Anda di halaman 1dari 52

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang
Motor Induksi 3 fasa adalah alat penggerak yang paling banyak digunakan dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan motor ini mempunyai konstruksi yang

sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta perawatannya yang mudah, sehingga motor ini mulai menggeser penggunaan motor DC pada industri. Akan tetapi terdapat

persoalan awal dalam men-start sebuah motor yaitu problem pada arus awal yang besar. Kedua adalah bahwa momen awal yang sering terlampau kecil. Untuk kebanyakan motor, arus awal adalah empat sampai tujuh kali besarnya arus nominal, dan untuk motor-motor yang agak besar, hal ini tidak dapat diizinkan, karena mengganggu jaringan dan dapat merusak motor itu sendiri. Salah satu cara untuk dapat menurunkan arus awal adalah dengan menurunkan tegangan apitnya. Cara nya ialah denggan mengasut motor menggunakan pengasutan bintang segitiga baik itu secara manual dengan menggunakan sakelar bintang segitiga dan otomatis menggunakan timer yang waktunya telah diseting oleh operator. Akan tetapi kedua cara tersebut terdapat kelebihan dan kekurangan. Untuk pengasutan Motor 3 fasa dengan menggunakan saklar manual bintang segitiga dibutuhkan pengamatan oleh operator terhadap besar arus yang bekerja pada motor untuk kemudian motor tersebut dijalankan dengan konfigurasi Y -

sehingga hal ini menjadi sangat tidak praktis dan penggunaan tegangan yang masih besar juga membuat ketidaknyamanan dalam pengoperasiannya. Cara selanjutnya ialah dengan menggunakan Timer sebagai pengganti saklar Manual Bintang Segitiga cara ini sudah menggunakan kendali otomatis untuk menjalankan motor 3 fasa dengan konfigurasi Y - akan tetapi dari sisi ekonomis harga timer yang terlalu mahal, sulitnya mendapatkan komponen ini dan tegangan yang dipakai masih besar merupakan kendala yang juga dihadapi untuk pengasutan motor induksi 3 fasa konfigurasi Y - . Oleh karena itu, melihat dari latar belakang yang telah disebutkan maka penulis memberikan solusi yang aman dan mudah dari sisi pengoperasian dan keuntungan dari sisi ekonomis. Alat tugas akhir kami yang diberi judul : Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa (Hubungan Y - ) Menggunakan Kapasitor Sebagai Timer. Dengan memanfaatkan pengisian kapasitor maka motor akan bekerja dengan konfigurasi Y - . Prinsip kerjanya ketika saklar start ditekan maka motor bekerja dengan hubungan Y setelah itu kapasitor akan mengisi dan memicu kerja dari kaki basis transistor yang berfungsi sebagai saklar pengalihan dari hubungan Y ke hubungan .

1.2. Rumusan Masalah pada tugas akhir ini akan timbul permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana cara membuat rangkaian elektronika untuk pengisian kapasitor sebagai Timer? 2. Bagaimana cara pengasutan motor induksi 3 fasa dengan menggunakan metode pengasutan Y - ? 3. Bagaimana cara kerja dari pengisian kapasitor sehingga mampu berfungsi sebagai Timer pengalihan dari hubungan Y ke hubungan ? 1.3. Batasan Masalah Dalam penelitian ini penulis merasa perlu memberi batasan masalah hanya mengenai cara pengasutan motor induksi 3 fasa dengan menggunakan konfigurasi Y - dan kapasitor yang berfungsi sebagai timer pengalihan dari hubungan Y ke hubungan . Untuk penjelasan mengenai motor 3 fasa kami tidak menjelaskan secara mendetail. 1.4. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk : 1. 2. mengetahui rangkaian elektronika untuk pengisian kapasitor sebagai timer? Mengetahui cara pengasutan motor induksi 3 fasa dengan menggunakan metode pengasutan Y - ? 3. Mengetahui cara kerja dari pengisian kapasitor yang berfungsi sebagai timer pengalihan dari hubungan Y ke hubungan ?

1.5. Manfaat pembuatan Manfaat dari pembuatan tugas akhir ini ialah sebagai sarana tambahan bagi pelajar/mahasiswa elektro mengenai pengasutan motor induksi 3 fasa dengan metode pengasutan bintang segitiga yang memanfaatkan prinsip kerja pengisian kapasitor sebagai timer pengalihan dari hubungan Y ke hubungan . 1.6. Metode penelitian Penyusunan laporan penelitan Tugas Akhir ini melalui beberapa tahap agar dapat menghasilkan penulisan Tugas Akhir yang lengkap diantaranya melalui : 1. Metode Studi Pustaka Yaitu dengan cara mengumpulkan sumber sumber berupa literature yang terdapat pada buku buku maupun sumber media lainnya yang menunjang isi laporan. 2. Pemilihan Komponen Pemilihan komponen pendukung pembuatan alat tersebut dilakukan setelah studi pustaka untuk mengaktualisasikan teori yang didapat. 3. Perencanaan dan Pengujian Alat Langkah ini dilakukan untuk merakit komponen komponen yang telah dilakukan menjadi sebuah sistem dan melakukan uji coba sampai didapatkan hasil yang diinginkan.

