Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU FAAL

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL (SUHU TUBUH, PERNAFASAN, DENYUT NADI, TEKANAN DARAH)

Disusun oleh : KELOMPOK 12 No. Nama NPM 1. Ni Kadek Diana Dwi A 12700283 2. Tri Abdi Rahman 12700285 3. Farida Astritami P 12700287 4. Zahrotul Ula 12700289 5. Sophie Tita Hapsari 12700293 6. Lailatul Fithriyah 12700295 7. Dina Suudi Hasanah 12700297 8. Rosyad Aryo Prabowo 12700299 9. Edi Hartono 12700301 10. Lailis Salimah 12700303

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA


TAHUN AKADEMIK 2012/2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, karunia, hidayah, serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Ilmu Faal Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Suhu Tubuh, Pernafasan, Denyut Nadi,N Tekanan Darah) dengan tepat waktu. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dr. Arief Hendraningrat yang telah membimbing kami dalam berdiskusi dan membantu dalam menyelesaikan Laporan Praktikum Ilmu Faal ini. Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun akan sangat berguna bagi kami.

Surabaya, 21 Maret 2013

Penulis

PRAKTIKUM IV PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

(SUHU TUBUH, PERNAFASAN, DENYUT NADI, TEKANAN DARAH) A. PENDAHULUAN Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi pemeriksaan : a. Pemeriksaan suhu tubuh b. Pemeriksaan pernafasan c. Pemeriksaan denyut nadi d. Pengukuran tekanan darah Pemeriksaan suhu tubuh Pemeriksaan suhu tubuh dilakukan dengan alat Thermometer. Pemeriksaan suhu tubuh dapat dilakukan secara oral, aksiler, dan rektal. Suhu tubuh pada orang Indonesia biasa diukur dalam derajat Celcius dengan ketentuan sebagai berikut : Suhu tubuh 36,5 37,5 C : normal Suhu tubuh > 37,5 38 C : subfebris Suhu tubuh > 38 C : febris Sumber : Guyton textbook of medical physiology eleventh edition, 2006. Pemeriksaan suhu tubuh secara oral adalah cara yang paling baik dilakukan yaitu dengan memasukkan thermometer ke dalam mulut dan dibiarkan selama 5 menit, kerugian yang bisa terjadi adalah timbulnya oral infection. Pemeriksaan secara rektal biasa dilakukan pada bayi dan anak-anak, pemeriksaan secara aksiler adalah pemeriksaan yang paling lazim dilakukan, yaitu dengan meletakkan ujung thermometer pada fossa axillaris dan dibiarkan selama 5menit. Pemeriksaan Pernafasan Pemeriksaan pernafasan dapat dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, dan auskultasi. Pada praktikumini pemeriksaan pernafasan dilakukan hanya dengan cara inspeksi. Pemeriksaan pernafasan secara inspeksi dapat menilai : Frekwensi pernafasan (dewasa) : normal 12 15 x/menit Irama pernafasan : teratur atau tidak teratur Sumber : Ganongs review of medical physiology 23rd edition, 2010 Bila pernafasan kurang dari normal dikatakan Bradypnea dan bila lebih normal disebut Hypernea/Tachypnea. Pemeriksaan Denyut Nadi dan Pengukuran Tekanan Darah Pemeriksaan denyut nadi dan pengukuran tekanan darah merupakan hal yang sangat penting dalam bidang kedokteran karena denyut nadi dan tekanan darah merupakan faktor yang dapat dipakai sebagai indikator untuk menilai kardiovaskuler. Denyut nadi dapat dengan mudah diperiksa dengan jari tangan kita (cara palpasi),disamping itu dapat pula ditentukan dengan menggunakan peralatan elektronik yang sederhana maupun yang canggih. Tekanan darah adalah kekuatan yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah. Tekanan darah dapat diukur dengan dua metode: A. METODE LANGSUNG (DIRECT METOD) Metode ini menggunakan jarum/kanula yang dimasukkan kedalam pembuluh darah dan dihubungkan dengan manometer. Metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi memerlukan persyaratan serta ketrampilan khusus.

