S DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATOLOGI RSUD WATES
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Mata Kuliah Keperawatan Anak II
Disusun Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2013
LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY. S DENGAN BBLR DI RUANG PERINATOLOGI RSUD WATES
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Mata Kuliah Keperawatan Anak II
Disusun Oleh : Dita Amanda Sakti Feri Suhindra Fery Agustina (P07120111008) (P07120111015) (P07120111016)
TINGKAT III REGULER Telah mendapat persetujuan pada tanggal Oleh : September 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur
hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktek klinik keperawatan dengan judul asuhan keperawatan pada bayi Ny. S dengan BBLR di ruang Perinatologi RSUD Wates sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Anak II. Pembuatan laporan praktek ini tidak akan terlaksana tanpa adanya kerjasama, bantuan, dukungan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada: 1. DR. Lucky Herawati, SKM, M.Kes selaku direktur Politeknik Kesehatan kementrian Kesehatan Yogyakarta, 2. Maria H Bakri, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta, 3. Dra. Ni Ketut Mendri S.Kep.,Ns.,M.Sc., selaku Pembimbing Akademik. 4. Yuni Fery Anto, S.Kep.Ns selaku Pembimbing Klinik RSUD Wates
5. Teman-teman khususnya tinggkat III yang juga banyak membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari laporan praktek ini banyak kekurangan, untuk itu penyusun mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini, yang diharapkan dapat menjadi perbaikan kami di masa mendatang. Demikian laporan praktek ini disusun, apabila banyak kesalahan penyusun mohon maaf dan semoga laporan praktek ini bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, September 2013 Penyusun
A. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) 1. Pengertian Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah (WHO, 1961). Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya (Prawirohardjo, 2006). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction)(Pudjiadi, dkk., 2010) 2. Klasifikasi Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010) : a. Menurut harapan hidupnya 1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram. 2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 10001500 gram. 3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari 1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya 1) Prematuritas murni Prematuritas Murni adalah bayi dengan usia kehamilan < 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai masa gestasi/usia kehamilan atau disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK) Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah : a) Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm b) c) d) e) Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis Umur kehamilan kurang dari 37 minggu Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar f) g) h) Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnu i) Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi dan pelipis dahi dan lengan j) k) Lemak subkutan kurang Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora l) Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah m) Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)
2) Retardasi PertumbuhanJanin Intra Uterin (IUGR) / Dismaturitas IUGR adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan, serta menunjukkan bayi
mengalami retardasi. Dismatur dapat terjadi preterm, term, dan post term. Dismatur Preterm disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB-KMK), Dismatur Term disebut juga Neonatus Cukup Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NCB-SMK), Dismatur Posterm disebut juga Neonatus Kurang Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKB-SMK). Dismatur (IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan .Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu a) Proportionate IUGR Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan bulan sebelum bayi lahir sehingga berat,panjang dada lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi
keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum terbentuknya adipose tissue b) Disporpotionate IUGR Terjadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit , kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang 3. Etiologi Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan Ismawati, 2010).
a. Faktor ibu 1) Penyakit a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih. b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung. c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol. 2) Ibu a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun). c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya. 3) Keadaan sosial ekonomi a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang. b) Aktivitas fisik yang berlebihan c) Perkawinan yang tidak sah b. Faktor janin Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar. c. Faktor plasenta Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.
d. Faktor lingkungan Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun. 4. Patofisiologi Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin tinggi resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi. a. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam tubuh sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan demikian bayi preterm mempunyai potensi terhadap peningkatan hipoglikemia, anemia dll. Hipoglikemia
menyebabkan bayi kejang terutama pada bayi BBLR Prematur. b. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm. c. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan,
koordinasi antara refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai kehamilan 32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan nutrisinya lebih tinggi karena target pencapaian BB nya lebih besar. Penundaan pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus terjadi pada bayi preterm. d. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan kebutuhan kalori yang meningkat. e. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori.
