Konversi ITB
LPKEE I TBs students blog
Istilah faktor daya atau power factor (PF) atau cos phi merupakan istilah yang sering sekali dipakai di bidang-bidang yang berkaitan dengan pembangkitan dan penyaluran energi listrik. Faktor daya merupakan istilah penting, tidak hanya bagi penyedia layanan listrik, namun juga bagi konsumen listrik terutama konsumen level industri. Penyedia layanan listrik selalu berusaha untuk menghimbau konsumennya agar berkontribusi supaya faktor daya menjadi lebih baik, pun para konsumen industri juga berusaha untuk mendapatkan faktor daya yang baik agar tidak sia-sia bayar mahal kepada penyedia layanan. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan faktor daya? Tulisan ini akan membahas secara ringkas tentang faktor daya. Faktor daya Pada pembahasan kali ini, asumsi yang digunakan adalah sistem listrik menggunakan sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni dan beban linier. Beban linier adalah beban yang menghasilkan bentuk arus sama dengan bentuk tegangan. Pada kasus sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni, beban linier mengakibatkan arus yang mengalir pada jaringan juga berbentuk sinusoidal murni. Beban linier dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, beban resistif, dicirikan dengan arus yang sefasa dengan tegangan; beban induktif, dicirikan dengan arus yang tertinggal terhadap tegangan sebesar dengan arus yang mendahului terhadap tegangan sebesar ; beban kapasitif, dicirikan , dan beban yang merupakan kombinasi dari tiga
jenis tersebut, dicirikan dengan arus yang tertinggal/mendahului tegangan sebesar sudut, katakan, . Gambar 1 menunjukkan tegangan dan arus pada berbagai beban linier. Gambar 1. Tegangan, arus, daya, pada berbagai jenis beban linier. Seperti kita tahu, pada listrik, daya bisa diperoleh dari perkalian antara tegangan dan arus yang mengalir. Pada kasus sistem AC dimana tegangan dan arus berbentuk sinusoidal, perkalian antara keduanya akan menghasilkan daya tampak (apparent power), satuan volt-ampere (VA)) yang memiliki dua buah bagian. Bagian pertama adalah daya yang termanfaatkan oleh konsumen, bisa menjadi gerakan pada motor, bisa menjadi panas pada elemen pemanas, dsb; daya yang termanfaatkan ini sering disebut sebagai daya aktif (real power) memiliki satuan watt (W) yang mengalir dari sisi sumber ke sisi beban bernilai rata-rata tidak nol. Bagian kedua adalah daya yang tidak termanfaatkan oleh konsumen, namun hanya ada di jaringan, daya ini sering disebut dengan daya reaktif (reactive power) memiliki satuan volt-ampere-reactive (VAR) bernilai rata-rata nol. Untuk
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 1/18
9/22/13
pembahasan ini, arah aliran daya reaktif tidak didiskusikan saat ini. Beban bersifat resistif hanya mengonsumsi daya aktif; beban bersifat induktif hanya mengonsumsi daya reaktif; dan beban bersifat kapasitif hanya memberikan daya reaktif. Untuk memahami istilah daya termanfaatkan dan daya tidak termanfaatkan, analogi ditunjukkan pada Gambar 2. Pada analogi tersebut, orang menarik kereta ke arah kiri dengan memberikan gaya yang memiliki sudut terhadap bidang datar, dengan asumsi kereta hanya bisa bergerak ke arah kiri saja tetapi tidak bisa ke arah selainnya. Gaya yang diberikan dapat dipecah menjadi dua bagian gaya yang saling tegak lurus, karena kereta berjalan ke kiri maka gaya yang bermanfaat pada kasus ini hanyalah bagian gaya yang mendatar sedangkan bagian gaya yang tegak lurus tidak bermanfaat. Dengan kata lain, tidak semua gaya yang diberikan oleh si orang terpakai untuk menggerakkan kereta ke arah kiri, ada sebagian gaya yang diberikannya namun tidak bermanfaat (untuk menggerakkan ke arah kiri). Apabila dia menurunkan tangannya hingga tali mendatar maka semua gaya yang dia berikan akan termanfaatkan untuk menggerakan kereta ke arah kiri.
Gambar 2. Analogi: Usaha untuk menggerakkan kereta ke arah kiri. Sama halnya dengan listrik, bergantung pada kondisi jaringan, daya tampak yang diberikan oleh sumber tidak semuanya bisa dimanfaatkan oleh konsumen sebagai daya aktif, dengan kata lain terdapat porsi daya reaktif yang merupakan bagian yang tidak memberikan manfaat langsung bagi konsumen. Rasio besarnya daya aktif yang bisa kita manfaatkan terhadap daya tampak yang dihasilkan sumber inilah yang disebut sebagai faktor daya. Ilustrasi segitiga daya pada Gambar 3 memberikan gambaran yang lebih jelas. Daya tampak (S) terdiri dari daya aktif (P) dan daya reaktif (Q). Antara S dan P dipisahkan oleh sudut , yang merupakan sudut yang sama dengan sudut antara tegangan dan arus yang telah disebutkan di awal. Rasio antara P dengan S tidak lain adalah nilai cosinus dari sudut . Apabila kita berusaha untuk membuat sudut semakin kecil maka S akan semakin mendekat ke P artinya besarnya P akan mendekati besarnya S. Pada kasus ekstrim dimana , , artinya semua daya tampak yang diberikan sumber dapat kita , artinya semua daya tampak yang diberikan manfaatkan sebagai daya aktif, sebaliknya
sumber tidak dapat kita manfaatkan dan menjadi daya reaktif di jaringan saja.
