I.
Tujuan Praktikum Dalam praktikum ini para praktikan diharapkan mampu: 1. Mengetahui karakteristik suatu pompa sentrifugal 2. Mengetahui bagian bagian pompa dan dapat mengoperasikan pompa sentrifugal. 3. Mengetahui prinsip kerja pompa. 4. Dapat menentukan efisiensi maximum pada pompa sentrifugasi.
II. a.
Alat dan bahan Alat yang digunakan: b. Air Beban Pompa sentrifugal Stopwatch Beban dengan berat 1 kg sampai 25 kg Corong plastik Bahan yang digunakan:
III. Dasar Teori a. Pengetahuan umum tentang pompa sentrifugal Pompa sentrifugal adalah salah satu tipe pompa yang memanfaatkan energi kecepatan yang kemudian diubah menjadi energi tekanan sehingga dapat menggerakkan fluida cair dari lokasi sumber menuju lokasi target dengan menggunakan impeler. Sumber : Sularso, 2000 Kavitasi adalah peristiwa terbentuknya gelembung-gelembung uap di dalam cairan yang dipompa akibat turunnya tekanan cairan sampai di bawah tekanan uap jenuh cairan pada suhu operasi pompa. Hal-hal yang diakibatkan oleh kavitasi antara lain terjadinya suara berisik dan getaran. radiman.wordpress.com/pompa/
Kelompok III
Page 1
NPSH adalah kebutuhan minimum agar pompa dapat bekerja sesuai dengan tugasnya. NPSH dapat dibagi menjadi dua, NPSH required dan NPSH available. Agar pompa dapat bekerja dengan baik maka NPSH availabel harus lebih besar dari NPSH required. radiman.wordpress.com/pompa/ Jadi pompa sentrifugal pada prinsipnya dapat mengubah energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida oleh gerakan sudu sudu yang ada dalam volute. Energi yang dihasilkan dapat menghasilkan head tekanan, head kecepatan dan head potensial pada fluida cair yang mengalir secara kontinu (www.wikipedia.com). Secara garis besar pompa dikategorikan menjadi: Tabel 1.1 Klasifikasi pompa secara umum No 1. Dynamic pump Pompa sentrifugal a. Radial flow b. Mixed flow c. Axial flow Peripheral pump Special pump a. Viscous drag b. Jet (ejector boosted) c. Gas lift d. Hydraulic Ram e. Electromagnetic f. Screw centrifugal g. Rotatingcasing (pitot) No 1. Positive Displacement pump Reciprocating a. Piston b. Plunger c. Diaphagm Blow case Rotary a. Single rotor (Vane, piston,Flexiblemember, screw) b. Multiple rotor (Gear, Lobe, Circumferential Piston, Screw) c. Fluid ring
2. 3.
2. 3.
Kelompok III
Page 2
Berdasarkan cara pemindahan dan pemberian energi pada cairan pompa dapat diklasifikasikan dua kelompok yaitu: 1. Pompa pemindah positif (positif displacement pump). 2. Pompa pemindah non positif (non positif displacement pump). Lebih lanjut klasifikasi pompa dapat dilihat pada diagram klasifikasi pompa yang terdapat dibawah ini: Pompa pemindah positif Pompa reciprocating a. Pompa torak. b. Pompa plunyer. Pompa c. Pompa membran.
Pompa Sentrifugal . a. Radial flow. Volut Single suction . diffusor Double suction b. Axial flow. . c. Mixed flow
Turbin impeller
1. Pompa perpindahan positif Pompa perpindahan positif dikenal dengan caranya beroperasi: cairan diambil dari salah satu ujung dan pada ujung lainnya dialirkan
Kelompok III
Page 3
digunakan secara luas untuk pemompaan fluida selain air, biasanya fluida Pompa perpindahan positif selanjutnya digolongkan berdasarkan cara perpindahannya: 1. Pompa Reciprocating jika perpindahan dilakukan oleh maju mundurnya jarum piston. Pompa reciprocating hanya digunakan untuk pemompaan cairan kental dan sumur minyak. Misalnya: pompa torak, pompa plunger, dan pompa membran/diafragma.
Gambar 1.1 Pompa torak www.wikipedia.com 2. Pompa Rotary jika perpindahan dilakukan oleh gaya putaran sebuah gir, cam atau baling-baling dalam sebuah ruangan bersekat pada casing yang tetap. Pompa rotary selanjutnya digolongkan sebagai gir dalam, gir luar, lobe, dan baling-baling dorong dll. Pompa-pompa tersebut digunakan untuk layanan khusus dengan kondisi khusus yang ada di lokasi industri. Misalnya: pompa roda gigi, pompa lube, pompa ulir dan pompa vane.