5. Penatalaksanaan Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dilakukan tindakan sebagai berikut: a. Mempertahankan suhu tubuh bayi Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas atau menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir seperti bayi kanguru dalam kantung ibunya. b. Pengawasan Nutrisi atau ASI Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/ kg BB (Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASIlah yang paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/ hari. c. Pencegahan Infeksi Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas / BBLR. Dengan demikian perawatan
dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik. d. Penimbangan Ketat Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat. e. Ikterus Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan kernikterus maka warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat f. Pernapasan Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi harus dirawat terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus dipaparkan untuk mengobserfasi usaha pernapasan g. Hipoglikemi Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula darah secara teratur 6. Prognosa Prognosis bayi berat lahir rendah ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal misalnya masa gestasi ( makin muda masa gestasi / makin rendah berat bayi , makin tinggi angka kematian ) ,
asfiksia/iskemia otak , sindroma gangguan pernapasan , perdarahan interafentrikuler , displasia bronkopulmonal, retrolental fibroplasia, infeksi, gangguan metabolik (asidosis, hipoglikemi, hiperbilirubinemia). Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan perawatan pada saat kehamilan persalinan dan pos natal (pengaturan suhun lingkungan, resusitasi, nutrisi, mencegah infeksi,
mengatasi
gangguan
pernapasan,
asfiksia
hiperbilirubinemia,
darah
5. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC) 6. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
B. Asuhan keperawatan 1. Pengkajian a. Biodata Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan terganggu b. Keluhan utama Menangis lemah,reflek menghisap lemah,bayi kedinginan atau suhu tubuh rendah c. Riwayat penayakit sekarang Lahir spontan,SC umur kehamilan antara 24 sampai 37
minnggu,berat badan kurang atau sama dengan 2.500 gram,apgar pada 1 sampai 5 menit,0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah,4 sampai 6 kegawatan sedang,dan 7-10 normal d. Riwayat penyakit dahulu Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan ganda,hidramnion e. Riwayat penyakit keluarga Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB Paru,Tumor kandungan,Kista,Hipertensi f. ADL 1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya absorbsi kurang/lemah sehingga kebutuhan nutrisi
terganggu
2) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia 3) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan 4) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas 5) Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah
mekonium,produksi urin rendah g. Pemeriksaan 1) Pemeriksaan Umum a) Kesadaran compos mentis b) Nadi : 180X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 120-140X/menit c) RR : 80X/menit pada menit I kemudian menurun sampai 40X/menit d) Suhu : kurang dari 36,5 C 2) Pemeriksaan Fisik a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung rata-rata 120 sampai 160x/menit, bunyi jantung
(murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis atau pucat, pengisisan capilary refill (kurang dari 2-3 detik). b) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan otot aksesoris, cuping hidung, interkostal; frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara 4060x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing atau ronkhi. c) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut bertambah, kulit mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah, warna, konsistensi dan bau), BAB (jumlah, warna,
karakteristik, konsistensi dan bau), refleks menelan dan megisap yang lemah. d) Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin (jumlah, warna, berat jenis, dan PH). e) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks moro, menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi, ekstensi, ukuran lingkar kepala kurang dari
33 cm, respon pupil, tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak. f) Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan. g) Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi, pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas. h) Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm, lingkar lengan atas, lingkar perut, keadaan rambut tipis, halus, lanugo pada punggung dan wajah, pada wanita klitoris menonjol, sedangkan pada laki-laki skrotum belum
berkembang, tidak menggantung dan testis belum turun., nilai APGAR pada menit 1 dan ke 5, kulit keriput. 2. Diagnosa Keperawatan a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan
energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik. b. Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh subkutan. c. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas. d. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.
3. Perencanaan Keperawatan No 1 Diagnosa Perawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi 1. Letakkan bayi terlentang O2 bayi dengan alas yang data, kepala lurus, dan leher sedikit tengadah/ekstensi dengan meletakkan bantal atau selimut diatas bahu bayi sehingga bahu terangkat 2-3 cm seluruh 2. Bersihkan jalan nafas, mulut, Berwarna (pink hidung bila perlu. 2. Jalan nafas harus tetap dipertahankan bebas dari lendir untuk menjamin pertukaran gas yang sempurna. 3. Observasi gejala kardinal dan tanda-tanda cyanosis tiap 4 jam 4. Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian O2 dan pemeriksaan kadar gas darah arteri 2. Thermoregulasi tidak Tujuan Tidak terjadi hipotermia 1. Letakkan bayi terlentang diatas pemancar panas (infant 1. Mengurangi kehilangan panas pada suhu lingkungan 4. Mencegah terjadinya hipoglikemia 3. Deteksi dini adanya kelainan. Rasional 1. Memberi rasa nyaman dan mengantisipasi flexi leher yang dapat mengurangi kelancaran jalan nafas.
