Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Waktu Hari/Tanggal Tempat Penyuluh

: Penyakit Diabetes Melitus : Diabetes Melitus dan Senam Kaki : Keluarga Bapak W : 30 menit : Jumat, 30 April 2010 : Jalan Tukad Yehbiu Gg Buminyiur No 11 Br Tengah Sesetan Denpasar : Mahasiswa PSIK FK-UNUD

A. Tujuan Penyuluhan 1. Tujuan Umum Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang penyakit diabetes mellitus peserta penyuluhan dapat mengerti, memahami, dan melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sehingga komplikasi pada DM dapat dicegah.

2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit, keluarga diharapkan mampu : Menyebutkan pengertian DM Menyebutkan factor pencetus terkena DM Menyebutkan gejala-gejala DM Menjelaskan komplikasi DM apabila tidak ditangani dengan baik Menjelaskan tentang penanganan penyakit DM Menyebutkan pengertian senam kaki Menyebutkan manfaat senam kaki

Menyebutkan indikasi dan kontraindikasi senam kaki Menyebutkan hal yang perlu diperhatikan saat melakukan senam kaki Mendemonstrasikan senam kaki untuk penderita DM

B. Kegiatan belajar Mengajar No 1 Tahap Pembukaan Waktu 5 menit Kegiatan penyuluh a. Salam b. Perkenalan c. Menjelaskan tujuan dari pertemuan d. Kontrak waktu 2 Isi materi 20 menit a. Menyebutkan pengertian DM b. Menyebutkan factor pencetus terkena DM c. Menyebutkan gejala penyakit DM d. Menjelaskan tentang cara penanganan dan komplikasi DM e. Menyebutkan pengertian senam kaki f. Menjelaskan kepada Memperhatikan keluarga tentang manfaat senam kaki g. Menjelaskan Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan Memperhatikan penjelasan perawat Memperhatikan leaflet Kegiatan peserta Menjawab salam Mendengarkan Media

Memperhatikan

indikasi dan kontraindikasi senam kaki h. Menjelaskan hal yang perlu diperhatikan saat melakukan senam kaki i. Mendemonstrasikan senam kaki unruk penderita DM kepada keluarga Mendemonstrasi kan Memperhatikan

Penutup

5 menit

a. Memberikan pertanyaan lisan kepada keluarga b. Menyimpulkan kegiatan yang telah disampaikan. c. Memberikan salam penutup

Menjawab pertanyaan

Memperhatikan

Menjawab salam

C. Metode 1. Dikusi 2. Tanya jawab 3. Praktek D. Media 1. Leaflet 2. Lembar balik E. Evaluasi 1. Kriteria Struktur

a. Penyuluh mempersiapkan satuan acara penyuluhan b. Penyuluh mempersiapkan dan membawa media untuk penyuluhan (leaflet dan lembar balik) c. Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan 2. Kriteria Proses a. Pada awal kunjungan, petugas sudah menjelaskan tujuan dilakukan kunjungan b. Selama kegiatan penyuluhan, keluarga aktif mendengarkan dan memperhatikan. c. Keluarga aktif saat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir d. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir e. Kontrak telah diingatkan oleh petugas 3. Kriteria hasil a. Keluarga kooperatif selama diskusi berlangsung b. Keluarga kooperatif bertanya dan menjawab pertanyaan petugas c. Keluarga dapat menjelaskan pengertian, faktor pencetus, gejala, komplikasi, dan penanganan bagi anggota keluarga yang menderita DM (70 %). d. Keluarga dapat mendemontrasikan senam kaki yang telah diajarkan (70%)

LAMPIRAN MATERI A. Pengertian

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002). Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah (Arjatmo, 2002). B. Factor pencetus terkena DM 1. Riwayat keluarga DM 2. Kegemukan 3. Kurang gerak (berolah raga) 4. Hipertensi 5. Riwayat kehamilan dengan kelahiran berat badan bayi lahir > 4000 gr C. TANDA DAN GEJALA Gejala dari penderita Diabetes mellitus yaitu 3P : Poliuria Polidipsia : Peningkatan dalam berkemih : Peningkatan rasa haus

Poliphagia : Peningkatan selera makan

Gejala lainnya adalah pandangan kabur, pusing, mual dan berkurangnya ketahanan selama melakukan olah raga. Penderita diabetes yang kurang terkontrol lebih peka terhadap infeksi. Karena kekurangan insulin yang berat, maka sebelum menjalani pengobatan penderita diabetes tipe I hampir selalu mengalami penurunan berat badan. Sebagian besar penderita diabetes tipe II tidak mengalami penurunan berat badan. Gejala klinis pada pasien diabetes berdasarkan klasifikasi (Brunner dan Suddarth, 2002): a. Diabetes tipe I atau IDDM

