Anda di halaman 1dari 7

MATERI AKHLAK

NAMA : DEVI HAPITA KELAS : X SMK KARYA BHAKTI BANDUNG

Kepada siapa kita berakhlak ?


- Akhlak kepada ALLAH - Akhlak kepada Manusia - Akhlak kepada Lingkungan
Kepada siapa kita pertama kali kita harus berbuat baik kalau bukan kepada Allah???? Dialah yang menciptakan kita, yang memberi rizki kepada kita, yang mengaruniakan kesehatan, yang memberikan panca indra lengkap, yang memberi perlindungan, yang mengabulkan permohonan serta karunia-karunia lain yang tak mampu kita hitung.Kahar Masyhur, Membina Moral Dan Akhlak, (Jakarta : Kalam Mulia, 1985)

Akhlak terhadap Allah Swt


Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik. Sikap atau perbuatan itu memiliki ciri-ciri perbuatan akhlak sebagaimana telah disebut diatas. Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu beakhlak kepada Allah. Pertama, karena Allah-lah yang mencipatakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari air yang ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk hal ini sebagai mana di firmankan oleh Allah dalam surat at-Thariq ayat 5-7. sebagai berikut :( ) ( ) () ( : 0-) Artinya : (5) Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?, (6). Dia tercipta dari air yang terpancar, (7). yang terpancar dari tulang sulbi dan tulang dada. (atTariq:5-7) Kedua, karena Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Allah dalam surat, an-Nahl ayat, 78. ( : ) Artinya: Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur. ( Q.S an-Nahal : 78) Ketiga, karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuhtumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah dalam surat al-Jatsiyah ayat 12-13. ( ) ( : -) Artinya (13) Allah-lah yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. (13), Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu

yang berpikir.(Q.S al-Jatsiyah :12-13 ). Keempat, Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan, daratan dan lautan. Firman Allah dalam surat Al-Israa ayat, 70. ( ) Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami angkut mereka dari daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S al-Israa : 70). Sementara itu menurut pendapat Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji; demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu menjangkaunya. Menurut Kahar Masyhur dalam bukunya yang berjudul Membina Moral dan Akhlak bahwa akhlak terhadap Allah, itu antara lain : a. Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT. b. Berbaik sangka kepada Allah SWT. c. Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah SWT. d. Bersyukur atas nikmat Allah SWT. e. Bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT. f. Senantiasa mengingat Allah SWT. g. Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT. h. Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT. Dari uraian-uraian diatas dapat dipahami bahwa akhlak terhadap Allah SWT, manusia seharusnya selalu mengabdikan diri hanya kepada-Nya semata dengan penuh keikhlasan dan bersyukur kepada-Nya, sehingga ibadah yang dilakukan ditujukan untuk memperoleh keridhaan-Nya. Dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh Allah, terutama melaksanakan ibadah-ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji, haruslah menjaga kebersihan badan dan pakaian, lahir dan batin dengan penuh keikhlasan. Tentu yang tersebut bersumber kepada al-Quran yang harus dipelajari dan dipelihara kemurnianya dan pelestarianya oleh umat Islam.

Akhlak lepada manusia


Dalam persoalan Akhlak, manusia sebagai makhluk berakhlak berkewajiban menunaikan dan menjaga akhlak yang baik serta menjauhi dan meninggalkan akhlak yang buruk. Akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam. Kualitas keberagaman justru ditentukan oleh nilai akhlak. Jika syariat berbicara tentang syarat rukun, sah atau tidak sah, maka akhlak menekankan pada kualitas dari perbuatan, misalnya beramal dilihat dari keikhlasannya, shalat dilihat dari kekhusuannya, berjuang dilihat dari kesabarannya, haji dari kemabrurannya, ilmu dilihat dari konsistensinya dengan perbuatan, harta dilihat dari aspek mana dari mana dan untuk apa, jabatan dilihat dari ukuran apa yang telah diberikan, bukan apa yang diterima. Dengan demikian, dikarenakan akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam, maka Islam sebagai agama yang bisa dilihat dari berbagai dimensi, sebagai keyakinan, sebagai ajaran dan sebagai aturan. Agama Islam sebagai aturan atau sebagai hukum dimaksud

untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama berisi perintah dan larangan, ada perintah keras (wajib) dan larangn keras (haram), ada juga perintah anjuran (sunat)dan larangan anjuran (makruh). Apalagi pada zaman sekarang ini, banyak diantara kita kurang memperhatikan masalah akhlak. Disatu sisi, kita mengutamakan tauhid yang memang merupakan perkara pokok/inti agama ini, berupaya menelaah dan mempelajarinya, namun disisi lain dalam masalah akhlak kurang diperhatikan, sehingga tidak dapat disalahkan bila ada keluhankeluhan yang terlontar dari kalangan awam, seperti ungkapan, wahudah ngerti agama kok kurang ajar sama orang tua, atau ucapan: dia sih agamanya bagus, tapi sama tetangga tidak pedulian.., dan lain-lain. Seharusnya, ucapan-ucapan seperti ini atau pun semisal dengan ini menjadi cambuk bagi kita untuk mengoreksi diri dan membenahi akhlak Islam, bukanlah agama yang mengabaikan akhlak, bahkan Islam mementingkan akhlak. Yang perlu diingat, bahwa tauhid sebagai sisi pokok atau inti, Islam yang memang seharusnya kita utamakan, namun tidak berarti mengabaikan perkara penyempurnaannya. Dan akhlak mempunyai hubungan yang erat, Tauhid merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap ALLAH, dan ini merupakan pokok inti akhlak seorang hamba. Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya, berarti ia adalah sebaik-baik manusia. Semakin sempurna tauhid seseorang, maka semakin baik akhlaknya, dan sebaliknya bila seseorang mywahhid memiliki akhlak yang buruk berarti lemah tauhidnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pembahasan akan dititikberatkan pada Akhlak Terhadap Sesama Manusia.

Akhlak kepada lingkungan


Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti pengayom, pemeliharaan, dan pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya. Dalam pandangan akhlak islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang atau memetik bunga sebelum mekar. Karena hal ini berati tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang sedang terjadi, sehingga ia tidak melakukan pengrusakan atau bahkan dengan kata lain, setiap perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai perusakan pada diri manusia sendiri. Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan kepada penciptaan suasana yang baik, serta pemeliharaan lingkungan agar tetap membawa kesegaran, kenyamanan hidup, tanpa membuat kerusakan dan polusi sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap manusia itu sendiri yang menciptanya.

Agama islam adalah agama sempurna yang mengatur seluruh dimensi hubungan manusia dengan alam lingkungan. Islam mengajarkan dan menetapkan prinsip-prinsip atau konsep dasar akhlak bagi manusia tentang bagaimana bersikap terhadap alam lingkungannya. Ini merupakan wujud kesempunaan Islam dan salah satu bentuk nikmat dan kasih sayang Allah yang tidak terbatas. Allah berfirman: pada hari ini Aku sempurnakan untukmu agamamu,aku limpahkan atas kamu nikmat-Ku,dan aku ridlai Islam sebagai agamamu (Q.S Al-Maidah:3). Prinsip Islam selalu menyeimbangkan semua hal dalam kehidupan manusia.Islam tidak mengizinkan manusia untuk lebih atau hanya memperhatikan satu sisi dengan menghabiskan sisi yang lain.Ini bisa terwujud dalam prinsip atau nilai-nilai Islam karena ia terbebas dari kekangan hawa nafsu dan diciptakan oleh sang pencipta manusia, Dzat yang membuat hidup mereka mulia, mendapatkan rahmat, dan hidayah demi kebaikan mereka di dunia dan akhirat. Sikap Islam dalam memperhatikan alam lingkungan bertujuan demi kebaikan manusia baik di dunia maupun di akhirat, sesuai prinsip-prinsip umum berikut ini: Prinsip pertama, Bahwa disisi Allah manusia adalah makhluk yang mulia.Allah telah menundukkan semua yang ada dilangit dan dibumi untuk memeudahkan manusia. Allah berfirman: Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam,kami angkut mereka didaratan dan dilautan,kami beri mereka rizqi dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan (Q.S AlIsraa:70). Kemuliaan yang diberikan Allah kepada manusia adalah bentuk yang indah, kemampuan untuk berbicara, free will, dan kemampuan berjalan dimuka bumi, di udara, dan di lautan dengan berbagai bentuk kendaraan. Disamping itu, mereka juga mendapatkan anugerah rizqi yang berlimpah berupa makanan yang lezat dan baik. Di tambah lagi keutamaan akal, pikiran, wahyu, Rasul, dan lainnya, serta kemuliaan dan karomah jika taat kepada Allah. Prinsip kedua Manusia dituntut untuk memakmurkan dan melestarikan bumi. Hal ini dapat terimplementasi dalam beberapa hal sebagai berikut: Belajar, mencari ilmu dan mengajar. Menunaikan amar maruf nahi munkar. Berjihad dijalan Allah dengan tujuan agar ajaran Allah tetap jaya.