Pola nafas tidak efektif Tujuan: berhubungan maturitas pernafasan, keterbatasan perkembangan penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik. otot, dengan Kebutuhan pusat terpenuhi Kriteria: 1. Pernafasan normal 4060 kali permenit. 2. Pernafasan teratur. 3. Tidak cyanosis. 4. Wajah tubuh kemerahan variable). 5. Gas darah normal PH = 7,35 7,45 PCO2 = 35 mm Hg PO2 = 50 90 mmHg dan
berhubungan Kriteria kontrol imatur suhu 1. Suhu tubuh 37,5C dan 36,5
warmer) 2. Singkirkan kain yang sudah dipakai untuk mengeringkan tubuh tubuh, letakkan bayi diatas tubuh, letakkan bayi diatas handuk / kain yang kering dan hangat. 3. Observasi suhu bayi tiap 6 jam. 4. Kolaborasi dengan team medis untuk pemberian Infus Glukosa 5% bila ASI tidak mungkin diberikan.
sehingga meletakkan bayi menjadi hangat 2. Mencegah kehilangan tubuh melalui konduksi.
3. Perubahan suhu tubuh bayi dapat menentukan tingkat hipotermia 4. Mencegah terjadinya hipoglikemia
kebutuhan Tujuan:Kebutuhan kurang dari terpenuhi tubuh Kriteria dengan 1. Bayi mampuan dapat /
nutrisi 1. Lakukan observasi BAB dan BAK jumlah dan frekuensi serta konsistensi. minum personde 2. Monitor turgor dan mukosa mulut.
1. Deteksi adanya kelainan pada eliminasi bayi dan segera mendapat tindakan / perawatan yang tepat. 2. Menentukan derajat dehidrasi dari turgor dan mukosa mulut. 3. Mengetahui keseimbangan cairan tubuh (balance) 4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat.
pespeen
2. Berat badan tidak turun 3. Monitor intake dan out put. 4. Beri ASI/PASI sesuai kebutuhan.
5. Lakukan control berat badan setiap hari. 6. Lakukan control berat badan setiap hari. 4. Resiko berhubungan dengan pertahanan infeksi Tujuan: Selama perawatan tidak terjadi komplikasi (infeksi) 1. Lakukan teknik aseptik dan antiseptik dalam memberikan asuhan keperawatan
5. Penambahan dan penurunan berat badan dapat di monito 6. Penambahan dan penurunan berat badan dapat di monitor 1. Pada bayi baru lahir daya tahan tubuhnya kurang / rendah. 2. Mencegah penyebaran infeksi nosokomial. 3. Mencegah masuknya bakteri dari baju petugas ke bayi
2. Cuci tangan sebelum dan imunologis yang kurang. Kriteria 1. Tidak ada tanda-tanda sesudah melakukan tindakan. infeksi. 2. Tidak ada gangguan fungsi tubuh. 3. Pakai baju khusus/ short waktu masuk ruang isolasi (kamar bayi)
4. Lakukan perawatan tali pusat 4. Mencegah terjadinya infeksi dengan triple dye 2 kali sehari. dan memper-cepat pengeringan tali pusat karena mengan-dung anti biotik, anti jamur, desinfektan. 5. Jaga kebersihan (badan, pakaian) dan lingkungan bayi. 6. Observasi tanda-tanda infeksi dan gejala kardinal 7. Hindarkan bayi kontak dengan 7. Mencegah terjadinya sakit. 8. Kolaborasi dengan team penularan infeksi. 8. Mencegah infeksi dari 5. Mengurangi media untuk pertumbuhan kuman. 6. Deteksi dini adanya kelainan
medis untuk pemberian antibiotik. 9. Siapkan pemeriksaan laboratorat sesuai advis dokter yaitu pemeriksaan DL, CRP.
1. Identitas Nama TTL Jenis kelamin Nama ayah Umur Nama ibu Umur Agama Pendidikan ayah Pendidikan ibu Pekerjaan ayah Pekerjaan ibu Suku kebangsaan Alamat Diagnose medis No RM 2. Keluhan utama Ibu bayi mengeluh bayinya saat lahir memiliki berat badan rendah yaitu 1500 gram. 3. Keluhan lain Pertambahan berat badan bayi lambat, lemah dan tidak bisa menetek. 4. Riwayat Kesehatan Sekarang Klien dirawat di inkubator, tangisan lemah, gerak agak lemah, bibir kering, tidak ada kejang. : By. Ny. S : Kulonprogo, 8 September 2013 jam 17.55 : Perempuan : Tn. S : 48 th : Ny. S : 31 th : Islam : SMA : SMA : Karyawan swasta : Ibu Rumah Tangga : Jawa, Indonesia : Dusun Pulo, Galurejo, Lendah : BBLR, KB, KMK Spontan KPD 4 hari : 57.15.33
5. Riwayat kelahiran dan persalinan a. Antenatal Ny. S menyatakan kehamilan pertama, G1P0A0, usia 31 tahun, klien periksa ANC kurang lebih 5 kali di bidan. Klien juga tidak merokok, makan teratur dan tidak mempunyai riwayat penyakit kehamilan. b. Intranatal Ny. S menyatakan, pada hari Rabu tanggal 5 september 2013 ia merasakan ketuban rembes, namun belum ada tanda persalinan. Ia kemudian
memeriksakan diri ke RSUD Wates, kemudian rawat inap hingga hari Sabtu dan diijinkan pulang. Pada Hari Minggu, jam 08.00 WIB Ny.S datang lagi dengan keluhan yang sama. Jam 17.55 WIB melahirkan secara spontan di kamar bersalin RSUD Wates, usia kehamilan 35 minggu 4 hari, kurang bulan, tidak ada penyulit persalinan, komplikasi persalinan KPD 4 hari, ketuban habis. c. Postnatal Bayi lahir langsung menangis. Usaha nafas spontan. Air ketuban habis. APGAR score 6/8. Tidak ada trauma saat lahir. Klienmendapat Vit K, imunisasi HB 0 dan salep mata chlorampenikol.
6. RiwayatKeluarga a. Genogram
: perempuan
: bayi ny.S
: tinggal serumah
b. Riwayat kesehatan keluarga Ny.S mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada riwayat melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah. Keluarga klien tidak ada riwayat hipertensi, diabetes, ginjal, jantung.
a. Bayi mendapat intake oral ASI 1-2cc setiap 3 jam melalui OGT . Residu 0,5-2 cc awal kelahiran berupa lendir, hari selanjutnya berupa ASI. Klien terpasang IVFD D5% NS b. Aktivitas istirahat Bayi tampak kurang aktif, banyak tidur, menangis keras. c. Perawatan kebersihan diri Bayi mandi di dalam inkubator secara sponge bath setiap pagi hari dan perawatan tali pusat. Popok diganti tiap selesai mandi dan tiap bayi b.a.b serta sudah b.a.k terlalu banyak. Bayi tampak bersih dan tidak tampak tanda iritasi. d. Eliminasi Setelah lahir bayi BAK dan belum BAB. Klien dilakukan lavemen NaCl setelah 2 hari tidak BAB. Feses mekonium jumlah sedikit.
8. Keadaan psikologis orang tua Ny. S menyatakan khawatir dengan keadaan anaknya. Ia menginginkan anaknya cepat pulang seperti bayi- bayi lainnya. Ia mengusahakan untuk taat instrusi dokter dan perawat, agar anaknya cepat pulang. Bayi sangat diinginkan dan seluruh keluarga mendukung kesehatan bayi. Ibu bayi tampak lelah dan mengeluk ASI keluar sedikit.