Kelompok III
Page 4
Gambar 1.2 Pompa roda gigi dan pompa ulir www.wikipedia.com Pada seluruh pompa jenis perpindahan positif, sejumlah cairan yang sudah ditetapkan dipompa setelah setiap putarannya. Sehingga jika pipa pengantarnya tersumbat, tekanan akan naik ke nilai yang sangat tinggi dimana hal ini dapat merusak pompa. (www.energyefficiencyasia.org) 2. Pompa Perpindahan Negatif Pompa perpindahan negatif juga dikarakteristikkan oleh cara pompa tersebut beroperasi, dimana fluida. Terdapat dua jenis pompa perpindahan negatif: a. Pompa sentrifugal merupakan pompa yang sangat umum digunakan untuk pemompaan air dalam berbagai penggunaan industri. Biasanya lebih dari 75% pompa yang dipasang di sebuah industri adalah pompa sentrifugal. impeler yang berputar mengubah energi kinetik menjadi tekanan atau kecepatan yang diperlukan untuk memompa
Kelompok III
Page 5
b. Pompa dengan efek khusus terutama digunakan untuk kondisi khusus di lokasi industri
1.4 Pompa pada oil company 1. Klasifikasi pompa berdasarkan jumlah tingkat: a. Pompa single stage, terdiri dari satu impeller dalam satu casing. b. Pompa multi stage, terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu casing. c. Multi impeller, terdiri dari beberapa impeller yang tersusun parallel dalam satu casing. Kelompok III Page 6
d. Multi impeller multi stage, kombinasi antara multi impeller dan multi stage 2. Klasifikasi pompa berdasarkan tekanan discharge: a. Low pressure b. Medium pressure c. High pressure 3. Berdasarkan kapasitas: a. Low capacity b. Medium capacity c. High capacity : 20 m3/jam : >20-60 m3/jam : >60 m3/jam : 5 kg/cm2 : >5-50 kg/cm2 : >50 kg/cm2
4. Berdasarkan rancang bangun casing a. Single casing : tediri dari satu casing dapat vertikal split atau horizontal split. b. Section casing : terdiri dari beberapa casing yang tersusun secara vertikal split (terutama untuk multi stage). 5. Berdasarkan arah aliran a. Axial flow b. Radial Flow c. Mixed flow (www.energyefficiencyasia.org) 1.3.3 Bagian bagian pompa sentrifugal
Kelompok III
Page 7
Gambar 1.5 Bagian bagian pompa sentrifugal Bagian bagian pompa sentrifugal antara lain: 1. Casing Adalah bagian yang melindungi dan menutupi bagian bagian pompa yang ada didalamnya. Casing pompa dapat dibedakan menjadi: a. Volute casing Pada pompa dengan jenis casing ini banyak dikenal dengan volute casing pump. Casing ini berfungsi untuk mengumpulkan fluida yang telah dikenai gaya impeler dan kemudian mengubahnya menjadi gaya tekan.
Kelompok III
Page 8
Pada tipe pompa yang memiliki casing ini ditambahkan vane yang memperbesar jalan masuk fluida secara bertahap dan berfungsi mengurangi kecepatan cairan yang meninggalkan impeler menjadi lebih efisien. Diffuser banyak dipakai pada pompa vertikal dengan head yang rendah karena dengan penggunaan difuser maka performasi pompa akan menurun.
Gambar 1.7 Pompa jenis-jenis volut Sularso.Pompa dan Kompresor 2. Impeller Bebarapa impeler didesain untuk aplikasi aplikasi khusus, karena bentuk suatu impeler akan mempengaruhi kecepatan dan kapasitas suatu pompa sehingga desain impeler akan sangat berpengaruh pada performansi pompa. Secara umum desain impeler adalah sebagai berikut: a. Impeler terbuka (open impeler) Pada impeler ini selain dinding pada sisi masuk msebagian dinding pada bagian belakang ditiadakan. Impeler ini banyak dipakai pada pompa dengan debit aliran yang besar tetapi memiliki head yang rendah. b. Impeler tertutup (closed impeler) Adalah impeler yang memiliki sudu- sudu yang terkurung antar dua buah dinding yang merupakan satu kesatuan dengan dua dinding tersebut. Impeler ini dipakai pada debit aliran yang kecil tetapi memiliki head yang besar.
Kelompok III
Page 9
c. Impeler gabungan (semi- open impeler) Pada jenis ini hanya pada sebeleh sisi dinding yang terbuka.
Gambar 1.8 Jenis jenis impeller www.energyefficiencyasia.org 3. Wearing Ring Wearing ring bertujuan untuk mencegah terjadinya keausan pada casing dan impeler pada bidang yang bersinggungan. Desain wearing ring dipengaruhi oleh fluida kerja, tekanan kecepatan gesek casing dan impeler.
