Anda di halaman 1dari 109

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG Atletik merupakan salah satu mata pelajaran Pendidkan Jasmani yang wajib diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat atas, sesuai dengan SK Mendikbud No. 0413/U/87. Bahkan di beberapa perguruan tinggi, atletik ditawarkan sebagai salah satu Mata Kuliah Dasar Umum. Sedangkan bagi mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil. Dikjasor merupakan penerapan Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan yang menggunakan unsur gerak jasmani untuk mendidik siswa artinya, melalui kegiatan gerak, siswa dihadapkan pada pengalaman belajar yang berusaha membimbing mereka ke arah pembentukan watak dan peningkatan kualitas hidup. Atletik sebagai salah satu materi ajar yang wajib pada pelajaran Dikjasor yang dalam pelaksanaannya menggunakan unsur gerak jasmani, maka keberadaan Atletik juga dirasa sangat penting untuk memberikan pengalaman belajar dan sebagai sarana untuk membimbing siswa kearah pembentukan watak dan peningkatan kualitas hidup. Menurut Mohammad Djumindar A. Widya (2004) dalam bukunya Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain, menyebutkan bahwa atletik adalah salah satu unsur dari Pendidikan Jasmani yang merupakan komponen-komponen pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani serta pembinaan hidup sehat dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang.. Muncul pertanyaan, mengapa atletik merupakan suatu mata pelajaran yang wajib diberikan di sekolah-sekolah? Mengapa tidak semua cabang olahraga wajib diberikan di sekolah-sekolah? Jawaban logis adalah : atletik merupakan ibu dari sebagian besar cabang olahraga, dimana gerakan gerakan yang ada dalam atletik seperti : jalan, lari, lompat dan lempar dimiliki oleh sebagian besar cabang olahraga. Dengan diwajibkannya cabang

olahraga atletik diberikan di sekolah-sekolah dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, sudah selayaknya membawa angin segar untuk meningkatkan motivasi siswa untuk mengikutinya. Namun kenyataannya di lapangan, masih banyak siswa yang belum meminati pelajaran atletik bahkan cenderung kurang menyukainya. Anak-anak cenderung tidak senang dengan pelajaran atletik salah satunya mungkin karena cara mengajarkannya menggunakan cara yang sama dengan atletik yang dilakukan oleh orang dewasa, mereka cenderung akan bosan dan menghindar dari kegiatan atletik. Ini merupakan suatu tantangan bagi para guru pendidikan jasmani agar pelajaran atletik merupakan pelajaran yang menyenangkan bagi siswanya. Karena disamping keterampilan yang ingin dicapai, justru tujuan utama dari pembelajaran Dikjasor seperti, meningkatkan kesegaran jasmani, meningkatkan pengalaman dan pengayaan gerak-gerak dasar umum maupun kemampuan motorik siswa sebagai dasardasar gerak cabang olahraga lainnya. Dalam upaya mengidentifikasi masalah pelajaran atletik ini, penulis melakukan penelitian awal dengan melibatkan guru-guru Dikjasor se-Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang dalam Kelompok Kerja Guru Dikjasor (KKG Dikjasor) sebagai sumber informasinya (Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, wawancara dan diskusi dalam forum KKG) didapatkan bahwa : 1. Kurang tersedianya fasilitas dan perlengkapan untuk kegiatan atletik yang memadai. 2. Masalah lainnya adalah kemampuan guru Penjas dalam menyajikan Proses Belajar Mengajar (PBM) atletik yang lebih banyak menekankan pada penguasaan teknik dan berorientasi kepada hasil atau prestasi siswa pada setiap nomor atletik. Dengan demikian unsur bermain dan kesenangan siswa menjadi kurang diperhatikan. Berdasarkan uraian diatas pada penelitian ini peneliti ingin mencoba mengubah atau mengembangkan pola pikir kita sebagai guru Dikjasor dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) atletik : dari berorientasi prestasi berubah kepada orientasi Proses Belajar Mengajar (PBM)

atletik bernuansa bermain, dan dari ketergantungan pada penggunaan alat-alat standar, menjadi pemanfaatan alat-alat yang dimodifikasi. Tentu saja pengembangan model pembelajaran ini hanya merupakan alternatif yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran, guru sendiri dapat mengembangkan sesuai dengan kondisi dan suasana sekolah masing-masing.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran atletik yang meliputi pembelajaran gerak dasar jalan, lari dan lompat (Harrow, 1977), dengan menggunakan pendekatan bermain bagi siswa sekolah dasar sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan siswa baik secara fisik maupun psikologis untuk meningkatkan minat belajar mereka terhadap materi pelajaran atletik.

C. Tujuan Penelitian Penelitian pengembangan ini berusaha untuk menghasilkan dan mengembangkan model-model pembelajaran atletik yang meliputi pembelajaran gerak dasar lokomotor dengan menggunakan pendekatan permainan untuk siswa Sekolah Dasar kelas 3, adapun secara umum tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk siswa penelitian ini bertujuan agar siswa bisa mendapatkan modelmodel pembelajaran yang menarik sehingga diharapkan minat belajar siswa terhadap atletik menjadi lebih meningkat 2. Untuk guru penelitian ini bertujuan agar guru mempunyai tambahan referensi yang dapat digunakan untuk mengajar siswa dan

3. Untuk peneliti, penelitian ini bertujuan untuk mencoba mengembangkan dan menghasilkan model-model pembelajaran yang berorientasikan pada bentukbentuk permainan. Tetapi secara khusus tujuan penelitian pengembangan ini adalah: Melakukan analisis kebutuhan perlunya pengembangan model pembelajaran atletik meliputi pembelajaran gerak dasar jalan, lari dan lompat (lokomotor) dengan mengedepankan unsur bermain dalam pembelajaran Dikjasor di Sekolah Dasar. Menemukan pengembangan model pembelajaran atletik yang berorientasikan pada gerak dasar jalan, lari dan lompat (lokomotor) dengan menggunakan model permainan dalam pembelajaran Dikjasor di Sekolah Dasar Mengembangkan model pembelajaran atletik yang sudah ada yang

berorientasikan pada gerak dasar jalan, lari dan lompat (lokomotor) dengan menggunakan model permainan dalam pembelajaran Dikjasor di Sekolah Dasar.

D. Spesifikasi Produk Produk yang diharapkan untuk memecahkan masalah di atas berupa modul pembelajaran atletik berorientasikan pada gerak dasar jalan, lari dan lompat (lokomotor) dengan menggunakan model pendekatan bermain untuk siswa kelas III Sekolah Dasar yang terdiri dari bentuk-bentuk permainan atletik dan format penilaian.

E. Pentingnya Penelitian Pengembangan Pengembangan produk yang berupa pengembangan model pembelajaran atletik dengan menggunakan pendekatan bermain berupaya untuk menciptakan dan mengembangkan model-model pembelajaran yang diharapkan produk yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh guru Dikjasor dalam melaksanakan pembelajaran Dikjasor di Sekolah Dasar sehingga diharapkan pula bisa meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran Dikjasor khususnya pada materi pelajaran atletik. Produk yang dihasilkan juga bermanfaat sebagai referensi tambahan dalam dunia pendidikan yang berhubungan dengan Dikjasor. Produk ini mempunyai peluang besar bagi peneliti lain untuk mengkaji ulang dan menguji sehingga pengembangan produk ini bisa lebih sahih dan handal.

F. Keterbatasan Penelitian Pengembangan Untuk mendapatkan produk yang sahih dan handal tentunya memerlukan frekuensi tinggi dalam uji coba dengan melibatkan kancah yang luas dan jumlah subyek pengembangan yang banyak dan representatif. Agar penelitian ini bisa dilaksanakan maka dalam penelitian ini kancah yang diteliti hanya di SDN Pasirian 05 Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang, dengan melibatkan beberapa guru Dikjasor SD yang sudah PNS dan beberapa ahli Dikjasor sebagai subyek penelitian pengembangan (sumber informasi). Selain itu mengingat keterbatasan waktu penelitian maka pelaksanaan uji cobanya pun tidak dapat dilakukan dengan frekuensi ulangan yang tinggi, tetapi untuk melakukan uji coba ulang tetap ada dan dapat dilakukan.

G. Definisi Istilah

Dikjasor adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh anak-anak sekolah dasar yang bertujuan untuk mengembangkan ketiga gerak dasar utamanya yaitu: gerak dasar lokomotor, gerak dasar non lokomotor dan gerak dasar manipulative (Corbin, 1980). Model permainan atletik adalah salah satu desain pembelajaran yang dirancang dengan melibatkan siswa secara langsung dengan memperhatikan keaktifan siswa, kretifitas siswa, efektifitas jalannya pembelajaran dan pembelajaran yang menyenangkan tetapi tetap berbobot dan berkualitas. Gerak dasar lokomotor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gerak dasar jalan, gerak dasar lari dan gerak dasar lompat. Ketiga gerak dasar tersebut merupakan pola gerak dasar yang ada pada kurikulum Dikjasor di Sekolah Dasar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Atletik Istilah atletik yang kita kenal sekarang ini berasal dari beberapa sumber antara lain bersumber dari bahasa Yunani, yaitu athlon yang mempunyai pengertian berlomba atau bertanding. Misalnya ada istilah pentathlon atau decathlon. Istilah lain yang menggunakan atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek (bahasa Belanda), athletique (bahasa

Perancis) atau athletik (bahasa Jerman). Istilahnya mirip sama, namun artinya berbeda dengan arti atletik di Indonesia, yang berarti olahraga yang memperlombakan nomor-

nomor: jalan, lari, lompat dan lempar. Istilah lain yang mempunyai arti sama dengan istilah atletik di Indonesia adalah Leichtatletik I(Jerman), Athletismo (Spanyol), Olahraga (Malaysia), dan Track and Field (USA).

B. Sejarah Ringkas Atletik. Atletik yang kita kenal saat ini tergolong sebagai cabang olahraga yang paling tua di dunia. Gerak-gerak dasar yang terkandung dalam atletik sudah dilakukan sejak adanya peradaban manusia di muka bumi ini. Bahkan gerak tersebut sudah dilakukan sejak manusia dilahirkan yang secara bertahap berkembang sejalan dengan tingkat

perkembangan, pertumbuhan dan kematangan biologisnya, mulai dari gerak yang sangat sederhana sampai pada gerakan yang sangat kompleks. Pada jaman purba, ketika peradaban manusia masih sangat primitif, hukum rimba masih berlaku dimana yang kuat memakan yang lemah. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia saat itu harus bertahan dari gangguan binatang buas atau harus berburu binatang untuk dijadikan santapan hidupnya atau mencari makanan berupa umbi-umbian atau buah-buahan. Dalam upaya tersebut

mereka melakukan berbagai ketangkasan seperti: memanjat pohon, melempar, melompat dan berlari. Mereka harus berjalan bermil-mil jauhnya, kadangkala harus berlari secepatcepatnya serta terampil dalam melempar atau melompat untuk mendapatkan buruannya atau menghindar dari sergapan binatang buas. Gerakan tersebut merupakan cikal bakal

gerakan atletik yang ada sekarang ini Humeros dalam bukunya berjudul tahun 1100 SM,

Menurut seorang pujangga Yunani bernama

Illiad, diperkirakan kegiatan atletik sudah dilakukan Eurialus, Epius, Odysseus, Aias dan

tercatat nama-nama seperti

Argamenon. Mereka disebut sebagai jago-jago lomba berkuda, lari dan lempar lembing Odysseus saat itu disebut sebagai jago lempar cakram yang belum terkalahkan lemparannya. Sehingga gambar Odysseus dengan cakramnya diabadikan sebagai

symbol atletik dan di Indonesia dipakai sebagai lambang atau logo PASI.

C. Makna dan Nilai dalam Atletik Di kalangan para siswa, ada kesan bahwa olahraga atletik hanya merupakan seperangkat gerak monoton dan tak bervariasi. Isinya meliputi gerak lari, lempar dan lompat yang di anggap kurang menuntut keterampilan yang tinggi namun melelahkan. Unsur keriangan dan kegembiraan tidak terungkap dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. leh karena itu tidak heran apabila pelajaran atletik dalam pendidikan jasmani kurang mendapat perhatian dibanding dengan cabang olahraga permainan seperti:

sepakbola, basket atau bolavoli. Atletik berorientasi bermain Fenomena yang diungkapkan secara filosofis tentang ciri hakiki manusia sebagai mahluk bermain atau Homo Ludens, kurang mendapat perhatian dari guru -guru pendidikan jasmani maupun para pelatih atletik, dalam kegiatan mengajar atau membina atlet atletik. Kenyataan ini merupakan kendala dan sekaligus menjadi tantangan bagi para guru pendidikan jasmani. Bagaimana membangkitkan motivasi siswa, bagaimana

mengemas perencanaan tugas ajar dalam atletik agar dapat lebih diterima dan mendapat perhatian serta antusias siswa dalam mengikutinya. Dengan demikian maka, atletik dalam konteks pendidikan jasmani selain

mengandung tantangan, juga berisi unsur permainan menyertai proses belajar keterampilan

atletik itu sendiri. Berlangsungnya aktivitas bermain khususnya pada anak-anak, tidak hanya terjadi pada olahraga permainan saja. Kalau kita simak secara hakiki, di dalam

aktivitas bermain tersebut tidak lepas dari gerak-gerak yang ada dalam atletik seperti, jalan, lari lompat dan kadang juga berisi gerakan melempar. Oleh karena itu pembelajaran atletik dengan pendekatan bermain bukan suatu hal yang tidak logis. Atletik secara bermain dapat menggugah perhatian anak-anak dan dapat memfasilitasi semua tingkat keterampilan yang ada pada kelas yang kita ajar. Permainan atletik tidak berarti menghilangkan unsur keseriusan, mengabaikan

unsur ketangkasan atau menghilangkan substansi pokok materi atletik. Akan tetapi permainan atletik berisikan seperangkat teknik dasar atletik berupa : jalan, lari, lompat dan lempar yang disajikan dalam bentuk permainan yang bervariasi dengan memperkaya perbendaharaan gerak dasar anak-anak. eksplorasi dalam suasana kegembiraan Kegiatannya dan diperkuat didominasi oleh oleh pendekatan dorongan

pemenuhan

berkompetisi sesuai dengan tingkat perkembangan anak, baik perkembangan kognitif, emosional

yang menyangkut bermain

maupun perkembangan geraknya. Untuk

dalam atletik sebetulnya tidak dikenal batasan tingkat pendidikan.

