Anda di halaman 1dari 4

Prospek Ekonomi Kreatif Jawa Barat 2012 | Popy Rufaidah

Page 1 of 4

Creative Thinking
ABOUT CITY MARKETING GEBYAR MARKETING NEWS & EVENT MANAGEMENT STRATEGIC CONTACT

Search...

LIST ARTICLES
Sistem Intelijen Pemasaran Apa itu Brand? Identitas Perusahaan Rumus Identitas Memasarkan Kota Perubahan Gaya Hidup Daya Saing Wilayah Halal Certified in Indonesia Ekonomi Kreatif: Peluang & Kebijakan Wisata Industri Kreatif

MARKETING TIPS & TRICK


Popy Rufaidah & Peter Says Denim Popy Rufaidah & Kraviti Popy Rufaidah & Gepuk Hancur Ceu Kokom Popy Rufaidah & Jendela Alam Farming, Education, and Recreation. Popy Rufaidah & Viking Fans Shop Popy Rufaidah & Ina Cookies Popy Rufaidah & Angkringan Koboi Mbah Kakung Popy Rufaidah & Gita Stamps Inc. Popy Rufaidah & Laboga Stasiun Makanan Popy Rufaidah & Prasetya Adhi

GALLERY

LINKS
Fakultas Ekonomi Unpad

Prospek Ekonomi Kreatif Jawa Barat 2012


Dipublikasikan di Harian Pikiran Rakyat 30 Desember 2011 Genre wirausahawan masa depan Perkembangan ekonomi kreatif di tanah air khususnya Jawa Barat memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Industri ini menciptakan iklim bisnis positif dan membentuk identitas kota dan daerah. Industri kreatif berbasis pada kreativitas dan inovasi pengolahan sumber daya alam dan lingkungan sekitarnya melahirkan nilai tambah produk berdampak ganda terhadap perekonomian dan sosial secara positif. 0
Tweet

0
Like

http://www.popyrufaidah.com/2012/01/prospek-ekonomi-kreatif-jawa-barat-2012/

23/9/2013

Prospek Ekonomi Kreatif Jawa Barat 2012 | Popy Rufaidah

Page 2 of 4

Sesuai Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, dilakukan pada industri: Periklanan (kreasi dan produksi iklan), Arsitektur (tata kota, pertamanan, dll), Pasar Barang Seni, Kerajinan, Desain (interior, eksterior, grafis), Fesyen (tata busana), Video, Film & Fotografi, Permainan Interaktif, Musik, Seni Pertunjukan, Penerbitan & Percetakan, Layanan Komputer & Piranti Lunak, Televisi & Radio, Riset & Pengembangan. Konsep pengembangan ekonomi kreatif menurut Inpres tersebut adalah pengembangan kegiatan ekonomi berdasarkan pada kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan daya kreasi dan daya cipta individu yang bernilai ekonomis dan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat. Industri kreatif adalah solusi perekonomian masa depan, dikarenakan industri ini berbasis pada keterampilan dan kecerdasan manusia untuk mengolah segenap potensi sumberdaya yang ada pada diri dan lingkungannya. Selain itu pula, industri kreatif adalah jalan bagi lahirnya genre wirausahawan masa depan, pada saat semua industri sudah menjadi milik kaum pemodal besar.