4. Metode Konsultasi Yaitu mengadakan konsultasi dengan pembimbing I dan Pembimbing II, serta orang orang yang memiliki pengetahuan dan wawasan terhadap permasalahan yang dibahas 1.7. Sistematika penulisan Sistematika penulisan laporan akhir ini dibagi menjadi 4 (empat) BAB dan masing masing BAB memuat hal hal sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi penjelasan singkat mengenai keseluruhan isi laporan Tugas akhir yang diantaranya terdiri dari : latar belakang pemilihan judul, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metode realisasi tugas akhir, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, akan membahas mengenai tinjauan pustaka yaitu tentang pengenalan dasar mengenai komponen dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan alat Tugas Akhir. BAB III : PERANCANGAN ALAT DAN PENGUJIAN Pada bab ini, akan dipaparkan tentang tata cara dari perancangan alat yang dibuat, gambar rangkaian, cara kerja dari rangkaian, diagram daya, serta flowchart

BAB IV : PENUTUP Pada bab ini berisikan menggenai kesimpulan dan saran yang didasari pada hasil pengujian dan pengambilan data. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


Motor Induksi 3 fasa adalah alat penggerak yang paling banyak digunakan dalam dunia industri. Hal ini dikarenakan motor ini mempunyai konstruksi yang

sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta perawatannya yang mudah, sehingga motor ini mulai menggeser penggunaan motor DC pada industri. Akan tetapi terdapat

persoalan awal dalam men-start sebuah motor yaitu masalah pada arus awal yang besar . Kedua adalah bahwa momen awal yang sering terlampau kecil. Untuk kebanyakan motor, arus starting pada pengasutan motor induksi 3 fasa adalah empat sampai tujuh kali besarnya arus nominal, Ia = 6 x In Dimana : Ia = Arus asut In = Arus nominal motor untuk motor-motor yang agak besar dimana daya dari motor berkisar antara 4 6 kW hal ini tidak dapat diizinkan, karena mengganggu jaringan dan dapat merusak motor itu sendiri. Salah satu cara untuk dapat menurunkan arus awal adalah dengan menurunkan tegangan apitnya. Caranya ialah dengan

menggunakan metode pengasutan

motor menggunakan hubungan Y -

sehingga besar arus asut yang terdapat pada motor ketika pertama kali dijalankan hanya kali lebih kecil dibandingkan dengan pengasutan motor induksi 3 fasa tanpa menggunakan hubungan Y. Setelah motor bekerja dengan putaran

normalnya maka hubungan Y segera dialihkan ke hubungan hal ini dikarenakan jika motor terlalu lama dibiarkan bekerja dalam kondisi Y dapat mengakibatkan kumparan pada stator motor akan terbakar. Cara pengasutan motor induksi 3 fasa dengan menggunakan hubungan Y - dapat dilakukan secara manual dan otomatis. Cara manual dapat dilakukan dengan Penggunaan saklar bintang segitiga pada pengasutan menggunakan hubungan Y - terhadap motor induksi 3 fasa akan tetapi hal ini tidak praktis untuk kondisi sekarang yang serba memerlukan otomatisasi kerja agar dapat mengefisienkan waktu sehingga hal tersebut digantikan dengan cara otomatis. Dengan menggunakan komponen Timer pada pengasutan hubungan Y - motor induksi 3 fasa. Namun terdapat kendala yang dihadapi oleh penggunaan komponen Timer sebagai pengalihan waktu untuk pengasutan motor 3 fasa dari hubungan Y ke hubungan yaitu sulitnya mencari komponen ini di pasaran dan harga komponen Timer yang kurang ekonomis disamping itu juga tegangan yang digunakan untuk menjalankan Timer ini masih menggunakan tegangan 220 V sehingga adanya ketidaknyamanan dalam pengoperasiannya.

Pengasutan Motor induksi 3 fasa (Hubungan Y - ) Menggunakan Kapasitor Sebagai Timer, Kapasitor yang berarti komponen yang bersifat menyimpan muatan listrik, dengan memanfaatkan pengisian kapasitor sehingga kendala dari penggunaan Timer untuk pengasutan motor 3 fasa dapat diatasi karena komponen ini sangat banyak dipasaran dan juga tegangan kerja yang diperlukan relatif lebih kecil sehingga hal ini membuat keamanan dari segi pengoperasian dan keuntungan dari sisi ekonomis. 2.2. Motor Induksi 3 Fasa Motor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor. Konstruksi dari motor 3 fasa terdiri dari sebuah stator dan rotor. Stator merupakan bagian dari motor yang tidak berputar dan terletak pada bagian luar. Dibuat dari besi bundar berlaminasi dan mempunyai alur alur sebagai tempat melekatkan kumparan. Sedangkan rotor merupakan bagian dari motor yang berputar bebas dan letaknya bagian dalam. Terbuat dari besi laminasi yang mempunayi slot dengan batang alumunium / tembaga. Motor induksi 3 fasa merupakan motor yang paling banyak digunakan dalam industri hal ini disebabkan karena motor induksi 3 fasa mempunyai konstruksi yang sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta perawatannya yang mudah, akan tetapi motor induksi 3 fasa juga mempunyai kelemahan yaitu :

kecepatan tidak mudah dikontrol, power factor rendah pada beban ringan, serta arus start yang besar pada starting awalnya biasanya 5 7 kali arus nominal.

Gambar 2.1. Bentuk Motor Induksi 3 Fasa Sumber : http://radisusetyo.blogspot.com/2012/07/motor-induksi.html Untuk menjalankan motor 3 fasa ada beberapa metode pengasutan yang dapat dilakukan sesuai dengan daya nominal motor. Dari tabel berikut ini dapat dilihat metode pengasutan yang digunakan sesuai dengan daya nominal motor. Tabel 1. Cara Pengasutan Motor 3 Fasa
Daya Nominal Motor Kurang dari 1,5 - 2,25 kW Sampai 4 - 6 kW Sampai 8 - 12 kW Metode Pengasutan Dihubungkan langsung dengan jaringan Dengan saklar bintang - segitiga Dengan saklar bintang segitia yang dilengkapi dengan tahanan - tahanan Lebih dari 8 - 12 kW Dengan transformator asut, atau motor angker gelang seret dengan tahanan asut rotor.
Keterangan : angka angka yang diberikan pada tabel sesuai dengan ketentuan ketentuan yang berlaku di negeri Belanda. Dalam Puil 1977, mengenai pembatasan arus asut hanya ditentukan sebagai berikut : instansi yang berwenang dapat menetapkan peraturan yang mengharuskan dilakukannya pembatasan arus asut sampai harga tertentu, bagi motor dengan daya nominal tertentu(ayat 520 G4).

