Anda di halaman 1dari 20

TUGAS REKAYASA LINGKUNGAN

OXYGEN PUMP METHOD IN BALTIC SEA METODE OKSIGENASI DI LAUT BALTIK

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK XI
Bianca Fransnadia Deny Wulandari Imam Hanafi (1107114226) () ()

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1 FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU 2012

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Reakayasa Lingkungan ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas kelompok untuk mata kuliah Rekayasa Lingkungan tentang usaha-usaha pengelolaan lingkungan yang berskala internasional, dimana dalam makalah ini, penulis mengambil judul yaitu Oxygen Pump Method in Baltic Sea (Metode Oksigenasi di Laut Baltik). Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik serta bimbingan dari pembaca sekalian. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala bantuan dan dorongan semangat yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap agar karya ilmiah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian dan dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi para pembaca dan seluruh pihak yang terkait, terutama dalam masalah kelestarian lingkungan.

Pekanbaru, 31 Oktober 2012 Pe nulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................. ......................i Daftar Isi ........................................................................................................................ ....................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang......................................................................................................... ................... 1 1.2Rumusan Masalah ......................................................................................................... ............ 2 1.3Tujuan Penulisan ...................................................................................................... ................. 2 1.4Manfaat Penulisan ...................................................................................................... .............. 2 1.5Sistematika Penulisan ...................................................................................................... ......... 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sekilas tentang Laut Baltik ........................................................................................................ 4 2.2 Berbagai Jenis Limbah di Laut Baltik .......................................................................................... 5 2.3 Upaya Mengembalikan Kelestarian Laut Baltik .........................................................................5 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ ........................9

3.2 Saran .................................................................................................................. ........................9 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ ...............10

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai daerah dimana sesuatu makhluk

hidup berada serta keadaan yang meliputi suatu makhluk hidup, terutama kombinasi dari berbagai kondisi fisik diluar makhluk hidup yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan makhluk hidup untuk bertahan hidup ataupun gabungan dari kondisi sosial-budaya yang berpengaruh pada keadaan suatu individu makhluk hidup.

Sedangkan menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Berdasarkan pengertian diatas, bukan merupakan rahasia lagi, jikalau lingkungan hidup adalah suatu hal yang harus kita lestarikan dan kita pelihara. Perkembangan IPTEK dan sifat manusia, yakni hidup secara konsumtif, telah mempengaruhi kondisi lingkungan di sekitar kita. Perlahan nan pasti, kondisi lingkungan kita telah berubah. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh manusia. Satu diantaranya adalah tujuan akhir dari sistem pembuangan limbah yang cenderung mengarah kepada biota sungai dan laut, yang merupakan biota paling krusial dalam kelangsungan kehidupan manusia. Aliran pupuk, limbah dan polutan industri adalah beberapa jenis produk yang dialirkan ke sungai dan laut dalam jumlah yang banyak, terutama di perairan Laut Baltik, sehingga jumlah nitrogen dan fosfor di laut dalam jumlah yang berlebihan dapat mengancam ekosistem yang terdapat di Laut Baltik. Sudah seharusnya, kita sebagai salah satu penyuplai kerusakan lingkungan, tidak hanya berdiam diri. Menemukan solusi yang terbaik adalah jawaban yang paling tepat dalam mengurangi bahkan memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi. Upaya inilah yang tengah dilakukan para peneliti di Swedia untuk mengembalikan kembali fungsi Laut Baltik. Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang metode oksigenasi ini lebih terperinci. Sehingga, kita dapat mengetahui tentang Laut Baltik beserta permasalahan yang terjadi di Laut Baltik beserta upaya penanganannya. Serta upaya apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan di Indonesia.

1.2

Rumusan Masalah Beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam pembahasan adalah : 1. 2. 3. Sekilas tentang Laut Baltik Limbah-limbah yang terdapat di Laut Baltik Dampak pembuangan limbah di Laut Baltik

4.