Yang membedakan

barangkali adalah jenis permainan, berat ringannya, bobot permainan serta kemampuan pemahaman anak untuk melakukannya.

Nilai yang terkandung dalam permainan atletik.

Agar permainan atletik itu berhasil dengan baik, maka nilai-nilai yang terkandung di dalampermainan atletik menjadi pokok pertimbangan penyelenggaraan. Nilai-nilai yang terkandung tersebut seperti dikemukakan Hans Katzenbogner/Michael Medler. (1996) dalam Pembelajaran Atletik, Depdiknas.(2002)., adalah: 1) Pengembangan dimensi permaian atletik 2) Pengembangan dimensi variasi gerakan atletik

3) Pengembangan dimensi irama atletik 4) Pengembangan dimensi kompetisi atletik, dan 5) Pengembangan pengalaman atletik. Bila kita lihat kandungan nilai-nilai tersebut , maka tidak ada alasan bagi seorang guru pendidikan jasmani untuk memberikan materi pelajaran atletik melalui pendekatan permainan atletik. 1) Pengembangan dimensi permainan atletik Unsur yang terkandung dalam permainan adalah kegembiraan atau keceriaan. Tanda-tanda menuju ke arah permainan yang menggembirakan tersebut antara lain:

Menanamkan kegemaran berlomba atau berkompetisi dalam situasi persaingan yang sehat, penuh tantangan dan kegembiraan

dikuasainya. Permainan atletik berujud manakala unsur kegembiraan dalam praktek merasuk ke dalam diri subyek yang dihadapi. 2) Pengembangan berbagai variasi gerakan atletik. Dominasi stop watch dan pita ukur dalam pelajaran atletik seringkali

menyebabkan pelajaran atletik sangat membosankan, melelahkan dan kurang bervariasi. Keterbatasan sarana dan perlengkapan atletik yang dimiliki, juga menjadi penyebab guru penjas tidak bisa memberikan pengembangan gerak-gerak dasar secara optimal. Penggunaan alat-alat bantu yang dimodifikasi berupa barang-barang bekas seperti: ban sepeda, kardus, tali, bilah bambu, bola besar atau bola-bola kecil dapat membantu

menampilkan berbagai variasi gerak-gerak dasar atletik. 3) Pengembangan irama atletik

Dalam atletik, keharmonisan gerak tubuh atau koordinasi gerak merupakan hal yang sangat dibutuhkan. Sebagai bagian dari koordinasi gerak, dibutuhkan penguasaan dan pengaturan irama gerak. Oleh karena itu guru pendidikan jasmani perlu memperhatikan pengembangan irama gerak antara lain seperti melalui pola gerak dasar dominan. Realisasinya seperti bagaimana mengatur irama langkah, frekuensi langkah, atau irama melewati rintangan, atau irama putaran dsb. Dengan demikian maka pengembangan irama dalam pembelajaran atletik tetap harus diperhatikan. 4) Pengembangan kemungkinan kompetisi . Atletik sebagai salah satu bagian dari materi pendidikan jasmani tentu saja sarat akan unsur kompetisi, bahkan nilai kompetisi dalam atletik amat terbuka, baik sebelum, selama maupun usai perlombaan. Karenanya kompetisi dalam arti yang positif sangat dibutuhkan oleh anak-anak. Para ahli pendidikan jasmani telah menelusuri dan

menyimpulkan bahwa pada dasarnya aktivitas fisik dalam konteks pendidikan jasmani, kaya akan nilai-nilai kompetisi. Sehingga di antara mereka telah sepakat bahwa pendidikan jasmani merupakan salah satu media yang paling ampuh untuk mengarahkan anak dalam menginternalisa si budaya bersaing. Demikian pula dalam pembelajaran atletik dimana setiap individu akan berhadapan dengan individu lain atau bahkan dengan dirinya sendiri. 5) Pengembangan pengalaman atletik. Mengembangkan seluruh macam gerakan dalam atletik bukan berarti menginginkan pendangkalan, kurang sistematis, atau usaha yang tidak bertujuan. Atletik yang berorientasi pada hasil, akan memungkinkan anak menjadi bosan dan kurang kreatif dalam menerima pengalaman gerak atletik. Padahal dengan berorientasi pada pengalaman gerak yang Permainan yang untuk

seluas-luasnya akan memberikan kepuasan tersendiri pada diri si anak. atletik yang penuh dengan dengan berbagai suasana macam keriangan variasi dan kegembiraan

bermain anak

mempesona

gerak, memungkinkan

menikmati seperti layaknya pada permainan olahraga lain.

Namun substansi pokok

pengajaran yaitu dimensi jalan, lari, lompat dan lempar tetap terkandung di dalamnya, sehingga unsur terpelihara. variasi, irama, pengalaman atletik serta pengalaman kompetisi tetap

D. Pentingnya Atletik Bagi Siswa Sekolah Dasar Melihat dari fungsi dan tujuan dari pembelajaran atletik di Sekolah Dasar adalah mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat sehingga pembelajaran atletik di Sekolah dasar berbeda dengan atletik yang dilakukan oleh orang dewasa yang berorientasi pada prestasi, Seperti telah diungkap pada bagian awal bahwa atletik merupakan ibu dari segala cabang olahraga, dan kaitannya dengan pendidikan jasmani maka pelajaran atletik wajib diberikan disekolah sekolah tak terkecuali di Sekolah Dasar. Seiring pertumbuhan perkembangan dan perkembangan siswa, baik itu psikologis, fisiologis, dengan maupun

biologis

siswa, keberadaan pembelajaran pendidikan jasmani sangat

diperlukan oleh sekolah-sekolah. Pembelajaran atletik yang di dalamnya terkandung berbagai unsur gerak dasar yang sangat dibutuhkan oleh manusia, sangat cocok diprogramkan wajib untuk sekolah-sekolah. Siswa-siswa Sekolah Tingkat Dasar perlu mendapat kesempatan dan bimbingan yang lebih banyak atau lebih baik dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani,

secara fisiologis, kebugaran, ketangkasan atau keterampilannya sangat penting untuk dikembangkan atau untuk lebih diberdayakan. Untuk itu perlu diberikan kesempatan

untuk bergerak atau melakukan aktivitas fisik yang memadai. Atletik, dimana gerakan-gerakannya tidak terlalu sulit dan bisa dimodifikasi dengan berbagai alat bantu, dan bisa memfasilitasi berbagai macam gerak , arah gerak dengan volume dan intensitas yang mudah diatur kiranya sangat penting untuk diberikan kepada siswa-siswa Sekolah Tingkat Dasar.

E. Ruang Lingkup Pembelajaran Atletik. Pembelajaran atletik di sekolah-sekolah tetap berpedoman pada kurikulum Namun bukan tersebut bisa

pendidikan jasmani dan kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. berarti bahwa semua nomor atletik yang tercantum dalam kurikulum dilaksanakan.

Hal tersebut terkait erat dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Banyak guru-guru pendidikan jasmani yang hanya bisa

sekolah yang bersangkutan.

mengajarkan satu dua nomor atletik saja dalam satu tahun atau mungkin ada nomornomor yang tidak bisa diberikan sama sekali kepada siswanya. Secara umum ruang lingkup pembelajaran atletik di sekolah-sekolah sesuai dengan IAAF (International Association of Athletics Federations) meliputi nomor-nomor : jalan, lari, lompat dan lempar. Pembagian kelompok tersebut adalah sebagai berikut: 1. Nomor jalan meliputi 2. Nomor lari dibagi lagi kedalam : a. Lari lari jarak pendek meliputi b. Lari jarak menengah meliputi c. Lari jarak jauh meliputi d. Lari estafet meliputi e. Lari rintangan meliputi : 100 m, 200m, 400 m : 800 m dan 1500 m : 5000 m , 10.000 m, marathon : 4 x 100 m, 4 x 400 m : lari gawang 100 m, 110 m, 400 m dan 3000 m halang rintang 3. Nomor lompat meliputi: a. Lompat jauh gaya jongkok, melayang dan gaya berjalan di udara. b. Lompat tinggi gaya guling perut, guling sisi dan flop. c. Lompat jangkit d. Lompat tinggi galah 4. Nomor lempar terdiri dari: a. Tolak peluru gaya menyamping, belakang dan memutar. : jalan 5 km, 10 km, 20 km dan 50 km

b. Lempar cakram c. Lempar lembing dan d. Lontar martil. Hampir sebagian besar dari nomor-nomor kurikulum Dikjasor dari SD hingga tingkat SLTA. atletik tersebut diprogramkan di dalam

F. Pengembangan Pembelajaran Atletik 1. Prinsip Pengembangan Kesegaran Jasmani Komponen kesegaran jasmani yang utama antara lain; kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan kardiovaskuler dan fleksibilitas. Prinsip latihan untuk mengembangkan komponen kekuatan, berbeda dengan prinsip latihan untuk mengembangkan komponen daya tahan. a) Kekuatan dan daya tahan otot. Kekuatan secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan sekelompok otot untuk melakukan kontraksi secara maksimal dalam waktu yang relatif singkat. Sementara itu daya tahan otot, dapat diartikan sebagai: kemampuan sekelompok otot untuk melakukan kontraksi atau kerja secara berulang ulang dalam waktu yang relatif lama. b) Daya tahan Kardiovaskuler. Daya tahan kardiovaskuler sering disebut sebagai daya tahan umum dan dianggap sebagai faktor kunci dalam kesegaran jasmani. Daya tahan umum berkaitan sistem peredaran darah dan jantung. Pada dasarnya merupakan kemampuan tubuh dalam menyediakan oksigen untuk melakukan pekerjaan yang relatif lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.

c) Fleksibilitas atau kelentukan. Fleksibilitas sangat berkaitan dengan elastisitas otot dan persendian. Latihan yang diberikan berupa latihan untuk meregang atau memanjangkan otot agar terjaga

elastisitasnya. Dalam melatih elastisitas otot ini harus diperhatikan hal-hal antara lain: dilakukan secara bertahap dan hati hati, otot yang dilatih. 2. Prinsip Pengembangan Keterampilan Gerak. Tujuan utama pembelajaran keterampilan gerak adalah perkembangan gerak yang terampil. Rink (1993), mengemukakan tiga indikator gerak terampil, sebagai berikut: a) Efektif. Artinya gerakan itu sesuai dengan produk yang diinginkan (product oriented). Misalnya seorang pelari gawang sudah dapat berlari dengan kecepatan irama mampu melewati gawang dengan baik. b) Efisien. Artinya : gerakan itu sesuai dengan proses yang seharusnya dilakukan (process oriented). Misalnya seorang pelari gawang sudah dapat melakukan rangkaian dan intensitas dan ruang gerak, lamanya latihan serta

gerak dengan baik dan menghemat tenaga. c) Adaptif. Artinya; gerak itu dilakukan. 3. Prinsip Pengembangan Konsep Gerak. Konsep pada dasarnya merupakan gagasan kognitif. Konsep gerak maksudnya adalah gagasan dasar yang mempunyai nilai transfer. Misalnya konsep dasar melempar, dapat gerakan itu sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan dimana

juga diterapkan untuk belajar melempar lembing, melempar bola basket, soft ball, atau bowling (inter task transfer). Konsep dasar forehand, dapat diterapkan pada belajar backhand (bilateral transfer). Konsep dasar keterampilan dalam situasi dan kondisi yang

sederhana dapat juga ditransfer dan diterapkan pada situasi dan kondisi yang kompleks (intra task transfer). learning. Kemampuan ini sangat berguna untuk menyokong konsep transfer of

Beberapa prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan para guru pendidikan jasmani agar terjadinya transfer belajar adalah: a) Makin mirip situasi latihan dengan situasi permainan yang sebenarnya, makin mungkin terjadinya transfer. b) Makin bervariasi suatu keterampilan dipelajari, makin mungkin terjadinya transfer positif terhadap situasi permainan sebenarnya. c) Transfer dapat dilakukan melalui pemberian dorongan atau motivasi . 4. Prinsip Pengembangan Modifikasi. Modifikasi dalam pendidikan jasmani adalah salah satu usaha guru penjas agar pembelajaran dapat mencerminkan DAP (Developmentally Appropriate Practice), artinya bahwa tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak didik, dan dapat mendorong perubahan tersebut. Cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercermin dari aktivitas pembelajaran yang diberikan guru dari awal sampai akhir.

