Anda di halaman 1dari 8

Untuk penggolongan mangan termasuk dalam bahan tambang golongan B terdapat di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

27 Tahun 1980 seperti yang dilampirkan di bawah ini. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1980 TENTANG PENGGOLONGAN BAHAN-BAHAN GALIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penggolongan bahan-bahan galian yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1964 sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga karena itu perlu disesuaikan dengan kemajuan teknologi di bidang pertambangan dan perkembangan kegunaan bahan-bahan galian. b. bahwa untuk dipandang perlu mengatur kembali penggolongan bahan-bahan galian tersebut dengan mengadakan penggolongan baru yang didasarkan pada terdapatnya sebagai bahan industri, nilai strategis dan atau ekonomis bagi negara dan pemerataan kesempatan berusaha serta penyebaran pembangunan Pertambangan di seluruh Indonesia; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan (Lembaran negara Tahun 1967 Nomor 22 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2831); MEMUTUSKAN: Dengan mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1964 tentang Penggolongan Bahan-bahan Galian (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 57); Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGGOLONGAN BAHAN-BAHAN GALIAN. Pasal 1. Bahan-bahan galian terbagi atas tiga golongan: a. Golongan bahan galian yang strategis adalah: - minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;

- bitumen padat, aspal; - antrasit, batubara, batubara muda; - uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktip lainnya; - nikel, kobalt; - timah. b. Golongan bahabn galian yang vital adalah: - besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan; - bauksit, tembaga, timbal, seng; - emas, platina, perak, air raksa, intan; - arsin, antimon, bismut; - yttrium, rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya; - berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa; - kriolit, fluorpar, barit; - yodium, brom, khlor, belerang; c. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan a atau b adalah: - nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu (halite); - asbes, talk, mika, grafit, magnesit; - yarosit, leusit, tawas (alum), oker; - batu permata, batu setengah permata; - pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit; - batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth); - marmer, batu tulis; - batu kapur, dolomit, kalsit; - granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan a amupun golongan b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan. Pasal 2 (1). Pemindahan bahan galian dari suatu golongan ke golongan lain sebagaiman dimaksud dalam Pasal 1, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. (2). Bahan galian yang belum disebutkan dalam Pasal 1, yang perlu dimasukkan dalam salah satu golongan ditetapkan dengan peraturan Pemerintah.

Pasal 3 (1). Apabila bahan galian yang lebih tinggi golongannya terdapat dalam suatu endapan dengan bahan galian yang lebih rendah golongannya, menteri menetapkan pengaturan usaha pertambangan endapan tersebut. (2). Bagi bahan-bahan galian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf c sepanjang terletak di lepas pantai, izin usaha pertambangannya diberikan oleh Menteri. Pasal 4 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 15 Agustus 1980 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd SOEHARTO Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 15 Agustus 1980 MENTERI/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA Ttd SUDHARMONO, SH LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1980 NOMOR 47 Dan untuk Peraturan Daerah yang tercantum khusus untuk pertambangan mangan masih belum ada. Karena mangan itu sendiri masih digolongkan sebagai tambang Mineral Logam. Di bawah ini adalah Perda Kabupaten Buru yang menyatakan Mangan termasuk tambang mineral. Dan untuk perijinan, berformat seperti uraian di bawah ini.

Ijin Pertambangan Mineral Logam Gol B

A.Jenis Pertambangan Mineral Logam (Golongan B) 1. KP ( Kuasa Pertambangan ) Eksplorasi 2. KP ( Kuasa Pertambangan ) Eksploitasi 3. KP ( Kuasa Pertambangan ) Penyelidikan Umum 4. Surat Izin Pertambangan Rakyat SIPR ) B.Dasar Hukum

UU Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara PP No 32 Tahun 1969 tentang Petunjuk Pelaksanaan UU Nomor 11 Tahun 1967, berikut perubahannya PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota

Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur Nomor 11 Tahun 2004 tentang Pertambangan Umum