B. METODE TIDAK LANGSUNG ( INDIRECT METOD) Metode ini menggunakan Sphygmomanometer (tensimeter) sebagai alat ukur, melalui metode ini tekanan darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu : Cara Palpasi Dengan cara ini hanya dapat diukur tekanan sistolik Cara Auskultasi Dengan cara ini dapat diukur tekanan sistolik maupun tekanan diastolik. Cara ini memerlukan alat stethoscope. B. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Memeriksa suhu tubuh dengan menggunakan thermometer 2. Memeriksa pernafasan dengan cara inspeksi 3. Memeriksa denyut nadi dan mengukur tekanan darah a. Memeriksa denyut nadi secara palpasi b. Mengukur tekanan darah secara palpasi c. Mengukur tekanan darah secara auskultasi 4. Mengamati dan mempelajaripengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah. 5. Mengamati dan mempelajari pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah. C. SARANA PRAKTIKUM 1. Meja periksa / tempat tidur. 2. Stopwatch / arloji (jam). 3. Sphygmomanometer (tensidarah) terdiri dari : Manometer air raksa + klep pembuka penutup. Manchet udara Selang karet Pompa udara dari karet + skrup pembuka penutup. 4. Stethoscope. 5. Bangku latihan fisik. 6. Metronom. D. PROSEDUR PRAKTIKUM 1. MEMERIKSA SUHU TUBUH Memeriksa suhu tubuh dalam keadaan berbaring a. Pilih dua mahasiswa coba (MC1-2) laki-laki dan perempuan b. Suruh MC1-2 berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit dimeja periksa/tempat tidur. c. Bersihkan thermometer dengan alkohol 70% dan keringkan. d. Thermometer diletakkan pada fossa axillaris, sebaiknya daerah tersebut dalam keadaan kering dan biarkan selama5 menit. e. Catat hasilnya ke dalam tabel E-1. 2. MEMERIKSA PERNAFASAN Memeriksa pernafasan dalam keadaan berbaring a. Mahasiswa coba (MC1-2) adalah orang coba yang sama. b. Suruh MC1-2 berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit dimeja periks/tempat tidur.

c. Perhatikan dengan melihat gerakan pernafasan pada dadadan perut bagian atas, saat inspirasi kemudian ekspirasi dihitung 1 kali. d. Hitunglah frekwensi dan irama pernafasan tersebut selama 1 menit. e. Catat hasilnya ke dalam tabel E-2. 3. MEMERIKSA DENYUT NADI DAN MENGUKUR TEKANAN DARAH Memeriksa Denyut Nadi Secara Palpasi a. Mahasiswa coba (MC1-2) adalah orang coba yang sama. b. Suruh MC1-2 berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit dimeja periks/tempat tidur. c. Letakkan kedua lengan disisi tubuh dengan kedudukan volar. d. Periksa denyut arteri radialis dextra dengan menggunakan ujung jari ke II-III-IV yang diletakkan sejajar satu terhadap yang lain diatas arteri radialis tersebut. Tentukan : Frekwensinya : jumlah denyut/menit Irama : teratur/tidak teratur Catat sesuai dengan format : Tabel E.3. CATATAN : Tiap mahasiswa harus melakukan pemeriksaan ini. Bagi mahasiswa coba (MC1-2) diberi kesempatan melakukannya disela-sela praktikum ini. Penilaian Frekuensi Denyut Nadi (dewasa) : Normal Bradikardia Takikardia : 60 100 x/menit : < 60 x/menit : > 100 x/menit

Sumber : Sherwood, Human physiology from cells to systems seventh edition, 2010. Mengukur Tekanan Daah Secara Palpasi. a. MC1-2 tetap berbaring terlentang tenang dimeja periksa/tempat tidur. b. Letakkan lengan yang hendak diukur tekanan darahnya (lengan kanan) di sisi tubuh dengan kedudukan volar. a. Pasang manchet padalengan atas kanan, sekitar 3cm diatas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun longgar). b. Raba serta rasakan denyut a. Radialis dextra. c. Pompakan udara kedalam manchet (menggunakan pompa udara) sampai denyut arteria radialis dextratak teraba. d. Pompakan terus udara ke dalam manchet sampai tinggi Hg pada manometer sekitar 20mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut arteria radialis dextra tak teraba. e. Keluarkan udara dalam manchet secara pelan dan berkesinambungan (dengan memutar sekrup pada pompa uda berlawanan arah jarum jam). Catat tinggi Hg pada manometer dimana arteri radialis pertama kali teraba kembali. Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan sistolik cara palpasi. f. Catat data sesuai format: Tabel E.3 CATATAN: Tiap mahasiswa harus melakukan pemeriksaan ini. Bagi mahasiswa coba (MC1-2) diberi kesempatan melakukannya disela-sela praktikum ini.

