Anda di halaman 1dari 1

Risk factor merupakan suatu karakteristik, perilaku, atau paparan yang berhubungan dengan suatu penyakit tertentu.

Hubungan tersebut tidak selalu sebagai penyebab. Faktor ini bisa berada di dalam mulut atau lebih sebagai faktor sistemik terhadap host. Risk factor ini misalnya merokok, Diabetes Mellitus, penumpukan bakteri, anatomi gigi, dan patogen mikroba pada gigi. Seperti telah diketahui, penyakit periodontal berhubungan dengan Diabetes melitus (DM) dan penyakit sistemik lainnya. Insiden DM dilaporkan cukup tinggi di beberapa negara yang artinya berdampak negatif bagi kesehatan rongga mulut. Penderita DM lebih rentan terhadap infeksi terutama pada penderita diabetes yang tidak terkontrol. Bila dilakukan scalling pada penderita diabetes tanpa tindakan profilaksis, dapat menyebabkan timbulnya abses periodontal. Contoh lain dari risk factor misalnya merokok. Merokok merupakan penyebab berbagai kondisi patologik yang dapat menimbulkan penyakit dan bahkan kematian. Nikotin dalam rokok merusak sistem respons imun dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah termasuk pembuluh darah jaringan sekitar gigi geligi. Dari beberapa penelitian pada perokok, dijumpai adanya pembentukan plak gigi dan menurunnya ambang inflamasi gingiva. Dari hal tersebut, dapat dikatakan terdapat keterkaitan antara perokok dengan early onset periodontitis, dan pada jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan periodontal yang mengakibatkan tanggalnya gigi-geligi. Risk determinant disebut juga dengan background characteristic, yaitu faktor-faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit. Risk determinant mencakup beberapa hal, antara lain genetik, jenis kelamin, umur, status social ekonomi, stress, dll. Salah satu contoh risk determinant yaitu umur. Pada umumnya, orang tua memiliki imunitas yang rendah. Sehingga menyebabkan bakteri rongga mulut dengan mudah melekatkan diri pada permukaan dan tepi gingiva yang tidak memiliki system pertahanan. Keadaan ini dapat mempercepat perkembangan penyakit periodontal. Banyak penilitian yang menyatakan bahwa keparahan periodontal akan meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Penyakit periodontal lebih banyak dijumpai pada orang tua daripada kelompok yang muda, walaupun keadaan ini lebih sering dikaitkan sebagai akibat kerusakan jaringan yang kumulatif selama hidup (proses aging). Risk indicator merupakan semua faktor resiko yang berpotensi diidentifikasi berhubungan dengan penyakit melalui case-control atau penelitian cross-sectional. Risk indicator antara lain yaitu HIV/AIDS, osteoporosis, frekuensi control, dll. HIV/AIDS: Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu risk indicator dari penyakit periodontal. Setiap penyakit yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh merupakan predisposisi dari penyakit periodontal. Pada pasien dengan HIV positif terdapat sejumlah besar bakteri penyakit periodontal (candida albicans, P.gingivalis, bakteri anaerob berpigmentasi hitam, dan A. actinomycetemcomitans) daripada orang yang tidak menderita HIV. Hal ini terjadi karena adanya pimuni supresan pada pasien dengan HIV sehingga meningkatkan jumlah bakteri pathogen dalam rongga mulut. Rasa sakit yang parah merupakan karakteristik utama yang diikuti dengan bau mulut, pendarahan spontan, ulcers, bengkak, serta gingiva yang merah cerah. Walaupun inflamasi tidak dapat berkurang, namun halitosis dan fase akut dapat di tangani dengan perawatan pembersihan konvensional. Pada keadaan yang parah yang disebut dengan necrotizing stomatitis dapat didiagnosis sebagai AIDS. Sebagai tambahan terjadi pendarahan dan gusi bagian depan berwarna kuning-keabuabuan, dan terdapat tulang alveolar yang terekspose.

Anda mungkin juga menyukai