Gambar 1.9 Impeller wearing ring www.energyefficiencyasia.org 4. Shaft and Shaft Sleeve Fungsi dasar shaft adalah meneruskan torsi dari penggerak ke bagian yang berputar pada pompa, terutama impelernya. Poros sangat berperan dalam mekanisme kerja suatu pompa sehingga desain shaft harus tepat. Shaft sleeve (selubung poros) adalah komponen yang berhubungan dengan stuffing bo, paking untuk melindungi keausan pada poros. Banyak hal yan Kelompok III Page 10
gperlu diperhatikan untuk merencanakan sebuah poros dari gaya yang harus tahan serta komponen-komponen lainnya.
Gambar 1. 11 shaft sleeve (www.cheresources.com) 5. Stuffing Box Stuffing Box adalah ruangan yang terdapat pada bagian dimana poros melintasi casing, yang digunakan untuk menempatkan elemenelemen untuk mengurangi kebocoran pada bagian tersebut, jika tekanan didalam pompa lebih tinggi dari pada tekanan udara luar, maka suffing box mencegah keluarnya cairan di dalam pompa. Dan sebaliknya untuk pompa yang lebih rendah dibanding dengan tekanan atmosfir maka stuffing box mencegah masuknya udara kedalam pompa.
Kelompok III
Page 11
Gambar 1.12 Stuffing Box www.gouldpumps.com 6. Mechanical Seal Penggunaan mechanical seal adalah solusi karena seringnya terjadi kebocoran bila menggunakan paking, terlebih waktu mengolah zat cair beracun, juga untuk sebuah tekanan kerja yang tinggi mechanical seal mampu untuk mencegah kebocoran.
Gambar 1.13 Mechanical seal www. sealpump.org Untuk pengguanaan pumpa non seal biasanya digunakan material lainya seperti glass reinforcement plastic maupun dengan acid proof material. Sebagai contoh pompa yang tidak menggunakan non seal paada pompa jenis R-MA seperti gambar berikut:
Kelompok III
Page 12
Gambar 1.14 Pompa Nonseal Jenis R-MA www.nikkisoamerika.com 7. Bearing Bearing pada pompa sentrifugal terdiri dari macam yaitu thrust bearing dan radial bearing. Thrust bearing pada salah satu sisi untuk menhan gaya aksial yang terjadi pada pompa. Penggunaan bea ring pada pompa sentrifugal antara lain: a) Ball bearing: adalah bearing yang tidak berfriksi yang umum digunakan pada pompa sentrifugal. Jenis rooler bearing adalah salah satu bearing yang sering dipakai ataupun dengan memakai spherical roller bearing. Bearing ini memakai pelumasan oli atau pelumasan gemuk (grease). b) Sleeve bearing : adalah bearing yang dipakai untuk pompa yang memiliki ukuran diameter shaft yang sebanding dengan menggunakan prinsip non-frction. Bearing ini biasanya dipakai pada putaran : 3600 rpm 9000 rpm. Pelumasan oli banyak dipakai sebagai lubricant dalam tipe bearing ini. c) Thrust bearing : merupakan kombinasi dari sleeve bearing yang umumnya disebut tipe bearing kingsburry.
Kelompok III
Page 13
Gambar 1.15 Bearing www.cheresources.com 8. Coupling Kopling dipakai untuk meneruskan putaran dan torsi dari penggerak menuju impeler. Jenis kopling antara lain: a. Rigid (tipe kompresor) b. Flexible (pin atau buffer,gear, atau tipe piringan fleksibel) Elastomeric coupling menggunakan karet atau polymer untuk mendapatkan suatu fleksibilitas. Non elastomeric coupling mengggunakan bahan metal untuk mendapatkan flesibilitas, dapat terbagi menjadi dua tipe, menggunakan lubrikasi atau tidak.