Beberapa aspek analisa modifikasi ini tidak lepas dari pengetahuan guru tentang: o Modifikasi tujuan pembelajaran o Modifikasi materi pembelajaran o Modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran o Modifikasi evaluasi pembelajaran. 5. Prinsip Pengembangan Pengalaman Belajar. Beberapa aspek di bawah ini perlu diperhatikan oleh para guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran keterampilan antara lain: a) Pengalaman belajar harus memiliki potensi untuk meningkat kan keterampilan dan penampilan gerak siswa. b) Pengalaman belajar harus menyediakan waktu aktif berlatih/ belajar secara maksimal pada semua siswa dan pada tingkat kemampuan masing-masing.

c) Pengalaman belajar harus sesuai dengan tingkat pengalaman siswa. d) Pengalaman belajar sangat potensial untuk mengintegrasikan perkembangan aspek psikomotor, kognitif dan afektif . Prinsip-prinsip tersebut harus diperhatkan oleh para guru pendidikan jasmani dalam proses pembelajaran terutama dalam strategi pembelajarannya.

G. Modifikasi Pembelajaran Atletik Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2007 ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga di Sekolah Dasar bermuara pada cabang atletik karena mencakup semua aktivitas gerak yaitu: a. Eksplorasi gerak, ketrampilan gerak lokomotor, non lokomotor dan gerak manipulatif kedalam semua cabang permainan jasmani dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya (Dasar-dasar gerak jalan, lari, lompat serta lempar). b. Aktivitas pengembangan, meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, bentuk postur tubuh dan aktivitas lainnya. c. Aktivitas senam dan gerak ritmik, meliputi: ketangkasan sederhana dengan alat atau tanpa alat, gerak bebas, senam aerobik dan aktivitas lainnya. d. Aktivitas air atau gerak akuatik, meliputi: renang, permainan di air, keselamatan dan aktivitas lainnya. Melihat peran sentral dari cabang atletik pada mata pelajaran Pendidikan jasmani dan olahraga di Sekolah Dasar, menuntut seorang guru untuk merencanakan, melaksanakan, evaluasi, menyelenggarakan tindak lanjut kegiatan belajar mengajar, membantu anak didik dalam upaya memecahkan dan menyelesaikan masalah dalam aktivitas geraknya serta meningkatkan kreatifitasnya dengan berbagai modifikasi-modifikasi dalam proses

pembelajaran Dikjasor khususnya cabang atletik sehingga bisa menarik siswa untuk bergerak

dan mengembangkan geraknya, mengingat bahwa setiap sekolah memiliki kemampuan yang berbeda-beda dari segi penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran. Sehingga tujuan modivikasi pembelajaran atletik di Sekolah Dasar adalah: 1. Meningkatkan minat dan semangat berolahraga siswa sekolah dasar 2. Meningkatkan inovasi dan kreatifitas anak 3. Memberikan lebih banyak pengalaman gerak baru, berlari, melempar, melompat, daya tahan kelincahan dan lain-lain. 4. Melatih kerjasama tim 5. Mengenalkan khasanah gerak bidang atletik dan mempersiapkan eksplorasi gerak ke cabang olahraga yang lain 6. Meningkatkan kesehatan dan kebugaran 7. Menghindari terbentuknya spesifikasi bakat anak yang terlalu dini sehingga mengganggu proses perkembangan bakat dankemampuan saat menjadi atlet Terkait dengan modifikasi pembelajaran yang kreatif dan efektif, yang akan disajikan oleh peneliti adalah jenis modifikasi pembelajaran atletik bagi kelas 3 yang telah disesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan anak-anak sekolah dasar dengan pendekatan keterampilan proses dan metode bermain yang menyenangkan dengan pengalaman gerak meliputi tiga aspek yaitu:

A. Contoh berbagai variasi lari dan jalan untuk kelas III SD Berbagai bentuk gerakan lari / jalan Lari / jalan ke depan Lari / jalan ke belakang

Lari angkat paha Lari / jalan silang ke samping Lari langkah kuda Lari / jalan membawa benda Lari / jalan lintasan berkelok-kelok Lari / jalan naik / turun tangga

Anak bertemu satu dengan yang lain dengan gerakan jalan / lari : Bersalaman Menepukkan satu tangan dengan tangan lawan Menepukkan kedua tang dengan tangan lawan Bergandengan pada siku membuat satu putaran Bergandengan tangan setinggi bahu, membuat putaran Bergandengan dua tangan membuat satu putaran

Gerakan-gerakan tersebut di atas bisa dilakukan dengan jalan dan lari.

Contoh lari dalam bentuk permainan @ Lari / jalan bebas mengikuti garis yang dibuat di lantai memungkingkan mereka bertemu satu dengan yang lain. Bila mereka bertemu harus melakukan tugas yang diperintahkan oleh guru. Misalnya bertepuk satu / dua tangan, bergandengan membuat lingkaran dan sebagainya.

@ Mereka berlari berpasangan, nomor ganjil belok ke kanan dan pasangan nomor genap berbelok ke kiri. Bisa dibuat berbagai variasi lain misalnya waku berbelok pasangan berpisah ke kanan dan ke kiri. Pada setiap belokan bentuk gerakan lainnya bisa berganti. Misalnya angkat paha, lari menyamping, dan lain-lain

@ Pelari terdepan membuat gerakan tertentu, yang dibelakangnya menirukan.

@ Bangku yang diatur berderet (slalom) dapat memberi berbagai kemungkinan. Para pelari ditugasi start bersama dengan arah berlawanan. Pada waktu dua pelari bertemu diberkian tugas gerak tertentu, misalnya bersalaman dan lain-lain. Bangku biasa diganti dengan alat lain misalkan dus / kotak yang diatur berderet, pancang, tali atau kalau tidak cukup pakai garis saja.

Ban sepeda bekas juga menjadi alat yang menarik untuk lari di lantai. Ban-ban tersebut dapat dipakai sasaran lari, anak hanya boleh selangkah melewati ban.

B. Dasar-dasar Gerak Lompat Contoh Berbagai Variasi Gerakan Melompat Untuk Kelas III SD @ Berbagai bentuk gerakan melompat Melompat ke depan dengan kaki tumpu bergantian Melompat ke depan dengan kaki tumpu tetap (engklek) Melompat ke depan dengan tumpuan dua kaki Melompat ke samping dengan tumpuan dua kaki

Melompat ke samping dengan tumpuan satu kaki Melompat ke belakang dengan tumpuan dua kaki

@ Bentuk gerakan melompat berkawan Berjingkat / melompat-lompat mengelilingi teman sambil bergandengan tangan

Dua orang berjingkat / melompat lompat mengelilingi teman sambil bergandengan tangan

Dua orang sambil bergandengan berjingkat / melompat-lompat secara bergantian menggeser ke samping

Sekelompok anak berbaris dengan saling bergandengan pada pundak. Membuat berbagai variasi gerakan lompat dengan iringan tepukan atau musik dengan irama tertentu (100-120 tepukan / menit)

Contoh Gerakan Melompat Dalam Bentuk Bermain @ Menggunakan alat bantu tali Fungsi tali adalah sebagai rintangan yang harus dilompati. Bagi anak kelas I-II sebaiknya digunakan tali elastis, misalnya karet gelang yang disambung-sambung. Dengan seutas tali yang cukup panjangnya dapat disusun berbagai bentuk permainan misalnya 6 anak duduk membuat lingkaran sambil memegang tali yang menghubungkan masing-masing anak yang lain lari mengikuti irama tepukan tangan (dari guru). Bila ada tanda peluit semua berhenti, lalu melompati tali masuk keluar beberapa kali sampai ada tanda peluit lagi. Kemudian melanjutkan lari keliling.

Contoh lain, pengaturan taki berbentuk bintang atau sebagai jari-jari lingkaran. Dua atau tiga anak duduk di pusat lingkaran, tangan kanan dan kiri masing-masing memegang seuras tali dan pada ujung luarnya masing-masing dipegang oleh seorang anak lain. Kelompok lain berlari keliling di dalam lingkaran sambil melompat taki. Tergantung perintah guru, berbagai variasi lompatan dapat dilakukan.

Simpai atau ban sepeda bekas yang diletakkan berserakan di halaman juga merangsang anak untuk melompat dari simpai satu ke simpai yang lain.

C. Dasar-dasar Gerakan Melempar Contoh Berbagai Variasi Gerakan Melempar untuk kelas III SD Lemparan ayunan di atas bahu satu tangan Lemparan ke depan di atas kepala dengan dua tangan Lemparan ke belakang di atas kepala dengan dua tangan Lemparan ayunan di bawah bahu satu tangan Ke depan dua tangan dari bawah ke atas Ke belakang dua tangan diantara kaki kangkang

Melempar ke sasaran

Melempar jauh

Contoh gerakan melempar dalam permainan * Menjatuhkan sasaran

* Mengumpulkan nilai dengan menghitung jumlah bola yang masuk dos/keranjang

Berikut ini adalah contoh aktivitas gabungan antara lari dan lompat yaitu melompati beberapa simpai dengan dua kaki. Pada belokan, lari ke samping menghadap ke luar. Selanjutnya lari biasa menuju ke baris semula

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN

A. Model Penelitian Pengembangan

Dalam penelitian ini model yang digunakan peneliti adalah model penelitian pengembangan prosedural karena model ini bersifat deskriptif, yaitu menggariskan langkah-langkah yang harus diikuti dalam menghasilkan produk. Penelitian pengembangan merupakan penelitian yang berupaya mengembangkan produk tertentu sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Dalam Pendidikan Jasmani, rancangan penelitian pengembangan dapat digunakan sebagai upaya pemecahan masalah pendidikan dan pembelajaran. Model pengembangan modul ini menggunakan model Borg dan Gall (1983:775), dan model Dick and Carey (1990). Model ini dipilih karena menurut Sukmadinata (2009:168) dijelaskan bahwa prosedur yang dikembangkan oleh keduanya lebih lengkap karena memiliki dua tujuan utama yaitu: (1) mengembangkan produk, (2) menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan yang akan dicapai, dimana langkah-langkah pengembangan produknya sebagai berikut: 1. Penelitian dan pengumpulan informasi dalam melakukan analisis kebutuhan (need assessment) dengan cara mereview literature, melakukan observasi kelas, melakukan studi pendahuluan, dan lain-lain. 2. Perencanaan. Perencanaan pengembangan dilakukan dengan menentukan tujuan, membatasi ruang lingkup, dan mempersiapkan rencana uji coba dengan skala tertentu. 3. Pengembangan produk (persiapan penyusunan materi instruksional, buku dan alat evaluasi) 4. Persiapan uji coba kelompok kecil, menggunakan 6 12 subjek. 5. Revisi produk pertama berdasarkan uji coba lapangan 6. Uji coba lapangan, menggunakan 30 100 subjek. 7. Revisi produk kedua berdasarkan uji hasil uji coba lapangan

8. Uji coba lapangan, menggunakan 40 200 subjek 9. Revisi produk ketiga berdasarkan uji hasil uji coba lapangan 10. Diseminasi dan implementasi.

Secara skematis, prosedur pengembangan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Masalah

Analisa Teori Produk Awal/Draft

Tinjauan Ahli

Revisi dan Analisis Uji Coba Perorangan Revisi dan Analisis Produk II Uji Coba Kelompok Kecil Revisi dan Analisis Produk III Uji Coba Lapangan Produk Akhir PENGEMBANGAN MODEL PAIKEM GEMBROT UNTUK SISWA KELAS III DI SDN PASIRIAN 05 UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR GERAK.

Model pengembangan Borg & Gall tersebut di atas, dalam konteks penelitian ini diambil langkah-langkah yang berkenaan dengan: a) melakukan penelitian dan pengumpulan informasi yaitu upaya menentukan masalah yang perlu diangkat (analisis kebutuhan) dan dianalisis berdasarkan teori yang relevan; b)

mengembangkan produk awal (draft); c) uji coba dan revisi meliputi validasi ahli, kegiatan uji coba, analisis hasil uji coba dan implementasi produk awal; d) uji lapangan permulaan, dalam hal ini peneliti lakukan dengan melakukan uji coba perorangan dengan melibatkan 3 guru SD; e) uji lapangan utama, dalam hal ini peneliti lakukan dengan uji coba kelompok kecil dengan melibatkan 8 guru SD; dan f) uji lapangan operasional atau produk diuji cobakan pada kelompok sebenarnya yaitu pada para calon pengguna produk ini yaitu guru-guru Dikjasor SD di Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang. B. Prosedur Pengembangan Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1. Tahap Analisis Masalah Tahap ini diawali dengan kegiatan dalam melakukan kajian teoritis dan empiris untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi guru SD dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga. Kajian teori dilakukan dengan mempelajari sumber referensi yang berhubungan dengan masalah, dan kajian empirik dilakukan melalui observasi awal dengan metode wawancara dan pengisian kuisioner oleh guru SD. Pada tahap ini teridentifikasi beberapa masalah yang dihadapi guru SD dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Kemudian masalah yang telah dirumuskan dianalisis secara teoritis berdasarkan pada kajian teori yang relevan. 2. Tahap Pengembangan Produk

Untuk tahap ini dilakukan kajian teori yang terkait untuk merancang prototipe yang berupa modul, yang berisi tujuan, sasaran, alat dan bahan, serta prosedur pelaksanaan. Pada tahap ini dihasilkan produk yang berupa draft. Untuk membuat produk awal diperlukan adanya konsultasi dengan beberapa ahli meliputi: (1) ahli pendidikan jasmani (2) ahli pembelajaran gerak, supaya menghasilkan produk yang memuaskan. 3. Tahap Evaluasi dan Uji Coba Produk Didalam tahap ini akan dilakukan dua kegiatan yaitu kegiatan evaluasi (revisi) dan uji coba produk. a. Kegiatan Evaluasi (revisi) Didalam kegiatan ini melibatkan para ahli yang relevan untuk menguji dan mengetahui validitas isi dari draft yang telah tersusun, kelayakan, kualitas (kejelasan bahasa, kesesuaian materi, kepraktisan dan keterlaksanaan) dan keterterimaan produk (kegunaan dan relevansi). Hasil analisis tersebut digunakan untuk merevisi draft, sehingga menghasilkan produk I yang telah teruji validitas isinya. Kemudian produk ini diuji cobakan perorangan, dengan maksud untuk mengetahui apakah produk tersebut dapat dipahami atau tidak dan untuk mengetahui apakah ada salah ketik/tulisan atau halaman yang hilang. Pada bagian ini menghasilkan produk yang telah direvisi yaitu produk II. Uji coba kelompok kecil, dilakukan untuk menguji apakah produk dapat dipahami atau tidak, mengidentifikasi masalah yang muncul dan mengurangi kesalahannya serta keterpakaian produk untuk digunakan sesuai tujuan yang telah ditentukan. Pada bagian ini dihasilkan produk III. Semua data yang terkumpul pada tahap ini digunakan untuk penyempurnaan produk, sehingga menjadi produk yang siap diuji cobakan di kancah sebenarnya.