10

2.3.

Pengasutan Motor induksi 3 fasa hubung Y - P Van Harten dan E. Setiawan mengemukakan bahwa Salah satu kendala

yang dihadapi dalam menjalankan motor 3 fasa ialah kendala pada arus star yang besar untuk motor motor dengan daya 4 kW 6 kW hal ini tidak boleh dibiarkan karena dapat merusak jaringan dan membuat kumparan dari motor dapat terbakar karena arus nominal dari motor sebesar 6 x arus nominal motor. Ia = 6 x In, dimana Ia = arus asut, In = arus nominal motor Oleh karena itu dibutuhkan metode pengasutan Y - agar arus asut motor menjadi kali lebih kecil dibandingkan dengan metode pengasutan

langsung. (Instalasi Listrik Arus Kuat Jilid 3 : 61) Sebagai contoh untuk motor dengan daya 6,6 kW, ketika motor ini dihubungkan lansung dengan jaringan dimana sumber tegangannya sebesar 380 V sehingga arus nominal dari motor ini dihitung sebesar : In = P / V x , sehingga, In = 6600 / 380 x = 10 A

Arus asutnya menjadi 6 x In = 6 x 10 = 60 A, dengan menggunakan metode pengasutan Y - , maka akan didapat : 60/ sehingga arus asut menjadi 34,6 A.

11

Gambar. 2.2. Hubungan bintang pada kumparan motor 3 fasa

Gambar. 2.3. Hubungan segitiga pada kumparan motor 3 fasa 2.4. Kontaktor Magnetik The National Manufacture Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan secara magnetis untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Pada kontaktor terdapat sebuah belitan yang mana bila dialiri arus listrik akan timbul medan magnet pada inti besinya, yang akan membuat kontaknya tertarik oleh gaya magnet
12

yang timbul. Magnet berfungsi sebagai penarik dan dan sebagai pelepas kontak kontaknya dengan bantuan pegas pendorong.

Gambar 2.4. Bentuk Fisik Kontaktor Sumber : http://masturi8892.blogspot.com/2013/04/kontaktor.html Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas kemampuan arusnya biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal menutup (Normally Close = NC). Kontak NO berarti saat kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu

menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO menutup Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau

13

bekerja. Simbol koil kontaktor magnit seperti pada gambar disamping dengan
terminal kumparan A1 dan A2 yang disambungkan pada rangkaian kontrol.

Gambar 2.5. Simbol koil kontaktor magnet Sumber : http//jonielektro.wordpress.com 2.5.Prinsip Kerja Kontaktor magnetik Di dalam suatu kontaktor magnetik terdapat kumparan utama yang terdapat pada inti besi. Kumparan hubung singkat berfungsi sebagai peredam getaran saat kedua inti besi saling melekat.Apabila kumparan utama dialiri arus, maka akan timbul medan magnet pada inti besi yang akan menarik inti besi dari kumparan hubung singkat yang dikopel dengan kontak utama dan kontak Bantu dari kontaktor tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kontak utama dan kontak bantunya akan bergerak dari posisi normal dimana kontak NO akan tertutup sedangkan NC akan terbuka. Selama kumparan utama kontaktor tersebut masih dialiri arus, maka kontak-kontaknya akan tetap pada posisi operasinya.

14

2.5.1.

Notasi dan Penomoran Kontaktor

Gambar 2.6. Simbol kontaktor Sumber : http//jonielektro.wordpress.com Dari gambar 2.5 untuk Penandaan kontak-kontak terhadap Penomoran kontak untuk kontak utama (main contact) dari kontaktor adalah 1, 3, 5 dan 2, 4, 6. Dimana angka ganjil yang digunakan sebagai input dari kontaktor dan angka genap digunakan sebagai output dari kontaktor. Sedangkan untuk penomoran terhadap kontoak bantu (auxiliary contact) terbagi menjadi dua yaitu penomoran untuk kontak bantu Normally Open (NO) dan Kontak Bantu Normally Close (NC). Untuk penomoran kontak bantu NO diberikan tanda dengan penomoran 11 12, 21 22, 31 32, untuk penentuan input dan outputnya dilihat pada angka kedua dari penomoran tersebut dimana angak ganjil untuk input dan angka genap untuk output. Untuk penomoran kontak bantu NC diberikan tanda 13 14, 23 24, 33 34, dan seterusnya, untuk penentuan input dan outputnya dilihat pada angka kedua dari penomoran tersebut dimana angka ganjil untuk input dan angka genap untuk output. Sedangkan penomoran untuk koil kontaktor diberikan tanda A1 dan A2 dimana A1 digunakan sebagai masukan untuk fasa dan A2

15

digunakan sebagai masukan untuk Netral. Terdapat keuntungan dan kerugian dalam menggunakan kontaktor yaitu : Keuntungan menggunakan kontaktor ialah: 1. Pelayanannya mudah 2. Momen kontak cepat Sedangkan Kerugiannya : 1. Mahal harganya, 2. Perawatannya cukup sukar, 3. Jika saklar putus sedangkan kontaktor dalam keadaan bekerja, maka kontaktor akan lepas dengan sendirinya. Kontaktor tidak akan bekerja lagi walaupun sakelar induk telah disambung kembali sebelum tombol start ditekan lagi. 2.6. Kapasitor Kapasitor merupakan komponen pasif, notasinya dituliskan dengan huruf C berfungsi untuk menyimpan energi listrik dalam bentuk muatan listrik. banyaknya muatan listrik per detik dalam satuan Coulomb (Q). Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867), sehingga nama dari penemunya digunakan sebagai satuan dalam kapasitansi menyimpan dari kapasitor. disebut Kemampuan kapasitansi.