Kelompok III
Page 14
1.3.4 Prinsip kerja pompa sentrifugal Pompa sentrifugal mempunyai tiga bagian penting yang sangat berhubungan, tiga bagian itu yaitu motor, poros dan impeller. Aliran listrik akan membuat motor bekerja untuk menggerakkan poros, kemudian poros menghasilkan daya poros yang menggerakkan impeller.Pada impeller daya poros dirubah lagi menjadi putaran yang merubah energi kinetis menjadi energi potensial suatu fluida incompressible, sehingga terjadi perbedaan tekanan antara bagian sucktion dan bagian discharge,hal ini menyebabkan air mengalir melalui saluran tekan(pipa). Baling-baling impeler meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga menyebabkan cairan berputar. Cairan meninggalkan impeler pada kecepatan tinggi.Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa turbin digunakan cincin diffuser stasioner. Volute atau cincin diffuser stasioner mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan. Ditinjau dari sisi energi , pada dasarnya energi yang dihasilkan oleh gaya sentrifugal adalah energi kinetik. Jumlah energi yang diberikan ke liquid sebanding dengan kecepatan di akhir atau vane tip dari impeller. Semakin cepat impeller berputar atau semakin besar suatu impeller, maka kecepatan liquid akan semakin tinggi di vane tip dan energi yang diberikan dari liquid akan semakin besar. Energi kinetik dari liquid yang keluar dari suatu impeller adalah dengan menciptakan halangan pada aliran. halangan pertama diciptakan oleh valute (casing) pompa yang menangkap liquid dan memperlambatnya. Di nozzle discharge, liquid kemudian diperlambat dan kecepatan ini diubah menjadi tekanan berdasarkan Hukum Bernoulli. di permukaan luar dari impeller. (www.energyefficiencyasia.org) 1.3.5 Aplikasi Pompa Sentrifugal Kelompok III Page 15 Oleh sebab itu, kenaikan head (tekanan dalam bentuk tinggi dari liquid) adalah sebanding dengan kecepatan
1. Dalam kehidupan sehari-hari a. Pemakaian di dalam masalah ekonomi air: Antara lain pompa distribusi air , pompa air untuk irigasi, pompa pompa pembuangan air sumur air, pompa menara air, pompa air hujan. b. Dalam Perkapalan. Pompa kapal, pompa pengisi digunakan untuk mengosongkan dan mengisi minyak pada kapal tanker. c. Kimia atau petrokimia Pompa kimia, pompa untuk mengalirkan fluida di dalam pipapipa, pompa proses, pompa jalak balik ( untuk mengembalikan fluida). Fritz Diesel,1980 1.3.6 Performansi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal memiliki beberapa performansi yang menunjukkan karakteristik suatu pompa antara lain: a. Debit aliran (Q) Adalah volume fluida kerja yang dapat dialirkan oleh pompa persatuan waktu. Satuannya adalah m3/s, ft3/s, gpm atau liter/second.
Q =V =
b. Head total pompa (H) Adalah besar kerja netto yang dilakukan terhadap satu satuan berat fluida untuk mengalirkan dari suction flange menuju discharge flange.Besarnya head total pompa adalah:
H = Hd H s
Dimana: H = Head total pompa atau tinggi tekan (m.H2O) Hd = Head dinamis (m.H2O) Hs = Head statis (m.H2O) c. Daya listrik (PEL)
Kelompok III
Page 16
Adalah besarnya daya yang dihasilkan oleh motor yang dipakai dalam menggerakkan pompa, yang dapat dirumuskan dengan :
PEL = V . I (Watt)
Dimana: V : besar beda tegangan yang dipakai oleh motor listrik (Volt) I : besar arus yang dipakai oleh motor listrik (Ampere) d. Daya yang diserap oleh motor (BHP) Adalah besar daya yang diteruskan oleh poros (W)
2. .n.T (Watt) 60
atau biasa
Dimana:
Dimana : Q : Kapasitas pompa (m3/s) H : Head pompa (m.H2o) : massa jenis fluida (kg/m3) g : gaya gravitasi (m/s2) f. Efisiensi motor ( motor )
motor =
BHP .100% PEL
Kelompok III
Page 17
1.4 Peralatan dan Bahan Pengujian Peralatan yang dipakai antara lain:
RPM
HS
HD
Tabel 1.2 Nama-Nama Alat No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. Pompa sentrifugal Nama alat Pompa sentrifugal Dinamometer Manometer Tachometer Voltmeter Amperemeter Variasi bukaan Jumlah 1 1 1 1 1 1 1
Kelompok III
Page 18
Motor Listrik
Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal digunakan sebagai alat yang diuji. Pompa berfungsi untuk memindahkan fluida cair dari satu tempat ke tempat lain. Disini pompa tersebut dikopel dengan motor untuk menggerakan impeller.