Upaya mengembalikan kelestarian Laut Baltik

1.3

Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari pembuatan Karya Ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Rekayasa Lingkungan 2. Untuk menjelaskan bahaya yang ditimbulkan oleh pembuangan limbah yang mengarah ke laut, terutama Laut Baltik 3. Untuk mengetahui solusi terbaik untuk mengembalikan kelestarian Laut Baltik

1.4

Manfaat Penulisan 1. Bagi masyarakat, dapat menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat tentang sisi negative dari pembuangan limbah ke laut. 2. Bagi masyarakat, dapat memberi informasi mengenai cara-cara meminimalisir kerusakan ekosistem di perairan dengan mengacu pada metode yang digunakan di luar negeri 3. Bagi masyarakat, memberi motivasi agar mencintai dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

1.5

Sistematika Penulisan Berikut ini adalah sistematika penulisan : BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan 1.5 Sistematikan Penulisan BAB II : PEMBAHASAN 2.1 Sekilas tentang Laut Baltik 2.2 Berbagai Jenis Limbah di Laut Baltik Beserta Dampaknya 2.3 Upaya Mengembalikan Kelestarian Laut Baltik BAB III : PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran

BAB I PENDAHULUAN

1.6

Latar Belakang Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai daerah dimana sesuatu makhluk

hidup berada serta keadaan yang meliputi suatu makhluk hidup, terutama kombinasi dari

berbagai kondisi fisik diluar makhluk hidup yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan makhluk hidup untuk bertahan hidup ataupun gabungan dari kondisi sosial-budaya yang berpengaruh pada keadaan suatu individu makhluk hidup. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Berdasarkan pengertian diatas, bukan merupakan rahasia lagi, jikalau lingkungan hidup adalah suatu hal yang harus kita lestarikan dan kita pelihara. Perkembangan IPTEK dan sifat manusia, yakni hidup secara konsumtif, telah mempengaruhi kondisi lingkungan di sekitar kita. Perlahan nan pasti, kondisi lingkungan kita telah berubah. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh manusia. Satu diantaranya adalah tujuan akhir dari sistem pembuangan limbah yang cenderung mengarah kepada biota sungai dan laut, yang merupakan biota paling krusial dalam kelangsungan kehidupan manusia. Aliran pupuk, limbah dan polutan industri adalah beberapa jenis produk yang dialirkan ke sungai dan laut dalam jumlah yang banyak, terutama di perairan Laut Baltik, sehingga jumlah nitrogen dan fosfor di laut dalam jumlah yang berlebihan dapat mengancam ekosistem yang terdapat di Laut Baltik. Sudah seharusnya, kita sebagai salah satu penyuplai kerusakan lingkungan, tidak hanya berdiam diri. Menemukan solusi yang terbaik adalah jawaban yang paling tepat dalam mengurangi bahkan memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi. Upaya inilah yang tengah dilakukan para peneliti di Swedia untuk mengembalikan kembali fungsi Laut Baltik. Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang metode oksigenasi ini lebih terperinci. Sehingga, kita dapat mengetahui tentang Laut Baltik beserta permasalahan yang terjadi di Laut Baltik beserta upaya penanganannya. Serta upaya apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan di Indonesia.

1.7

Rumusan Masalah Beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam pembahasan adalah :

5. 6. 7. 8.

Sekilas tentang Laut Baltik Limbah-limbah yang terdapat di Laut Baltik Dampak pembuangan limbah di Laut Baltik Upaya mengembalikan kelestarian Laut Baltik

1.8

Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari pembuatan Karya Ilmiah ini adalah sebagai berikut : 4. Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Rekayasa Lingkungan 5. Untuk menjelaskan bahaya yang ditimbulkan oleh pembuangan limbah yang mengarah ke laut, terutama Laut Baltik 6. Untuk mengetahui solusi terbaik untuk mengembalikan kelestarian Laut Baltik