Gambar 3. Segitiga daya Faktor daya bisa dikatakan sebagai besaran yang menunjukkan seberapa efisien jaringan yang kita miliki
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 2/18
9/22/13
dalam menyalurkan daya yang bisa kita manfaatkan. Faktor daya dibatasi dari 0 hingga 1, semakin tinggi faktor daya (mendekati 1) artinya semakin banyak daya tampak yang diberikan sumber bisa kita manfaatkan, sebaliknya semakin rendah faktor daya (mendekati 0) maka semakin sedikit daya yang bisa kita manfaatkan dari sejumlah daya tampak yang sama. Di sisi lain, faktor daya juga menunjukkan besar pemanfaatan dari peralatan listrik di jaringan terhadap investasi yang dibayarkan. Seperti kita tahu, semua peralatan listrik memiliki kapasitas maksimum penyaluran arus, apabila faktor daya rendah artinya walaupun arus yang mengalir di jaringan sudah maksimum namun kenyataan hanya porsi kecil saja yang menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi pemilik jaringan. Baik penyedia layanan maupun konsumen berupaya untuk membuat jaringannya memiliki faktor daya yang bagus (mendekati 1). Bagi penyedia layanan, jaringan dengan faktor daya yang jelek mengakibatkan dia harus menghasilkan daya yang lebih besar untuk memenuhi daya aktif yang diminta oleh para konsumen. Apabila konsumen didominasi oleh konsumen jenis residensial maka mereka hanya membayar sejumlah daya aktif yang terpakai saja, artinya penyedia layanan harus menanggung sendiri biaya yang hanya menjadi daya reaktif tanpa mendapatkan kompensasi uang dari konsumen. Sebaliknya bagi konsumen skala besar atau industri, faktor daya yang baik menjadi keharusan karena beberapa penyedia layanan kadang membebankan pemakaian daya aktif dan daya reaktif (atau memberikan denda faktor daya) tentu saja konsumen tidak akan mau membayar mahal untuk daya yang tidak termanfaatkan bagi mereka. Perbaikan faktor daya Salah satu cara untuk memperbaiki faktor daya adalah dengan memasang kompensasi kapasitif menggunakan kapasitor pada jaringan tersebut. Kapasitor adalah komponen listrik yang justru menghasilkan daya reaktif pada jaringan dimana dia tersambung. Pada jaringan yang bersifat induktif dengan segitiga daya seperti ditunjukkan pada Gambar 3, apabila kapasitor dipasang maka daya reaktif yang harus disediakan oleh sumber akan berkurang sebesar (yang merupakan daya reaktif berasal dari kapasitor). Karena daya mengecil akibat aktif tidak berubah sedangkan daya reaktif berkurang, maka dari sudut pandang sumber, segitiga daya yang baru diperoleh; ditunjukkan pada Gambar 4 garis oranye. Terlihat bahwa sudut pemasangan kapasitor tersebut sehingga faktor daya jaringan akan naik.
Gambar 4. Perbaikan faktor daya Pada artikel ini telah dibahas pengertian dari daya dan faktor daya pada jaringan listrik. Perbaikan faktor daya dapat dilakukan dengan cara kompensasi kapasitif menggunakan kapasitor. Referensi Understanding power quality, B. Gridwood, Energy Mad Ltd. Understanding power and power quality measurement, , http://www.transcat.com. Understanding power factor, , http://www.princetongreen.org
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/
3/18
9/22/13
Oops! There was a problem loading the video. (Error code: #120)
Share this:
Twitter 5
Facebook 93
Like this:
Like
Be the first to like this.
About angin165 Pria, Indonesia, muda, lajang, belum mapan. View all posts by angin165
This entry was posted in Miscellanous, Power Generation. Bookmark the permalink.
kanadi says:
May 5, 2010 at 12:51 pm
Di rumah, saya pakai alat perbaikan faktor daya, bahkan di rumah paman pakai sampai dua (menurut saya ga efektif tambahannya).. Sudah bertahun2 kami pakai dan terbukti bisa menurunkan konsumsi arus dari PLN.. Alat ini bahkan pernah dibahas di pelajaran Medan Elektromagnetik I. Sayang sekali belum semua orang tahu adanya alat ini, bukankah sebaiknya disosialisasikan ke masyarakat saja? Atau bukankah sebaiknya kita bikin saja alat tersebut yang bermutu namun murah lalu kita sosialisasikan ke masyarakat.. Pihak pembangkit dan pengguna sama sama untung bukan.. Satu pertanyaan saya, kalau kita menghendaki adanya alat perbaikan faktor daya untuk mall-mall, hotel-hotel, gedunggedung besar dan bertingkat.. Bagaimana solusinya, apakah kecil-kecil tapi banyak dan dipasang paralel atau satu tapi besar kapasitansinya..?