2. Bak penampung
Kelompok III
Page 19
Bak ini berfungsi untuk menampung air agar dapat mencapai volume yang diinginkan. 3. Valve
(a)
Diatas adalah gambar inlet valve dan outlet valve secara berurutan. Valve berfungsi untuk mengatur jumlah air yang masuk dan keluar pompa. 4. Volumeter / Indikator Volume
Kelompok III
Page 20
Gambar 1.22 Volumeter / Indikator Volume Berfungsi untuk mengetahui volume air di dalam bak. 5. Penunjuk besaran
Putaran (rpm)
Tegangan(Volt) Arus(Ampere)
Delivery Pressure
Pada gambar diatas terdapat tachometer untuk mengetahui besarnya putaran dalam rpm, torsimeter untuk mengetahui besarnya torsi, manometer untuk mengetahui besarnya nilai Hd dan Hs, amperemeter untuk mengetahui besarnya arus, dan voltmeter untuk mengetahui besarnya voltage. (Reff : Jobsheet Praktikum Prestasi Mesin 2011) 1.5 Prosedur Percobaan 1.5.1 Langkah langkah menghidupkan peralatan Sebelum menyambung pada suplai utama, putar 21ontrol kecepatan motor penuh berlawanan arah jarum jam (kecepatan nol) dengan perlahan.
Kelompok III
Page 21
Meneliti sambungan ke power suplai dan saklar emergensi, jika ada kelainan pada pengoperasian teliti spesifikasi sumber listrik. Adapun langkah langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Membuka kedua pengatur inlet dan deliveri manual. 2. Memutar pengatur kecepatan sehingga pompa berputar pelan dan meningkat secara kontinu sampai air bersirkulasi melalui sistem. 3. Menunggu langkah pertama selama 5 menit sehingga sistem tidak tercampur dengan udara atau fluida yang bersirkulasi sepenuhnya adalah air. 4. Mengecek suara atau getaran yang mungkin timbuldari bagian yang bergerak (bagian sensor torsi), jika membahayakan mematikan mesin dan memperbaikinya. 5. Mengecek semua alat dan display pembacaan. 6. Mengurangi kecepatan motor dan membiarkan air bersirkulasi selama beberapa menit kemudian mematikan pompa. 1.5.2 Langkah langkah pengukuran karakteristik pompa 1. Mengeset katup dengan posisi bukaan penuh dan memastikan tangki terisi oleh air. 2. Menghidupkan saklar motor dan mulai menjalankan dengan kecepatan 1800 rpm 3. Mencatat voltase, ampere, torsi, head dan waktu yang dibutuhkan sebanyak tiga kali pengamatan. 4. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan. 5. Mengulangi pengamatan dengan variasi putaran motor ( 1900 rpm, 2000 rpm, 2100 rpm, dan 2200 rpm) pada tiap variasi bukaan (bukaan penuh, 75 % bukaan, 50 % bukaan , dan 25 5 bukaan). 6. Mengulangi pengamatan sebanyak tiga kali dan ,mencatatnya dalam tabel pengamatan. 7. Menghitung mean waktu yang dibutuhkan ( t ) dan debit pompa
Kelompok III
Page 22
8. Menganalisa hasil pengamatan dengan membuat grafik hubungan Q H dan grafik hubungan Q Efisiensi. 1.5.3 Prosedur Pengolahan Data a. Pengukuran Daya Prinsip pengukuran daya poros yang berputar adalah mengukur torsi dan kecepatan putar. Torsi poros pompa dapat diukur dengan menggunakan dinamometer.
Daya = T .
n = kecepatan poros (rpm) b. Pengukuran Head Nilai head didapat dengan pengukuran tekanan pada suction dan discharge dimana didapat nilai P dengan satuan bar. Nilai tekanan (bar) dikonversikan menjadi pascal. Maka nilai head didapat melalui rumus: P=gH Sehingga H = .g Dimana: H = Head Pompa (m.H2O) P = Tekanan (Pa) = massa jenis (kg/m3) g = percepatan grafitasi (m/s2) c. Pengukuran Debit Debit dalam saluran tertutup dapat diukur dengan: orifice, venturimeter, meter luasan variable, dan nosel. Masing-masing alat tersebut dilengkapi dengan manometer yang akan digunakan untuk Kelompok III Page 23
P
mengukur beda tekanan pada sisi masuk dan Sedangkan pada suatu aliran terbuka
dipergunakan
menggunakan suatu bejana yang diketahui volumenya, dengan diberi skala dapat diukur kecepatan air yang akan mengisi bejana tersebut. d. Pengukuran Putaran Poros Pompa Tachometer dipergunakan untukmengukur putaran poros. Disini kecepatan poros diukur dengan detector yang menggunakan sensor dua kepala baut, yang terleta di penghubungantara poros motor dan poros pompa. Sedangkan letak dari tampilan digital tachometer terletak di panel.