C. Uji Coba Produk Uji coba dikancah sebenarnya atau uji coba lapangan bertujuan untuk mengetahui tingkat keterterimaan produk. Hasil uji coba ini akan memberi informasi tentang keterlaksanaan produk untuk digunakan sebagai bahan dalam penyelenggaraan pembelajaran pendidikan jasmani di SD dan kendala-kendala yang muncul selama menggunakan produk ini. Pada bagian ini akan menghasilkan produk yang merupakan hasil akhir penelitian pengembangan ini. Untuk memperoleh produk yang siap pakai, produk tersebut harus diuji cobakan terlebih dahulu kepada perorangan, kelompok kecil, dan uji lapangan. Uji coba produk ini juga bertujuan untuk memperoleh kesesuaian, antusias guru terhadap penggunaan modul ini sehingga modul permainan ini dapat digunakan sebagai pegangan guru SD dalam membelajarkan peserta didiknya dalam pengembangan jasmani dan juga untuk menambah pengetahuan. Uji coba ini menghasilkan produk yang merupakan hasil akhir penelitian.

D. Subyek Uji Coba Yang terlibat sebagai subyek uji coba dalam penelitian pengembangan ini meliputi: Ahli, dilakukan dalam upaya untuk menguji validitas isi dari produk pengembangan. Ahli yang terlibat tentunya adalah ahli yang sudah mempunyai kualifikasi dan berpengalaman tentang pendidikan jasmani dan keilmuannya. Uji coba perorangan, menurut Dick & Carey (1990) disarankan melibatkan subyek sebanyak-banyaknya 5 orang, sekurang-kurangnya 3 orang. Dalam penelitian ini, uji coba perorangan melibatkan 3 siswa di SDN Pasirian 05. Uji coba kelompok kecil, masih menurut Dick & Carey (1983) disarankan

melibatkan subyek sebanyak-banyaknya 20 orang, sekurang-kurangnya 8 orang.

Dalam penelitian ini uji coba kelompok kecil menggunakan 10 siswa SDN Pasirian 05. Uji coba lapangan, dilakukan dikancah sebenarnya, yaitu dimana produk ini akan digunakan, dalam penelitian ini menggunakan 20 25 siswa SDN Pasirian 05. E. Instrumen Pengumpulan Data Instrument yang digunakan dalam pengembangan produk ini berupa wawancara, dokumentasi dan angket. Wawancara digunakan untuk menjaring informasi secara sistematis dan terarah, dokumnetasi digunakan untuk mengetahui latar belakang seberapa besar tingkat kebutuhan siswa akan model pembelajaran yang menarik. Angket digunakan sebagai instrument untuk mengumpulkan pendapat ahli tentang keterterimaan produk yang dikembangkan yaitu kegunaan, mengarah pada manfaat produk bagi para siswa SD dalam membelajarkan pendidikan jasmani sehingga bisa menghasilkan dampak yang positif terhadap peningkatan minat belajar siswa terhadap pelajaran Penjas. Ketepatan, mengarah pada seberapa relevan produk dalam memenuhi kebutuhan guru dalam membelajarkan anak SD tentang pendidikan jasmani dalam bentuk gerak dasar lokomotor dengan menggunakan model PAIKEM GEMBROT. Sedang yang terakhir yaitu keterlaksanaan, mengarah pada seberapa realitas dan seberapa hemat produk jika diimplementasikan dalam proses pembelajaran. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan adalah presentase (Sukmadinata, 2009) untuk menganalisis data penilaian subyek pengembangan dalam menilai tingkat kelayakan, kualitas (kejelasan bahasa, kesesuaian materi, kepraktisan dan keterlaksanaan) dan keterterimaan produk (kegunaan dan relevansi) terhadap produk pengembangan. Dengan rumus:

Keterangan: P f N : Proporsi : Jumlah frekuensi tiap kategori : Jumlah subyek keseluruhan

Dengan teknik presentase ini, data penilaian subyek dianalisis, derajat konsensus yang digunakan adalah: suatu jawaban mendukung (misalnya sangat tepat atau tepat) dipilih oleh lebih dari 50% subyek, maka item yang bersangkutan dipertahankan, kemudian dikonfirmasi dengan tanggapan atau saran terhadap item tersebut untuk lebih menyempurnakannya. Suatu akan digugurkan jika suatu jawaban menolak (misalnya tidak tepat/sangat tidak tepat dipilih oleh lebih dari 50% subyek penelitian).

DAFTAR PUSTAKA

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Atletik Kategori: Atletik 2. IAAF International Association of Atletics Federation 3. Mochamad Djumindar AW, 2004, Gerak-Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada 4. Pembelajaran Atletik Untuk SD, 2007, Perpustakaan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Lumajang 5. Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd, 2007, Departemen Pendidikan Nasional 6. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, 2007, Departemen Pendidikan Nasional 7. Sriawan, M.Kes, Pembelajaran Atletik Sekolah Dasar, 2005, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN Dalam bab IV ini berisi tentang penyajian data, analisis data, dan revisi produk dari hasil coba lapangan kepada guru. Ujicoba lapangan dilaksanakan setelah dilakukan evaluasi dari ahli

pembelajaran Penjaskes, ahli pembelajaran gerak terhadap produk awal serta ujicoba perorangan dan kelompok kecil A. Penyaji Data Setelah dilakukan inventarisasi atas masalah-masalah yang dihadapi guru Penjaskes Sekolah Dasar dalam melakukan pembelajaran gerak dasar, akhirnya teridentifikasi masalah yang paling urgen untuk segera dipecahkan, yaitu pengembangan model pembelajaran gerak dasar lokomotor. Dikarenakan aspek gerak dasar merupakan dasar/fundamental motorik siswa, pengembangan permainan gerak dasar lokomotor dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan merupakan solusi yang tepat, agar memudahkan guru dalam pembelajaran fisik motorik siswa terutama pada aspek gerak dasar. Untuk lebih jelasnya draf awal dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Draft Awal Pengembangan Permainan Gerak Dasar Lokomotor Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan Untuk Siswa Kelas Tiga SD. NO MODUL INDIKATOR 1 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang B. Pengertian C. Tujuan D. Kajian Tentang Anak Kelas Tiga SD 1. Karakteristik Perkembangan Anak kelas Tiga SD 2. Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Kelas Tiga SD E. Kajian Tentang Dikjas 1. Konsep Dikjas 2. Tujuan Dikjas F. Kajian tentang PAKEM Bab II Bentuk Permainan Gerak Dasar A. Permainan Gerak Dasar Jalan B. Permainan Gerak Dasar Lari C. Permainan Gerak Dasar Lompat Bab III Format Penilaian A. Petunjuk Penilaian dan Pensekoran B. Penjabaran Variabel Pembelajaran PAKEM C. Lembar Pengamatan Untuk Mengukur Keberhasilan Pembelajaran Gerak Dasar D. Instrument Tes Gerak Dasar Jalan, Lari dan Lompat

Produk pengembangan yang berupa format observasi awal ini 9draft), kemudian dievaluasi dan ujicobakan untuk mengetahui validasi isi, kejelasa bahasa, kebermaknaan, urgensi, tingkat efisiensi dan keterlaksanaannya sebagai alat bantu guru Penjasorkes untuk membelajarkan gerak dasar lokomotor siswa. B. Analisis Data 1. Hasil Analisis Tinjauan Ahli Tinjauan ahli ini dilakukan untuk mengumpulkan pendapat ahli dalam bidang penjasorkes, pembelajaran dan ahli pembelajaran gerak, sebagai upaya untuk mengetahui validitas isinya. Pendapat ahli ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang berisi 18 pertanyyan, yang dijawab dengan dua cara, yaitu : pertama dengan memilih salah satu diantara empat option yang menunjukan gradasi urgensi, kebermaknaan, tingkat representasi, kepraktisan, efisiensi dan ketepatan format observasi awal (draft); kedua, dengan cara member tanggapan/saran global untuk perbaikan draft. Khusus

tanggapan/saran yang bersifatkoreksi terhadap pertanyaan/kalimat yang ada pada draft yang dianggap kurang tepat, dapat langsung dilakukan pencoretan dan perevisian pada tempat yang bersangkutan. Dengan demikian data yang terkumpul dari pendap[at ahli, dianalisis dengan dua cara, yaitu analisis kuantitatif dengan teknik presentase digunakan untuk mengetahui derajat konsesus ahli terhadap produk awal; kedua, analisis kualitatif dilakukan terhadap tanggapan/saran ahli untuk perbaikan produk awal. Hasil analisis ahli secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.2. di bawah ini : Tabel 4.2 Hasil Analisis Evaluasi Ahli Terhadap Produk Awal NO ASPEK PRESENTASE TANGGAPAN/SARAN

Bentuk dan subtansi kuesioner untuk tinjauan ahli secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2. Disamping data-data di atas, tinjauan ahli juga menghasilkan data kualitatif yang berupa tanggapan/saran. Secara umum, tanggapan/saran para ahli dapat diklarifikasikan menjadi empat hal; pertama, tentang kejelasan isi dan kemudahan di pahami oleh penggunma/guru Penjasorkes Sekolah Dasar dari setiap sub bab yang ada, sehingga konsekuensinya dilakukan : 1). Perubahan beberapa kata dan kalimat yang kurang sesuai/rancu, 2). Pergantian tentang sub bab yang kurang sesuai dengan pembahasan. Tanggapan/saran kedua, berkenaan dengan koreksi dan kelayaan dari setiap model permainan yang diperuntukan kepada siswa kelas tiga sekolah dasar, sehingga konsekuensinya dilakukan: 1) Pergantian bentuk permainan sesuai dengan saran ahli, 2) Pemindahan urutan bentuk permainan sesuai dengan tingkat

kompleksitasnya. Sedangkan tanggpan/saran yang ketiga, berkenaan dengan koreksi terhadap kesesuaian/ketepatan penjabaran variabel PAKEM untuk dipakai sebagai instrument penilaian sehingga konsekuensinya dilakukan 1) Pengurangan deskriptor pembalajaran PAKEM, 2) Perubahan beberapa deskriptor disesuaikan dengan indikator pembelajaran PAKEM, 3)

Merasionalkan instrument tes untuk mencapai efektifitas pembelajaran. Keempat, saran tentang sistematika penulisan produk, agar disusun dalam mempelajari dan melaksanakan dengan tata urutan yang baik. Berdasarkan saran ini, modul permainan gerak dasar lokomotor dengan menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, penulisannya disusun dengan sistematika: a. Bab I Pendahulaun yang terdiri dari : latar belakang, pengertian, tujuan, kajian tentang anak kelas tiga sekolah dasar, tinjauan tentang gerak dasar, kajian tentang berhubungan karakteristik anak kelas tiga sekolah dasar dengan penjasorkes dan kajian tentang PAKEM dalam pembelajaran Penjasorkes di SD. b. Bab II Bentuk-bentuk permainan dasar yang terdiri dari : permainan gerak dasar jalan, permainan gerak dasar lari, dan permainan gerak dasar lompat. c. Bab III Format penilaian yang terdiri dari : petunjuk penilaian dan penskoran, penjabaran variabel pembelajaran gerak dasar, dan instrument tes gerak dasar jalan, lari dan lompat.