Mengukur Tekanan Darah Secara Auskultasi. a. MC1-2 tetap berbaring terlentang tenang diatas meja periksa/tempat tidur dengan manchet tetap terpasang di lengan atas kanan, posisi lengan tetap disisi tubu dengan kedudukan volar. b. Tentukan letak arteri brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti dan letakkan stethoscope (bell stethoscope) diatas arteri brachialis dextra tersebut. c. Pompakan udara kedalam manchet, maka saudara akan mendengan suara bising arteria brachialis dextra melalui stethoscope. d. Teruskan memompa udara kedalam manchet, pada suatu saat suara bising arteri brachialis dextra akan menghilang. e. Pompakan terus udara kedalam manchet, pada sampai tinggi Hg pada manometer sekitar 20mmHg lebih tinggi dari titik dimana suara bising arteri brachialis dextra tadi menghilang. f. Keluarkan udara dalam manchet secara pelan dan berkesinambungan, maka saudara akan mendengar: 1). Suara Korotkoff I Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi. 2). Suara Korotkoff IV atau V Nilai ini menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi. g. Catat data sesuai format : Tabel E.3 CATATAN : Tiap mahasiswa harus melakukan pemeriksaan ini. Bagi mahasiswa coba (MC1-2) diberi kesempatan melakukannya disela-sela praktikum ini. BLOOD PRESSURE SBP DBP CLASSIFICATION mmHg mmHg NORMAL <120 And <80 PREHYPERTENSION 120-139 or 80-89 STAGE 1 140-159 or 90-99 HYPERTENSION STAGE 2 160 or 100 HYPERTENSION 4. MENGAMATI DAN MEMPELAJARI PENGARUH POSISI TUBUH TERHADAP DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH. 1. a. Pilih dua mahasiswa coba (MC1-2 boleh mahasiswa yang sama) atau mahasiswa lain dalam kelompok yang bersangkutan. b. Pilih satu mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC1-2 pada arteri radialis sinistra. c. Pilih satu mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah MC1-2 pada lengan kanan secara auskultasi. d. Pilih dua mahasiswa untuk mencatat hasil praktiku MC1 dan MC2 tersebut. 2. MCI-2 suruh berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit, kemudian tentukan frekuensi dan irama denyut arteri radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara aukskultulasi (masing-masing diukur tiga kali berturut-turut ) selanjutnya hitung nilai rata-rata