9. Pemeriksaan fisik a. Keadaan Umum b. Tanda vital N RR :Gerak kurang aktif,menangis kuat, banyak tidur : : 122x/menit :44x/menit
:36,4oC
Lila (kiri) : 7 cm d. Reflek Bayi memiliki reflek moro yang baik, reflek menggenggam baik dan refleks menghisap lemah e. Kepala / Leher Fontanel lunak, tidak cekung dan tidak menonjol, sutura tepat, wajah simetris. f. Mata Terdapat dischart pada mata, sclera tidak ikterik. g. Mulut Mulut terlihat kotor dan kering. Tidak terdapat sianosis dan kelainan labio palato schizis. Terpasang OGT pada mulut bayi untuk mengetahui residu ASI. h. THT 1) Telinga Bentuk telinga simetris, kartilago tampak belum sempurna, tidak ada cairan abnormal 2) Hidung Lubang hidung simetris, tidak terdapat pernapasan cuping hidung. i. Respirasi Bentuk toraks simetris. Diameter anteroposterior :lateral 1:1. Tidak terdapat penggunaan otot-otot pernapasan tambahan. Tidak terdapat retraksi dada. Respirasi 44 kali per menit teratur. Tangisan keras. j. Kardiovaskuler HR 122x/menit, kuat, teratur, posisi kiri atas, tidak terdapat sianosis. k. Gastrointestinal Tidak terdapat distensi abdomen, bising usus (+), residu berupa lendir dan ASI 0,5-2 cc. l. Ekstremitas 1) Atas 2) Bawah m. Umbilikus : lengkap tidak ada kelainan, akral kadang dingin dan pucat : lengkap tidak ada kelainan, akral kadang dingin dan pucat
Tali pusat bayi berwarna hitam pada bagian ujung, namun berwarna kuning keputihan pada bagian lainnya. Tali pusat belum lepas. Tidak tampak tandatanda infeksi pada tali pusat bayi. n. Integumen Kulit berwarna kemerahan, tidak ikterik. Turgor kulit cukup. 10. Terapi b. Termoregulasi dengan inkubator suhu 34oC c. ASI eksklusif melaui OGT d. IVFD D5% NS 11. Pemeriksaan penunjang a. Pemeriksaan darah rutin tanggal 8 september 2013 Parameter HB Hematokrit Leukosit Trombosit Eritrosit MDV PDW PCT Nilai 16 43,1 28,04 77 4,30 11,1 17,3 0,1 Nilai Normal 14 24 44 64 4 - 10,5 150 450 4,8 7,1 6,5 12 9 12 0,108 0,282 FL % % Satuan g/dl % /uL /uL /uL
b. Pemeriksaan GDS tanggal 9 September 2013 jam 18.00 WIB GDS :82 mg/dl
B. ANALISIS DATA No 1 DS : DO : a. UK : 35 mg b. BB : 1580 gram c. Nadi : 122 x/menit d. Suhu : 36,4 C e. RR : 44 x/menit f. 2 Ekstermitas kadang teraba dingin Resiko infeksi Pertahanan tubuh adekuat, prematuritas, status menurun imun tidak
+4
Data
DS : DO : a. Riwayat komplikasi persalinan : KPD 4 hari b. Leukosit 28,04 103 UL c. BB : 1580 gram d. Nadi : 122 x/menit e. Suhu : 36,4 C f. RR : 44 x/menit
g. Terdapat tali pusat yang masih mongering h. Terpasang infuse di ekstermitas atas kanan 3 DS : DO : a. Bayi terpasang OGT b. Bayi tidak dapat menetek ibu c. BB 1580 gram d. Terpasang IVFD D5% di tangan kanan e. Terdapat residu 0,5 - 2 cc/ 3 jam f. 4 Bibir tampak kering Ansietas orang tua keadaan anaknya. Ia menginginkan anaknya cepat pulang. Hospitalisasi anak Ketidakseimbangan Prematuritas,
b. Ia menyatakan khawatir dengan berat badan anaknya yang menurun c. Ibu klien mengeluh produksi ASI sedikit DO: g. Ibu klien tampak cemas terhadap keadaan klien h. Ibu klien tampak lelah dan mata berkantung
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN. 1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas termoregulasi dalam tubuh, ditandai dengan : DS : Ibu bayi menyatakan suhu anaknya tidak stabil, kadang tinggi, kadang rendah. DO : a. UK : 35+4 mg b. BBL : 1500 gram c. Nadi : 122 x/menit d. Suhu : 36,4 C e. RR : 44 x/menit 2. Resiko Infeksi b.d Pertahanan tubuh tidak adekuat, prematuritas, status imun menurun ditandai dengan : DS : DO : a. Riwayat komplikasi persalinan : KPD 4 hari b. Leukosit 28,04 103 UL c. d. e. f. BB : 1580 gram Nadi : 122 x/menit Suhu : 36,4 C RR : 44 x/menit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient ditandai dengan : DS : DO : a. Bayi terpasang OGT
b. Bayi tidak dapat menetek ibu c. BB 1580 gram d. Terpasang IVFD D5% di tangan kanan e. Terdapat residu 0,5 - 2 cc/ 3 jam f. Bibir tampak kering
4. Ansietas orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak, ditandai dengan: DS: a. Ny. S menyatakan khawatir dengan keadaan anaknya. Ia menginginkan anaknya cepat pulang. b. Ia menyatakan khawatir dengan berat badan anaknya yang menurun c. Ibu klien mengeluh produksi ASI sedikit DO: a. Ibu klien tampak cemas terhadap keadaan klien b. Ibu klien tampak lelah dan mata berkantung
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN Nama : By. Ny S Umur : BBL NO 1 Diagnosa Selasa, 10 Sept 2013 Jam 19.30 WIB Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan maturitas termoregulasi dalam tubuh, kurangnya cadangan lemak subkutan d.d : DS : DO : a. UK : 35+4 mg b. BB : 1580 gram c. Nadi : 122 x/menit d. Suhu : 36,4 C e. RR : 44 x/menit f. Ekstermitas kadang teraba dingin Fery A 5. Mandikan inkubator bayi secara dalam sponge Tujuan Selasa, 10 Sept 2013 Jam 19.30 WIB Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, suhu tubuh bayi stabil dengan kriteria hasil : Suhu normal 36-37,5 C Akral hangat Bayi tidak menggigil dan tidak kepanasan Bayi tidak pucat program terapi kolaborasi 4. Anjurkan ibu penggunaan 4. Menjaga kangguru mother care dan kehangatan bayi Intervensi Selasa, 10 Sept 2013 Jam 19.30 WIB 1. Pantau suhu tiap 6 jam
Dx Medis : RM
BBLR
: 57.15.33 Rasional Selasa, 10 Sept 2013 Jam 19.30 WIB 1. Menilai perkembangan
termoregulasi bayi 2. Pantau gejala hipotermi dan 2. Mengetahui lebih dini adanya hipertermi gejala hipertermi hipotermi sehingga dan lebih
cepat teratasi 3. Atur suhu inkubator sesuai 3. Menjaga bayi tetap hangat
dapat
meningkatkan
mempertahankan kehangatan
Fery A 2 Selasa, 09 Juli 2013 Jam 19.30 WIB Resiko Infeksi b.d Selasa, 09 Juli 2013 Jam 19.30 WIB Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, klien terhindar dari infeksi, hasil: TTV normal AL normal Tidak ada tanda letargi dengan kriteria Selasa, 09 Juli 2013 Jam 19.30 WIB a. Kaji TTV dan tanda infeksi b. Lakukan perawatan tali pusat c. Anjurkan ibu mencuci payudara sebelum memeras ASI, kontak dengan bayi d. Kolaborasi pemeriksaan darah lengkap terutama leukosit Dita Dita Selasa, 10 Sept 2013 Jam 19.30 WIB Setelah diberi asuhan Selasa, 10 Sept 2013 Jam 19.30 WIB 1. Pantau intake dan output nutrisi 2. Pantau BB setiap hari 3. Lakukan perawatan mulut 4. Lakukan tanda pengecekan Selasa, 10 Sept 2013 Jam 19.30 WIB 1. Mengetahui nutrisi bayi 2. Mengetahui bayi 3. Memberikan pada bayi kenyamanan perkembangan keseimbangan Dita Selasa, 09 Juli 2013 Jam 19.30 WIB a. Menentukan intervensi lebih lanjut b. Mencegah terjadinya infeksi dan memper-cepat
Pertahanan tubuh tidak adekuat, prematuritas, status imun menurun ditandai dengan : DS : DO : a. Leukosit 28,04 b. BB : 1580 gram c. Nadi : 122 x/menit d. Suhu : 36,4 C e. RR : 44 x/menit 3 Selasa, 10 Sept 2013 Jam 19.30 WIB Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan prematuritas, ketidakmampuan
infeksi silang ibu dan bayi d. Leukosit mengindikasikan infeksi tinggi adanya
keperawatan
selama3x24
jam kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan criteria : a. TTVnormal b. Tidak ada
residu lambung
ibu ASI
cara yang
kapasitas
kerusakan
ASI
6. Berikan intake ASI tiap 3 jam melalui OGT 7. Kelola D5% pemberian IVFD
menetek ibu c. BB 1580 gram d. Terpasang D5% kanan e. Terdapat residu 0,5 - 2 cc/ 3 jam f. 4 Bibir tampak kering Selasa, 10 Sept 2013 Jam 19.30 WIB Setelah diberi asuhan di IVFD tangan Feri S
sering untuk lambung yang belum matur Feri S 7. Memberi tambahan asupan nutrisi Feri S
Selasa, 10 Sept 2013 Jam 19.30 WIB Ansietas orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak, ditandai dengan: DS: a. Ibu klien menyatakan
Selasa, 10 Sept 2013 Jam 19.30 WIB keluarga 1. Berbagi informasi membentuk dukungan atau kenyamanan dan dapat menghilangkan terhadap yang tidak
pasien/orang terdekat untuk mengkomunikasikan dengan seseorang, berbagi pernyataan dan masalah.