Kondensator/Kapasitor

muatan

Disamping memiliki nilai kapasitas menyimpan muatan listrik Kapasitor juga memiliki batas tegangan kerja (Working Voltage) maksimum yang dicantumkan

16

nilainya pada komponen. Dalam pemakaian praktis, satuan Farad terlalu besar sehingga biasanya digunakan satuan yang lebih kecil seperti : 1 mikrofarad (F) = 10-6 farad 1 nanofarad ( nF) = 10-9 farad
1 pikofarad (pF) = 10-12 farad

Gambar 2.7. Bentuk Fisik Dari Kapasitor Elektrolit


Sumber : http://kit-electronic.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-kapasitor-komponen.htmls

Kapasitor tetap yang memiliki nilai lebih dari atau sama dengan 1mF adalah kapasitor elektrolit (elco). Kapasitor ini memiliki polaritas (memiliki kutub positif dan kutub negatif) dan biasa disebutkan tegangan kerjanya. Misalnya : 100mF 16 V artinya elco memiliki kapasitas 100mF dan tegangan kerjanya tidak boleh melebihi 16 volt.

Gambar.2.8. Simbol kapasitor Sumber : http :dunia listrik.blogspot.com/2009/12/


17

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian adalah dengan mengalirkan elektron menuju kapasitor. Pada saat kapasitor sudah di penuhi dengan elektron, tegangan akan mengalami perubahan. Selanjutnya, elektron akan keluar dari sebuah kapasitor dan mengalir menuju rangkaian. Untuk rumus kapasitansi dari kapasitor adalah sebagai berikut: C= Q / V C Q V : kapasitansi (Farad) : jumlah muatan (Coloumb) : tegangan (Volt) yang umum dikenal misalnya

Dalam penggunaan kapasitor untuk rangkaian biasanya tidak ditemukan nilai kapasitansi dari kapasitor yang pas sehingga dibutuhkan kapasitor pengganti yang dapat dilakukan dengan cara menyusun kapasitor secara seri ataupun secara paralel sehingga dapat diketemukan nilai kapasitansi pengganti dari kapasitor tersebut yang tepat atau mendekati dari nilai kapasitor yang diinginkan.sebagai contoh jika

18

3 capasitor dirangkai secara seri maka akan memiliki rumus kapasitansi pengganti / kapasitansi total sbb = 1/Ctotal=1/C1+1/C2+1/C3

Gambar 2.9. Rangkaian Kapasitor yang Disusun Secara Seri Jika 3 capasitor dirangkai secara paralel maka akan memiliki rumus kapasitansi pengganti / kapasitansi total sbb =Ctotal=C1+C2+C3

Gambar 2.10. Rangkaian Kapasitor yang Disusun Secara Paralel 2.7. Transistor Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya atau tegangan inputnya

memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber

19

listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan collector (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang akan dikuatkan melalui kolektor.

Gambar 2.11. Simbol Transistor

Gambar 2.12. Bentuk Fisik Transistor Sumber : Anelektronik2010.blogspot.com Transistor dapat difungsikan sebagai saklar dengan cara mengatur arus basis (Ib) sehingga transistor dalam keadaan jenuh (saturasi) atau daerah mati (cut off). Dengan mengatur Ib>Ic/ kondisi transistor akan menjadi jenuh seakan-akan kolektor dan emitor short circuit. Arus mengalir dari kolektor ke emitor tanpa hambatan dan Vce 0 Besar arus yang mengalir dari kolektor ke emitor sama dengan Vcc/Rc. Keadaan seperti ini menyerupai saklar dalam kondisi On. Dengan mengatur Ib = 0 atau basis diberi tegangan mundur terhadap emitor maka transistor akan dalam keadaan mati (cut off), sehingga tak ada arus yang
20

mengalir dari kolektor ke emitor (Ic =0) keadaan ini menyerupai saklar dalam kondisi off.

Gambar 2.13. Titik Kerja Transistor 2.8. Relay Dalam dunia elektronika maupun listrik, relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan logika switching. Sebelum tahun 70an, relay merupakan otak dari rangkaian pengendali. Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik.

Gambar 2.14. Bentuk Relay


http :dunia listrik.blogspot.com/2009/12/dasar-dasarrelay.com

21

Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut : 1. Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar. 2. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.

Gambar 2.15. Bagian - Bagian Relay Sumber : Kilian, Christopher T, Modern Control Technologi (West Publishing Co : 1996) Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang di-paralel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.Konfigurasi dari kontak-kontak relay ada tiga jenis, yaitu: a. Normally Open (NO), kondisi dimana kontak-kontak tertutup saat relay dicatu b. Normally Closed (NC), kondisi dimana kontak-kontak terbuka saat relay dicatu.

22

c. Change Over (CO), relay mempunyai kontak tengah yang normal tertutup, tetapi ketika relay dicatu kontak tengah tersebut akan membuat hubungan dengan kontak-kontak yang lain.

Normally Open

Normally Close

Change Over

Gambar 2.16. Bentuk Kontak Sebuah Relay 2.9. Resistor Resistor adalah komponen elektronika dasar yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon . Dari hukum Ohm diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol

Gambar 2.17. Simbol resistor Sumber : http://v4z4.wordpress.com/2010/05/03/komponen-elektronika/ Resistor memiliki beragam jenis dan bentuk. Diantaranya resistor yang berbentuk silinder, SMD (Surface Mount Devices), dan wirewound. Jenis jenis resistor antara lain komposisi karbon, metal film, wirewound, SMD, dan resistor

23

dengan teknologi film tebal. Resistor yang paling banyak beredar di pasaran umum adalah resistor dengan bahan komposisi karbon, dan metal film. Resistor ini biasanya berbentuk silinder dengan pita pita warna yang melingkar di badan nya. Pita pita warna ini dikenal sebagai kode resistor. Dengan mengetahui kode tersebut kita dapat mengetahui nilai resistansi dari resistor, toleransi, koefisien temperatur dan reliabilitas resistor tersebut.