1.9

Manfaat Penulisan 4. Bagi masyarakat, dapat menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat tentang sisi negative dari pembuangan limbah ke laut. 5. Bagi masyarakat, dapat memberi informasi mengenai cara-cara meminimalisir kerusakan ekosistem di perairan dengan mengacu pada metode yang digunakan di luar negeri 6. Bagi masyarakat, memberi motivasi agar mencintai dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

1.10

Sistematika Penulisan Berikut ini adalah sistematika penulisan : BAB I : PENDAHULUAN 1.6 Latar Belakang

1.7 Rumusan Masalah 1.8 Tujuan Penulisan 1.9 Manfaat Penulisan 1.10 Sistematikan Penulisan BAB II : PEMBAHASAN 2.1 Sekilas tentang Laut Baltik 2.2 Berbagai Jenis Limbah di Laut Baltik Beserta Dampaknya 2.3 Upaya Mengembalikan Kelestarian Laut Baltik BAB III : PENUTUP 6.1 Kesimpulan 6.2 Saran

BAB I PENDAHULUAN

1.11

Latar Belakang Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai daerah dimana sesuatu makhluk

hidup berada serta keadaan yang meliputi suatu makhluk hidup, terutama kombinasi dari berbagai kondisi fisik diluar makhluk hidup yang mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan kemampuan makhluk hidup untuk bertahan hidup ataupun gabungan dari kondisi sosial-budaya yang berpengaruh pada keadaan suatu individu makhluk hidup. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Berdasarkan pengertian diatas, bukan merupakan rahasia lagi, jikalau lingkungan hidup adalah suatu hal yang harus kita lestarikan dan kita pelihara. Perkembangan IPTEK dan sifat manusia, yakni hidup secara konsumtif, telah mempengaruhi kondisi lingkungan di sekitar kita. Perlahan nan pasti, kondisi lingkungan kita telah berubah. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh manusia. Satu diantaranya adalah tujuan akhir dari sistem pembuangan limbah yang cenderung mengarah kepada biota sungai dan laut, yang merupakan biota paling krusial dalam kelangsungan kehidupan manusia. Aliran pupuk, limbah dan polutan industri adalah beberapa jenis produk yang dialirkan ke sungai dan laut dalam jumlah yang banyak, terutama di perairan Laut Baltik, sehingga jumlah nitrogen dan fosfor di laut dalam jumlah yang berlebihan dapat mengancam ekosistem yang terdapat di Laut Baltik. Sudah seharusnya, kita sebagai salah satu penyuplai kerusakan lingkungan, tidak hanya berdiam diri. Menemukan solusi yang terbaik adalah jawaban yang paling tepat dalam mengurangi bahkan memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi. Upaya inilah yang tengah dilakukan para peneliti di Swedia untuk mengembalikan kembali fungsi Laut Baltik. Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang metode oksigenasi ini lebih terperinci. Sehingga, kita dapat mengetahui tentang Laut Baltik beserta permasalahan yang terjadi di Laut Baltik beserta upaya penanganannya. Serta upaya apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan di Indonesia.

1.12

Rumusan Masalah Beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam pembahasan adalah : 9. 10. 11. 12. Sekilas tentang Laut Baltik Limbah-limbah yang terdapat di Laut Baltik Dampak pembuangan limbah di Laut Baltik Upaya mengembalikan kelestarian Laut Baltik

1.13

Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari pembuatan Karya Ilmiah ini adalah sebagai berikut : 7. Untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Rekayasa Lingkungan 8. Untuk menjelaskan bahaya yang ditimbulkan oleh pembuangan limbah yang mengarah ke laut, terutama Laut Baltik 9. Untuk mengetahui solusi terbaik untuk mengembalikan kelestarian Laut Baltik

1.14

Manfaat Penulisan 7. Bagi masyarakat, dapat menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat tentang sisi negative dari pembuangan limbah ke laut. 8. Bagi masyarakat, dapat memberi informasi mengenai cara-cara meminimalisir kerusakan ekosistem di perairan dengan mengacu pada metode yang digunakan di luar negeri 9. Bagi masyarakat, memberi motivasi agar mencintai dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