Reply
angin165 says:
May 5, 2010 at 1:36 pm
-Mas Kanadi saya sepakat kalau dipasang perbaikan faktor daya bisa menurunkan arus, tetapi perlu dicermati bahwa untuk beban rumahan yang ditagih oleh PLN hanya pemakaian kWh saja (bukan kVAh) jadi menurut saya ya tidak akan berpengaruh ke besar tagihan rumah tangga. (Sayang investasi alat mas, kalau ternyata tidak terlalu berpengaruh di kWh hehe) Kecuali pada kasus jaringan di rumah kita sangat jelek sehingga rugi-rugi kabel sangat besar (tipis kemungkinan terjadi) perbaikan faktor daya bisa mengurangi rugi-rugi. Perbaikan faktor daya menggunakan kapasitor menurut saya diletakkan sedekat mungkin dengan pusat beban. Perlu dicatat bahwa kapasitor bisa memperbaiki faktor daya pada jaringan yang arus dan tegangan sinus. Kalau
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 4/18
9/22/13
banyak peralatan non-linier (switching power supply, ballast, dsb), kapasitor tidak akan membantu banyak untuk memperbaiki faktor daya. cmiiw
Reply
Fresman says:
May 25, 2012 at 11:46 am
Untuk kawasan industri (Pabrik, Hotel, Mall, dll) faktor daya sudah sangat di perhatikan. dan bahkan ada tindak tegas dari PLN berupa denda jika faktor dayanya labih rendah dari ambang normal (dari 0,8 ~ 1(jika memungkinkan)). Besar dendanya berdasarkan perhitungan faktor daya yang kurang dari normal. Demikian juga diterapkan pada rumah rumah. Sebenarnya kita juga membayar denda yang sekaligus ditambahkan pada total pembayaran rekening tersebut hanya saja tidak di cantumkan besar denda yang kita bayar (jika kondisi faktor daya rumah kita terlalu kecil dari faktor daya yang disuply (normal)). Dan untuk yang faktor daya rumahnya bagus itu tidak di kenakan denda. Untuk kasus yang dihadapi Mr. Kanadi bisa saja faktor daya sebelum ditambahkan alat perbaikan faktor daya sudah bagus (tinggi) dan bahkan lebih tinggi dari alat yang digunakan (seolah olah tidak ada pengaruhnya). Sebelum kita menggunakan alat perbaikan faktor daya ada baiknya kita mengukur faktor daya rumah kita dengan Cos Phi Meter. Jadi kita bisa memperkirakan berapa faktor daya yang dinaikkan atau tidak perlu lagi dinaikkan. Thanks
Reply
dahono says:
May 26, 2012 at 10:47 am
Mana ada rumah yang harus bayar kalau faktor-daya rendah? Faktor daya tidak diukur sesaat. Faktor daya diukur dengan membandingkan kVARh dan kWh bulanan, bukan dari pengukuran cos phi.
JS says:
May 7, 2010 at 8:12 pm
Good start terusin lagi dengan instantaneous power theory dll Cuma masalah waktu saja sampai power theory akan mengalami perubahan mendasar. Tetap semangat
Reply
mas, mau nanya dong.. saat generator diset menyerap kvar jaringan, maka generator tersebut kan akan lebih tinggi menghasilkan kw. Setau saya kvar itu kan gak ada harganya dan hanya berputar-putar saja. cmiiw. masalah timbul saat PLN sekarang udah menerima ipp dan pembangkit milik industri yang bekerja paralel, dan generator tersebut di set menyerap kvar sehingga meningkatkan kw, tapi mereka mendapatkan keuntungan dengan menjual kw tersebut. saya kebetulan ingin mempelajari maslah tarif kvar ini, kira2 adakah referensi atau parameter2/metoda untuk menghitung tarif kvar tersebut? terima kasih sebelumnya..
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 5/18
9/22/13
Reply
angin165 says:
May 22, 2010 at 1:33 pm
hai musa bagian dan generator tersebut di set menyerap kvar sehingga meningkatkan kw saya agak kurang paham, mohon diperjelas Daya reaktif memang tidak dihargai untuk konsumen rumah tangga karena pemakaiannya masing-masing relatif kecil. Namun untuk konsumen yang lebih besar, sekarang daya reaktif jg akan dimintai kompensasi bayaran oleh penyedia layanan. Sependek yang saya tahu, ada beberapa cara untuk pentarifan daya reaktif dari sudut pandang penyedia ke konsumen: 1. Tarif berdasarkan permintaan kVAR maksimum Konsumen ditagih berdasarkan jumlah permintaan daya reaktif yang melebihi X% permintaan daya aktif. 2. Tarif berdasarkan konsumsi energi reaktif Konsumen ditagih berdasarkan pemakaian energi reaktif (kVARh) yang melebihi X% konsumsi energi aktif (kWh). 3. Tarif berdasarkan penalti Konsumen tidak ditagih langsung penggunaan kVAR, tetapi harga kWh yang harus dibayar dikenai penalti berdasarkan faktor daya yang ada di sisi konsumen. Masih banyak perdebatan sebenarnya terhadap cara-cara tersebut, tetapi sampai saat ini memang cara tersebut masih banyak dipakai oleh penyedia jasa layanan. cmiiw
Reply
Rio says:
January 26, 2012 at 2:50 pm
Mau nanya dunk pentarifan buat industri terhadap dendan KVAR gimana ya? M. Yusuf Wibisono says:
February 16, 2013 at 6:03 pm
apakah yang dimaksud dengan menyerap kVAR itu, mesin (generator) sinkron diberi arus eksitasi yang besar sehingga bersifat kapasitif begitu? untuk pengoperasian pembangkit di sistem Jawa Bali, saya juga kurang tahu sih ya. soalnya saya juga bukan orang pembangkit. Tapi yang pasti, mesin sinkron bisa dioperasikan secara kapasitif untuk memperbaiki faktor daya. CMIIW.