Gambar. 2.18. Bentuk fisik resistor


Sumber : http://mekatronikasekayu.blogspot.com/2012/08/resistor.html

2.10. Resistor Dengan Kode Warna Resistor yang menggunakan kode warna ada 3 macam, yaitu: a. Resistor dengan 4 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi. b. Resistor dengan 5 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi c. Resistor dengan 5 pita warna dengan 1 pita warna untuk toleransi dan 1 pita warna untuk reliabilitas

24

2.10.1. Identifikasi Empat Pita Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadangkadang terdapat pita kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi. Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104 = 560 k 2%.

25

Tabel 2. Tabel Identifikasi Pita Resistor


Warna Hitam Cokelat Merah Oranye Kuning Hijau Biru Ungu Abu-abu Putih Emas Perak Kosong Pita pertama 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pita kedua 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pita ketiga (pengali) 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 10-1 10-2 5% 10% 20% 1% 2% 3% 4% 0.5% 0.25% 0.1% 0.05% 1% 0,1% 0,01% 0,001% Pita keempat (toleransi) Pita kelima (keakuratan)

Sumber : http :dunia listrik.blogspot.com/2009/12/dasar-dasar resistor 2.10.2. Identifikasi lima pita Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi. Resistor lima pita dengan pita keempat berwarna emas atau perak kadang-kadang diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau penggunaan

26

khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu atau keakuratan. 2.11. Resistor Variabel Resistor variabel sesuai dengan namanya merupakan sebuah resistor yang nilai hambatannya dapat diatur atau dapat dirubah. Resistor Variabel juga sering disebut dengan potensiometer. Simbol dari Resistor Variabel atau potensiometer dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.19. Simbol Resistor Variabel Sumber : http://mekatronikasekayu.blogspot.com/2012/08/resistor.html Resistor variabel digunakan pada rangkaian untuk menahan arus listrik yang masuk pada rangkaian dengan menggunakan resistor variabel besar arus listrik yang masuk pada rangkaian dapat dikurangi ataupun ditambah dimana ketika nilai resistansinya besar maka arus yang masuk akan kecil sedangkan ketika resistansinya berkurang maka arus yang masuk akan bertambah sesuai dengan rumus dari hukum Ohm R = V/I R = Resistansi (dalam Ohm) V = Tegangan (dalam Volt) I = Arus (dalam Ampere)

27

Gambar 2.20. Bentuk Fisik Resistor Variabel Sumber : http://www.sisilain.net/2012/07/pengertian-dan-fungsi-resistor-variabel 2.12. Dioda Dioda adalah semikonduktor yang terdiri dari persambungan (junction) PN. Sifat dioda yaitu dapat menghantarkan arus pada tegangan maju dan menghambat arus pada tegangan balik.Dioda berasal dari pendekatan kata dua elektroda yaitu anoda dan katoda. dioda semikonduktor hanya melewatkan arus searah saja (forward), sehingga banyak digunakan sebagai komponen penyearah arus. Secara sederhana sebuah dioda bisa kita asumsikan sebuah katup, dimana katup tersebut akan terbuka manakala air yang mengalir dari belakang katup menuju kedepan, sedangkan katup akan menutup oleh dorongan aliran air dari depan katup.

Gambar 2.21. Bentuk Fisik Diode Penyearah Sumber : http://mekatronika-smk.blogspot.com/2012/06/dioda.html

28

Gambar 2.22. Simbol umum Dioda Sumber : http://mekatronika-smk.blogspot.com/2012/06/dioda.html Dioda disimbolkan dengan gambar anak panah yang pada ujungnya terdapat garis yang melintang. Simbol tersebut sebenarnya adalah sebagai perwakilan dari cara kerja dioda itu sendiri. Pada pangkal anak panah disebut juga sebagai anoda (kaki positif = P) dan pada ujung anak panah disebut sebagai katoda (kaki negative = N). 2.13. MCB (Mini Circuit Breaker) MCB (Mini Circuit Breaker) adalah peralatan yang berfungsi sebagai pemutus sirkuit pada tegangan rendah ketika terjadi gangguan . MCB terdiri dari: Peralatan pengsaklaran, pemadaman busur api, pengetripan. Dalam memilih

circuit breaker ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu : a. Karakteristik dari sistem di mana circuit breaker tersebut dipasang. b. Kebutuhan akan kontinuitas pelayanan sumber daya listrik. c. Aturan-aturan dan standar proteksi yang berlaku.

29

Gambar 2. 23. Bentuk Fisik MCB Sumber : http://tokogobeng.wordpress.com/2012/03/04/cara-memasang-sekering-diinstalasi-rumah/

Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak. MCB memiliki komponen komponen penyusun di dalamnya. Berikut dapat kita lihat komponen komponen MCB yang ada pada gambar.

30

Gambar 2.24. Komponen dalam MCB (Mini Circuit Breaker) Sumber : http :dunia listrik.blogspot.com Keterangan gambar : 1) Tuas aktuaror operasi On-Off 2) Mekanisme Actuator 3) Kontak penghubung 4) Terminal Input-Output 5) Batang Bimetal 6) Plat penahan & penyalur busurapi 7) Solenoid / Trip Coil 8) Kisi-kisi pemadam busur api MCM memiliki rating rating pengaman yang sudah ditetapkan yaitu sebagai berikut : 0.5A, 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A, 40A, 50A, 63A.

31

Sifat dari MCB adalah : a. Arus beban dapat diputuskan bila panas yang ditimbulkan melebihi dari panas yang di izinkan. b. Arus hubung singkat dapat diputuskan tanpa adanya perlambatan. c. Setelah dilakukan perbaikan , maka MCB dapat digunakan kembali. 2.14. Transformator Transformator merupakan komponen elektronika yang berfungsi mengubah (menaikkan/menurunkan) tegangan listrik. Salah satu kegunaan Trafo ialah untuk mengubah arus AC menjadi DC melalui lilitan gulungan primer dan sekunder. Biasanya digunakan untuk rangkaian catu daya. trafo jenis ini memiliki gulungan yang dapat mengubah tegangan listrik 110 volt sampai 220 volt.

