Anda di halaman 1dari 13

REFARAT

KEPRIBADIAN HISTRIONIK

OLEH : Reyner J. Rolos 080 111 237

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2013

DAFTAR ISI

Daftar Isi........................... 1 PENDAHULUAN ....................... 2 PEMBAHASAN............................................... 4 A. Pengertian Gangguan Kepribadian Histrionik ................................. 4 B. Ciri-ciri Gangguan Kepribadian Histrionik ..................... 4 C. Penyebab Gangguan Kepribadian Histrionik....................... 5 D. Prevalensi ........ 7 E. Terapi .................. 8 F. Prevensi ....... 10 G. Contoh Kasus .............................................................................................. 11 DAFTAR PUSTAKA ..... 12

BAB 1 PENDAHULUAN
Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang diluar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan subyektif maka dimasukkan sebagai kelas gangguan kepribadian.1 Gangguan kepribadian histrionik sebelumnya dikenal disebut kepribadian histerikal, ditegakkan bagi orang-orang yang selalu dramatis dan mencari perhatian. Mereka sering kali menggunakan ciri-ciri penampilan fisik yang dapat menarik perhatian orang kepada dirinya, misalnya pakaian yang mencolok, tata rias, atau warna rambut. Mereka berpusat pada diri sendiri, terlalu mempedulikan daya tarik fisik mereka, dan merasa tidak nyaman bila tidak menjadi pusat perhatian. Mereka dapat sangat provokatif dan tidak senonoh secara seksual tanpa mempedulikan kepantasan serta mudah dipengaruhi orang lain.1 Gangguan kepribadian histrionik ditandai oleh prilaku yang bermacammacam seperti dramatik, ekstrovert pada orang yang meluap-luap dan emosional. tetapi, menyertai penampilan mereka yang flamboyan, seringkali terdapat ketidak mampuan untuk mempertahankan hubungan yang berlangsung lama dan mendalam. pasien dengan gangguan kepribadian histrionik memunjukan prilaku mencari perhatian yang tinggi. mereka cenderung memeperbesar pikiran dan perasaan mereka, membuat segalanya terdengar lebih penting dibandingkan kenyataannya. prilaku menggoda sering ditemukan baik pada pria maupun wanita. pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki disfungsi psikoseksual.1 Kepribadian histrionik merupakan salah satu jenis gangguan kepribadian yang unik dibandingkan dengan yang lain. Kepribadian histrionik merupakan satu-satunya gangguan kepribadian yang secara eksplisit berhubungan dengan penampilan fisik

penderita. Dalam penelitian ditemukan bahwa kepribadian histrionik terjadi pada orang-orang yang memiliki penampilan fisik di atas rata-rata.

Berdasarkan DSM-IV gangguan kepribadian dibagi kedalam 3 kelompok besar yaitu: 1. Kelompok A Terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan skizopital. Individu pada ketiga gangguan ini menampilkan perilaku yang relatif sama yaitu eksentrik dan aneh 2. Kelompok B Terdiri dari gangguan kepribadian antisosial,boderline,histrionik, dan narsistik. Individu pada gangguan tersebut manampakkan perilaku yang dramatis atau berlebihlebihan,emosional, dan aneh. 3. Kelompok C Terdiri dari gangguan kepribadian avoidant, dependent, dan obsesif-kompulsif. Individu dengan gangguan kepribadian semacam ini tampak selalu cemas dan ketakutan.2

Prevalensi gangguan sekitar 2-3 persen. Angka 10-15 persen telah dilaporkan pada lingkungan kesehatan mental rawat inap dan rawat jalan jika pemeriksaan terstruktur digunakan. Lebih sering didiagnosis pada wanita daripada laki-laki.1 Ditinjau dari teori psikoanalisa, gangguan ini dapat muncul karena adanya parental seductiveness khususnya ayah terhadap anak perempuan. Orangtua yang mengatakan bahwa seks adalah sesuatu yang kotor tapi tidak sesuai dengan prilaku yang ditunjukan di mana perilaku menunjukan bahwa seks itu adalah menyenangkan dan diinginkan.3