cemas berkurang
kondisi
bayi
khawatir dengan keadaan anaknya. Ia menginginkan anaknya cepat pulang. b. Ibu klien menyatakan khawatir dengan berat badan anaknya yang menurun c. Ibu klien mengeluh produksi ASI sedikit DO: a. Ibu klien tampak terhadap
Ibu
klien
melaporkan
2. Berikan informasi mengenai keadaan bayi saat ini, apa yang dapat membuat lebih baik, dan apa yang
menurunkan orangtua.
kecemasan
membuat lebih buruk Fery A 3. Ajarkan dan anjurkan klien 3. Memberikan control situasi, teknik relaksasi dengan meningkatkan perilaku positif.
nafas dalam.
Fery A Fery A
cemas
berkantung
O : T :36,2 oC, HR 123x/menit A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan tercapai sebagian P : Pantau setiap 6 jam
S:O : T :36 oC, HR 119 x/menit A : Termoregulasi tidak efektif, tujuan tercapai sebagian P : Pantau setiap 6 jam
S :O : Tali pusat kering menghitam, tidak ada tanda infeksi, tidak tertutup A : Risiko infeksi, tujuan tercapai sebagian P : Lakukan perawatan setiap hari
Menganjurkan ibu mencuci payudara O : Ibu tampak mengerti dengan anjuran sebelum memerah asi dan cuci tangan sebelum kontak dengan bayi 2 Kamis, 11Sept 2013 Jam 9.00 Melakukan perawatan tali pusat perawat A : Risiko ifeksi, tujuan tercapai sebagian S :O : Tali pusat kering menghitam, tidak ada tanda infeksi, tidak tertutup A : Risiko infeksi, tujuan tercapai sebagian P : Lakukan perawatan setiap hari 3 Selasa, 10 Sept2013 Jam 21.00 Mengecek residu lambung S :O : Residu 0,5 cc berupa ASI, dibuang A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Berikan intake melalui ogt sesuai kapasitas lambung 3 Selasa, 10 Sept2013 Jam 21.00 Memberikan nutrisi melalui ogt ASI S:O : Nutrisi masuk 1 cc A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Berikan nutrisi setiap 3 jam 3 Selasa, 10 Sept 2013 Jam 21.00 Memantau intake dan output bayi S:O :Intake : ASI 1 cc, IVFD D5%, output: urin, residu 0,5 cc A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Pantau setiap 3 jam 3 Rabu, 11 Sept 2013 Jam 9.00 Melakukan oral hygiene S: O : Mulut lebih kering dan bersih A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Lakukan setiap 2 hari 3 Rabu, 11 Sept2013 Jam 9.00 Mengecek residu lambung S :O : Residu 1 cc berupa ASI, dimasukkan A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Berikan intake melalui ogt sesuai kapasitas lambung 3 Rabu, 11 Sept2013 Jam 9.00 Memberikan nutrisi melalui ogt ASI S:O : Nutrisi masuk 1 cc A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Berikan nutrisi setiap 3 jam 3 Rabu, 11 Sept 2013 Jam 9.00 Memantau intake dan output bayi S:O :Intake : ASI 1 cc, IVFD D5%, output: residu 1 cc A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Pantau setiap 3 jam
S :O : tidak ada residu A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Berikan intake melalui ogt sesuai kapasitas lambung
Kamis, 12 Sept 2013 Jam 9.00 Memberikan nutrisi melalui ogt ASI
S:O : Nutrisi masuk 2 cc A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Berikan nutrisi setiap 3 jam
Kamis, 12 Sept 2013 Jam 9.00 Memantau intake dan output bayi
S:O :Intake : ASI 2 cc, IVFD D5%, output: urin A : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, tujuan tercapai sebagian P : Pantau setiap 3 jam
Selasa, 10 Sept 2013 Jam 17.00 Mengkaji tingkat kecemasan ibu bayi