bagian dan generator tersebut di set menyerap kvar sehingga meningkatkan kw saya agak kurang paham, mohon diperjelas < maaf mas saya langsung quote dari orang,, ternyata banyak orang yang gak ngerti listrik sok2an ngerti teknis,, sepertinya masalahnya seperti ini ada pabrik, punya generator pribadi, yang mensuplai kvar untuk pabriknya (motor2) adalah PLN, alhasil kena pinalti, generator pribadinya jadi bisa menghasilkan kw lebih besar (PF tinggi), kelebihan kw dari generator pribadi ini dijual ke PLN. harga pinalti dengan harga jual kW tersebut tidak sebanding, itulah mungkin maksudnya tarif kvar..
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 6/18
9/22/13
Reply
Mansur_arudam says:
May 23, 2010 at 9:12 pm
maz, saya mau nanya. ditempat PKL saya di salah satu PLTU swasta. pengubahan nilai MVAR Grid PLN dengan mengubah tap changer pada trafo step up 500 KV yang saya bingung, untuk mengubah MVAR pada grid harus mengubah lagging atau leading pada generator. tolong dikasih penjelasan tentang hal diatas. thanks
Reply
heryceltic says:
May 31, 2010 at 1:14 pm
@windra : nice sharing win:D @musa : Pada kondisi beban normal, pembangkit menghasilkan MW dan MVar, untuk kelebihan pemakaian MVar yang lebih dari kurva kapabilitas akan dibayar PLN untuk kelebihan MVar-nya. Efek dari penggunaan MVar yang besar disisi beban akan menurunkan tegangan di beban, sehingga cos phi harus dijaga.
Reply
kelebihan pemakaian MVar yang lebih dari kurva kapabilitas akan dibayar PLN untuk kelebihan MVar-nya. ini kondisi IPP dengan PLN yah? saat PLN memakai MVAR berlebih, maka PLN harus membayar kelebihan tersebut ke IPP? mohon pencerahannya,,
Reply
dahono says:
June 10, 2010 at 3:28 am
Musa: saat ini jarang sekali ada industri yang mau jual kW ke PLN karena biaya pembangkitannya lebih mahal dari harga beli PLN. Industri hanya akan membangkitkan kW sendiri kalau memang tidak ada lagi kW dari PLN. Musa dan Heryceltic: Kalau membicarakan kW dan kVAR, jangan dicampur aduk antara sisi pembangkit dengan sisi beban. Ceritanya akan berlawanan.
Reply
ferdino says:
July 30, 2010 at 11:06 pm
eh mau nanya donk gan masalah perbaikan faktor daya yang menggunakan motor sinkron?? karena yang saya tau motor sinkron kan bs mengkompensasi besar faktor daya dengan memanfaatkan kurva V yang dimiliki motor sinkron masalahnya saya mencoba buat tugas akhir. . . mohon penjelasan dan bantuannya
Reply
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/
7/18
9/22/13
dahono says:
August 13, 2010 at 2:51 am
ferdiono: ga salah tuh dosennya nyuruh bikin tugas akhir dengan tema seperti itu?
Reply
Pingback: Masalah Faktor Daya pada Konsumen Industri dan Solusinya Kadek's Blog
aha says:
November 4, 2010 at 11:06 pm
saya maw nanya nih pak, apa bner ga c kalo kita memasang capasitor bank kita akan lebih banyak mendapat supply dari PLN? nah kalo gtu misalnya kita memasang banyak-banyak capasitor bank di rumah berarti PLN harus menyuplai lebih banyak ge dunk ?? bukan nya ituw merugikan ya??
Reply
musa says:
November 5, 2010 at 6:52 am
memasang kapasitor bukannya hanya akan memberikan kompensasi daya reaktif yah? artinya PFnya dinaikkan hingga menuju nilai 1. menurut saya sih tidak merugikan PLN karena yang merupakan biaya variabel kan kw bukan kvar, di rumah2 juga adanya kwhmeter. malah dengan memasang kapasitor menguntungkan PLN karena gak perlu mentransfer daya reaktif jauh jauh dari pembangkit lewat transmisi baru ke pelanggan. CMIIW
Reply
dahono says:
November 13, 2010 at 7:32 pm
Pasang kapasitor ibarat membuka lebar pintu tol. dengan dibuka lebar maka mobil besar bisa lewat. Kalau bayarnya sih tergantung ukuran atau kelas mobil yang lewat.
Reply
wawan says:
December 10, 2010 at 7:57 am
sebenarnya faktor daya atau cos phi di rumahan bisa diperbaiki ga sih..?
Reply
angin165 says:
December 10, 2010 at 9:10 am
-mas wawan bisa mas, salah satu caranya pakai kapasitor yg diatas sudah dibicarakan tapi kalau saya sebagai konsumen, mengapa harus repot-repot memperbaiki faktor daya rumahan? toh saya cuma harus bayar daya aktif (Watt) saja.