1.15

Sistematika Penulisan Berikut ini adalah sistematika penulisan :

BAB I : PENDAHULUAN 1.11 Latar Belakang 1.12 Rumusan Masalah 1.13 Tujuan Penulisan 1.14 Manfaat Penulisan 1.15 Sistematikan Penulisan BAB II : PEMBAHASAN 2.1 Sekilas tentang Laut Baltik 2.2 Berbagai Jenis Limbah di Laut Baltik Beserta Dampaknya 2.3 Upaya Mengembalikan Kelestarian Laut Baltik BAB III : PENUTUP 9.1 Kesimpulan 9.2 Saran

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Sekilas Tentang Laut Baltik

Gambar 2.1 Lokasi Laut Baltik Lokasi : Sebelah timur Benua Eropa,dibatasi Semenanjung Skandinavia, daratan Eropa bagian tengah dan timur, serta Denmark. Mengalir menuju Kattegat dan Laut Utara. Panjang Lebar Luas Permukaan : 1.600 km (990 mil) : 193 km (120 mil) : 415.266 km2 dengan luas daerah tangkapan 1.700.000 km2 yang membentang di atas Laut Baltik dan empat kali lebih besar dari ukuran Laut Baltik itu sendiri. Kedalaman tercatatat sedalam 459 m. Daerah Tangkapan : 60%-70% dari daerah tangkapan Laut Baltik merupakan lahan pertanian (Jerman, Denmark, dan Polandia). 65%-90% dari daerah tangkapan air terletak di Finlandia, Rusia, Swedia dan Estonia. Populasi : Lebih dari 85 juta orang tinggal di daerah tangkapan Baltik (26% : Kedalaman rata-rata 50 m. Kedalaman yang paling dalam

tinggal di daerah metropolitan, 45% di daerah perkotaan yang lebih kecil, dan 29% di daerah pedesaan. Hampir 15 juta orang hidup dalam 10 km dari pantai. Jalur Pelayaran Laut Baltik, termasuk kapal tanker minyak besar, kapal yang mengangkut kargo berbahaya dan berpotensi mencemari Laut Baltik, dan kapal feri berpenumpang. Sehingga Laut Baltik menjadi salah satu jalur pelayaran yang tersibuk di dunia. : Sekitar 2000 kapal yang cukup besar biasanya akan melintasi

2.2

Berbagai Jenis Limbah di Laut Baltik Menurut Mannion dan Bowlby (1992), bahan-bahan pencemar yang dibuang kelaut

dapat diklasifikasikan menjadi : a. Golongan non-konservatif terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu : Buangan yang dapat terurai (seperti sampah dan lumpur) Buangan dati industri pengolahan makanan, proses distilasi (penyulingan), industri-industri kimia dan tumpahan minyak. Pupuk,umumnya dari industri pertanian Buangan dissipasi, pada dasarnya adalah energi dalam bentuk panas dari buangan air pendingin. b. Golongan konservatif terbagi dalam dua bentuk, yaitu : Partikulat,buangan dari penambangan misalnya tumpahan dari batu bara, debu-debu halus,plastik-plastik inert Buangan yang terus menerus yang terbagi lagi dalam tiga bentuk : Logam-logam berat (merkuri, timbal,zinkum)

Hidrokarbon terhalogenasi (DDT dan pestisida lainnya)