S: Ibu klien mengatakan cemas dengan kondisi anaknya O : Ibu klien tampak lelahdan cemas A : Ansietas sedang orang tua, tujuan tercapai sebagian P : Berikan penjelasan yang dibutuhkan klien
Selasa, 10 Sept 2013 Jam 17.00 Memberikan penjelasan terhadap ketidakpahaman ibu klien
S: Ibu klien mengatakan lebih mengetahui keadaan klien O :Ibu klien tampak mengerti A : Ansietas orang tua, tujuan tercapai sebagian P : Berikan penjelasan yang dibutuhkan klien
PENUTUP A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada By. Ny. S dengan dx medis BBLR KB KMK KPD 4 hari didapatkan 4 diagnosis keperawatan yaitu : 1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas termoregulasi dalam tubuh 2. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh menurun, prematuritas, pertahanan tubuh tidak adekuat 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient 4. Ansietas orang tua berhubungan dengan hosptalisasi anak Dari kelima diagnosis keperawatan di atas semua teratasi sebagian : 1. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Imaturitas termoregulasi dalam tubuh karena bayi masih mendapat terapi incubator 2. Risiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh menurun, prematuritas, pertahanan tubuh tidak adekuat karena tali pusat bayi masih dalam proses pengeringan, bayi masih terdapat luka prosedur invasive infuse D5% 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan prematuritas, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient karena klien masih mendapat nutrisi melalui OGT 4. Ansietas orang tua berhubungan dengan hosptalisasi anak karena ibu klien masih tampak sedikit cemas
B. Saran
Untuk perawat 1. Diharapkan dapat menjaga kerjasama yang bagus yang sudah terjalin antara sesama perawat maupun tim kesehatan lain 2. Diharapkan memeprtahankan dan meningkatkan kinerja dalam melakukan asuhan keperawatan sesuai standar 3. Diharapkan dapat mempertahanan sikap profesional dan ramah tamah kepada klien Untuk praktikan 1. Diharapkan mampu menerapkan teori yangsudah dipelajari dengan praktik nyata di Ruang NICU RISUD Wates 2. Diharapkan mampu memanfaatkan kesempatan yang singkat untuk mendapatkan pembelajaran yang banyak di NICU RSUD Wates 3. Diharakan aktif bertanya kepada perawat maupun tim kesehatan lainnya apabila ada hal yangbelum dimengerti
Untuk Keluarga Klien 1. Diharapkan selalu menaati program pengobatan yang ada 2. Diharakan mampu kooperatif terhadap semua instruksi dari para tenaga kesehatan
Daftar Pustaka
Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC. Garna, Heri.dkk. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak Edisi Ke dua.Bandung : FKU Padjadjaran. Markum. 1998. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Ajar Jilid 1, Bagian Kesehatan Anak , Fakultas UI, Jakarta. Proverawati, Atikah, SKM MPh dan Cahyo Ismawati S, S Berat Badan lahir Rendah DLkpi : Asuhan pada BBLR. Jakarta : Pustaka Tarbiyah Baru Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: IDAI. Shelov, Steven P dan Hannemann, Robert E. 2004. Panduan Lengkap Perawatan Bayi Dan Balita. The American Academy Of Pediatrics.
Jakarta : ARCAN. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 2002. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : FKUI. Supartini, Yupi, S.Kep, MSc. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC Supartini,Asrining. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta : Penerbit EGC
5. Pathways