Reply
Kadek says:
December 10, 2010 at 1:05 pm
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/
8/18
9/22/13
Supaya tegangan listriknya gk naik turun mas win,, Bayarnya sihh sama daya aktifnya aja, tapi kalo bisa membuat konsumen pakai daya aktif lebih banyak, mungkin ini bisa jadi solusi dari konsumen berpartisipasi untuk kelistrikan indonesia yaa..? ^^
dahono says:
December 12, 2010 at 7:02 am
Kadek, kenapa kapasitor bisa membuat tegangan ga naik turun? Emang kapasitornya segede apa dan dikontrol pake apa?
Reply
Mudrick says:
December 23, 2010 at 3:40 pm
ada sebuah industri di suplay dng 2 jaringan. suatu saat 1 jaringan trouble sebut saja trafo A. dengan terpaksa menggunakan trafo B. setiap harinya cos pi rata2 0.88. tetapi setelah menggunakan trafo B cos pi meningkat menjadi 0.91. saya ingin tanya apa penyebab naiknya faktor daya tersebut akibat dari trafo B?? terima kasih..q tunggu jawabannya
Reply
febrio says:
February 1, 2011 at 5:38 pm
Mau nanya mas.. Tempat saya magang, poler plant di pabrik. Di pabrik saya ini menghasilkan listrik dengan steam turbin, dimana satu unit menghasilkan maksimal 37 MW. pada keadaan daya 26 MW, voltase 11 kv, f = 50 Hz, I = 1450 A (per fasa). menghasilkan 14,3 MVAR daya reaktif. Yang saya tanyakan apakah di pembangkit juga menghasilkan daya reaktif? Mohon penjelasannya mas..
Reply
dahono says:
February 5, 2011 at 12:10 am
Mudrick: Bisa saja krn trafo juga menyerap daya reaktif. Krn disainnya beda bisa saja menyebabkan power factor berubah Febrio: Gnerator sinkron yang eksitasinya lebih bisa menghasilkan daya reaktif. Generator pada operasi normal memang dirancang menghasilkan daya reaktif.
Reply
saya setuju pak. Dari name plate pun bisa dilihat bahwa setiap trafo pasti memiliki nilai impedansi yang berbedabeda.
Reply
taris says:
February 11, 2011 at 7:40 am
Mau nanya mas.. Tempat saya magang ada pembangkit 2 unit PLTA mini yang bekerja paralel, masing-masing 5 MW dan 500 kW. Saya belum jelas prinsip load sharingnya, terutama pada saat pengaturan Daya raktif dari masing2 pembangkit. Seandainya pada pembangkit 5 MW diberikan arus eksitasi yang lebih, maka tegangan output akan naik, terus pada pembangkit yang 500 kW bagaimana ? Apa pengaruhnya pada daya reaktif di pembangkit 500 kW. Terus apakah dengan mengatur daya reaktif pada pembangkit akan memperbaiki faktor daya beban ?
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 9/18
9/22/13
Bagaimana ya prinsip geberator jadi condensor seandainya yang 500 kw dijadikan pembangkit reaktif saja ? Mohon pencerahannya, terima kasih.
Reply
dahono says:
February 15, 2011 at 1:56 am
Ada dua macam load sharing pada generator, active dan reactive Load sharing active dilakukan dengan mengatur governornya sedangkan load sharing reactive dilakukan dengan mengatur arus eksitasi atau AVRnya Jika arus eksitasi pembangkit 5 MW dinaikkan jelas tegangan akan naik, karena diparalel maka tegangan pembangkit 500 kW juga naik. Akan tetapi, daya reaktif yang disuplai oleh pembangkit 5 MW juga naik sedangkan disuplai oleh pembangkit 500 kW akan turun. Jika arus ekstasi pembangkit 5 MW terus dinaikkan maka pembangkit 500 kW bisa berubah menjadi kapasitif (menyerap daya reaktif dan ini membahayakan). Pengaturan arus eksitasi tidak akan memperbaiki faktor daya beban. Jika ingin mengoperasikan pembangkit sebagai kondensor, maka aturlah governor sehingga daya aktif yang disuplai sama dengan nol (idealnya dilepas dari prime mover). Setelah itu, naikkan arus eksitasi sehingga generator akan mensuplai daya reaktif.
Reply
Alef says:
February 23, 2012 at 3:47 pm
Pak, mau tanya, kalau sedang paralel lalu prime movernya dilepas sehingga suplai daya aktif terputus, nanti ngga akan terjadi trip reverse power relaynya ya Pak? Terima kasih
Reply
dahono says:
February 25, 2012 at 8:15 am
faishal says:
March 9, 2011 at 7:46 pm
Gni mas, sya ada bbrpa pertanyaan 1. Adakah perbedaan antara Sistem eksitasi untuk plt hydro dan plt thermal? Jika YA, apakah perbedannya? 2. Apa pertimbangan ato parameter dlam memilih sistm eksitasi untuk plt hydro dan plt thermal? 3. Berbicara mengenai kendali sistem eksitasi, bgaimnkh kaitan antra avr dan exciter ?! 4. Adakah bku referensi mengenai sistm eksitasi ?! Mhon pencerahan pencerahannya mas Trima kasih..