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Gangguan Kepribadian Histrionik

Kata kepribadian sesungguhnya berasal dari kata latin :persona. Pada mulanya kaa ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh pemain sandiwara di zaman romawi dalam memainkan perannya. Lambat laun, kata persona berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok masyarakat, kemudian individu tersebut diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau sesuai dengan gambaran sosial yang di terimanya.1 Kepribadian juga dapat di fenisikan sebagai organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas sifat emosional dan prilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari dalam kondisi yang biasanya kepribadian relatif dan dapat diramalkan.1 Secara harfiah, kata histrionic berasal dari bahasa latin, yaitu "histrionicus" yang berarti Gangguanpretaining to be an actor. Kepribadian histrionik (Histrionic Personality Disorder) adalah jenis gangguan kepribadian dimana individu yang terkena akan menampilkan pola mencari perhatian dan Individu perilaku berlebihan yang dramatis. dengan gangguan kepribadian histrionik sangat emosional, menawan, energik, manipulatif, men ggoda, impulsif, tidak menentu, dan menuntut.4

B.

Ciri-ciri gangguan kepribadian histrionik

Ciri ciri gangguan kepribadian Histrionik menurut DSM-IV-TR meliputi :

Pola yang sangat kuat dari emosionalitas yang berlebihan dan mencari perhatian yang bermula pada masa dewasa awal dan muncul diberbagai macam situasi

Merasa tidak nyaman dalam situasi situasi dimana orang itu tidak menjadi pusat perhatian

Interaksi dengan orang lain seringkali ditandai dengan perilaku yang menggoda atau provokatif secara seksual yang tidak pada tempatnya

Memperlihatkan ekspresi emosi yang berubah ubah dengan cepat dan dangkal Secara konsisten menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian Gaya berbicara yang terlalu impresionistik dan kurang mengandung detail Mudah dipengaruhi oleh orang lain atau oleh keadaan Menganggap hubungannya lebih intim dibanding kenyataannya. Individu individu dengan gangguan kepribadian histrionik cenderung terlalu dramatis dan seringkali tampak nyaris seperti sedang berakting.2

Penderita gangguan kepribadian histrionik cenderung mengekspresikan emosi emosinya secara berlebih lebihan, misalnya memeluk seseorang yang baru saja dikenalnya atau menangis tak terkontrol saat menonton film cengeng Mereka cenderung congkak, self centered dan merasa tidak nyaman bila tidak menjadi pusat perhatian. Penampilan dan perilakunya seringkali tampak menggoda dan mereka biasanya sangat peduli pada penampilannya.Selain itu mereka secara konstan mencari kepastian dan persetujuan dari orang lain dan bisa menjadi gusar atau marah bila orang lain tidak memperhatikan atau memberikan pujian kepadanya. Penderita gangguan kepribadian histrionik juga cenderung impulsif dan memiliki banyak kesulitan untuk menunda pujian.5 Cognitive style yang terkait dengan gangguan kepribadian histrionik adalah impresionistik yang ditandai oleh adanya kecenderungan untuk melihat berbagai situasi secara global, hitam dan putih. Pembicaraannya sering tidak jelas, kurang

mengandung detail dan ditandai dengan hiperbola Sebagai contoh, ketika ditanyai tentang kencannya kemarin malam, Pat mungkin akan mengatakan pokoknya asyik tetapi tidak dapat memberikan keterangan yang lebih terperinci.6 C. Penyebab Gangguan Kepribadian Histrionik Faktor penyebab utama gangguan ini tidak diketahui secara pasti, namun diduga pengalaman masa kanak-kanak dan faktor genetik keduanya mempunyai pengaruh kemunculan gangguan kepribadian ini. Gangguan kepribadian histrionik lebih banyak pada wanita dibandingkan pria, kebanyakan gangguan kepribadian histrionik pada pria, dengan gejala-gejala yang sama lebih cenderung didiagnosa sebagai gangguan kepribadian antisosial. Kemungkinan hal ini terjadi karena pada pria histrionik cenderung untuk menarik dari lingkungan sosial dibandingkan wanita histrionic. Salah satu hipotesis tentang histrionik yaitu kemungkinan adanya hubungan dengan gangguan kepribadian anti sosial. Bukti menunjukkan bahwa gangguan kepribadian histrionik dan gangguan kepribadian anti sosial jauh lebih sering muncul berbarengan dibanding yang perkirakan. misalnya menemukan bahwa kira-kira 2/3 orang dengan gangguan kepribadian histrionik juga memenuhi kriteria untuk gangguan kepribadian anti social.7 1. Biologis Secara genetis, kemungkinan bawah ciri-ciri karakter mayornya merupakan sifat yang diturunkan. Sedangkan ciri-ciri karakter lainnya disebabkan oleh kombinasi fenotip dari genetika dan lingkungan, termasuk pengalaman di masa kecil. 2. Psikologis Sumbangsih kognitif dan pengalaman masalalu yang suram menjadi salah satu pemicu lahirnya gangguan ini. 3. Sosial

Lingkungan dan faktor genetik termasuk pengalaman masa kanakkanak yang merugikan termasuk kurangnya perhatian orangtua. 4. Spiritual kurangnya mendekatkan diri dengan Tuhan membuat salah satu dimensi kemanusiaan yang dimiliki manusia terasa gersang.

D.

Prevalensi Prevalensi secara pasti terkait prosentase penderita ataupun rasio individu

yang mengalami gangguan histrionik ini tidak diketahui secara pasti. Penulis tidak mendaatkan referensi baku untuk nominalnya. Namun dapat dijelaskan bahwa potensi gangguan kepribadian histrionik pada wanita dan pria adalah sama.Wanita dengan gangguan kepribadian histrionik berorientasi kedalam dirinya sendiri, berperilaku menurut suka hatinya dan sangat tergantung pada orang lain. Emosi yang labil dan terikat dengan hubungan yang tidak dewasa, kekanak-kanakan.8 Wanita dengan gangguan kepribadian histrionik mempunyai harapanharapan yang tidak realistis, memiliki fantasi berlebihan dengan orang-orang yang ia kenal. Ekspresi emosional yang dangkal ketika ia menghadapi distres dan kesulitan untuk memahami orang lain membuat dirinya sulit dalam mempertahankan hubungan dengan pasangannya. Banyak menuntut,

harapan yang tinggi dan disertai luapan amarah yang meledak-ledak membuat pasangannya lebih memilih untuk menjauh setelah mengenalnya lebih dalam. Beberapa wanita gangguan kepribadian histrionik yang cenderung memiliki gangguan kepribadian borderline juga melukai tubuhnya atau berpura-pura untuk bunuh diri sebagai cara untuk menarik pasangannya atau orang lain untuk mendapatkan perhatian yang lebih.9 Pada pria, pelbagai permasalahan yang dihadapi dapat berupa krisis identitas diri, impulsif dan gangguan berhubungan dengan orang lain.

Kecenderungan antisosial, tidak mampu bersikap dewasa, dramatis (walaupun sebagian dari mereka sanggup menahannya) adalah masalah yang sering dihadapi oleh pria dengan gangguan gangguan kepribadian histrionik. Selain itu, pria sangat introspektif dan merasa bersalah terhadap dirinya sendiri bila ia tidak mampu untuk dekat dengan seseorang atau orang lain.10 Pria gangguan kepribadian histrionik dengan tendensi antisosial melakukan isolasi diri dan menghindari hubungan sosial untuk beberapa hari bahkan beberapa tahun ketika ia merasakan ketidaknyamanan atau bila terjadi kesalahpahaman yang membuat dirinya terusik.10

E.

Terapi Dalam psikoterapi, terapis harus dapat memilih terapi yang tepat untuk gangguan kepribadian histrionik. Adapun beberapa terapi yang ditawarkan bagi individu yang mengalami gangguan kepribadian histtrionik yaitu : 1. Cognitive-behavioral therapy Terapi kognitif dirancang untuk membantu individu mengenal dan mengubah penyimpangan-penyimpangan cara berpikir yang muncul dari perasaan dan perilaku dari pelbagai masalah yang sedang dihadapi. Pikiran semacam itu mencakup tema-tema tentang tidak bisa mengurus diri sendiri.Terapi kognitif untuk berfokus pada pergeseran dari global, dibisikkan berpikir untuk yang lebih metodis, sistematis, dan terstruktur fokus pada masalah. Terapi kognitif-perilaku individu dengan DKH mengajarkan untuk mengidentifikasi pemikiran otomatis, untuk bekerja pada perilaku impulsif, dan lebih baik untuk mengembangkan kemampuan proses pemecahan masalah.

2. Group therapy Menggunakan role-playing, individu dengan DKH dapat

mengeksplorasi hubungan interpersonal dan hasil untuk memahami lebih baik proses yang terkait dengan skenario yang berbeda. Kelompok terapis perlu memantau kelompok karena individu dengan DKH cenderung untuk mengambil alih dan menguasai orang lain.

3. Psycodinamic therapy Terapi psikodinamik ini menjadi alternatif untuk menginterfensi gangguan histrionok karena terapi ini bisa membantu orang untuk agar si penderita ini lebih menyadari tentang apa yang dia rasakan. Terapi ini membutuhkan target untuk menyelesaikan konflik individual dan membantu pasien untuk mengikis pasiennya.

4. Family therapy Terapi keluarga melatih anggota keluarga menghargai individu, meningkatkan komunikasi dan penyelesaian masalah secara bersamasama dan saling mendukung. Anggota keluarga akan dilatih terlebih dahulu untuk bersikap dan berperilaku yang mendukung penyembuhan individu. Terapi ini dianggap lebih baik karena proses terapi berlangsung setiap saat. Terapi keluarga juga dapat dilakukan oleh pasangan individu (couples therapy)

5. Medikasi obat Termasuk dalam proses penyembuhan secara farmakoterapi.

Adapun tritmen lain yang bisa dilakukan Tritment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan & Saddock, 1997 : 260):

a. Psikoterapi. Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak menyadari perasaan mereka yang sesungguhnya; dengan demikian penjelasan dalam (inner feeling) mereka adalah suatu proses yang penting. Psikoterapi berorientasi psikoanalisis, baik dalam kelompok atau individual, adalah terapi yang terpilih untuk gangguan kepribadian histrionik.

b. Farmakoterapi. Farmakoterapi dapat ditambahkan jika gejala adalah menjadi sasarannya, seperti penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatic, obat antiansietas untuk kecemasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.11,12

Terapinya :

Psikoterapi berorientasi psikoanalisis, dalam kelompok atau individual, kemungkinan merupakan terapi yang terpilih untuk gangguan kepribadian ini.

Jika gejala sebagai sasarannya, penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatik, obat antiansietas untuk kecemasan, dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi dapat digunakan.13

F. Prevensi Meskipun pencegahan dari gangguan ada kemungkinan tidak mungkin untuk dilakukan, namun pengobatan dapat memungkinkan seseorang yang rentan terhadap gangguan ini untuk mempelajari cara-cara yang lebih produktif menghadapi situasi. Diagnosis dini dapat membantu pasien dan anggota keluarga untuk mengenali pola reaktif meluas emosi antara individu dengan histronic personlaity disorder. Mendidik orang-orang, khususnya para
10

profesional kesehatan mental, tentang karakter abadi orang dengan DKH mungkin membuat beberapa kasus ringan perilaku dramatis berkembang menjadi full-blown kasus maladaptive DKH. Penelitian lebih lanjut dalam pencegahan perlu untuk menyelidiki hubungan antara variabel-variabel seperti usia, jenis kelamin, budaya, dan etnisitas dan DKH.14,15

G. Contoh Kasus: Seorang wanita berusia sekitar 20-an tahun dan telah menikah serta memiliki seorang anak yang masih bayi. Dia dikeluhkan oleh keluarganya karena seringkali pingsan dan setelah diperiksa ke dokter ternyata tidak di temuakan gangguan fisik apapun. Ibunya menuturkan bahwa hingga SMP sang anak masih tidur dengan ayah dan ibunya. Seluruh keinginannya harus dipenuhi, cenderung bandel namun sangat disayang oleh ayahnya. Sejak kecil, sang anak memang sering kali terjatuh secara tiba-tiba, namun setelah menikah gejalanya semakin parah (sang anak menikah karena telah hamil di luar pernikahan). Berkali-kali sang anak pingsan. Apabila sedikit tersinggung biasanya akn langsung pingsan dan baru tidak lama kemudian membaik setelah orang-orang di sekitarnya tampak panik membantu dia.

Tindakan yang dapat diberikan yaitu: a. Psikoterapi. Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak menyadari perasaan mereka yang sesungguhnya; dengan demikian penjelasan dalam (inner feeling) mereka adalah suatu proses yang penting. Psikoterapi berorientasi psikoanalisis, baik dalam kelompok atau individual, adalah terapi yang terpilih untuk gangguan kepribadian histrionik. b. Farmakoterapi. Farmakoterapi dapat ditambahkan jika gejala adalah menjadi sasarannya, seperti penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatic, obat antiansietas untuk kecemasan dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.

11

DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan dan Sadock. 2010. Sinopsis Psikiatri, Jilid 1 dan 2. Jakarta: Bina Rupa Aksara. 2. V. Mark Durand & David H. Barlow, Psikologi Abnormal, 2006. 3. Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh Jaya; 2001. 4. Maramis. 1998. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press. 5. Grant BF, Chou SP, Goldstein RB, et al. "Prevalence, Correlates, Disability, and Comorbidity of DSM-IV Borderline Personality Disorder: Results from the Wave 2 National Epidemiologic Survey on Alcohol and Related Conditions," Journal of Clinical Psychiatry, 69(4): 533-545, 2008. 6. Westen D, Shedler J. Revising and assessing Axis II, part II: Toward an empirically based and clinically useful classification of personality disorders. American Journal of Psychiatry, 156(2):273-285, 1999. 7. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-IV-TR Fourth Edition. American Psychiatric Association: 2000. 8. Chodoff P (1974) The diagnosis of hysteria: An overview. Am J Psychiatry. 9. Colvin R, Block J, Funder D (1995) Overly positive self-evaluations and personality: Negative implications for mental health. J Personal Social Psychology. 10. Conklin CZ, Bradley R, Westen D (2006) Affect regulation in borderline personality disorder. 11. Ford MR, Widiger TA (1989) Sex bias in the diagnosis of histrionic andantisocial personality disorders. J Consult Clinical Psychology. 12. Cale EM, Lilienfeld SO (2002) Histrionic personality disorder and antisocial personality disorder: Sex-differentiated manifestations of psychopathy. 13. Grilo CM, McGlashan TH, Quinlan DM, Walker ML, Greenfeld D, Edell WS (1998) Frequency of personality disorders in two age cohorts of psychiatric inpatients. Am J Psychiatry. 14. Westen D, Shedler J (2007). Personality diagnosis with the Shedler-Westen Assessment Procedure (SWAP): Integrating clinical and statistical measurement and prediction. J Abnorm Psychol. 15. Sprock J (2000) Gender-typed behavioral examples of histrionic personality disorder. J Psychopathol Behav Assess.

12

Anda mungkin juga menyukai