Berdasarkan hasil evaluasi ahli diatas, produk awal direvisi dalam hal pertama, menggugurkan/mengganti saran/tanggapan pejabaranvariabel para kata/kalimat kedua, untuk yang tidak sesuia/rancau memperbaiki, instrumen sesuai dan dengan

ahli,

mengoreksi, dicapai sebagai

memperjelas sehingga

PAKEM

penilaian,

konsekuensinya dilakukan: 1) pengurang deskriptor dari indikator pembelajaran PAKEM; 2) perubahan beberapa deskriptor disesuaikan dengan indikator pemeblajaran PAKEM; 3) merasionalkan instrument tes untuk mencapai efektifitas pembelajaran. Keempat, saran tentang sistematika penulisan produk, agar disusun sedemikian rupa, sehingga memudahkan

guru dalam mempelajari dan melaksanakannya dengan tata urutan yang baik. Berdasarkan saran ini, modul permainan gerak dasar lokomotor dengan menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif efektif dan menyenangkan, penulisannya disusun dengan sistematika: a. Bab I Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, pengertian, tujuan, kajian tentang anak kelas tiga SD dengan penjasorkes dan kajian tentang PAKEM dalam Penjasorkes di SD b. Bab II bentuk-bentuk permainan gerak dasar yang terdiri dari; permaianan gerak dasar jalan, gerak dasar lari, gerak dasar lompat c. Bab III format penilaian yang terdiri dari : petunjuk penilaian dan pensekoran, penjabaran variabel PAKEM, lembar pengamatan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran gerak dasar, dan instrumen tes gerak dasar jalan, lari dan lompat

Berdasarkan hasil evaluasi ahli di atas, produk awal direvisi dalam hal pertama, menggugurkan/mengganti para ahli, kedua, mengoreksi, memperbaiki dan perjelas kalimat/pernyataan atau bahkan sub bab serta bentuk-bentuk dari permainan gerak dasar dan instrument tesnya sehingga menjadi operasional dan benar-benar dapat diamati dan diukur. Upaya tersebut menghasilkan menjadi operasional dan benar-benar dapat diukur. Upaya tersebut mengahasilkan produk I seperti yang terlihat pada tabel 4.3. Produk yang telah direvisi tesebut kemudian dikembalikan kepada ahli untuk dievaluasi ulang, dari evaluasi ini muncul tanggapan/saran yang berupa, perlunya produk diujui coba secara sistematis dan berulang-ulang untuk mengetahui tingkat kejelasan, efektifitas, efisiensi, kebermaknaan dan kertelaksanaan produk pada kancah sebenarnya. Dari tinjauan/penilaian ahli yang kedua, dihasilkan produk pengembangan yang berupa permainan gerak dasar lokomotor dengan menggunakan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan untuk siswa kelas tiga SD, yang kemudian di sebut Produk I.

Tabel 4.3. Propotipe Produk I Hasil Penilaian Para Ahli NO MODUL INDIKATOR 1 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang B. Pengertian C. Tujuan D. Kajian Tentang Anak Kelas Tiga SD E. Kajian Tentang Dikjas 1. Gerak Dasar Jalan 2. Gerak Dasar Lari 3. Gerak Dasar Lompat F. Kajian tentang Hubungan Karakteristik Anak Kelas Tiga SD dengan Penjasorkes G. Kajian Tentang PAKEM dalam Penjasorkes 1. Pembelajaran Aktif 2. Pembelajaran Kreatif 3. Pembelajaran Efektif 4. Pembelajaran Menyenangkan Bab II Bentuk Permainan Gerak Dasar A. Permainan Gerak Dasar Jalan B. Permainan Gerak Dasar Lari C. Permainan Gerak Dasar Lompat Bab III Format Penilaian A. Petunjuk Penilaian dan Pensekoran B. Penjabaran Variabel Pembelajaran PAKEM C. Lembar Pengamatan Untuk Mengukur Keberhasilan Pembelajaran Gerak Dasar D. Instrument Tes Gerak Dasar Jalan, Lari dan Lompat

2. Hasil Analisis Evaluasi Perorangan Evaluasi ini dilkukan oleh tiga orang guru Penjasorkes secara perorangan. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengidentivikasi dan mengiventarisasi masalah-masalah yang mencolok yang ada pada produk, seperti kesalahn dalam penulisan, tingkat kejelasan suatu pernyataan atau kalimat dan kemudahan dipahami. Evaluasi ini dimaksudkan agar produk mudah dipahami, dipelajari dan diterapkan di lapangan. Pengumpulan data pada tahap ini dilakukan dengan cara membagikan produk pada subyek pengembangan untuk dipelajari dan dipahami, kemudian penilaian. Hasil evaluasi perorangan ini berkaitan dengan kesalahan ketik, kesalahan penulisan, kata yang terlewatkan atau hilang, penambahan kata dan halaman yang hilang. Data yang diperoleh peneliti

langsung mengadakan pembetulan sesuai dengan hasil dari uji coba perorangan ini. Untuk kuesioner untuk mengungkapkan data uji coba perorangan dapat dilihat pada lampiran 3. Sedangkan hasil evaluasi perorangan yang berkenaan dengan aspek kejelasan isi, dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4. Hasil Evaluasi Perorangan dalam hal Kejelasan Isi dan Kemudahan dipahami. Aspek Yang Dinilai Presentase (%) Tanggapan/Saran

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama NIM Program Studi Alamat : : : :

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis yang berjudul Pengembangan Pembelajaran Gerak Dasar Lokomotor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran PAKEM untuk Siswa Kelas Tiga Sekolah Dasar, adalah hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan (plagiat). Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa tesis ini hasil jiplakan saya bersedia menanggung segala akibatnya.

Surabaya, ----------------2013 Yang Menyatakan

___________________

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tanda tangan dibawah ini adalah Nama Jabatan Sebagai : : :

Menyatakan bahwa berdasarkan pengamatan dan analisis terhadap produk penelitian yang berjudul Pengembangan Pembelajaran Gerak Dasar Lokomotor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran PAKEM untuk Siswa Kelas Tiga Sekolah Dasar, telah benar-benar masuk dalam ranah keilmuan dan telah ditinjau berdasarkan kajian teori dan kajian ilmiah.

Surabaya,_________ Validator (Ahli Pembelajaran Gerak)

Dr. Mudiharsono, M.Pd

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tanda tangan dibawah ini adalah Nama Jabatan Sebagai : : :

Menyatakan bahwa berdasarkan pengamatan dan analisis terhadap produk penelitian yang berjudul Pengembangan Pembelajaran Gerak Dasar Lokomotor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran PAKEM untuk Siswa Sekolah Dasar Kelas Tiga, telah benar-benar masuk dalam ranah keilmuan dan telah ditinjau berdasarkan kajian teori dan kajian ilmiah.

Surabaya,_________ Validator (Ahli Pembelajaran)

Dr. Siti Khabibah, M.Pd

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tanda tangan dibawah ini adalah Nama Jabatan Sebagai : : :

Menyatakan bahwa berdasarkan pengamatan dan analisis terhadap produk penelitian yang berjudul Pengembangan Pembelajaran Gerak Dasar Lokomotor Dengan Menggunakan Model Pembelajaran PAKEM untuk Siswa Sekolah Dasar Kelas Tiga, telah benar-benar masuk dalam ranah keilmuan dan telah ditinjau berdasarkan kajian teori dan kajian ilmiah.

Surabaya,_________ Validator

Dr. Andun Sudijandoko, M.Kes

KISI-KISI WAWANCARA DALAM DISKUSI TERARAH UNTUK MENDAPATKAN ANALISA KEBUTUHAN GURU DIKJASORKES SEKOLAH DASAR

I.

Tentang SK/KD a. Apakah bapak/ibu guru sudah menerapkan atau membelajarkan SK, KD yang ada dalam kurikulum KTSP? b. Dari beberapa SK, KD yang ada. SK, KD mana yang bapak prioritaskan atau dianggap penting sesuai dengan sarana dan fasilitas yang ada disekolah bapak? Dialokasikan beberapa jam dalam I semester Mengapa bapak prioritaskan c. Untuk melaksanakan SK/KD diatas, menurut bapak mulai kelas berapa yang cocok untuk menerapkannya? Mengapa?

II.

Tentang Model Pembelajaran a. Apakah bapak memiliki panduan pembelajaran Dikjas di SD? Seperti apa? (buku, modul, bahan ajar atau bentuk yang lain). b. Apakah panduan bapak ini sudah seperti model pembelajaran? Model seperti apa? c. Strategi pembelajaran yang bagaimana yang bapak terapkan dalam pembelajaran Dikjas saat ini? d. Apakah bapak sudah puas dan enjoy menjalankan strategi pembelajaran bapak? Mengapa? e. Apakah dengan strategi bapak murid-murid bisa menerima materi dari bapak Mereka sudah senang melakukan aktivitas gerak tanpa dipaksa terutama siswa perempuan. Mereka aktif bergerak

Pembelajaran efektif, (dari jumlah siswa mereka terlibat semua tidak ada yang duduk-duduk atau bahkan tidak beraktivitas sesuai dengan petunjuk bapak) dan tujuan kompetensi tercapai. f. Apakah bapak perlu atau membutuhkan strategi atau model pembelajaran selain bapak miliki, yang lebih mudah dilaksankan, menyenangkan, lebih efektif dan sesuai dengan karakteristik siswa SD? g. Model pembelajaran DIKJAS apa yang bapak kenal atau ketahui di SD? h. Apabila bapak saya kenalkan model pembelajaran yang PAKEM bapak tertarik tidak? i. Misalkan saya buatkan model pembelajaran Dikjas yang PAKEM, yang terdiri dari permainan gerak dasar lokomotor dan petunjuk penilainya.

Peneliti

KUESIONER PENILAIAN AHLI PEMBELAJARAN GERAK TERHADAP PRODUK PENGEMBANGAN (Model Permainan Gerak Dasar Lokomotor dengan Menggunakan Model PAKEM) Dalam upaya pengembangan strategi belajar pengembangan jasmani yang berhubungan dengan gerak dasar. Berdasarkan kajian teoritis, penjabaran dan pendefinisian itu telah penulis lakukan, dan hasilnya berupa draft Modul Permainan Gerak Dasar Lokomotor dengan Menggunakan Model PAKEM, yang masih memerlukan uji empiris untuk mengetahui tingkat kesalahan isinya. Untuk itu penulis menyebarkan angket ini kepada Bapak/Ibu sebagai ahli yang relevan untuk berkenaan menilai draft tersebut. Pengisian angket dilakukan dengan dua cara yaitu : 1) dengan cara memilih/melingkari jawaban option yang tersedia, 2) dengan member tanggapan/saran perbaikan (koreksi), yang ditulis pada tempat yang telah disediakan. Atas kerjasama dan bantuan yang Bapak/Ibu berikan, saya ucapkan terima kasih. Semoga yang kita lakukan ini akan mendatangkan sesuatu yang bermanfaat.

Hormat saya, Peneliti

1. Setelah mempelajari format modul permainan terlampir, menurut Bapak/Ibu, bagaimanakah urgensi format ini dibagi dalam membelajarkan Dikjas di SD? a. Sangat tidak urgen c. Sangat urgen b. tidak urgen d. urgen Tanggapan/Saran 2. Bagaimanakah tingkat kebernilaian format ini sebagai alat dalam membantu guru dalam membelajarkan aktivitas gerak dasar di SD? a. Sangat tidak bermanfaat c. Bermanfaat b. tidak bermanfaat d. Sangat bermanfaat Tanggapan/Saran 3. Format deskripsi modul permaianan ini terdiri dari 3 bab yakni bab I berisi pendahuluan, bab II berisi tentang bentuk permainan gerak dasar, dan bab III berisi tentang format penilaian. Pada bab I pendahuluan a) bagaimanakah tingkat ketepatan dari latar belakang? a. Sangat tidak tepat c. Tepat b. Tidak tepat d. Sangat Tepat Tanggapan/Saran b) bagaimanakah tingkat ketetapan dari pengertian a. Sangat tidak tepat c. Tepat b. Tidak tepat d. Sangat tepat Tanggapan/Saran c) bagaimana tingkat ketetapan dari tujuan a. Sangat tidak tepat c. Tepat b. Tidak tepat d. Sangat tepat Tanggapan/Saran d) bagaimanakah tingkat ketetapan dari kajian tentang anak kelas tiga sekolah dasar a. Sangat tidak tepat c. Tepat b. Tidak tepat d. Sangat tepat Tanggapan/Saran . e) bagaimanakah tingkat ketetapan dari kajian tentang Dikjas a. Sangat tidak tepat c. Tepat b. Tidak tepat d. Sangat tepat Tanggapan/Saran . f) bagaimanakah tingkat ketepatan dari kajian tentang PAKEM a. Sangat tidak tepat c. Tepat

b. Tidak tepat d. Sangat tepat Tanggapan/Saran . 4. Bab II tentang bentuk-bentuk permainan gerak dasar a) bagaimanakah tingkat ketetapan dari permainan gerak dasar jalan a. Sangat tidak tepat c. Tepat b. Tidak tepat d. Sangat tepat Tanggapan/Saran . b) bagaimanakah tingkat ketetapan dari permainan gerak dasar lari a. Sangat tidak tepat c. Tepat b. Tidak tepat d. Sangat tepat Tanggapan/Saran . c) bagaimanakah tingkat ketetapan dari peermainan gerak dasar lompat a. Sangat tidak tepat c. Tepat b. Tidak tepat d. Sangat tepat Tanggapan/Saran . 5. Bab III tentang format penialain a) Bagaimanakah tingkat ketetapan dari petunjuk penilaian dan pensekoran? a. Sangat tidak tepat c. Tepat b. tidak tepat d. Sangat tepat Tanggapan/Saran . c. bagaimanakah tingkat ketetapan dari penjabaran variabel pembelajaran PAKEM a. Sangat tidak tepat c. Tepat b. tidak tepat d. Sangat tepat Tanggapan/Saran . c. Bagaimanakah tingkat ketetapan dari lembar pengamatan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran a. Sangat tidak tepat c. Tepat b. Tidak tepat d. Sangat Tepat Tanggapan/Saran . d. bagaimanakah tingkat ketetapan dari instrument tes tegak dasar jalan, lari dan lompat a. Sangat tidak tepat c. Tepat b. tidak tepat d. Sangat tepat

Tanggapan/Saran 6. praktiskanlah permainan ini dengan digunakan guru dalam upaya untuk membelajarkan gerak dasar lokomotor siswa di SD? a. Sangat tidak praktis c. Praktis b. tidak praktis d. Sangat praktis Tanggapan/Saran 7. Bila ditinjau dari segi waktu, tenaga dan biaya, efisieankah permainan-permainan dalam modul ini bila dilaksanakan dalam pembelajaran gerak Dasar Sekolah? a. Sangat tidak efisien c. Sangat efisien b. Tidak efisien d. Efisien Tanggapan/Saran 8. Representatifkah permainan-permainan dalam modul ini bila digunakan untuk membelajarkan aktivitas gerak dasar lokomotor pada siswa kelas tiga SD? a. Sangat tidak representative d. Sangat representatif b. Tidak representative c. Representatif Tanggapan/Saran

KUESIONER PENILAIAN GURU SD TERHADAP PRODUK PENGEMBANGAN (Modul Permaianan Gerak Lokomotor dengan Menggunakan Model PAKEM)

Setelah melihat produk pengembangan dalam bentuk format modul Peramainan Gerak Lokomotor dengan Menggunakan Model PAKEM, maka peneliti berharap kepada Bapak/Ibu guru untuk memberikan tanggapan-tanggapan yang dapat berupa: penilaian, pendapat maupun saran terhadap produk pengembangan ini. Di bawah ini disediakan beberapa pertanyaan dan alternative jawaban yang berkaitan dengan format Moduk Permainan Gerak Lokomotor dengan Menggunakan Modu PAKEM. Untuk itu pilihlah salah satu alternative jawaban yang menurut Bapak/Ibu paling sesuai dari beberapa pertanyaan di bawah ini. Pengisian angket ini dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) dengan memilih (melingkari jawaban) option yang tersedia, 2) dengan memberikan tanggapan/saran perbaikan (koreksi), yang ditulis pada tempat yang telah disediakan. Atas kerjasama dan bantuan Bapak/Ibu berikan, saya ucapkan terimakasih. Semoga yang kita lakukan ini akan mendatangkan sesuatu yang bermanfaat.