Reply
dahono says:
March 11, 2011 at 8:09 pm
Sistem eksitasi ditentukan oleh generatornya, bukan oleh jenis prime movernya atau energi mulanya saya kurang mengerti dengan apa yang anda maksud dengan parameter sistem eksitasi. Yang jelas kalau eksiternya bertingkat, time constant nya akan semakin besar Tentu saja AVR harus dirancang sesuai dengan exciternya Anda bisa baca IEEE standard untuk excitation system atau bukunya Kundur
Reply
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/
10/18
9/22/13
irpan says:
March 28, 2011 at 10:04 am
cuma mau nanya, bagaimana pengaruh beban resistif (dalam hal ini resistor) terhdap rugi-rugi daya pada transformator tiga fasa pada saat ada hubung singkat tidak simetris???fasa-fasa dan fasa -tanah
Reply
dahono says:
December 1, 2011 at 9:35 pm
pertanyaannya kurang jelas. Tetapi secara umum, pengaruh beban pada kondisi hubungsingkat hampir tidak ada atau bisa diabaikan
Reply
Guguk HS says:
December 22, 2011 at 5:48 am
nyimak dulu ya mas..saya masih sedikit mengerti hal ini.mudah2an jadi paham amin
Reply
perkins says:
July 26, 2012 at 3:53 pm
nyimak dolo deh, ane rada lemot urusan ginian hehehhe BTW nice post
Reply
ardana says:
July 30, 2012 at 3:27 pm
Post yg Mantabs.
Reply
Maliawan says:
August 14, 2012 at 6:15 pm
dwi says:
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 11/18
9/22/13
September 25, 2012 at 3:29 pm
pak gimana pengaruhnya bila over kapasitif terhadap jaringan dan peralatan lain
Reply
dahono says:
September 29, 2012 at 2:44 am
Overcaacitive bisa menyebabkan terjadinya overvoltage di jaringan. Atau menyebabkan aktifnya loss of field protectionnya di generator
Reply
JiYa says:
October 29, 2012 at 10:44 pm
mau nanya mas, saya prnah baca besarnya arus eksitasi berpengaruh dengan daya reaktif yang dihasilkan generator. bisa tolong dijelaskan kok bisa begitu? *tolong kasi referensi bukunya jga trims, maaf merepotkan hehe
Reply
wil says:
November 2, 2012 at 8:32 am
Mas Bro, sory nih ikutan nimbrung, Kenaikan cos phi atau power faktor ada gak keterkaitannya dengan komsumsi bahan bakar pada mesin diesel, bisa dishare kah mengenai case ini..?, terima kasih
Reply
dahono2008 says:
November 2, 2012 at 7:17 pm
Jika efisiensi generatornya 100% maka tidak ada kaitannya. Cosphi rendah menyebabkan kVARh naik tetapi bukan kWh. Yang dipasok atau disuplai oleh engine (bahan bakar) adalah kWh, bukan kVARh. Akan tetapi karena efisiensi generator tidak 100%, kenaikan kVARh menyebabkan losses di generator naik sehingga kWh yang disuplai engine sedikit naik.
Reply
dahono2008 says:
November 2, 2012 at 7:20 pm
Hampir semua buku mesin listrik membahas mengapa saat arus eksitasi naik, artinya GGL generator naik, maka faktor daya berubah. Pada over eksitasi, generator menghasilkan daya reaktif
Reply
akhmad says:
November 5, 2012 at 5:43 pm
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/
12/18
9/22/13
mau tnya.apakah bsa bbrapa kapasitor yg trangkai pada trafo step up,untk mensupply ultra violet lamp heateryg mana input trafo step up 200v,dg output 2500volt membuat tegangan output naik turun..
Reply
landofk1ng says:
November 9, 2012 at 4:09 pm
Mau tanya mas. ditempat saya sistemnya parallel antara genset 3Mw dan turbin 1MW. na akhir akhir ini sering terjadi underexcitation dan v/hz limit yang mengakibatkan turbin trip. di panel eksitasinya sendiri daya reaktifnya besar dan bertanda (-). apakah ada pengaruh antara daya reaktif dan underexcitation?. apa saja yang mengakibatkan underexcitation itu?. Terima Kasih. DItunggu sharingnya
Reply
dahono says:
November 11, 2012 at 2:14 pm
yang dimaksud turbin, turbin apa ya? underexcitation bisa terjadi saat terjadi pelepasan beban reaktif atau reactive sharing yang tidak beres. Jadi penyebab underexcitation adalah: 1) hilangnya beban reaktif 2) kurang koordinasi daya reaktif antar generator
Reply
landofk1ng says:
November 13, 2012 at 5:35 am
Maksudnya generator yang digerakkan oleh turbin. next question : 1.apakah ada pengaruh dari generator yang menyerap daya reaktif?. 2.maksud koordinasi daya reaktif itu gmana ya? 3.apa penyebab utama dari besarnya daya reaktif di jaringan sistem paralel?. terima kasih.
Reply
dahono2008 says:
November 14, 2012 at 12:48 am
generator yang menyerap daya reaktif akan bekerja seperti generator induksi sehingga bisa menyebabkan panas di rotornya koordinasi daya reaktif maksudnya sharing daya reaktif, mirip seperti sharing daya aktif nggak ngerti deh maksud pertanyaan nomer 3
Reply
landofk1ng says:
November 16, 2012 at 1:17 am
tanya lagi. generator menyerap daya reaktif kan nantinya mengakibatkan undereksitasi. knapa ya daya reaktf bisa diserap oleh generator?.