2.3 2.3.1

Upaya Mengembalikan Kelestarian Laut Baltik Pengertian Zona Mati atau Dead Zone Zona mati atau Dead Zone adalah area di suatu perairan yang sangat luas yang

tidak memiliki kehidupan karena hilangnya oksigen dan dilepaskannya gas hidrogen sulfida (H2S), akibat pemanasan global terhadap temperatur air laut sehingga menyebabkan terjadinya zona mati atau dead zone. Menurut laporan dari World Resources Institute(WRI), saat ini sudah ada lebih dari 530 zona mati,meliputi lebih dari 95.000 mil persegi, dan salah satu zona mati yang dicatat oleh WRI-sekaligus juga zona mati terbesar di dunia akibat ulah manusia- adalah zona mati yang terletak di Laut Baltik. Laut Baltik telah mengalami kerusakan yang terus berkelanjutan selama 60 tahun terakhir akibat meningkatnya limbah manusia dan industri. Ada dua hal penyebab utama turunnya tingkat oksigen dalam air, yaitu : 1. Sejalan dengan memanasnya air, kemampuan air untuk menyerap oksigen menjadi berkurang. 2. Gangguan dari arus air dan cuaca menghalangi oksigen untuk disalurkan ke area tersebut, sehingga akan menjadi pertanda buruk masa depan laut di Bumi. Hal ini juga dapat diakibatkan adanya pembuangan limbah ke laut.

2.3.2

Penyebab Zona Mati atau Dead Zone dan Proses Terjadinya Zona mati atau dead zone disebabkan oleh proses eutrofikasi-sebuah proses

dimana badan air menerima kelebihan gizi, terutama nitrogen dan fosfor. Sehingga, ketika senyawa tersebut terlarut dalam air, senyawa tersebut akan berperan sebagai pupuk dan dengan demikian akan meningkatkan pertumbuhan tanaman yang dalam hal ini adalah alga. Fenomena eutrofikasi ini baru disadari pada awal abad ke-20 saat alga menguasai danau-danau dan ekosistem perairan lainnya. Masalah ini, diduga kuat akibat adanya aliran limbah domestik. Namun, pada saat itu belum diketahui secara

pasti unsur kimiawi yang sesuangguhnya berperan besar dalam proses eutrofikasi. Melalui penelitian jangka panjang, para peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa fosfor adalah sumbangsih utama diantara nutrien utama tanaman lainnya (Karbon(C), Nitrogen (N), dan Fosfor (P) di dalam proses eutrofikasi. Eutrofikasi disebabkan beberapa hal diantaranya akrena ulah manusia yang tidak ramah terhadap lingkungan, karena hampir 90% disebabkan oleh aktivitas manusia dibidang pertanian. Kebiasaan para petani yang menggunakan pestisida atau insektisida untuk memberantas hama, namun kemasan pestisida yang dibuang sembarangan sehingga terbawa aliran air, ataupun penggunaan pupuk yang berlebihan sehingga terbawa aliran air menjadi salah satu penyebab terjadinya eutrofikasi. Berdasarkan Buku Phosphorus Chemistry in Everday Living, manusia berperan besar sebagai penyumbang limbah fosfat. Limbah organik yang masuk ke dalam perairan dalam bentuk padatan yang terendap, koloid, tersuspensi dan terlarut akan menyebabkan penurunan oksigen terlarut dalam badan air, sehingga mengganggu pernapasan fauna air.

Gambar 2.3.1 Proses terjadinya eutrofikasi

2.3.3

Upaya Mengembalikan Kelestarian di Laut Baltik Baru-baru ini para peneliti menemukan metode terbaru untuk menanggulangi

proses eutrofikasi di Laut Baltik. Metode tersebut dinamakan Oxygenating atau dalam istilah bahasa indonesia dinamakan oksigenasi.