1.6 Perhitungan dan Analisa 1.6.1 Data Praktikum 1.3 Tabel Data Praktikum Pompa Sentrifugal
Kelompok III
Page 24
Bukaan 100% No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Putaran (N) rpm 1150 1150 1150 1350 1350 1350 1550 1550 1550 1750 1750 1750 1950 1950 1950 Torsi (T)Nm 0.08 0.08 0.08 0.12 0.12 0.12 0.15 0.15 0.15 0.2 0.2 0.2 0.24 0.24 0.24 Voltage (V)volt 60 60 60 80 80 80 100 100 100 120 120 120 130 130 130 Arus (I) ampere 1.8 1.8 1.8 2 2 2 2.2 2.2 2.2 2.6 2.6 2.6 2.8 2.8 2.8 Volum e (v) liter 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Wakt u (t) detik 20.56 17.34 18.85 16.24 14.35 16.01 14.83 13.51 13.06 11.07 11.74 11.55 8.04 7.56 7.46
Ps
bar
Pd
bar 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.25 0.25 0.25
P bar 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.3 0.3 0.3 0.35 0.35 0.35 0.45 0.45 0.45
P (Pa) 25000 25000 25000 25000 25000 25000 30000 30000 30000 35000 35000 35000 45000 45000 45000
-0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.15 -0.15 -0.15 -0.2 -0.2 -0.2
Bukaan 75% Putaran No. (N) rpm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1150 1150 1150 1350 1350 1350 1550 1550 1550 1750 1750 1750 1950 1950 Torsi (T) Nm 0.08 0.08 0.08 0.11 0.11 0.11 0.15 0.15 0.15 0.2 0.2 0.2 0.24 0.24 Voltage (V) volt 60 60 60 80 80 80 100 100 100 120 120 120 130 130 Arus (I) ampere 1.8 1.8 1.8 2 2 2 2.2 2.2 2.2 2.6 2.6 2.6 2.8 2.8 Volum e (v) liter 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Wakt u (t) detik 26.17 27.13 27.56 19.33 22.25 17.45 14 13.33 14.02 11.53 11.64 11.94 9.09 8.31
Ps
bar
Pd
bar 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.3 0.3
P 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.3 0.3 0.3 0.35 0.35 0.35 0.5 0.5
P (Pa) 25000 25000 25000 25000 25000 25000 30000 30000 30000 35000 35000 35000 50000 50000
-0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.15 -0.15 -0.15 -0.2 -0.2
Kelompok III
Page 25
15
1950
0.24
130
2.8
8.74
-0.2
0.3
0.5
50000
Bukaan 50% No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Putaran (N) rpm 1150 1150 1150 1350 1350 1350 1550 1550 1550 1750 1750 1750 1950 1950 1950 Torsi (T)Nm 0.08 0.08 0.08 0.11 0.11 0.11 0.15 0.15 0.15 0.19 0.19 0.19 0.23 0.23 0.23 Voltage (V) volt 60 60 60 80 80 80 100 100 100 120 120 120 130 130 130 Arus (I) ampere 1.8 1.8 1.8 2 2 2 2.2 2.2 2.2 2.6 2.6 2.6 2.8 2.8 2.8 Volum e (v) liter 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Wakt u (t) detik 26.47 35.24 36.07 22.39 23.88 24.02 18.99 16.66 17.06 13.91 13.83 14.01 10.02 11.95 11.48
Ps
bar
Pd
bar 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.2 0.2 0.2 0.25 0.25 0.25 0.35 0.35 0.35
P 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.3 0.3 0.3 0.4 0.4 0.4 0.5 0.5 0.5
P (Pa) 25000 25000 25000 25000 25000 25000 30000 30000 30000 40000 40000 40000 50000 50000 50000
-0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15 -0.15
Bukaan 25% No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Putaran (N) rpm 1150 1150 1150 1350 1350 1350 1550 1550 1550 1750 1750 1750 Torsi (T) Nm 0.07 0.07 0.07 0.1 0.1 0.1 0.14 0.14 0.14 0.17 0.17 0.17 Voltage (V) volt 60 60 60 80 80 80 100 100 100 120 120 120 Arus (I) ampere 1.8 1.8 1.8 2 2 2 2.2 2.2 2.2 2.4 2.4 2.4 Volum e (v) liter 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Wakt u (t) detik 50.27 49.25 45.31 25.87 27.17 26.2 18.35 20.1 18.55 19.52 19.04 19.25