Reply
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/
13/18
9/22/13
dahono2008 says:
November 16, 2012 at 9:10 pm
Kalau GGL generator lebih rendah dari tegangan terminal atau jala2nya maka generator akan menyerap daya reaktif
Reply
o,y Gan. apa hubugannya perbedaan sudut phase dari kedua genset yg di paralelkan dengan selisih teganganya? misalnya selisih sudut phase kedua genset = 10 derajat, lalu bagaimana dengan selisih tegangannya Gan? ada ngak penurunan rumusnya?
Reply
M. Ayub says:
December 2, 2012 at 7:23 am
Much much better than the other explanation, now I would like to say thank so so much, then I try to make a resume with my own words. Besd regard, Ayub, Dumai-Riau
Reply
Mohon bantuannya,kami ada generator D.379 dan permasalahannya arus excitasi selalu naik sendiri dan mengakibatkan rotor exciter terbakar,padahal untuk tahanan megger generator dan exciter baik dan beban sama,gimana untuk pemecahan nya terimakasih
Reply
dahono2008 says:
January 13, 2013 at 1:25 pm
Arus eksitasi naik karena AVR berusaha menaikkannya. AVR mencoba menaikkan karena merasa tegangan keluaran terlalu rendah. Penyebabnya bisa macam2: i) memang tegangan keluaran terlalu rendah; ii) sensor tegangan salah; iii) rusak AVRnya; iv) rotor exciter rusak; v) stator generatornya rusak
Reply
Terimakasih sebelumnya Pak,tetapi permasalahannya 1.Tegangan yang keluar itu stabil di 480 Vac stabil 2.AVR nya bagus karena kita test 3.Exciter & stator dan generator kita megger bagus 5.Kalau emang sensor tegangan yang salah,emang sensor yang mana ya.? sx lg terimakasih salam.
Reply
dahono2008 says:
January 14, 2013 at 5:40 pm
Bisa ditest satu persatu. Pertama periksa dulu apakah tegangannya seimbang? AVR mendapatkan input tegangan dari PT maupun langsung. Periksa, jangan2 fuse putus.
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 14/18
9/22/13
Yujiono says:
February 14, 2013 at 6:43 am
Apa pengaruh pada generator yang memikul beban kapasitif lebih ( coor tersebut cos Q > 1 / leading ) akibat pemakaian capacitot bank terlalu besar ? Mengapa proteksi yg bekerja akibat hal tersebut di atas adalah Reverse Power Relay? Terimakasih.
Reply
Yujiono says:
February 14, 2013 at 6:45 am
Apa pengaruh pada generator yang memikul beban kapasitif lebih ( cos Q > 1 / leading ) akibat pemakaian capacitot bank terlalu besar ? Mengapa proteksi yg bekerja akibat hal tersebut di atas adalah Reverse Power Relay? Terimakasih.
Reply
dahono says:
February 21, 2013 at 2:15 am
Mana ada cos Q>1. Nilai cos Q maksimum satu. Kalau banyak memakai kapasitor maka cos Q akan mengecil tetapi leading. Alat yang dipakai untuk proteksi generator terhadap kondisi ini adalah loss of field protection, bukan reverse power relay.
Reply
ridho says:
February 18, 2013 at 5:19 pm
misi pak, mau nanya juga.. ada tugas dari guru.. pertanyaannya gini : mengapa semakin lama kita menggunakan peralatan elektronik di rumah, tarif yang dikenakan pln smakin mahal? faktor apa yang menyebabkan seperti itu? bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?? thx pak
Reply
angin165 says:
February 18, 2013 at 5:29 pm
Karena kalau kita pakai peralatan lama, energi listrik yang kita pakai juga semakin banyak sementara kita bayar ke PLN itu atas pemakaian energi listrik dari PLN, jadi ya tagihan listrik dari PLN akan lebih mahal
Reply
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/
15/18
9/22/13
dahono says:
February 21, 2013 at 2:18 am
Yang kita bayar ke PLN adalah tagihan energi listrik dengan satuan kWh (kilowatt-hour). Jadi energi adalah perkalian antara daya (dengan satuan kilowatt atau ribuan watt) dengan waktu (dengan satuan jam). Untuk daya yang sama, maka kita akan bayar semakin mahal jika waktunya bertambah panjang.
ridho says:
February 18, 2013 at 6:07 pm
apa ada jalan alternatif supaya tagihan listrik tidak mahal namun pemakaian peralatan elektronik tetap normal?? thx pak
Reply
angin165 says:
February 18, 2013 at 6:37 pm
Ada banyak cara, diantaranya (1) memakai peralatan listrik yg rendah konsumsi energinya (misalnya memilih lampu TL daripada lampu bohlam akan memberikan penerangan yg sama tetapi konsumsi energinya lebih rendah, memilih penyejuk udara AC yg memiliki pengaturan suhu, dsb) (2) mengurangi pemakaian listrik yang tidak perlu (misal mematikan lampu kamar mandi kalau tidak dipakai, dsb)
Reply
dahono says:
February 21, 2013 at 2:20 am
Karena energi adalah daya dikalikan waktu maka cara untuk mengurangi energi adalah dengan memperkecil daya atau memperkecil waktu atau memperkecil keduanya. Memperkecil daya dilakukan dengan menggunakan lampu hemat energi. Memperkecil waktu dilakukan dengan hanya menyalakan lampu saat diperlukan. M. Yusuf Wibisono says:
February 21, 2013 at 2:00 pm
ada satu hal yang harus diketahui, bahwa tarif PLN itu dibuat per blok. misal: 30kWh pertama harganya Rp 690, 30kWh kedua harganya Rp 750, setelah itu harganya 800 (misalkan). jadi tarifnya itu tidak flat. semakin banyak dipakai akan semakin mahal. kalau pengen yang harganya flat, ganti pakai prabayar aja.