Hormat saya, Peneliti

Sebelum Bapak/Ibu guru menjawab beberapa pertanyaan yang tersedia di bawah ini, mohon kiranya Bapak/Ibu terlebih dahulu mengecek tentang beberapa hal yang berhubungan dengan: 1. Kesalahan di dalam pengetikan 2. Kesalahan penulisan 3. Kata yang terlewatkan atau hilang 4. Penambahan kata 5. Halaman yang hilang Berikut ini beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pendahuluan dalam format ini: 1. Bagaimanakah tingkat kejelasan latar belakang yang ada pada bagian pendahuluan dalam format Modul Permainan Gerak Dasar Lokomotor dengan Menggunakan Modul PAKEM? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas kejelasan pada bagian

2. Bagaimanakah tingkat kejelasan pengertia yang ada pada bagian pendahuluan dalam format Modul Permainan Gerak Dasar Lokomotor dengan Menggunakan Modul PAKEM? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

3. Bagaimanakah tingkat kejelasan tujuan yang ada pada bagian pendahuluan dalam format Modul Permainan Gerak Dasar Lokomotor dengan Menggunakan Modul PAKEM? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

4. Bagaimakah tingkat kejelasan kajian tentang anak kelas tiga sekolah dasar yang ada pada bagian pendahuluan dalam format Modul Permainan Gerak Dasar Lokomotor dengan Menggunakan Modul PAKEM? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

5. Bagaimanakah tingkat kejelasan tinjauan tentang gerak dasar anak SD kelas 3 (jalan, lari dan lompat)? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

6. Bagaimanakah tingkat kejelasan tentang hubungan antara karakteristik anak Sekolah Dasar kelas tiga dengan Penjasorker? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

7. Bagaimanakah tingkat kejelasan tentang kajian PAKEM dalam Penjasorkes di SD? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

Berikut ini beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kejelasan tiap model permaianan dalam format ini. Permainan Gerak Dasar Jalan 8. Bagaimanakah tingkat kejelasan pengertian yang ada dalam format ini. a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

9. Bagaimanakah tingkat kejelasan tujuan yang ada pada format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

10. Bagaimanakah tingkat kejelasan sasaran yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

11. Bagaimanakah tingkat kejelasan atal dan bahan yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

12. Bagaimanakah tingkat kejelasan waktu pelaksanaan permainan yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

13. Bagaimanakah tingkat kejelasan prosedur pelaksanaan atau bentuk model permainan yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

14. Bagaimana tingkat kejelasan penutup yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

15. Bagaimanakah tingkat kejelasan gambar yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

Permainan Gerak Dasr Lari 16. Bagaimanakah tingkat kejelasan tujuan yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

17. Bagaimanakah tingkat kejelasan tujuan yang ada dalam format ini. a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

18. Bagaimanakah tingkat kejelasan sasaran yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

19. Bagaimanakah tingkat kejelasan alat dan bahan yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

20. Bagaimanakah tingkat kejelasan waktu pelaksanaan permainan yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

21. Bagaimanakah tingkat kejelasan penutup yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

22. Bagaimanakah tingkat kejelasan penutup yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

23. Bagaimanakah tingkat kejelasan gambar yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

Permainan Gerak Dasar Lompat dan Loncat 24. Bagaimanakah tingkat kejelasan npengertian yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

25. Bagaimanakah tingkat kejelasan tujuan yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

26. Bagaimanakah tingkat kejelasan sasaran yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

27. Bagaimanakah tingkat kejelasan alat dan bahan yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

28. Bagaimanakah tingkat kejelasan waktu pelaksanaan permaianan yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

29. Bagaimakah tingakt kejelasan prosedur waktu pelaksanaan atau bentuk model permainan yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

30. Bagaimanakah tingkat kejelasan penutup yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

31. Bagaimanakah tingkat kejelsan gambar yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

Berikut ini beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kejelasan pada format penilaian 32. Bagaimanakah tingkat kejelasan petunjuk penilaian dan pensekoran yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

33. Bagaimanakah tingkat kejelasan penjabaran variable pembelajaran PAKEM yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

34. Bagaimanakah tingkat kejelasan lembar pengamatan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

35. Bagaimanakah tingkat kejelasan instrument tes gerak dasar jalan, lari dan lompat yang ada dalam format? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

KUESIONER PENILAIAN GURU SD TERHADAP PRODUK PENGEMBANGAN (Modul Permaianan Gerak Lokomotor dengan Menggunakan Model PAKEM) Setelah melihat produk pengembangan dalam bentuk format modul Peramainan Gerak Lokomotor dengan Menggunakan Model PAKEM, maka peneliti berharap kepada Bapak/Ibu guru untuk memberikan tanggapan-tanggapan yang dapat berupa: penilaian, pendapat maupun saran terhadap produk pengembangan ini. Di bawah ini disediakan beberapa pertanyaan dan alternative jawaban yang berkaitan dengan format Moduk Permainan Gerak Lokomotor dengan Menggunakan Modu PAKEM. Untuk itu pilihlah salah satu alternative jawaban yang menurut Bapak/Ibu paling sesuai dari beberapa pertanyaan di bawah ini. Pengisian angket ini dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) dengan memilih (melingkari jawaban) option yang tersedia, 2) dengan memberikan tanggapan/saran perbaikan (koreksi), yang ditulis pada tempat yang telah disediakan. Atas kerjasama dan bantuan Bapak/Ibu berikan, saya ucapkan terimakasih. Semoga yang kita lakukan ini akan mendatangkan sesuatu yang bermanfaat.

Hormat saya, Peneliti

1. Setelah mempelajari format Modul Permaina Gerak Dasar Lokomotor dengan menggunakan Model PAKEM terlampir, menurut Bapak/Ibu, bagaimanakah tingakat esensi format ini bagi guru dalam membelajarkan pengembangan jasmani. a. Sangat tidak urgen b. Tidak urgen c. Urgen d. Sangat urgen

2. Bagaimana tingkat kebermanfaatan format Modul Permaina Gerak Dasar Lokomotor dengan menggunakan Model PAKEM ini, sebagai alat bantu guru dalam pembelajaran pengembangan jasmani a. Sangat tidak bermafaat b. Tidak bermanfaat c. Sangat d. Bermanfaat

3. Praktiskah format Modul Permaina Gerak Dasar Lokomotor dengan menggunakan Model PAKEM ini digunakan guru dalam upaya untuk membelajarkan pengembangan jasmani a. Sangat tidak praktis b. Tidak praktis c. Praktis d. Sangat Praktis

Tanggapan/Saran .... 4. Bila ditinjau dari segi tenaga, efisienkah Modul Permaina Gerak Dasar Lokomotor dengan menggunakan Model PAKEM ini dilaksanakan dalam pembelajaran

pengembangan jasmani a. Sangat tidak efisien b. Tidak praktis c. Praktis d. Sangat Praktis

Tanggapan/Saran ....

5. Bila ditinjau dari segi tenaga, efisienkah Modul Permaina Gerak Dasar Lokomotor dengan menggunakan Model PAKEM ini dilaksanakan dalam pembelajaran

pengembangan jasmani a. Sangat tidak efisien b. Tida efisien c. Sangat efisien d. efisien

Tanggapan/Saran .... 6. Bila ditinjau dari segi tenaga, efisienkah Modul Permaina Gerak Dasar Lokomotor dengan menggunakan Model PAKEM ini dilaksanakan dalam pembelajaran

pengembangan jasmani a. Sangat tidak efisien b. Tidak efisien c. Perlu d. Sangat perlu

Tanggapan/Saran .... 7. Sebelum menggunakan format Modul Permaina Gerak Dasar Lokomotor dengan menggunakan PAKEM ini, apakah para guru perlu memperoleh pelatihan secara khusus a. Sangat tidak perlu b. Tidak perlu c. Perlu d. Sangat perlu

8. Bagaimakah tingakat kesuliatan dalam menggunakan Model PAKEM ini untuk pembelajaran gerak dasar dalam Dikjas. a. Sangat sulit b. Sulit c. Sulit d. Sangat tidak sulit

Tanggapan/Saran ....

Berikut ini beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kejelasan pada bagian pendahuluan dalam format ini. 9. Bagaimanakah tingkat kejelasan latar belakang yang ada pada bagian pendahuluan dalam format Modul Permainan Gerak Dasar Lokomotor dengan Menggunakan Modul PAKEM? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

10. Bagaimanakah tingkat kejelasan pengertia yang ada pada bagian pendahuluan dalam format Modul Permainan Gerak Dasar Lokomotor dengan Menggunakan Modul PAKEM? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

11. Bagaimanakah tingkat kejelasan tujuan yang ada pada bagian pendahuluan dalam format Modul Permainan Gerak Dasar Lokomotor dengan Menggunakan Modul PAKEM? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

12. Bagaimakah tingkat kejelasan kajian tentang anak kelas tiga sekolah dasar yang ada pada bagian pendahuluan dalam format Modul Permainan Gerak Dasar Lokomotor dengan Menggunakan Modul PAKEM? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

13. Bagaimanakah tingkat kejelasan tinjauan tentang gerak dasar anak SD kelas 3 (jalan, lari dan lompat)? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

14. Bagaimanakah tingkat kejelasan tentang hubungan antara karakteristik anak Sekolah Dasar kelas tiga dengan Penjasorker? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

15. Bagaimanakah tingkat kejelasan tentang kajian PAKEM dalam Penjasorkes di SD? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

Berikut ini beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kejelasan tiap model permaianan dalam format ini. Permainan Gerak Dasar Jalan 16. Bagaimanakah tingkat kejelasan pengertian yang ada dalam format ini. a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

17. Bagaimanakah tingkat kejelasan tujuan yang ada pada format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

18. Bagaimanakah tingkat kejelasan sasaran yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

19. Bagaimanakah tingkat kejelasan atal dan bahan yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

20. Bagaimanakah tingkat kejelasan waktu pelaksanaan permainan yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

21. Bagaimanakah tingkat kejelasan prosedur pelaksanaan atau bentuk model permainan yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

22. Bagaimana tingkat kejelasan penutup yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

23. Bagaimanakah tingkat kejelasan gambar yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

Permainan Gerak Dasr Lari 24. Bagaimanakah tingkat kejelasan tujuan yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

25. Bagaimanakah tingkat kejelasan tujuan yang ada dalam format ini. a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

26. Bagaimanakah tingkat kejelasan sasaran yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

27. Bagaimanakah tingkat kejelasan alat dan bahan yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

28. Bagaimanakah tingkat kejelasan waktu pelaksanaan permainan yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

29. Bagaimanakah tingkat kejelasan penutup yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

30. Bagaimanakah tingkat kejelasan penutup yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

31. Bagaimanakah tingkat kejelasan gambar yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

Permainan Gerak Dasar Lompat dan Loncat 32. Bagaimanakah tingkat kejelasan npengertian yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

33. Bagaimanakah tingkat kejelasan tujuan yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

34. Bagaimanakah tingkat kejelasan sasaran yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

35. Bagaimanakah tingkat kejelasan alat dan bahan yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

36. Bagaimanakah tingkat kejelasan waktu pelaksanaan permaianan yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

37. Bagaimakah tingakt kejelasan prosedur waktu pelaksanaan atau bentuk model permainan yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

38. Bagaimanakah tingkat kejelasan penutup yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

39. Bagaimanakah tingkat kejelsan gambar yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

Berikut ini beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kejelasan pada format penilaian 40. Bagaimanakah tingkat kejelasan petunjuk penilaian dan pensekoran yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

41. Bagaimanakah tingkat kejelasan penjabaran variable pembelajaran PAKEM yang ada dalam format ini? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