Hasil studi Hasil stuti yang dilakukan Tim Inisiasi (tasforce) Ekonomi Kreatif Propinsi Jawa Barat 2011, Bappeda Jawa Barat, dimana penulis menjadi ketuanya, menunjukkan bahwa potensi pengembangan ekonomi kreatif di lima wilayah pembangunan Jawa Barat sangat menggembirakan. Lima wilayah kajian tersebut adalah di cekungan Bandung, Priangan Timur, wilayah Ciayumajakuning, Purwasukabek dan Bodejursuka. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat tujuh kelompok industri kreatif di Jawa Barat yaitu bidang advertising, seni & pasar antik, kerajinan, desain, seni pertunjukan, seni rupa, dan lainnya (termasuk kuliner). Industri kreatif Jawa Barat memiliki keunggulan yaitu jangkauan pemasaran produknya tidak hanya di pasar lokal tetapi di pasar nasional dan internasional ( kota Bandung (30%), Jawa Barat (29%), nasional (21%), via internet (14%), sisanya pasar internasional). Keunggulan lainnya adalah sumber pasokan bahan baku dan material berasal dari lokal (38%), Jawa Barat (40%), nasional (16%), via internet (5%) dan sisanya dari pemasok internasional. Hal yang paling menggembirakan adalah 95% pelaku usaha optimisme untuk melakukan perluasan bisnis setahun kedepan. Industri kreatif Jawa Barat, selain memiliki keunggulan, memiliki permasalahan pula, yaitu mayoritas pelaku usaha belum berbadan hukum usahanya (71%) dan hasil produksinya berlum didaftarkan mereknya (81%). Profil pelaku usaha industri kreatif Jawa Barat berdasarkan modal usaha yang digunakan, yaitu sebesar kurang lebih Rp.10 juta (28%), Rp.2040 juta (41%), Rp.40 50 juta (6%), Rp.6070 juta (6%), Rp.90100 juta (5%) dan sisanya diatas lebih Rp.100 juta (12%). Sedangkan untuk sumber modal usaha berasal dari tabungan pribadi/pinjaman keluarga (44%), patungan bersama teman (26%), pinjaman bank (20%) dan sumber lainnya (10%). Berdasarkan ukuran jumlah karyawan untuk suatu usaha ratarata sebanyak 15 orang (54%), sebanyak 510 orang (22%) dan sebanyak 1025 orang (17%). Harapan pelaku usaha industri kreatif Jawa Barat untuk pengembangan usahanya adalah adanya fasilitasi di bidang pemasaran (30%), bidang keuangan (24%), peningkatan keterampilan tenaga kerja (19%), proteksi HAKI, ijin usaha, dan insentif pajak (15%) dan bidang umum (khususnya keterampilan IT, jejaring) sebesar 13%. Berdasarkan peta industri kreatif Jawa Barat tersebut, maka prospek ekonomi kreatif Jawa Barat menggembirakan. Namun, proses menggerakan ekonomi kreatif diperlukan pendekatan holistik melalui dukungan regulasi, bisnis, komunitas dan pendidikan. Bappeda Jawa Barat melalui pembentukan Komite Pengembangan Ekonomi Kreatif diharapkan mampu mengawal pengembangan ekonomi kreatif sampai tingkat daerah dan kota di Jawa Barat.

Kompetensi Industri Inti Daerah Agenda kedepan yang memerlukan perhatian serius adalah adanya kemauan semua pihak secara bersamasama melahirkan genre wirausahawan masa depan berbasis ekonomi kreatif. Untuk itu, perlunya penetapan suatu industri inti berbasis ekonomi kreatif melalui pendekatan klaster industri yang didukung semua kalangan. Kriteria produk yang termasuk ke dalam klaster industri inti adalah: (a) memiliki prospek tinggi bersaing di pasar internasional dan (b) menggunakan faktorfaktor produksi dan kreativitas insani yang tersedia di pasar domestik. Klaster industri adalah sekelompok industri inti yang memiliki kriteria sbb: (a) terkonsentrasi secara regional maupun global, (b) terhubungkan secara sosial dan ekonomi dengan dengan industri terkait, industri pendukung & jasa penunjang, infrastruktur ekonomi dan lembaga terkait, (c) meningkatkan daya saing daerah, dan (d) mendorong terciptanya inovasi sehingga tercipta daya saing berkelanjutan. Untuk mengembangkan industri inti berbasis ekonomi kreatif, suatu pemerintah kota atau daerah, perlu menetapkan: (a) jenis industri kreatif yang menjadi Kompetensi Industri Inti Daerah (KIID) sehingga memperoleh fasilitas pemerintah pusat, (b) jenis industri unggulan daerah yang berbasis kompetensi inti dalam skala daerah dan atau provinsi yang bersumber dari keunggulan kompetitif dan komparatif, (c) menetapkan peta jalan pengembangan Kompetensi Industri Inti Daerah, dan (d) jenis insentif dan