3. MCI-2 suruh duduk tenang selama 2-3 menit,kemudian tentukan frekuensi dan irama dan denyut arteri radialis sinistra serta tekanan darah pada lengan kanan secara auskulasi (masing-masing diukur tiga kali berturut turut ) selanjutnya hitung nilai rata- ratanya 4. MCI-2 suruh berdiri tenang dengan sikap anatomois selama 2-3 menit, kemudian tentukan frekuensi ,irama denyut arteri radialis sinistra dan tekanan darah pada lengan kanan secara auskulturasi.masing masing diukur tiga kali berturut-turut serta hitung nilai rata ratanya 5. Catat data berturut-turut serta hitung nilai rata-ratanya CATATAN: Bila didalam tiga kali pengukuran secara berturut-turut terdapat perbedaan yang besar, gunakan interval waktu 2 menit 5. MENGAMATI DAN MEMPELAJARI PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH 1. a. Pilih dua mahasiswa coba ( MCI-2),MCI-2 boleh mahasiswa yang sama atau mahasiswa lain dalam kelompok yang bersangkutan b. pilih dua mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MCI-2 pada arteri radialis sinistra selama praktikum c. pilih dua mahasiswa yang bertugas mengukur tekanan darah MC2 pada lengan kanan secara auskulasi selama [raktikum d. pilih dua mahasiswa untuk mencatat data 2. MCI-2 suruh duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian : periksa denyut nadi arteri radialis sinistra dan tekenan darah pada lengan kanan secara auskulasi, masing-masing diperiksa / diukur tiga kali berturut turut . catat frekuensi ,irama denyut nadi dan tekanan sisotik. Diastotik serta hitung nilai rata-ratanya. Bila waktu mendesak boleh diukur satu kali saja 3. Dengan menshet tetap terpasang pada lengan atas kanan , MCI-2 melakukan latihan fisik cara : STEP TEST (NAIK-TURUN BANGKU) selama 20 kali/menit selama dua menit dengan dipandu oleh irama metronom yang diatur pada frekuensi 80 ketukan per menit. 5. Setelah step test berakhir, MC1-2 suruh segera duduk, ukurlah frekuensi nadi serta tekanan darahnya masing-masing satu kali saja. Data ini diharapkan tercatat tepat 1 menit setelah step test berakhir. 6. Teruskan mengukur frekuensi nadi dan tekanan darah dengan interval 2 menit (menit ke 3.....menit ke 5.....menit ke 7.....dst) sampai nilainya kembali seperti keadaan sebelum latihan. Catatan : Untuk setiap saat/interval, pengukuran denyut nadi dan tekanan darah hanya diukur satu kali. 7. Catat data sesuai format : Tabel E.4

E. DATA HASIL PRAKTIKUM Tabel E.1 : DATA PEMERIKSAAN SUHU TUBUH POSISI BERBARING

Mahasiswa Coba 1 Edy Hartono

Pemeriksa Diana

Suhu Tubuh Aksiler (0C) 36,8

TABEL E.2 : DATA DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH Mahasiswa Coba 1 Pemeriksa RR (X/mnt) IRAMA Edy Hartono Diana 21 Teratur Edy Hartono Abdi 19 Teratur Edy Hartono Aryo 21 Teatur TABEL E.3 : DATA DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH Mahasiswa Pemeriksa Denyut Nadi Tekanan Tekanan Coba Sistol (Palp) Sistol (ausk) Edy Hartono Edy Hartono Edy Hartono Diana Abdi Aryo 66 60 66 115 115 110 120 115 115 Tekanan Diastol (ausk) 70 70 70

TABEL E.4 : DATA PENGARUH POSISI TUBUH TERHADAP DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH Posisi Tubuh Denyut Nadi Tekanan Sistolik Tekanan Distol (ausk) (ausk) Berbaring 1. 70 1. 115 1. 70 2.76 2. 120 2. 70 3.76 3. 115 3. 70 Mean= 74 Mean= 116 Mean= 70 Duduk 1. 76 1. 115 1. 80 2. 80 2. 120 2. 80 3. 80 3. 120 3. 80 Mean= 79 Mean= 118 Mean= 80 Berdiri 1. 80 1. 124 1. 80 2. 80 2. 120 2. 80 3. 84 3. 120 3. 80 Mean= 81 Mean= 121 Mean= 80

TABEL E.1 : DATA PEMERIKSAAN SUHU TUBUH POSISI BERBARING Mahasiswa Coba 2 MC 2 Pemeriksa Suhu Tubuh Aksiler 36,5C

TABEL E.2 : DATA PEMERIKSAAN PERNAFASAN POSISI BERBARING Mahasiswa coba 2 Pemeriksa Rr (X/mnt) Irama

MC 2

A B C D

14 14 16 15

Teratur Teratur Teratur Teratur

TABEL E.3 : DATA DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH Mahasiswa Coba Pemeriksa Denyut Nadi 65 62 63 64 65 Tek Sistol (Palp) 100 100 100 100 100 Tek Sistol (Ausk) 110 100 110 110 110 Tek Sistol (Ausk) 70 60 70 70 70