Dengan metode oksigenasi ini, akan merubah atau memperbaiki kualitas dasar Laut Baltik untuk tetap mempertahankan ekosistem di dalamnya, sehingga dengan metode ini diharapkan dapat menangani eutrofikasi. Dengan melakukan studi di Fjord dari Byfjorden dan Kanholmsfjarden, para peneliti di Universitas of Gothenburg membuktikan bahwa metode oksigenasi adalah sebuah upaya yang cukup efektif. Hla ini dikarenakan, metode ini dapat mengurangi masukan nutrisi ke laut untuk mengurangi eutrofikasi. Metode ini diadaptasi dari darat, yaitu menciptakan lahan basah, yang didasarkan pada menciptakan kondisi yang diperlukan untuk layanan ekosistem yang secara efektif dapat mengikat nutrisi. Dengan proses Oxygenating, setiap kilometer persegi permukaan bawah laut akan dapat mengikat 3 ton fosfor dalam waktu singkat akibat efek murni geokimia. Oksigenasi ini akan membutuhkan 100 stasiun pompa yang dibangun disekitar Laut Baltik untuk menyalurkan oksigen ke dalam air untuk melawan penurunan jumlah oksigen dan mencegah pertumbuhan zona mati. Proses Oxygenating : 1. Ombak memiliki energi kinetik dan energi potensial, kemudian energi tersebut akan diubah menjadi energi potensial di kolom air. 2. Kolom air akan menyebabkan terjadinya riak kecil 3. Ombak atau air tadi akan memasuki Oxygen Pump (Oxygen Pump berdiameter 6 m). Dengan total efisiensi dari energi ombak sebesar 30%. 4. Permukaan air yang kaya oksigen tadi akan dipompa kebawah permukaan laut. 5. Angin akan menyebabkan sirkulasi yang dapat meningkatkan kekuatan atau daya energi ombak.

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Zona mati atau Dead Zone adalah area di suatu perairan yang sangat luas yang tidak memiliki kehidupan karena hilangnya oksigen dan dilepaskannya gas hidrogen sulfida (H2S), akibat pemanasan global terhadap temperatur air laut sehingga menyebabkan terjadinya zona mati atau dead zone. Zona mati atau dead zone disebabkan oleh proses eutrofikasi-sebuah proses dimana badan air menerima kelebihan gizi, terutama nitrogen dan fosfor. Sehingga, ketika senyawa tersebut terlarut dalam air, senyawa tersebut akan berperan sebagai pupuk dan dengan demikian akan meningkatkan pertumbuhan tanaman yang dalam hal ini adalah alga. Dengan metode oksigenasi ini, akan merubah atau memperbaiki kualitas dasar Laut Baltik untuk tetap mempertahankan ekosistem di dalamnya, sehingga dengan metode ini diharapkan dapat menangani eutrofikasi. Dengan melakukan studi di Fjord dari Byfjorden dan Kanholmsfjarden, para peneliti di Universitas of Gothenburg membuktikan bahwa metode oksigenasi adalah sebuah upaya yang cukup efektif. Hla ini dikarenakan, metode ini dapat mengurangi masukan nutrisi ke laut untuk mengurangi eutrofikasi.

3.2

Saran Sebaiknya, demi kelancaran dan peningkatan mutu dan kualitas Laut Baltik, perlu

mendapat perhatian yang serius, tidak hanya dari kalangan pemerintah dan pemerhati lingkungan, namun juga dari berbagai pihak terutama dari masyarakat sekitar demi

perbaikan ekosistem di Laut Baltik. Indonesia perlu mencontoh tindakan yang dilakukan oleh pihak asing dalam menangani masalah lingkungan dengan serius.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.saveourbalticsea.com/index.php/our-baltic-sea/about-the-baltic-sea http://www.helcom.fi/environment2/nature/en_GB/facts/ http://www.itameriportaali.fi/en_GB/ http://www.savethesea.org/STS%20dead%20zones.htm http://wwf.panda.org/what_we_do/where_we_work/baltic/?uNewsID=136602 http://www.youtube.com/watch?v=Z7vDaOohzFI http://www.youtube.com/watch?v=TPoGW7AuHyM http://www.youtube.com/watch?v=Bopltaypvgs http://www.youtube.com/watch?v=CubY_wy2mSQ http://www.youtube.com/watch?v=4EXTKYIsTDw http://www.livescience.com/environment/ap_060727_dead_zone.html http://sin9gih.wordpress.com/2010/12/04/eutrofikasi-perairan/

Anda mungkin juga menyukai