Awitan terjadi pada segala usia, tetapi biasanya usia muda (<30 tahun) Biasanya bertubuh kurus pada saat di diagnosis; dengan penurunan berat yang baru saja terjadi Etiologi mencakup faktor genetik, imunologi atau lingkungan (misalnya virus) Sering memiliki antibodi sel pulau Langarhans Sering memiliki antibodi terhadap insulin sekalipun belum pernah mendapatkan terapi insulin. Sedikit atau tidak mempunyai insulin endogen. Memerlukan insulun untuk mempertahannkan kelangsungan hidup. Cenderung mengalami ketosis jika tidak memiliki insulin. Komplikasi akut hiperglikemia: ketoasidosis diabetik

b. Diabetes tipe II atau NIDDM Awitan terjadi di segala usia , biasanya di atas 30 tahun Biasanya bertubuh gemuk (obese) pada saat di diagnosis Etiologi mencakup faktor obesitas, herediter atau lingkungan Tidak ada antibodi sel pulau Langarhans Penurunan produksi insulin endogen atau peningkatan resistensi insulin Mayoritas penderita obesitas dapat mengendalikan kadar glukosa darahnya melalui penurunan berat badan Agens hipoglikemia oral dapat memperbaiki kadar glukosa darah bila modifikasi diet dan pelatihan tidak berhasil Mungkin memerlukan insulin dalam waktu yang pendek atau panjang untutk mencegah hiperglikemia Ketosis jarang terjadi kecuali bila dalam keadaan stress atau menderita infeksi Komplikasi akut: sindrom hiperosmoler non ketotik.

c. Gestasional diabetes

Awitan selama kehamilan biasanya terjadi pada trimester kedua atau ketiga. Disebabkan oleh hormon yan disekresikan plasenta dan menghambat kerja insulin. Risiko terjadinya komplikasi perinatal diatas normal, khususnya makrosomia (bayi yang secara abnormal berukuran besar). Diatasi dengan diet, dan insulin (jika diperlukan) untuk

mempertahankan secara ketat kadar glukosa darah normal. Terjadi pada sekitar 2%-5% dari seluruh kehamilan. Intoleransi glukosa terjadi untuk sementara waktu tetapi dapat kambuh kembali: pada kehamilan berikutnya, 30-40% akan mengalami diabetes yang nyata (biasanya tipe II) dalam waktu sepuluh tahun (jika obesitas). Faktor risiko mencakup: obesitas, usia diatas 30 tahun, riwayat diabetes dalam keluarga, pernah melahirkan bayi yang besar (lebih dari 4,5 kg) Pemeriksaan skrining (tes toleransi) harus dilakukan pada SEMUA wanita hamil dengan usia kehamilan di antara 24-28 minggu D. Komplikasi 1. Luka yang sukar sembuh 2. Impotensi 3. Kebutaan 4. Penyakit jantung 5. Gangguan pada pembuluh darah otak 6. Terganggunya fungsi ginjal

E. Penanganan penyakit DM 1. Perencanaan makan yang baik (batasi gula, lemak, dan konsumsi sayur)

2. Latihan jasmani 3. Uji kadar gula darah secara berkala 4. Minum obat dengan teratur 5. Kontrol berat badan 6. Kontrol tekanan darah 7. Kontrol kadar kolesterol darah

LAMPIRAN MATERI 1. Pengertian Senam Kaki

Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki. 2. Manfaat senam kaki a) Memperbaiki sirkulasi darah b) Memperkuat otot-otot kecil c) Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki d) Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha e) Mengatasi keterbatasan gerak sendi 3. Indikasi dan kontraindikasi Indikasi Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes mellitus dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa menderita Diabetes Mellitus sebagai tindakan pencegahan dini. Kontraindikasi 1) Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dipsnu atau nyeri dada. 2) Orang yang depresi, khawatir atau cemas. 4. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Senam Kaki Keadaan umum dan keadaran Cek tanda-tanda vital sebelum melakukan tindakan Cek status pernafasan Perhatikan indikasi dan kontraindiikasi dalam pemberian tindakan senam kaki tersebut Kaji suasanan hati/mood, motivasi

5. Langkah-langkah

a. Persiapan Alat : Kertas Koran 2 lembar, Kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk). b. Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang nyaman, Jaga privacy c. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisi duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai

d. Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali

e. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.

f. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

g. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

h. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki , tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan secara bergantian.

i. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja

Daftar Pustaka Anonym. 2010. Senam Kaki Bagi Penderita Diabetes Mellitus. (online). (http://klinikluka.com/senam-kaki-bagi-penderita-diabetes.html#more109, diakses tanggal 22 April 2010) Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Jakarta: EGC. Gunadarma. 2010. Senam Kaki Diabetes Mellitus. (online). (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/senam-kaki-diabetesmellitus/, diakses tanggal 22 April 2010). Guyton & Hall. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. Hudak & Gallo. 2002. Keperawatan Kritis. Volume II. Jakarta: EGC. Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius. Price, Sylvia, Wilson.2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit . Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai