Anda di halaman 1dari 3

Murdiyanto UNSIKA (ekonomi manajemen) smt 5

Mobil murah vs mobnas


menyimak forum Indonesia di metro tv 19 sept, 2013 kemarin menarik sekali. Kalo dibilang politis aku kira bener juga tapi politis juga belum tentu jelek. Kalo politiknya adalah sejalan dengan cita-cita bangsa ya bagus kan? Aku tertarik untuk meberi tanggapan bukan tentang acara tersebut tetapi tentang topic acara tersebut. Bukan untuk mengomentari siapa bicara apa tetapi pandangan saya terhadap issue yang sedang berkembang ini(mobil murah vs mobnas). Saya mau menarik konsep dulu(sebelum ke detail). Dengan diproduksinya bobil murah, apa manfaat dan mudharat yang secara otomatis akan timbul? Setidaknya.. 1. Macet, karena jumlah mobil makin banyak sementara jumlah jalan tetap(macet dan semua efek yang diakibatkannya). 2. Gas karbon/gas buang makin pekat, udara makin kotor(dan semua akibat yang ditimbulkannya). 3. Pendapatan pemerintah bertambah(dari pajak). (Note: bukan pendapatan rakyat) 4. Jika produsen mobil murah tsb adalah perusahaan local maka akan tersalurkannya kreativitas anak2 bangsa sehingga Negara ini bisa berbangga karena bisa membuat produk sendiri. Point 1 dan 2 negatif, point 3 positif. Tapi jika produsen yang dimagsud adalah produsen mobil local maka aka nada tambahan point positif yaitu bahwa kreativitas anak bangsa dalam membuat mobil sendiri akan

tersalurkan, kita akan sedikit demi sedikit melepas ketergantungan dengan produk impor dan produk asing. Kita akan mengurangi aliran uang yang selama ini mengalir ke luar negeri karena produk perusahaan perusahaan otomotif jepang laris manis di negeri kita. Di jepang sendiri transportasi yang paling popular kan kereta, bukan mobil. Orang2 kaya di jepang walopun punya mobil tapi oleh pemerintah di alihkan agar memakai kereta saja untuk mobilitas sehari hari. Itu karena jepang itu pintar, negaranya tidak mau macet, negaranya gak mau kotor dengan polusi udara. Akhirnya mereka berjualan mobil ke Negara lain termasuk Indonesia. Nah.. ketika pengusaha jepang mendapati Indonesia dengan segala potensi dan kebodohannya, mereka itu tertawa mereka akan memproduksi mobil berapapun yang kita minta. Ketika mereka melihat Jakarta macet oleh mobil buatannya ya mereka ketawa ketawa2 aja, yang penting dagangan mereka laku, dan duitnya mengalir ke negaranya toh..!! analoginya mereka itu seperti orang jualan miras, yang penting barang dagangan mereka laku, masalah orang yang membelinya mau pusing2, mabok, atao bahkan mati sekalipun bagi mereka bukan masalah. Nah kalo Negara ini sudah gak kuat nampung mobil(kembali ke mobil nih) mereka tinggal pindahkan pabriknya ke Negara lain. Toh mereka sudah meraup untung ribuan triliun kan selama ini. Mengenai rencana pengembangan monorel, MRT dan penambahan jumlah bus trans Jakarta adalah sangat wajar jika pengusaha jepang khawatir, karena jika masyarakat di beri alternative transportasi yang murah, nyaman dan cepat, maka dagangan mereka(mobil) akan berkurang angka penjualannya. Itu mudah dimengerti. Yang aku gak ngerti ketika pengusaha jepang melawan dengan mempermudah kepemilikan mobil dengan menawarkan mobil murah, eee. Malah seenaknya aja pemerintah member ijin kepada mereka. Ada apa ini????? Kalo memang terpaksanya mau dukung mobil murah kenapa bukan mobil karya anak bangsa aja dari dulu? Ini kan aneh, anak2 bangsa ini sudah siap kok bikin mobil, kalopun masih ada kekurangan ya tinggal diperbaiki, disekolahin kalo perlu. Bukan malah di tenggelamkan dan diganti mobil murah versi asing. BODOH sekali kedengarannya. Disini kelihatan bahwa jelas ada politik2 tertentu seperti yang di tuduhkan pak Arya bima bahwa di atas sana, ada konspirasi antara pejabat dengan pengusaha2 otomotif jepang. Pengusaha jepang bukan saja kuat di bisnis tapi telah masuk ke ranah hukum(interfensi pembuatan kebijakan pemerintah) Saya rasa masalah yang dihadapi masyarakat Jakarta itu bukan mereka gak punya mobil, karena punya mobilpun mereka akan tetap telat untuk nyampe ke kantor dan atao pulang ke rumah, bahkan mungkin akan lebih telat karena makin macet nantinya. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat Jakarta (lebih tepatnya jabodetabek) adalah macet itu sendiri. Jadi solusinya kembali ke transportasi masal seperti yang dicontohkan oleh Pak Jokowi dan juga dicontohkan oleh jepang sendiri di negaranya (jepang itu membangun negaranya sendiri tetapi menjajah Negara orang lain). Jadi intinya buat saya kalo terpaksanya pemerintah membuat mobil murah mbok yaa mobil dalam negeri saja yang dikembangkan, BUKAN mobil asing. Kalo terpaksanya negeri ini masih macet, agak lebih baik jika yang membuat macet adalah mobil dalam negeri, BUKAN mobil asing. Kalo pemerintah bilang mobil murah ini nantinya diitujukan untuk ekport agar mengurangi defisit eksport-import, pertanyaannya siapa yang bisa jamin kalo orang lokal gak tertarik untuk beli juga? Lagian kan banyak janji2 pemerintah yang belum terrealisasikan, jadi banyak yang pesimis bahwa pemerintah bisa merealisasikan janji ini. Termasuk janji bahwa mobil ini akan dijual di daerah daerah saja, bukan di jabodetabek. Yang terbayang adalah dengan mekanisme apa, seberapa tinggi kinerja mekanisme tersebut

bisa bekerja sesuai harapan, dll, dll. Sementara ini statistic menunjukan bahwa uang yang beredar di Indonesia 45% nya adalah beredar di jabodetabek, orang yang mempunyai uang tersebut juga tinggal di jabodetabek, berarti secara geografis dan ekonomis, yang akan menyerap produk ini adalah orang2 yang tinggal di jabodetabek.

Anda mungkin juga menyukai