crude Fatality Rate (CFR).
Terjadi perubahan dalam jumlah, distribusi, organisasi dan kualitas pelayanan kesehatan yang mempengaruhi transisi epidemiologi dengan tehnik diagnosis dan terapi yang baik maka CFR dapat diturunkan.
4. Intervensi Pengobatan
Terutama pengaruhnya adalah mengurangi kemungkinan matinya penderita dan pada penderita penyakit kronis hal ini mutlak meningkatkan angka kesakitan karena memperpanjang ratarata lama sakit.
Diagram transisi kesehatan atau transisi epidemiologi akibat dari transisi demografi
Industrialisa si & urbanisasi Perubahan ekonomi, sosial, lingkungan Sanitasi umum, perumahan, pelayanan kesehatan
Nutrisi , Teknologi untuk pelayanan kesehatan Mortalitas , (mortalitas bayi ) Umur harapan hidup , fertilitas
Konsekuensi dari Transisi Kesehatan terhadap Peningkatan Penyakit Tidak Menular di Negara Sedang Berkembang
1. Beban yang meningkat dan tinggi pada kelompok usia produktif. 2. Dampak negatif pada ekonomi mikro: kesehatan pada rumah tangga, dampak tidak langsung pada pelayanan kesehatan anak, biaya kesehatan. 3. Dampak negatif makro ekonomi: dampak jangka pendek pada biaya, dampak jangka panjang pada produksi, eskalasi biaya jangka panjang. 4. Implikasi negatif dari keseimbangan: akses dan informasi terhadap faktor risiko dan terapi. 5. Isue efisiensi alokasi sumber daya: intervensi bersifat pencegahan dan kuratif.
2. Pencegahan Sekunder Bertujuan untuk menemukan kasus sedini mungkin dan memberikan terapi yang tepat serta membatasi kecacatan. Upaya yang bisa dilakukan dengan melakukan skrining, meningkatkan pelayanan kesehatan berupa ketersedaian teknologi diagnositik dan terapi yang semakin canggih dan terjangkau, sehingga banyak kasus yang selamat (survive) dan kualitas hidup survivor membaik.
Pencegahan Tersier Bertujuan untuk membuat optimal survivor dengan sisa kemampuan yang ada sehingga kualitas hidupnya menjadi baik melalui kegiatan rehabilitasi, dan dukungan yang positif dari keluarga survivor.