42. Bagaimanakah tingkat kejelasan lembar pengamatan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran yang ada dalam format ini a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

43. Bagaimanakah tingkat kejelasan instrument tes gerak dasar jalan, lari dan lompat yang ada dalam format? a. Sangat tidak jelas b. Tidak jelas c. Jelas d. Sangat jelas

ITEM PERTANYAAN NO 1 2 3 NAMA AHLI AHLI GERAK AHLI PEMBELAJARAN AHLI PENJASORKES Jumlah jawaban Jumlah jawaban ideal Presentase Pro. Jawaban 4 Pro. Jawaban 3 Pro. Jawaban 2 Pro. Jawaban 1 3 4 4 2 3 3 2 4 4 3 11 11 7 12 12 12 92 91.7 58 73 27.2 0 27 27.3 43 0 0 57 0 0 0 1 2 4 2 2 3 7 12 58 0 43 57 0 5 3 3 3 9 12 75 0 100 0 0 6 2 2 4 8 12 67 50 0 50 0 7 2 1 3 6 12 50 0 50 33 17 8 2 2 3 7 12 58.3 0 42.3 57.1 0 9 2 2 3 7 12 58 0 43 57 0 10 2 2 3 7 12 58.3 0 43 57 0 11 3 2 3 8 12 66.7 0 75 25 0 12 3 3 4 10 12 83.3 40 60 0 0 13 2 2 4 8 12 66.7 50 0 50 0 14 2 2 4 8 12 66.7 50 0 50 0 15 3 2 3 8 12 66.7 0 75 25 0 16 3 3 3 9 12 75 0 100 0 0 17 3 3 3 9 12 75 0 100 0 0 18 3 3 3 9 12 75 0 100 0 0

Presentase Ujicoba Ahli Menggunakan SPSS But I Statistics But 1 N Valid Missing 3 0 3.67 577

Mean Std. Deviation

But 1 Frequency Valid 3 4 Total 1 2 3 Precent 33.3 66.7 100.0 Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Statistics But 2 N Valid Missing 3 0 3.67 577

Mean Std. Deviation

But 2 Frequency Valid 3 4 Total 1 2 3 Precent 33.3 66.7 100.0 Statistics But 3 N Valid Missing 3 0 2.33 577 Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Mean Std. Deviation

But 3 Frequency Valid 3 4 Total 1 2 3 Precent 33.3 66.7 100.0 Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Statistics But 4 N Valid Missing 3 0 2.33 577

Mean Std. Deviation

But 4 Frequency Valid 3 4 Total 1 2 3 Precent 33.3 66.7 100.0 Statistics But 5 N Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Valid Missing

Mean Std. Deviation

3 0 3.00 .000

But 4 Frequency Valid 3 3 Precent 100.0 Valid Precent 100.0 Cumulativ Precent 100.0

Statistics But 6 N Valid Missing 3 0 2.67 1.155

Mean Std. Deviation

But 6 Frequency Valid 2 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 7 N Valid Missing 3 0 2.00 1.000

Mean Std. Deviation

But 7 Frequency Valid 1 2 3 Total 1 1 1 3 Precent 33.3 33.3 33.3 100.0 Statistics But 8 N Valid Missing 3 0 2.33 .577 Valid Precent 33.3 33.3 33.3 100.0 Cumulativ Precent 33.3 66.7 100.0

Mean Std. Deviation

But 8 Frequency Valid 2 3 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 9 N Valid Missing 3 0 2.33 .577

Mean Std. Deviation

But 9 Frequency Valid 2 3 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 10 N Valid Missing 3 0 2.33 .577

Mean Std. Deviation

But 10 Frequency Valid 2 3 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 11 N Valid Missing 3 0 2.67 .577

Mean Std. Deviation

But 11 Frequency Valid 2 3 Total 1 2 3 But 12 N Precent 33.3 66.7 100.0 Statistics Valid Missing Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Mean Std. Deviation

3 0 3.33 .577

But 12 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 13 N Valid Missing 3 0 2.67 1.155

Mean Std. Deviation

But 13 Frequency Valid 2 4 Total 2 1 3 But 14 N Precent 66.7 33.3 100.0 Statistics Valid Missing Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Mean Std. Deviation

3 0 2.67 1.155

But 14 Frequency Valid 2 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Statistics But 15 N Valid Missing 3 0 2.67 .577 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Mean Std. Deviation

But 15 Frequency Valid 2 3 Total 1 2 3 Precent 33.3 66.7 100.0 Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Statistics But 17 N Valid Missing 3 0 3.00 .000

Mean Std. Deviation

But 17 Frequency Valid 3 3 Precent 100.0 Valid Precent 100.0 Cumulativ Precent 100.0

Statistics But 18 N Valid Missing 3 0 3.00 .000

Mean Std. Deviation

But 18 Frequency Valid 3 3 Precent 100.0 Valid Precent 100.0 Cumulativ Precent 100.0

ASI PERORANGAN PENDAHULUAN NO NAMA GURU 1 1 2 3 Jumlah jawaban Jumlah jawaban ideal Presentase Pro. Jawaban 4 Pro. Jawaban 3 Pro. Jawaban 2 Pro. Jawaban 1 Tidak disebutkan 3 3 3 9 12 75 0 100 0 0 2 4 4 4 12 12 3 4 3 3 4 4 3 3 5 4 3 3 6 4 3 4 7 3 4 3 8 4 3 3 9 3 3 3 9 12 75 0

ITEM PERTANYAAN GERAK DASAR JALAN 10 3 3 4 10 12 83 11 3 3 3 9 12 0 12 3 3 3 9 12 75 0 GERAK DASAR LARI 20 4 4 4 12 12 21 4 4 3 11 12 22 23 4 4 3 4 3 3

13 14 15 16 17 18 19 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4

10 10 10 11 10 10 12 12 12 12 12 12

10 11 11 10 11 10 10 12 12 12 12 12 12 12

11 10 12 12

100 83 83 83 92 83 83 100 40 40 40 73 40 40 0 0 0

83 92 92 83 92 83 83 100 91.7 92 83 40 73 73 40 73 40 40 100 72.7 73 40 0 0 0 27.3 27 60 0 0 0 0 0 0

40 100 0 0 0

60 60 60 27 60 60 100 60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

100 60 27 27 60 27 60 60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ITEM PERTANYAAN GERAK DASAR LOMPAT 24 3 3 3 9 12 75 0 25 26 3 4 3 3 4 4 27 4 4 4 12 12 28 3 3 4 10 12 29 30 4 3 3 4 4 3 31 4 4 4 12 12 32 4 4 3 11 12 FORMAT PENILAIAN 33 4 3 3 10 12 34 4 3 3 10 12 35 4 3 3 10 12

10 11 12 12

10 11 12 12

83 92 100 83.3 83 92 100 91.667 83.3333 83.3333 83.33333333 40 73 100 0 0 0 40 60 0 0 40 73 100 72.727 60 27 0 0 0 0 0 0 0 27.273 0 0 40 60 0 0 40 60 0 0 40 60 0 0

100 60 27 0 0 0 0 0 0

SPSS UJI PERORANGAN Frequencies But 1 Statistics But 1 N Valid Missing 3 0 3.00 .000

Mean Std. Deviation

But 1 Frequency Valid 3 3 Precent 100.0 Valid Precent 100.0 Cumulativ Precent 100.0

Statistics But 2 N Valid Missing 3 0 4.00 .000

Mean Std. Deviation

But 2 Frequency Valid 4 3 Precent 100.0 Valid Precent 100.0 Cumulativ Precent 100.0

Statistics But 3 N Valid Missing 3 0 33.3 .577

Mean Std. Deviation

But 3 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 4 N Valid Missing 3 0 33.3 .577

Mean Std. Deviation

But 4 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 5 N Valid Missing 3 0 33.3 .577

Mean Std. Deviation

But 5 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 6 N Valid Missing 3 0 36.7 .577

Mean Std. Deviation

But 6 Frequency Valid 3 4 Total 1 2 3 Precent 33.3 66.7 100.0 Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Statistics But 7 N Valid Missing 3 0 33.3 .577

Mean Std. Deviation

But 7 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Statistics But 8 N Valid Missing 3 0 33.3 .577 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Mean Std. Deviation

But 8 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 9 N Valid Missing 3 0 3.00 .000

Mean Std. Deviation

But 9 Frequency Valid 3 3 Precent 100.0 Valid Precent 100.0 Cumulativ Precent 100.0

Statistics But 10 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

3 0 33.3 .577

But 10 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 11 N Valid Missing 3 0 3.00 .000

Mean Std. Deviation

But 11 Frequency Valid 3 3 Precent 100.0 Valid Precent 100.0 Cumulativ Precent 100.0

Statistics But 12 N Valid Missing 3 0 3.00 .000

Mean Std. Deviation

But 12 Frequency Valid 3 3 Precent 100.0 Valid Precent 100.0 Cumulativ Precent 100.0

Statistics But 13 N Valid Missing 3 0 33.3 .577

Mean Std. Deviation

But 13 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 14 N Valid Missing 3 0 3.67 .577

Mean Std. Deviation

But 14 Frequency Valid 3 4 Total 1 2 3 Precent 33.3 66.7 100.0 Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Statistics But 15 N Valid Missing 3 0 3.67 .577

Mean Std. Deviation

But 15 Frequency Valid 3 4 Total 1 2 3 Precent 33.3 66.7 100.0 Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Statistics But 16 N Valid Missing 3 0 3.67 .577

Mean Std. Deviation

But 16 Frequency Valid 3 4 Total 1 2 3 Precent 33.3 66.7 100.0 Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Statistics But 17 N Valid Missing 3 0 3.67 .577

Mean Std. Deviation

But 17 Frequency Valid 3 4 Total 1 2 3 Precent 33.3 66.7 100.0 Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Statistics But 18 N Valid Missing 3 0 3.33 .577

Mean Std. Deviation

But 18 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 19 N Valid Missing 3 0 3.33 .577

Mean Std. Deviation

But 19 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 20 N Valid Missing 3 0 4.00 .000

Mean Std. Deviation

But 20 Frequency Valid 4 3 Precent 100.0 Valid Precent 100.0 Cumulativ Precent 100.0

Statistics But 21 N Valid Missing 3 0 3.67 .577

Mean Std. Deviation

But 21 Frequency Valid 3 4 Total 1 2 3 Precent 33.3 66.7 100.0 Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Statistics But 22 N Valid Missing 3 0 3.67 .577

Mean Std. Deviation

But 22 Frequency Valid 3 4 Total 1 2 3 Precent 33.3 66.7 100.0 Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Statistics But 23 N Valid Missing 3 0 33.3 .577

Mean Std. Deviation

But 23 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 24 N Valid Missing 3 0 3.00 .000

Mean Std. Deviation

But 24 Frequency Valid 4 3 Precent 100.0 Valid Precent 100.0 Cumulativ Precent 100.0

Statistics But 25 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

3 0 33.3 .577

But 25 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 25 N Valid Missing 3 0 3.67 .577

Mean Std. Deviation

But 25 Frequency Valid 3 4 Total 1 2 3 Precent 33.3 66.7 100.0 Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Statistics But 27 N Valid Missing 3 0 4.00 .000

Mean Std. Deviation

But 27 Frequency Valid 4 3 Precent 100.0 Valid Precent 100.0 Cumulativ Precent 100.0

Statistics But 28 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

3 0 33.3 .577

But 28 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 29 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

3 0 33.3 .577

But 29 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 30 N Valid Missing 3 0 3.67 .577

Mean Std. Deviation

But 30 Frequency Valid 3 4 Total 1 2 3 Precent 33.3 66.7 100.0 Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Statistics But 31 N Valid Missing 3 0 4.00 .000

Mean Std. Deviation

But 31 Frequency Valid 4 3 Precent 100.0 Valid Precent 100.0 Cumulativ Precent 100.0

Statistics But 32 N Valid Missing 3 0 3.67 .577

Mean Std. Deviation

But 32 Frequency Valid 3 4 Total 1 2 3 Precent 33.3 66.7 100.0 Valid Precent 33.3 66.7 100.0 Cumulativ Precent 33.3 100.0

Statistics But 33 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

3 0 33.3 .577

But 33 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 34 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

3 0 33.3 .577

But 34 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

Statistics But 35 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

3 0 33.3 .577

But 35 Frequency Valid 3 4 Total 2 1 3 Precent 66.7 33.3 100.0 Valid Precent 66.7 33.3 100.0 Cumulativ Precent 66.7 100.0

NO NAMA GURU 1
1 2 3 4 5 6 7 8 Tidak disebutkan 3 4 1 4 4 3 4 3 26 32 81 62 35 0 3.8

ITEM PERTANYAAN 2
4 4 4 4 3 3 4 4 30 32 94 80 20 0 0

3
4 3 3 4 4 3 4 4 29 32 91 69 31 0 0

4
4 4 3 4 4 3 4 3 29 32 91 69 31 0 0

5
4 3 3 4 4 3 4 4 29 32 91 69 31 0 0

6
4 3 4 4 4 3 4 4 30 32 94 80 20 0 0

7
3 4 4 2 2 3 3 3 24 32 75 33 50 17 0

8
3 3 3 4 3 3 4 3 26 32 81 31 69 0 0

9
4 3 4 3 4 3 4 3 28 32 88 57 43 0 0

10 11
4 4 4 4 3 3 4 3 29 32 91 69 31 0 0 4 4 4 4 3 3 3 4 29 32 91 69 31 0 0

12

13

14

15

16

17
4 4 4 4 3 3 3 3 28 32 88 57 43 0 0

18

19

20

21

22

23

Jumlah jawaban Jumlah jawaban ideal Presentase Pro. Jawaban 4 Pro. Jawaban 3 Pro. Jawaban 2 Pro. Jawaban 1