Mematuhi konsep dan aturan Islam dalam kehidupan yang merupakan bentuk ibadah kepada Allah, serta mengikuti prinsip musyawarah, keadilan, menolak kerugian, serta mewujudkan kemaslahatan. Prinsip ketiga Manusia dituntut untuk berfikir dan merenungkan apa yang ada dilangit dan apa yang ada bumi. Hal ini bertujuan agar kehidupan mereka menjadi lebih baik dengan memanfaatkan yang ada di sekelilingnya, serta lebih dapat mendekatkan diri kepada Allah sehingga memperoleh ridlo-Nya. Akan tetapi, dalam menggunakan akal, pikiran, dan dalam perenungannya, manusia tidak boleh melampaui apa yang telah digariskan oleh Allah. Prinsip keempat Manusia dituntut untuk menghiasi diri mereka dengan keutamaan-keutamaan, meninggalkan hal-hal yang tercela dan berinteraksi dengan baik antar sesama manusia dan lingkungannya. Prinsip kelima Interaksi manusia dengan alam lingkungan bukanlah sebuah konflik ataupun peperangan.Akan tetapi, interaksi manusia dengan alam lingkungan adalah ketundukan alam untuk membantu manusia dengan tetap menjaga keseimbangan yang menempatkan manusia dan alam lingkungn pada posisinya masing-masing. Prinsip keenam Ajaran Islam telah memberikan kebebasan kepada umat manusia dalam

berakidah,beribadah,mengungkapkan pendapat, bekerja dan mencari bekal hidup, serta kebebasan-kebebasan lain yang sangat mereka butuhkan dalam kehidupan.

Prinsip-prinsip dasar diatas jika dilaksanakan dapat mewujudkan kebaikan dan kebahagiaan bagi manusia. Karena prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar akhlak dalam Islam berasal dari Allah SWT, sehingga tidak mengherankan jika prinsip-prinsip dan nilai-nilai tersebut sesuai bagi kehidupan manusia, baik didunia maupun diakhirat. Berkenaan pada tujuan hidup manusia di alam dunia yang fana ini, adalah beribadah kepada Allah SWT dan melaksanakan amanah-Nya sebagai khalifah dimuka bumi yang bertugas membangun, mengelola, memanfaatkan, serta menjaga kelestarian alam lingkungan sesuai dengan petunjuk-Nya. Manusia selalu dituntut untuk selalu berbuat baik dan berusaha mendekati kesempurnaan, karena bagaimanapun manusia tidak akan mampu mencapai derajat

kesempurnaan. Akan tetapi, jika tetap hidup dan selalu melakukan perbuatan baik maka harus menambah kebaikannya. Sedangkan, jika perilakunya buruk maka kemungkinan dengan hidupnya yang lebih panjang ia bisa meninggalkan keburukannya itu. Manusia terkadang lalai atau bahkan berbuat salah, namun dosa atas kesalahannya dapat dihapus dengan cara bertaubat. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majjah Alhakim dengan sanad mereka dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah Saw bersabda: Setiap anak adam pasti berbuat kesalahan,dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah mereka yang bertaubat. Jadi, Islam mengakui dan memperhatikan realitas umat manusia, lalu memberikan petunjuk bagaimana seharusnya mereka berperilaku dalam kehidupan ini, demi mewujudkan kebaikan dan kemaslahatan didunia dan diakhirat.

Anda mungkin juga menyukai