MC 2

A B C D E

TABEL E.4 : DATA PENGARUH POSISI TUBUH TERHADAP DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH PADA MC 2 Posisi Tubuh Denyut Nadi 63 64 65 Mean: 64 65 70 65 Mean : 66 70 61 Berdiri 65 Mean: 65 110 Mean : 110 70 Mean : 73 Tekanan Sistolik (Ausk) 100 110 110 Mean : 106 110 110 110 Mean: 110 110 110 Tekanan Diastolik (Ausk) 60 70 70 Mean : 66 70 70 80 Mean : 73 80 70

Berbaring Terlentang

Duduk

TABEL E.5 : PENGARUH LATIHAN FISIK TERHADAP DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH Tekanan Waktu Denyut Nadi Tekanan Diastolik (Ausk) Sistolik (Ausk) 65 110 70 Pra Latihan 70 65 Mean : 66 P A S C A L T H Menit ke-1 Menit ke-3 Menit ke-5 Menit ke-7 110 92 82 82 110 110 Mean : 110 120 110 100 100 70 80 Mean : 73 80 70 70 70

PERTANYAAN dan JAWABAN : 1. Suhu tubuh dihasilkan oleh apa? Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate) di semua sel tubuh Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot Metabolisme tambahan akibat hormon tiroksin dan sebagian kecil hormon lain Metabolisme tambahan akibat pengaruh enineprine,norepineprine,dan rangsangan simpatis pada sel Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu sendiri terutama bila temperatur menurun 2. Sebutkan macam-macam type pernafassan dan jelaskan masing-masing? 1. Pernapasan Dada Pernapasan dada berlangsung dalam 2 tahap, yaitu : - Inspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berkontraksi, tulang rusuk terangkat, volume rongga dada membesar, paru-paru mengembang, sehingga tekanan udaranya menjadi lebih kecil dari udara atmosfer, sehingga udara masuk. - Ekspirasi, terjadi bila otot antar tulang rusuk luar berelaksasi, tulang rusuk akan tertarik ke posisi semula, volume rongga dada mengecil, tekanan udara rongga dada meningkat, tekanan udara dalam paru-paru lebih tinggi dari udara atmosfer, akibatnya udara keluar. 2. Pernapasan perut Pernapasan perut berlangsung dalam 2 tahap, yaitu : - Inspirasi, terjadi bila otot diafragma berkontraksi, diafragma mendatar mengakibatkan volume rongga dada membesar sehingga tekanan udaranya mengecil dan diikuti paru-paru yang mengembang mengakibatkan tekanan udaranya lebih kecil dari tekanan udara atmosfer dan udara masuk. - Ekspirasi, diawali dengan otot diafragma berelaksasi dan otot dinding perut berkontraksi menyebabkan diafragma terangkat dan melengkung menekan rongga dada, sehingga volume rongga dada mengecil dan tekanannya meningkat sehingga

udara dalam paru-paru keluar. Pernapasan perut umumnya terjadi saat tidur. 3. Pada pembuluh darah apa sajakah saudara dapat memeriksa denyut nadi? Arteri radialis dextra, arteri radialis sinistra, arteri brachialis, arteri carotis,arteri femoralis 4. Sebutkan pengertian dari tekanan darah? Tekanan darah adalah kekuatan yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah 5. Sebutkan perbedaan antara pengukuran tekanan darah cara palpasi dengan cara auskultasi? Palpasi Konsep teori pemeriksaan pada arteri radialis dextra, dimana dengan tekanan parsial dr manset yang diploma, setelah beberapa saat tak akan teraba. Kemudian manset dikempiskan perlahan-lahan.Hanya dapat mengukur tekanan sistolik. Alat Jari II,III,IV dan sphygmomanometer Prosedur a) Pasang manset di lengan atas (kanan), kurang lebih 2-3 jari di atas fossa cubiti b) Cari dan raba arteri radialis c) Kunci dan sekrup pompa tensimeter hingga arteri radialis tidak teraba dan tambahkan 20mmHg d) Buka skrup perlahan dan perhatikan pada angka berapakah denyut nadi arteri radialis teraba kembali. Angka tersebut menunjukkan tekanan darah sistolik palpasi (tekanan diastolic tidak dapat ditentukan dengan cara palpasi) Hasil Hanya dapat mengukur tekanan sistolik. Hasilnya kurang akurat bila dibandingkan dengan pengukuran secara auskultasi yaitu lebih rendah Auskultasi Konsep teori Pemeriksaan pada arteri brachialis, sama dengan palpasi namun pada auskultasi terjadi 2 denyutan sistolik & Diastolic atau yang lebih dikenal sebagai Korotkoff I &IV Alat Stethoscope dan Sphygmomanometer Prosedur a) Pasang manset di lengan atas kanan, tambahkan 2-3 jari di atas foss cubiti. b) Cari dan raba arteri brakhialis c) Kunci skrup dan pompa tensimeter hingga arteri brakhialis tidak terapa dan tambahkan 20mmHg d) Letakkan stetoskop di atas arteri brakhialis