C.Persyaratan 1. KP (Kuasa Pertambangan) Eksplorasi


o o

Fotokopi KTP Pemohon Rekomendasi dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil khusus untuk Koperasi / KUD Peta wilayah eksplorasi yang sudah disahkan Kepala Dinas Akte pendirian perusahaan bagi pemohon izin yang berbadan hukum Buku Rencana Eksplorasi dan Biaya Tanda bukti penyetoran Uang Jaminan Kesungguhan Pernyataan tidak keberatan dari pemegang hak atas tanah Surat keterangan calon Kepala Teknik Tambang Fotokopi KTP Pemohon

o o o o o o

2. KP (Kuasa Pertambangan) Ekspoitasi


o

Rekomendasi dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil khusus untuk Koperasi / KUD Tanda bukti pelunasan Iuran Tetap Peta wilayah eksploitasi yang sudah disahkan Kepala Dinas Akte pendirian perusahaan bagi pemohon izin yang berbadan hukum Laporan lengkap eksplorasi Laporan studi kelayakan Dokumen AMDAL atau UKL dan UPL Perjanjian jual beli dengan pemegang izin Pertambangan Eksploitasi Buku Rencana Eksploitasi dan Biaya Tanda bukti penyetoran Uang Jaminan Kesungguhan Surat keterangan calon Kepala dan calon Wakil Kepala Teknik Tambang Pertimbangan Camat setempat Fotokopi KTP Pemohon Peta wilayah Penyelidikan Umum yang sudah disahkan Kepala Dinas Akte pendirian perusahaan bagi pemohon izin yang berbadan hukum Fotokopi akte pendirian koperasi Fotokopi KTP Pemohon Bukti penguasaan lahan Peta lokasi skala 1 : 1.000 yang telah disahkan Kepala Dinas Peta Wilayah Pertambangan Rakyat yang telah ditetapkan Bupati Buku Rencana Eksploitasi Dokumen UKL-UPL

o o o o o o o o o o o

3. KP (Kuasa Pertambangan) Penyelidikan Umum


o o o

4. Surat Izin Pertambangan Rakyat (SIPR)


o o o o o o o

D.Prosedur 1. KP (Kuasa Pertambangan) Eksplorasi


o

Pengajuan permohonan

o o o o o

Pemeriksaan administrasi Pertimbangan Camat setempat Pemeriksaan lapangan Pembuatan draft Pengajuan ke Bupati Pengajuan permohonan Pemeriksaan administrasi Pertimbangan Camat setempat Pemeriksaan lapangan Penilaian Komisi Teknik (Komtek) Pembuatan draft Pengajuan ke Bupati Pengajuan permohonan Pemeriksaan administrasi Pemeriksaan lapangan Pengajuan ke Bupati Pengajuan permohonan Pemeriksaan administrasi Pemeriksaan lapangan Pembuatan draft Pengajuan ke Bupati

2. KP (Kuasa Pertambangan) Ekspoitasi


o o o o o o o

3. KP (Kuasa Pertambangan) Penyelidikan Umum


o o o o

4. Surat Izin Pertambangan Rakyat (SIPR)


o o o o o

E.Biaya

KP ( Kuasa Pertambangan ) Eksplorasi : Tidak ada KP ( Kuasa Pertambangan ) Eksploitasi : Tidak ada KP ( Kuasa Pertambangan ) Penyelidikan Umum : Tidak ada

Surat Izin Pertambangan Rakyat : Tidak ada KP ( Kuasa Pertambangan ) Eksplorasi : 15 hari kerja KP ( Kuasa Pertambangan ) Eksploitasi : 30 hari kerja KP ( Kuasa Pertambangan ) Penyelidikan Umum : 15 hari kerja Surat Izin Pertambangan Rakyat : 20 hari kerja

F.Waktu Penyelesaian

Catatan : Berkas permohonan lengkap dan semua persyaratan memenuhi ketentuan G.Lokasi Pengurusan Dinas PSDA Pertambangan, Bidang Pertambangan Energi Jl. Adi Sucipta No 7 Cianjur 43211 Tlp./Fax (0263) 261 210 Mangan Mangan merupakan mineral berwarna putih abu-abu, seperti besi tapi lebih keras dan sangat rapuh. Biasanya digunakan dalam campuran baja untuk meningkatkan karakteristik campuran tersebut, seperti kekerasan. Mineral mangan juga digunakan untuk mewarnai gelas menjadi berwarna merah amethyst. Deposit bijih mangan tersebar secara luas pada dasar lapisan batugamping, dalam volcanic tuff, berksi dan sebagainya. Deposit mangan biasanya sangat kecil. Di samping dua lokasi di jawa barat dan jawa tengah, Karangunggal di selatan Tasikmalaya dan Kliripan di barat Pegunungan Progo, ada kemungkinan deposit mangan berada pada lembah batugamping di pegunungan selatan dan kemungkinan di seluruh kepulauan yang memiliki kondisi geologi yang sama dengan selatan jawa. Eksplorasi bijih mangan hanya dapat dilakukan di selatan jawa dan kalimantan bagian tenggara.Kebanyakan urat emas-perak muda di sumatera dan jawa mengandung mineral mangan, yang kadang terkonsentrasi pada zona oksidasi seperti pada sungai Pagu di sumatera.

Anda mungkin juga menyukai