Gambar 2.25. simbol transformator Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator Gulungan tersebut ( lilitan ) dinamakan lilitan primer. sebelum di ubah menjadi tegangan rendah, tegangan listrik dialirkan melalui ribuan penghantar ( lilitan ) yang berakhir pada lilitan sekunder. komponen ini banyak dijual di pasar dengan ukuran dan keperluan tertentu. sedangkan sifat-sifatnya adalah sebagi berikut :

32

bentuk fisiknya empat persegi panjang dengan dilapisi pelat tipis dan gulungan ditutup kertas. terdapat beberapa kaki, pada gulungan primer terdapaat tiga kaki sedangkan sekunder tidak kurang dari sembilan kaki

gulungan primer menerima arus AC PLN antara 110 - 240 Volt Gulungan sekunder menhasilkan tegangan keluaran yang rendah.

Gambar 2.26 bentuk fisik transformator Sumber : http://ekohasan.blogspot.com/2010/03/mengenal-mengukurkomponen-elektronika_8826.html 2.15. PCB PCB (Printed Circuit Board) adalah sebuah papan yang digunakan untuk mendukung semua komponen-komponen elektronika yang berada diatasnya, papan PCB juga memiliki jalur-jalur konduktor yang terbuat dari tembaga dan berfungsi untuk menghubungkan antara satu komponen dengan komponen lainnya.

33

Gambar 2.27 PCB (Printed Circuit Board) Sumber : http://www.gtrader.net/pcb.asp

Bahan yang digunakan untuk membuat PCB adalah sejenis fiber sebagai media isolasinya yang dilapisi cat berwarna hijau, sedangkan untuk jalur konduktor menggunakan tembaga. Ada beberapa macam jenis PCB menurut kegunaannya yaitu PCB 1 side (biasa digunakan pada rangkaian elektronika seperti radio, TV, dll) PCB double side (maksudnya kedua sisi PCB digunakan untuk menghubungkan komponen) dan PCB multi side ( bagian PCB luar maupun dalam digunakan sebagai media penghantar, misalnya pada rangkaianrangkaian PC). 2.16. Lampu Indikator Lampu indikator berfungsi untuk memberikan tanda ke operator bahwa panel dalam keadaan bekerja / bertegangan atau tidak bekerja

34

Gambar 2.28 Lampu Indikator Sumber : http :dunia listrik.blogspot.com 2.17. Kabel
Kabel adalah kawar penghantar listrik berisolasi tunggal. Dapat juga dua atau lebih kawat berisolasi bersama-sama merupakan kesatuan. Kabel kawat (penghantar arus listrik) berbungkus karet, plastic yang juga digunakan sebagai bahan penyekat. merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat lain. Kabel seiring dengan perkembangannya dari waktu ke waktu terdiri dari berbagai jenis dan ukuran yang membedakan satu dengan lainnya Berdasarkan jenisnya, kabel terbagi menjadi 3 yakni kabel tembaga (copper), kabel koaksial, dan kabel serat optik.

Gambar 2.29. Bentuk Kabel Sumber : http :dunia listrik.blogspot.com

35

2.18. Sakelar Tekan


Saklar tekan merupakan jenis saklar yang dioperasikan dengan cara menekan sebuah tombol. Terdapat dua jenis saklar semacam ini, yaitu jenis push to make (PTM) dan push to break (PTB).

Gambar 2.30. Bentuk Sakelar Tekan Sumber : http://www.elektronikabersama.web.id/2011/06/ saklar-tekan-ptm-dan ptb.html Kebanyakan diantara saklar tekan merupakan jenis PTM. Dengan menekan tombol saklar, kontak-kontak akan tertekan hingga saling bersentuhan dan saklar menutup. Sedangkan saklar tekan jenis PTB, kontak-kontaknya adalah kontak normal tertutup, namun akan dipaksa membuka ketika tombol ditekan. Masing-masing saklar tekan jenis PTM dan PTB, dapat bekerja untuk membentuk atau memutuskan sambungan selama sekejap atau menguncinya (latching). Sebuah saklar yang membentuk atau memutuskan sambungan selama sekejap hanya akan menutup atau membuka selama tombol masih ditekan. Ketika tombol dilepaskan saklar akan kembali ke posisi semula. Pada saklar sambungan yang mengunci, tombol akan tetap berada pada posisi tertekan setelah pertama kali ditekan. Kontak-kontak saklar akan tetap menutup atau membuka, bergantung pada jenis saklar yang bersangkutan.

36

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PENGUJIAN 3.1. Pembuatan Alat 3.1.1. Komponen yang digunakan beserta fungsinya dalam Rangkaian a. Kapasitor Komponen ini dipergunakan sebagai Timer penunda waktu kerja pada pengasutan motor induksi 3 fasa hubungan Y b. Panel control Panel control dipergunakan sebagai tempat atau wadah untuk rangkaian pengasutan motor 3 fasa hubungan Y - menggunakan capasitor sebagai timer. c. kontaktor kontaktor digunakan sebagai penghubung rangkaian Y - yang kemudian menuju kemotor 3 fasa yang akan digunakan . d. Resistor Komponen ini dipasang sebagai fungsi untuk pengatur arus listik. Dengan menggunakan resistor arus listrik yang masuk pada rangkaian dapat diatur besar kecilnya.

37

e. Transistor Komponen ini berfungsi sebagai saklar pengalihan dari hubungan Y ke hubungan pada rangkaian pengasutan motor induksi 3 fasa hubung Y . f. Dioda Komponen ini di pasang sebagai komponen yang dapat menghantarkan arus pada tegangan maju dan menghambat pada tegangan balik. Digunakan pada rangkaian power supply sebagai komponen penyearah g. Relay Komponen ini berfungsi sebagai pemutus aliran listik apabila ada beban lebih. Dan dapat digunakan sebagai saklar magnetik dalam rangkaian elektronika pada box control. h. Transformator Komponen ini berfungsi sebagai penyuplai daya yang masuk pada rankaian kontrol dimana tegangan 220 V akan diturunkan menjadi tegangan 12 V i. Baut, mur, dan sekrup Digunakan sebagai pengencang sambungan atau bahan yang dipasang.