Ps
bar
Pd
bar 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.25 0.25 0.25 0.3 0.3 0.3
P 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.35 0.35 0.35 0.4 0.4 0.4
P (Pa) 30000 30000 30000 30000 30000 30000 35000 35000 35000 40000 40000 40000
-0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1 -0.1
Kelompok III
Page 26
13 14 15
5 5 5
T =
Ralat _ nisbi =
Ralat _ nisbi =
0,005
Ralat _ nisbi =
Kelompok III
Page 27
Keseksamaan = 100% - 0.2 % = 99.80 % Perhitungan yang lain dapat dilihat pada tabel 1.4 Tabel 1.4 Hasil Perhitungan Bukaan 100% ralat ralat nisbi nisbi debit % torsi %
2.06% 1.73% 1.89% 1.62% 1.44% 1.60% 1.48% 1.35% 1.31% 1.11% 1.17% 1.16% 0.80% 0.76% 0.75% 6.25% 6.25% 6.25% 4.17% 4.17% 4.17% 3.33% 3.33% 3.33% 2.50% 2.50% 2.50% 2.08% 2.08% 2.08%
torsi %
93.75% 93.75% 93.75% 95.83% 95.83% 95.83% 96.67% 96.67% 96.67% 97.50% 97.50% 97.50% 97.92% 97.92% 97.92%
head %
99.80% 99.80% 99.80% 99.80% 99.80% 99.80% 99.84% 99.84% 99.84% 99.86% 99.86% 99.86% 99.89% 99.89% 99.89%
torsi %
93.75% 93.75% 93.75% 95.45% 95.45%
head %
99.80% 99.80% 99.80% 99.80% 99.80%
Kelompok III
Page 28
1.75% 1.40% 1.33% 1.40% 1.15% 1.16% 1.19% 0.91% 0.83% 0.87%
4.55% 3.33% 3.33% 3.33% 2.50% 2.50% 2.50% 2.08% 2.08% 2.08%
0.20% 0.16% 0.16% 0.16% 0.14% 0.14% 0.14% 0.10% 0.10% 0.10%
98.26% 98.60% 98.67% 98.60% 98.85% 98.84% 98.81% 99.09% 99.17% 99.13%
95.45% 96.67% 96.67% 96.67% 97.50% 97.50% 97.50% 97.92% 97.92% 97.92%
99.80% 99.84% 99.84% 99.84% 99.86% 99.86% 99.86% 99.90% 99.90% 99.90%
torsi %
93.75% 93.75% 93.75% 95.45% 95.45% 95.45% 96.67% 96.67% 96.67% 97.37% 97.37% 97.37% 97.83% 97.83% 97.83%
head %
99.80% 99.80% 99.80% 99.80% 99.80% 99.80% 99.84% 99.84% 99.84% 99.88% 99.88% 99.88% 99.90% 99.90% 99.90%
torsi %
93.75% 93.75% 93.75%
head %
99.80% 99.80% 99.80%
Kelompok III
Page 29
2.24% 2.39% 2.40% 1.90% 1.67% 1.71% 1.39% 1.38% 1.40% 1.00% 1.20% 1.15%
4.55% 4.55% 4.55% 3.33% 3.33% 3.33% 2.63% 2.63% 2.63% 2.17% 2.17% 2.17%
0.20% 0.20% 0.20% 0.16% 0.16% 0.16% 0.12% 0.12% 0.12% 0.10% 0.10% 0.10%
97.76% 97.61% 97.60% 98.10% 98.33% 98.29% 98.61% 98.62% 98.60% 99.00% 98.81% 98.85%
95.45% 95.45% 95.45% 96.67% 96.67% 96.67% 97.37% 97.37% 97.37% 97.83% 97.83% 97.83%
99.80% 99.80% 99.80% 99.84% 99.84% 99.84% 99.88% 99.88% 99.88% 99.90% 99.90% 99.90%
1.6.3 Perhitungan Efisiensi Variasi bukaan 100 % dan putaran 1100 rpm a. Debit aliran (Q)
Q =V =
3
20,56 sekon
5dm
=0,000243
m3/s
hidrolis =
Kelompok III
Page 31
Laporan Praktikum Pompa Sentrifugal Tabel 1.5 Hasil Perhitungan Bukaan 100% (Q) debit m3/s
0.0002 43 0.0002 88 0.0002 65 0.0003 08 0.0003 48 0.0003 12 0.0003 37 0.0003 70 0.0003 83 0.0004 52 0.0004 26 0.0004 33 0.0006
BHP w
9.63 9.63 9.63 16.96 16.96 16.96 24.34 24.34 24.34 36.63 36.63 36.63 48.98
Ph w
6.08 7.21 6.63 7.70 8.71 7.81 10.1 1 11.1 0 11.4 9 15.8 1 14.9 1 15.1 5 27.9
motor %
8.92% 8.92% 8.92% 10.60% 10.60% 10.60% 11.06% 11.06% 11.06% 11.74% 11.74% 11.74% 13.46%
pompa %
63.14% 74.86% 68.87% 45.39% 51.37% 46.05% 41.56% 45.63% 47.20% 43.15% 40.69% 41.36% 57.13%
H meter
2.55 2.55 2.55 2.55 2.55 2.55 3.06 3.06 3.06 3.57 3.57 3.57 4.59
Kelompok III
Page 32
364 364
48.98 48.98
13.46% 13.46%
60.76% 61.57%
4.59 4.59
0.76% 0.75%
2.08% 2.08%
0.11% 0.11%