http://www.popyrufaidah.com/2012/01/prospek-ekonomi-kreatif-jawa-barat-2012/

23/9/2013

Prospek Ekonomi Kreatif Jawa Barat 2012 | Popy Rufaidah

Page 3 of 4

fasilitasi pendorong pengembangan Kompetensi Industri Inti Daerah. KIID adalah sekumpulan keunggulan atau keunikan sumber daya termasuk sumberdaya alam dan kemampuan suatu daerah untuk membangun daya saing dalam rangka pengembangan perekonomian daerah/kota. Melihat kinerja industri kreatif yang terbentuk di beberapa kota di Jawa Barat seperti Bandung (moslem fashion) dan Tasikmalaya (bordir), maka pencanangan KIID kotakota tersebut menjadi langkah strategis. Tidak dapat dipungkiri Bandung Raya sekitarnya telah memiliki beberapa kriteria sebagai kawasan yang berkriteria KIID, khususnya sebagai basis industri tekstil (Bandung) dan keterampilan bordir (Tasikmalaya). Perlu keberanian semua pihak mendukung pencanangan Bandung sebagai Pusat Mode Fesyen Muslim dan Tasikmalaya sebagai Pusat Bordir Indonesia. Sejalan dengan perkiraan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution Indonesia pada paparan Economic Outlook 2012, dinyatakan bahwa Indonesia akan menjadi kiblat, pertama, industri makanan dan minuman halal. Saat ini standar kehalalan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah diadopsi luas di berbagai negara yang menjadi mitra dagang Indonesia. Kedua, industri busana Muslim, dimana talenta dan kreativitas anak bangsa di industri kreatif ini sulit ditandingi negara lain. Ketiga, industri media dengan materi terkait syariah. Keempat, industri ritel konsumen dan usaha mikro. Prospek ekonomi kreatif Jawa Barat 2012 tinggal mendulang hasilnya. Langkah operasional agar menyegerakan keberpihakan semua pihak (pemerintah, perbankan, perguruan tinggi, masyarakat) melahirkan genre wirausahawan masadepan ini adalah, pertama, peningkatan kualitas bidang pemasaran, yaitu bimbingan teknis penggunaan merek produk, penggunaan kemasan yang berkualitas, disain produk, pemasaran melalui internet, fasilitasi distribusi dan logistik produk. Kedua, peningkatan kinerja keuangan dalam hal perolehan pinjaman modal, perolehan dana CSR dari BUMN dan perusahaan swasta lainnya, serta pelatihan akuntansi dan keuangan. Ketiga, di bidang perijinan seperti fasilitasi pendaftaran merek dagang (HAKI), perolehan ijin usaha dan insentif pajak. Terakhir, bidang IT yaitu pelatihan penerapan teknologi berbasis information technology dalam pengembangan usaha dan fasilitasi pembentukan komunitas (koperasi, asosiasi, dll).

Penulis PD III Fakultas Ekonomi & Bisnis, UNPAD, Ketua Tim Inisiasi Pembentukan Komite Ekonomi Kreatif Jawa Barat 2011.

Recommend on Facebook Share on Linkedin Tweet about it Subscribe to the comments on this post Bookmark in Browser Tell a friend

Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Name

Email

Website

Comment

http://www.popyrufaidah.com/2012/01/prospek-ekonomi-kreatif-jawa-barat-2012/

23/9/2013

Prospek Ekonomi Kreatif Jawa Barat 2012 | Popy Rufaidah

Page 4 of 4

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del
datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>

Type the two words


Privacy & Terms

Post Comment Popy Rufaidah

http://www.popyrufaidah.com/2012/01/prospek-ekonomi-kreatif-jawa-barat-2012/

23/9/2013

Anda mungkin juga menyukai