38

j.

Kabel

Sesuai dengan fungsinya, kabel ini merupakan penghubung antara komponen-komponen yang dipasang. k. Isolasi Sebagai pelindung dari sambugan kabel. l. MCB MCB (Mini Circuit Breaker) digunakan sebagai pengaman rangkaian apabila terjadi hubung singkat dalam rangkaian pengasutan motor induksi 3 fasa hubungan Y - . 3.1.2. Pembuatan panel Control Panel Control digunakan sebagai tempat untuk meletakkan rangkaian kontrol dan komponen komponen lainnya yang dibutuhkan dalam pengasutan Motor Induksi 3 Fasa menggunakan Kapasitor sebagai Timer. Bentuk dan ukuran panel Control yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.1.

60 cm

Gambar 3.1. bentuk dan ukuran panel control

40

cm

15 cm

20 cm

39

3.1.3. Rangkaian Power Supply Rangkaian Power Supply terdiri dari sebuah transformator step down tipe engkel yang fungsinya untuk menurunkan tegangan 220 Volt menjadi tegangan 12 volt kemudian, 4 buah dioda penyearah dan satu buah kapasitor elektrolit.

Gambar 3.3. Rangkaian Power Supply Keterangan gambar : D1,D2,D3,D4 = Dioda penyearah T = Transformator step down Tipe engkel C = Kapasitor Elektrolit

3.1.4. Pembuatan rangkaian kontrol Rangkaian kontrol merupakan rangkaian yang berfungsi untuk

mengontrol pengasutan motor 3 fasa hubung Y - . Rangkaian kontrol yang digunakan berupa rangkaian elektronika yang menggunakan komponen

komponen elektronika.

40

Gambar 3.2. Rangkaian kontrol Pengasutan motor induksi 3 fasa menggunakan kapasitor sebagai timer

Keterangan rangkaian : B1 = Power Supply C1 = Kapasitor Elektrolit R1,R2,R3 = Resistor tetap SW1 = Sakelar Start VR1 = Resistor Variabel Q1 dan Q2 = Transistor RL1,RL2,Rl3 = Relay SW2 = Sakelar Stop

BL1, LA1, LA2, LA3 = Lampu Indikator

3.1.5. Rangkaian Daya Rangkaian daya merupakan rangkaian yang berfungsi sebagai rangkaian pengontrol motor 3 fasa yang menghubungkan rangkaian kontrol elektronika dengan motor induksi 3 fasa sehingga dapat diasut dengan menggunakan
41

pengasutan Y - dengan sumber tegangan listrik 3 fasa. Rangkaian daya terdiri dari 3 buah kontaktor, yaitu kontaktor Start, kontaktor Y (Bintang), dan kontaktor (segitiga) yang semuanya dihubungkan ke kumparan motor induksi 3 fasa. Rangkaian daya juga terdiri dari sebuah MCB pengaman yang berfungsi untuk mengamankan keseluruhan rangkaian pada alat Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa (Hubung Y - ) menggunakan kapasitor sebagai Timer.

PENGAMAN HUBUNG DELTA (SEGITIGA) HUBUNG Y (BINTANG)

A1 1 K1 3 5 13 K2

A1 1 3 5 13 K3

A1

13

A2

14

A2

14

A2

14

U1

V1

W1

MOTOR

U2

V2

W2

Gambar 3.4. Rangkaian daya Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa hubungan bintang segitiga

42

3.2. Cara Kerja Rangkaian 3.2.1. Cara kerja rangkaian power supply

Gambar 3.5. Rangkaian Power Supply Cara kerja dari rangkaian power supply ini ialah ketika sisi primer dari transformator diberikan sumber tegangan 220 V maka terjadi proses induksi elektromagnetik pada lilitan primer trafo dan arus mengalir menuju ke sisi sekunder trafo pada sisi sekunder tegangan 220 V akan diubah menjadi tegangan 12 V oleh transformator kemudian arus mengalir menuju ke rangkaian 4 buah dioda penyearah (D1,D2,D3,D4) sehingga tegangan AC berubah menjadi tegangan DC dan diteruskan ke kapasitor elektrolit yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan.

43

3.2.2. Cara Kerja Rangkaian Kontrol

Gambar 3.6. Rangkaian kontrol Pengasutan motor induksi 3 fasa menggunakan kapasitor sebagai timer

Cara kerja untuk rangkaian kontrol pengasutan motor induksi 3 fasa menggunakan kapasitor sebagai timer ialah ketika MCB dinaikkan lampu indikator BL1 akan menyala pada proses ini motor siap dijalankan. Untuk menjalankan pengasutan motor 3 fasa dengan pengasutan Y - dilakukan dengan menekan tombol SW1 sebagai tombol Start maka

arus akan

mengalir ke kaki basis Transistor (Q1) sehingga transistor ON dan arus dari sumber masuk ke kaki kolektor keluar menuju ke kaki emitor kemudian masuk ke koil relay (RL1 dan RL2) dan memicu kontak relay bekerja untuk

menggerakan koil kontaktor yang terdapat pada rangkaian daya sehingga motor bekerja dengan hubungan bintang (Y) hal ini ditandai dengan menyalanya lampu indikator LA1 dan LA2 secara bersamaan dimana LA1 ialah sebagai

44

lampu isyarat starting awal motor dan lampu indikator LA2 sebagai lampu isyarat motor bekerja dengan hubungan Y. Ketika saklar start ditekan pertama kali sementara motor bekerja dengan hubungan Y terjadi pengisian muatan pada kapasitor (C1) pada proses ini terjadi penundaan waktu kerja dari motor untuk bekerja dengan hubungan . Setelah muatan dari kapasitor (C1) terisi maka komponen ini akan memicu kerja dari basis transistor (Q2) sehingga transistor ini bekerja sebagai sakelar pengalihan dari hubung Y motor ke hubungan . Arus akan mengalir melalui kaki kolektor dari transistor (Q2) dan keluar ke kaki emitor menuju ke koil relay (RL3 )sehingga kontak kontak dari relay (RL3) bekerja untuk menggerakan koil kontaktor pada rangkaian daya dan pada proses ini motor bekerja dengan hubungan delta (), hal ini ditandai dengan menyalanya lampu indikator (LA3).
3.2.3.