99.24% 99.25%
97.92% 97.92%
99.89% 99.89%
(Q) debit
0.0001 91 0.0001 84 0.0001 81 0.0002 59 0.0002 25 0.0002 87 0.0003 57 0.0003 75
Ph
4.78 4.61 4.54 6.47 5.62 7.16 10.7 1 11.2 5
motor %
8.92% 8.92% 8.92% 9.71% 9.71% 9.71% 11.06% 11.06%
pompa %
49.60% 47.85% 47.10% 41.60% 36.14% 46.09% 44.03% 46.24%
H meter
2.55 2.55 2.55 2.55 2.55 2.55 3.06 3.06
Kelompok III
Page 33
(Q) debit
0.0001 89 0.0001 42 0.0001 39
Ph
4.72 3.55 3.47
motor %
8.92% 8.92% 8.92%
pompa %
49.04% 36.84% 35.99%
H meter
2.55 2.55 2.55
Kelompok III
Page 34
Kelompok III
Page 35
Laporan Praktikum Pompa Sentrifugal Bukaan 25% Daya listrik BHP (PEL)
108 108 108 160 160 160 220 220 220 288 288 288 338 8.43 8.43 8.43 14.13 14.13 14.13 22.71 22.71 22.71 31.14 31.14 31.14 42.86
(Q) debit
0.0000 99 0.0001 02 0.0001 10 0.0001 93 0.0001 84 0.0001 91 0.0002 72 0.0002 49 0.0002 70 0.0002 56 0.0002 63 0.0002 60 0.0003 25
Ph
2.98 3.05 3.31 5.80 5.52 5.73 9.54 8.71 9.43 10.2 5 10.5 0 10.3 9 17.8 9
motor %
7.80% 7.80% 7.80% 8.83% 8.83% 8.83% 10.32% 10.32% 10.32% 10.81% 10.81% 10.81% 12.68%
% pompa
H meter
3.06 3.06 3.06 3.06 3.06 3.06 3.57 3.57 3.57 4.08 4.08 4.08 5.61
35.41% 36.15% 39.29% 41.03% 39.07% 40.52% 41.99% 38.33% 41.54% 32.90% 33.73% 33.37% 41.74%
Kelompok III
Page 36
Kelompok III
Page 37
Kelompok III
Page 38
b. Analisa Grafik Dari grafik yang didapat dari hasil percobaan terdapat perbedaan dari grafik yang berdasarkan teori. Secara teori untuk grafik Q-H adalah setelah mencapai titik tertinggi kemudian menurun lagibegitu pula dengan grafik efisiensi juga cenderung naik kemudian setelah mencapai titik efisiensi tertinngi grafik akan menurun. (Sumber :Hiks Edwards,1996) begitu pula seperti diterangkan pada grafik acuan gambar 1.28 dan 1.29.(sumber :Fritz Dietzel, 1980) .Dalam pengujian ini menunjukkan hal yang sama sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari efisiensi dan head pompa masih bekerja secara baik. Semakin besar debit maka head akan semakin berkurang (turun). Besarnya efisiensi pompa ditentukan oleh debitnya. Efisiensi akan bertambah dengan naiknya debit kemudian akan mencapai harga maksimum dan akan turun kembali seiring dengan pertambahan debit.
Kelompok III
Page 39
Gambar 1.27 Karakteristik untuk suatu pompa radial, pompa setengah aksial dan pompa aksial
Kelompok III
Page 40
1.7 Kesimpulan dan saran 1.7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan, pengujian dan analisa grafik, maka dapat disimpulkan: 1. Semakin besar debit maka head akan semakin berkurang (turun). 2. Besarnya daya hidrolis tergantung dari dua parameter yaitu head dan debit pompa. Daya hidrolis akan mencapai maksimum pada saat head dan head tertentu yang disebut sebagai BEP (Best Eficiency Point). 3. Besar efisiensi pompa ditentukan oleh debitnya. Efisiensi akan bertambah dengan naiknya debit kemudian akan mencapai harga maksimum dan akan turun kembali seiring dengan pertambahan debit. 1.7.2 Saran Dari hasil pengujian diatas kami dapat memberikan beberapa saran antara lain: 1. Sebaiknya mesin diberi stabilizer agar voltase yang didapatkan stabil. 2. Sebaiknya mesin dikalibrasi sebelum dipakai agar didapatkan hasil yang mendekati harga yang ideal. 3. Pembacaan skala harus lebih tepat, agar mengurangi besar penyimpangan yang dapat terjadi.
Kelompok III
Page 41