ridho says:
February 19, 2013 at 8:57 am
makasih bapak buat sharing ilmunya. smoga bermanfaat bagi kita semua..:D
Reply
izin bertanya pak , bagaimana karakteristik leading dan lagging pada motor induksi serta pada generator induksi pak ? terima kasih sebelumnya
Reply
dahono says:
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 16/18
9/22/13
March 25, 2013 at 8:54 am
Mesin induksi, baik bekerja sebagai motor maupun generator, selalu memerlukan daya reaktif (lagging). Oleh sebab itu jika ingin digunakan sebagai generator, diperlukan kapasitor untuk mensuplai kebutuhan daya reaktif generator itu sendiri dan juga untuk bebannya.
Reply
albert says:
May 17, 2013 at 5:35 am
iwan says:
May 19, 2013 at 11:26 am
saya mempunyai pembangkit skala kecil dengan cos phi 0,9 dan kVar 130.jarak antara pembangkit dan titik transaksi 300 meter dengan transmisi 20 kV kawat 70mm..perbedaan kw antara lokasi pembangkit dan titik transaksi 60kW..apakah ini normal? banyak yg bilang agar saya menambah kapasitor untuk memperbaiki faktor daya atau menstabilkan cos phi.maklum saya bukan orang elektro
Reply
dahono says:
May 21, 2013 at 1:21 am
cos phi 0,9 cukup baik. losses 60 kW itu berapa persen ya dibanding kapasitas pembangkitnya? kalau jaraknya pendek, satu-satunya cara untuk mengurangi losses adalah dengan memperbesar ukuran konduktornya
Reply
iwan says:
May 21, 2013 at 8:40 am
kapasitas pembangkit kami adalah 320kW.ukuran konduktor diperbesar sampai berapa ya pak?
Reply
Nice post and comment, seharusnya bisa dibikin forum khusus untuk membahas tiap topik yang ada. Jadi bisa sharingsharing ilmu antar electrical engineer
Reply
parulian says:
May 29, 2013 at 9:06 am
saya ada beberapa pertanyaan,. 1. apa penyebab cos phi 0,5, bahkan dibawah, apakah itu normal. 2. drop tegangan terjadi hingga 190V dari tegangan 230V, capasitas kabel sudah disesuaikan standar dengan jarak. 3. tegangan 230V naik hingga 300V dalam kondisi 2generator ON, pemutusan arus menggunakan Handle switch.
Reply
dahono says:
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/ 17/18
9/22/13
June 1, 2013 at 12:20 am
@ Iwan, ya dihitung berapa arusnya terus dilihat di Tabel kabel. @parulian: jelas cos phi kurang dari 0,5 sangat buruk dan tidak normal. Penyebabnya ya mesti dilihat bebannya apa saja. Pada saat motor dan trafo beban nol, cos phi juga sangat rendah. Pertanyaan nomer 3 kurang jelas
Reply
tjatur says:
July 6, 2013 at 8:31 am
Dear, saya ingin memastikan saja, dalam suatu jaringan listrik yang terdiri dari sumber PLN melalui step-down trafo dan sumber listrik cadangan genset, keduanya dipilih secara otomatis melalui sebuah panel ATS (Automatc Transfer Switch). pertanyaan saya adalah pemasangan capacitor bank sebaiknya di output trafo (pada input ATS) atau setelah output ATS yang artinya pada saat PLN off mka capasitor bank akan menjadi beban bagi genset. mohon arahannya utk letak pemasangan capasitor bank tersebut dan akibatnya/sampingan jika dipasang sbg beban genset. (setelah panel ATS) terimakasih.
Reply
Saya punya data beban dari jardis IEEE 33 bus bahwa pada bus 1 memiliki beban dengan nilai P=60 kW dan Q=35 kVAR. Yang saya mau tanyakan, Q yang dimaksud dalam data IEEE tersebut maksudnya daya reaktif induktif (QL) atau kapasitif (QC) ya? Termasuk beban statis atau dinamis kah beban tersebut? Mohon penjelasannya. Trima kasih..
Reply
dahono2008 says:
September 2, 2013 at 10:52 am
Sudah pasti daya reaktif induktif. Kecuali kapasitor, tidak ada beban yang leading. kalau soal beban statis dan dinamis tidak bisa disimpulkan hanya dari dua data tersebut.
Reply
Luthfi says:
September 10, 2013 at 11:07 pm
hampir sama seperti pertanyaan bang adhi..kalo saya punya data jardis nilai P=14.35MW sedang nillai Q=13.32Mvar lalu setelah d loadflow dengan penambahan 4 buah DG nilai P menjadi 11.35 dan Q menjadi -0.81.. Nilai Q=-0.81 itu artinya si daya reaktif menyerap ato mensuplay ya mas? mhon penjelasannya
Reply
dahono says:
September 12, 2013 at 8:31 am
Mensuplai
Reply
Konversi ITB
The Twenty Ten Theme. Blog at WordPress.com.
konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/
18/18