4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 27 31 28 30 29 32 32 32 32 32 84.4 97 87.5 93.8 90.6 44.4 90 57.1 80 69 55.6 9.7 42.9 20 31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 43 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 28 28 32 27 28 28 32 32 32 32 32 32 87.5 87.5 100 84.4 87.5 87.5 57.1 57.14 100 44.4 57.1 57.1 42.9 42.86 0 55.6 42.9 42.9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

24 4 4 4 4 3 3 4 4 30 32 94 80 20 0 0

25 26 27 28 29 30 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 30 30 29 32 28 26 32 32 32 32 32 32 94 93.75 90.63 100 87.5 81 80 80 68.97 100 57.1 31 20 20 31.03 0 42.9 69 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

31 3 3 3 4 3 3 4 3 26 32 81 31 69 0 0

32 33 34 35 36 37 38 39 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 28 28 29 29 32 29 28 26 32 32 32 32 32 32 32 32 88 87.5 90.6 90.6 100 90.6 87.5 81.3 57 57.1 69 69 100 69 57.1 30.8 43 42.9 31 31 0 31 42.9 62.2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

40 41 42 43 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 26 27 25 28 32 32 32 32 81 84.4 78.13 87.5 31 44.4 32 57.1 69 55.6 60 42.9 0 0 8 0 0 0 0 0

Presentase Ujicoba Kelompok Kecil Menggunakan SPSS Statistics But 1 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.25 1.035

But 2 Frequency Valid 1 2 4 Total 1 3 4 8 Precent 12.5 37.5 50.0 100.0 Valid Precent 12.5 37.5 50.0 100.0 Cumulativ Precent 12.5 50.0 100.0

Statistics But 2 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.75 463

But 2 Frequency Valid 3 4 Total 2 6 8 Precent 25.0 75.0 100.0 Valid Precent 25.0 75.0 100.0 Cumulativ Precent 25.0 100.0

Statistics But 3 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.63 518

But 3 Frequency Valid 3 4 Total 3 5 8 Precent 37.5 62.5 100.0 Valid Precent 25.0 75.0 100.0 Cumulativ Precent 37.5 100.0

Statistics But 4 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.63 518

But 4 Frequency Valid 3 4 Total 3 5 8 Precent 37.5 62.5 100.0 Valid Precent 25.0 75.0 100.0 Cumulativ Precent 37.5 100.0

Statistics But 5 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.63 518

But 5 Frequency Valid 3 4 Total 3 5 8 Precent 37.5 62.5 100.0 Valid Precent 25.0 75.0 100.0 Cumulativ Precent 37.5 100.0

Statistics But 6 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.75 463

But 6 Frequency Valid 3 4 Total 2 6 8 Precent 25.0 75.0 100.0 Valid Precent 25.0 75.0 100.0 Cumulativ Precent 25.0 100.0

Statistics But 7 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.00 756

But 7 Frequency Valid 2 3 4 Total 2 4 2 8 Precent 25.0 50.0 25.0 100.0 Valid Precent 25.0 50.0 25.0 100.0 Cumulativ Precent 25.0 75.0 100.0

Statistics But 8 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.25 463

But 8 Frequency Valid 3 4 Total 6 2 8 Precent 75.0 25.0 100.0 Valid Precent 75.0 25.0 100.0 Cumulativ Precent 75.0 100.0

Statistics But 9 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.50 535

But 9 Frequency Valid 3 4 Total 4 4 8 Precent 50.0 50.0 100.0 Valid Precent 50.0 50.0 100.0 Cumulativ Precent 50.0 100.0

Statistics But 10 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.63 518

But 10 Frequency Valid 3 4 Total 3 5 8 Precent 37.5 62.5 100.0 Valid Precent 25.0 75.0 100.0 Cumulativ Precent 37.5 100.0

Statistics But 11 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.63 518

But 11 Frequency Valid 3 4 Total 3 5 8 Precent 37.5 62.5 100.0 Valid Precent 25.0 75.0 100.0 Cumulativ Precent 37.5 100.0

Statistics But 12 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.38 518

But 12 Frequency Valid 3 4 Total 3 5 8 Precent 62.5 37.5 100.0 Valid Precent 62.5 37.5 100.0 Cumulativ Precent 62.5 100.0

Statistics But 13 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.88 3564

But 13 Frequency Valid 3 4 Total 1 7 8 Precent 12.5 87.5 100.0 Valid Precent 12.5 87.5 100.0 Cumulativ Precent 12.5 100.0

Statistics But 13 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.88 3564

But 13 Frequency Valid 3 4 Total 1 7 8 Precent 12.5 87.5 100.0 Valid Precent 12.5 87.5 100.0 Cumulativ Precent 12.5 100.0

Statistics But 14 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.50 535

But 14 Frequency Valid 3 4 Total 4 4 8 Precent 50.0 50.0 100.0 Valid Precent 50.0 50.0 100.0 Cumulativ Precent 50.0 100.0

Statistics But 15 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.75 .463

But 15 Frequency Valid 3 4 Total 2 6 8 Precent 25.0 75.0 100.0 Valid Precent 25.0 75.0 100.0 Cumulativ Precent 25.0 100.0

Statistics But 16 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.63 .518

But 16 Frequency Valid 3 4 Total 3 5 8 Precent 37.5 62.5 100.0 Valid Precent 37.5 62.5 100.0 Cumulativ Precent 37.5 100.0

Statistics But 17 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.50 .538

But 17 Frequency Valid 3 4 Total 4 4 8 Precent 50.0 50.0 100.0 Valid Precent 50.0 50.0 100.0 Cumulativ Precent 50.0 100.0

Statistics But 18 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.50 .535

But 18 Frequency Valid 3 4 Total 4 4 8 Precent 50.0 50.0 100.0 Valid Precent 50.0 50.0 100.0 Cumulativ Precent 50.0 100.0

Statistics But 19 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.50 .535

But 19 Frequency Valid 3 4 Total 4 4 8 Precent 50.0 50.0 100.0 Valid Precent 50.0 50.0 100.0 Cumulativ Precent 50.0 100.0

Statistics But 20 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 4.00 .000

But 20 Frequency Valid 4 8 Precent 100.0 Valid Precent 100.0 Cumulativ Precent 100.0

Statistics But 21 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.38 518

But 21 Frequency Valid 3 4 Total 5 3 8 Precent 62.5 37.5 100.0 Valid Precent 62.5 37.5 100.0 Cumulativ Precent 62.5 100.0

Statistics But 22 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.50 .535

But 22 Frequency Valid 3 4 Total 4 4 8 Precent 50.0 50.0 100.0 Valid Precent 50.0 50.0 100.0 Cumulativ Precent 50.0 100.0

Statistics But 23 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.50 .535

But 23 Frequency Valid 3 4 Total 4 4 8 Precent 50.0 50.0 100.0 Valid Precent 50.0 50.0 100.0 Cumulativ Precent 50.0 100.0

Statistics But 24 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.75 .463

But 24 Frequency Valid 3 4 Total 2 6 8 Precent 25.0 75.0 100.0 Valid Precent 25.0 75.0 100.0 Cumulativ Precent 25.0 100.0

Statistics But 25 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.75 .463

But 25 Frequency Valid 3 4 Total 2 6 8 Precent 25.0 75.0 100.0 Valid Precent 25.0 75.0 100.0 Cumulativ Precent 25.0 100.0

Statistics But 26 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.75 .463

But 26 Frequency Valid 3 4 Total 2 6 8 Precent 25.0 75.0 100.0 Valid Precent 25.0 75.0 100.0 Cumulativ Precent 25.0 100.0

Statistics But 27 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.63 .518

But 27 Frequency Valid 3 4 Total 3 5 8 Precent 37.5 62.5 100.0 Valid Precent 37.5 62.5 100.0 Cumulativ Precent 37.5 100.0

Statistics But 28 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 4.00 .000

But 28 Frequency Valid 4 8 Precent 100.0 Valid Precent 100.0 Cumulativ Precent 100.0

Statistics But 29 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.50 .535

But 29 Frequency Valid 3 4 Total 4 4 8 Precent 50.0 50.0 100.0 Valid Precent 50.0 50.0 100.0 Cumulativ Precent 37.5 100.0

Statistics But 30 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.25 .463

But 30 Frequency Valid 3 4 Total 6 2 8 Precent 75.0 25.0 100.0 Valid Precent 75.0 25.0 100.0 Cumulativ Precent 75.0 100.0

Statistics But 31 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.25 .463

But 31 Frequency Valid 3 4 Total 6 2 8 Precent 75.0 25.0 100.0 Valid Precent 75.0 25.0 100.0 Cumulativ Precent 75.0 100.0

Statistics But 32 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.50 .535

But 32 Frequency Valid 3 4 Total 4 4 8 Precent 50.0 50.0 100.0 Valid Precent 50.0 50.0 100.0 Cumulativ Precent 50.0 100.0

Statistics But 33 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.50 .535

But 33 Frequency Valid 3 4 Total 4 4 8 Precent 50.0 50.0 100.0 Valid Precent 50.0 50.0 100.0 Cumulativ Precent 50.0 100.0

Statistics But 34 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.63 .518

But 34 Frequency Valid 3 4 Total 3 5 8 Precent 37.5 62.5 100.0 Valid Precent 37.5 62.5 100.0 Cumulativ Precent 62.5 100.0

Statistics But 35 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.63 .518

But 35 Frequency Valid 3 4 Total 3 5 8 Precent 37.5 62.5 100.0 Valid Precent 37.5 62.5 100.0 Cumulativ Precent 62.5 100.0

Statistics But 36 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 4.00 .000

But 36 Frequency Valid 4 8 Precent 100.0 Valid Precent 100.0 Cumulativ Precent 100.0

But 37 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.63 .518

But 37 Frequency Valid 3 4 Total 3 5 8 Precent 37.5 62.5 100.0 Valid Precent 37.5 62.5 100.0 Cumulativ Precent 62.5 100.0

Statistics But 38 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.50 .535

But 38 Frequency Valid 3 4 Total 4 4 8 Precent 50.0 50.0 100.0 Valid Precent 50.0 50.0 100.0 Cumulativ Precent 50.0 100.0

Statistics But 39 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.25 .463

But 39 Frequency Valid 3 4 Total 6 2 8 Precent 75.0 25.0 100.0 Valid Precent 75.0 25.0 100.0 Cumulativ Precent 75.0 100.0

Statistics But 40 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.25 .463

But 40 Frequency Valid 3 4 Total 6 2 8 Precent 75.0 25.0 100.0 Valid Precent 75.0 25.0 100.0 Cumulativ Precent 75.0 100.0

Statistics But 41 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.38 .518

But 41 Frequency Valid 3 4 Total 5 3 8 Precent 62.5 37.5 100.0 Valid Precent 62.5 37.5 100.0 Cumulativ Precent 62.5 100.0

Statistics But 42 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.13 .641

But 42 Frequency Valid 2 3 4 Total 1 5 2 8 Precent 12.5 62.5 25.0 100.0 Valid Precent 12.5 62.5 25.0 100.0 Cumulativ Precent 12.5 75.0 100.0

Statistics But 43 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

8 0 3.50 .535

But 43 Frequency Valid 3 4 Total 4 4 8 Precent 50.0 50.0 100.0 Valid Precent 50.0 50.0 100.0 Cumulativ Precent 50.0 100.0

NO NAMA GURU 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Tidak disebutkan 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 46 56 82 35 65 0 0

ITEM PERTANYAAN 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 47 56 84 43 57 0 0 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 47 56 84 43 57 0 0 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 48 56 86 50 50 0 0

15 16 17 18 19
4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 45 56 80 27 73 0 0 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 47 56 84 43 57 0 0 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 47 56 84 43 57 0 0 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 50 56 89 64 36 0 0

20
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 55 56 98.2 44.5 5.45 0 0

21 22 23
3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 44 56 79 18 82 0 0 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 46 56 82 35 65 0 0

24

25

Jumlah jawaban Jumlah jawaban ideal Presentase Pro. Jawaban 4 Pro. Jawaban 3 Pro. Jawaban 2 Pro. Jawaban 1

4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 43 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 47 45 49 52 45 42 56 56 56 56 56 56 56 89 83.9 80 88 92.9 80 75 64 42.6 27 57 76.9 44 0 36 57.4 73 43 23.1 47 100 0 0 0 0 7.69 8.9 0 0 0 0 0 0 0 0

3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 47 45 56 56 84 80.4 43 26.7 57 73.3 0 0 0 0

3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 47 45 56 56 84 80 51 36 45 60 4.3 4.4 0 0

4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 45 46 48 56 56 56 80 82.1 85.7 36 34.8 50 60 65.2 50 4.4 0 0 0 0 0

ITEM PERTANYAAN 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

Presentase Ujicoba Pada Kancah Sebenarnya Menggunakan SPSS


Frequencies Statistics But 1 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

14 0 3.29 .649

But 1 Frequency Valid 3 4 Total 10 4 14 Precent 71.4 28.6 100.0 Valid Precent 71.4 28.6 100.0 Cumulativ Precent 71.4 100.0

Statistics But 1 N

Valid Missing

Mean Std. Deviation

14 0 3.29 .649

But 1 Frequency Valid 3 4 Total 10 4 14 Precent 71.4 28.6 100.0 Valid Precent 71.4 28.6 100.0 Cumulativ Precent 71.4 100.0

Anda mungkin juga menyukai