Cara Kerja Rangkaian Pengisian Kapaitor Sebagai Timer sifat dari kapasitor yang mampu menyimpan muatan maka komponen ini dapat difungsikan sebagai timer. Dengan menggunakan rangkaian pengisian kapasitor yang dihubungkan dengan suatu resistor maka waktu pengisian kapasitor dapat dihitung berdasarkan rumus pengisian dari muatan kapasitor terhadap waktu.

45

VC = Vs ( 1 - e -t/RC) Vc = tegangan di kapasitor

e = nilai eksponensial (2.7182818) t = waktu pengisian R C = nilai resistor (Ohm) = nilai kapasitor (Farad)

Gambar 3.7. Rangkaian pengisian kapasitor sebagai timer Cara kerja dari pengisisan kapasitor sebagai timer ialah ketika rangkaian pengisian kapasitor diberikan sumber tegangan kemudian saklar ditutup maka arus mengalir melewati resistor dan masuk mengisi kapasitor sehingga kapasitor memiliki muatan, akan tetapi pengisian dari muatan kapasitor mempunyai jeda waktu yang telah dihitung berdasarkan rumus pengisian kapasitor dan lama waktu dari pengisian kapasitor ditentukan oleh

46

besar dan kecilnya nilai tahanan resistor dan nilai kapasitansi dari kapasitor akan tetapi pada rangkaian pengasutan motor (hubung Y - ) menggunakan kapasitor sebagai timer variabel yang kami ubah hanya nilai dari tahanan resistornya saja untuk menentukan lama waktu dari pengisian kapasitor sehingga dapat digunakan sebagai timer pada pengasutan motor induksi 3 fasa hubungan Y - .

47

3.2. Flow Chart Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa (Hubungan Y - ) Menggunakan Kapasitor Sebagai Timer.

START

MOTOR BEKERJA DENGAN HUBUNGAN Y (lampu indikator kuning menyala)

TIDAK

RANGKAIAN PENGISIAN KAPASITOR BEKERJA

YA
MOTOR BEKERJA DENGAN HUBUNGAN (lampu indikator hijau menyala)

STOP/END

48

3.3. Perkiraan Anggaran Biaya

A. Tahap Persiapan Penelitian : 1. Studi pustaka dan mencari sumber-sumber informasi 2.Pengadaan Komponen: Kontaktor Relay kapasitor Transformator transistor PCB Kabel NYA Kabel NYM (3 buah) (3 buah) (1 buah) (1 buah) (2 buah) (1 keping) (9 meter) (2 meter) Rp. Rp. RP. RP. RP. Rp. Rp. Rp. 300.000 60.000 4.000 45.000 8.000 12.000 40.000 20.000 __________+ Jumlah : B. Tahap Pengerjaan 1. Pengerjaan & Pengujian Alat 2. Pengerjaan laporan Jumlah : Rp. 150.000 Rp. 100.000 + Rp. 250.000 Rp. 489.000 Rp. 50.000

49

Rekapitulasi Biaya : A. Tahap Persiapan B. Tahap Pengerjaan Jumlah Total Biaya : Rp. 489.000 Rp. 250.000 +

Rp. 739.000

50

BAB IV PENTUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pegamatan, perancagan, pembuatan sistem pengasutan motor 3 fasa hubungan Y - menggunakan capasitor sebagai timer dapat di simpulkan sebagai berikut : 1. Cara pembuatan rangkaian kontrol elektronika dengan menggunakan komponen kapasitor sebagai timer, akan tetapi komponen kapasitor tersebut digabungkan dengan komponen elektronika lain seperti resistor yang pada alat ini berfungsi sebagai pengatur lama waktu dari pengisian kapasitor sebagai timer dan kemudian menggunakan transistor yang berfungsi sebagai sakelar untuk mengalihkan kerja motor dari hubungan Y ke hubungan ketika kapasitor telah mengisi muatannya. Dan range waktu yang dibutuhkan ialah sekitar 3 6 detik. 2. Cara pengasutan motor induksi 3 fasa dengan menggunakan pengasutan Y - hanya digunakan pada motor motor dengan daya nominal sekitar 4 6 kW. 3. Cara kerja dari kapasitor yang dapat difungsikan sebagai timer penunda waktu kerja dari hubungan Y motor ke hubungan motor dengan memanfaatkan proses pengisian kapasitor dimana ketika kapasitor diberikan sumber tegangan maka secara bertahap muatan dari kapasitor akan terisi hal inilah yang menyebabkan komponen ini dapat difungsikan sebagai timer.

51

B.

SARAN Berdasarkan hasil pengujian alat Pengasutan motor induksi 3 fasa (hubungan Y - ) menggunakan kapasitor sebagai timer maka kami menyarankan agar kedepannya alat ini dapat menjadi komponen alternatif pengganti timer penunda waktu kerja untuk pengasutan motor induksi 3 fasa dari hubung Y ke hubung . Serta dapat dijadikan untuk bahan praktek bagi mahasiswa elektro mengenai pengisian kapasitor yang ternyata dapat diaplikasikan sebagai timer penunda waktu kerja dari alat yang akan dijalankan khususnya dalam hal ini pengalihan kerja hubungan motor 3 fasa yang diasut dengan menggunakan metode pengasutan Y -

52

Anda mungkin juga menyukai