e) Buka skrup perlahan dan perhatikan pada angka berapakah terdengar bunyi pertama kali dan pada angka berapakah terdengar bunyi yang terakhir sebelum menghilang. Angka tersebut menunjukkan tekanan darah sistolik dan diastolik. Hasil Dapat mengukur tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Hasilnya lebih akurat dibandingkan pengukuran secara palpasi. 6. Apakah pemasangan manset yang terlalu longgar atau terlalu ketat dapat mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah? Jawaban : Ya, berpengaruh. Cara pemasangannya haruslah tepat yaitu tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. a. Apabila terlalu longgar Apabila manset terlalu longgar, maka darah masih bisa mengalir seperti biasa (sebagian turbulen, sebagian laminer) karena kurang tertekan atau terhambat, bunyi yang terdengar pun lemah. Selain itu pula menghasilkan tekanan darah yang lebih tinggi, sehingga tidak diperoleh hasil pengukuran yang valid. b.Apabila terlalu ketat Manset yang terlalu ketat pada saat pemasangan,akan menyebabkan tekanan yang di berikan pompa sphygnomamometer pada kantong karet tidak maksimal. Hal ini disebabkan sebelum pemompaan, pengikatan pada lengan sudah ketat dan sudah ada tekanan, jadi bila di beri tambahan udara, tekanannya tidak terlalu maksimal; sehingga menghasilkan tekanan darah menjadi lebih rendah dari seharusnya. 7. Suara korotkoff IV dan V dapat digunakan untuk menentukan tekanan diastolik. Mana yang lebih baik? Jelaskan! Menurut kami, lebih baik korotkoff IV ,karena bunyi hembusan lebih lembut yang menghilang,bernada rendah jika manset dikempeskan terus dibandingkan dengan korotkoff V yang tidak ada bunyi 8. Apakah ada perbedaan antara atlet dan non atlet dalam hal pemulihan denyut nadi dan tekanan darah setelah latihan ?jelaskan! Pada seorang atlet perbedaan denyut nadi dan tekanan darah tidak akan terlalu jauh ,sebab seorang atlet memiliki jantung yang lebih tebal dan kuat ,hal ini dikarenakan adanya adaptasi otot karena latihan yang teratur,sehingga denyutnya menjadi lebih stabil dan kerjanya lebih efisien. Jadi, ketika dilakukan pemeriksaan setelah melakukan aktifitas fisik ,maka pemulihan denyut nadi dan tekanan darah pada atlet jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan yang non atlet. 9. a. Secara teoritis, bagaimanakah pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah ? Posisi tubuh kita sangat mempengaruhi, karena ketiks posisi tubuh kita berbeda maka denyut nadi dan tekanan darah kita pun juga berbeda. b. Apakah hasil praktikum anda sesuai dengan teori ? Ya, sesuai c. Apakah hasil praktikum saudara tidak sesuai dengan teori, jelaskan mengapa demikian ? 10. a. Secara teoritis, bagaimanakah pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah ?

Pengaruh latihan fisik terhadap denyut nadi dfan tekanan darah itu sangat mempengaruhi, sebab dengan adanya latihan fisik makan akan memacu adrenalin kita, jika adrenalin kita terpacu, maka denyut nadi dan tekanan darah kita pun akan semakin terpacu juga. b. Apakah hasil praktikum anda sesuai dengan teori ? Ya, sesuai c. Apakah hasil praktikum saudara tidak sesuai dengan teori, jelaskan mengapa demikian ?

Anda mungkin juga menyukai