IDENTITAS
Nama Jenis Kelamin Umur Suku Bangsa Tempat / tanggal lahir Agama Alamat Pendidikan : An. K : Perempuan : 2 tahun 6 bulan : Betawi : Jakarta, 25 Februari 2011 : Islam : Jl.Puji no:43 :-
Ayah
Nama : Tn. J Agama : Islam Alamat : Jl.Puji no :4 Pekerjaan : wiraswasta Penghasilan :Rp 2.000.000,-/bulan Agama : Islam Suku Bangsa : betawi
Ibu
Nama : Ny.A Agama : Islam Alamat : Jl.Puji no :4 Pekerjaan : Ibu rumah tangga Penghasilan : Agama : Islam Suku Bangsa : betawi
ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis dengan Ibu kandung pasien. Lokasi
Tanggal / waktu Tanggal masuk
: Bangsal lantai V Timur, kamar 510 : 12 September 2013 pk. 15.30 WIB : 12 September 2013
KELUHAN UTAMA
KELUHAN TAMBAHAN
Demam sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit Batuk sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
PERJALANAN
12/09/13 08.30,IGD RSUD Budhi Asih Demam 40 OC kemudian Kejang 10 menit Setelah kejang pasien menangis
11/09/13 demam
12/09/13 05.30 : kejang 5 menit, diawali demam, setelah demam pasien tertidur
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi I : Umur 5 bulan (Normal: 5-9 bulan) Gangguan perkembangan mental : Tidak ada Psikomotor Tengkurap Duduk Berdiri bulan) Berjalan Bicara
: : :
: :
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Perkembangan pubertas
Rambut pubis Payudara Menarche : belum : belum : belum
RIWAYAT MAKANAN
RIWAYAT MAKANAN
RIWAYAT IMUNISASI
Vaksin
BCG DPT / PT Polio
Dasar ( umur )
1 bulan 2 bulan 0 bulan 4 bulan 2 bulan 6 bulan 4 bulan
Ulangan ( umur )
Campak
Hepatitis
0 bulan
1 bulan
9 bulan
6 bulan
RIWAYAT KELUARGA
a. Corak Reproduksi
N Tanggal lahir o (umur)
10 Agustus
Jenis kelamin
Hidup
Lahir mati
Abortus
Mati (sebab)
Keterangan kesehatan
1. 2006
Perempuan
Sehat (Pasien)
Sehat (pasien)
RIWAYAT PERNIKAHAN
AYAH IBU Nama :Ny. A Perkawinan ke-: 1 Umur saat menikah: 19 Pendidikan terakhir: SMP Agama : Islam Suku bangsa : Betawi Keadaan kesehatan : Sehat Kosanguinitas: Penyakit, bila ada : Riwayat kejang demam satu kali, saat usia satu tahun
Nama :Tn. J Perkawinan ke-: 1 Umur saat menikah: 23 Pendidikan terakhir: SMA Agama : Islam Suku bangsa : Betawi Keadaan kesehatan : Sehat Kosanguinitas: Penyakit, bila ada :-
Umur -
Penyakit Penyakit Jantung Penyakit ginjal Penykait darah Radang paru Tuberkulosis Lain,
Umur -
Kesimpulan: pasien pernah menderita keluhan seperti sekarang, yaitu kejang demam, saat pasien kejang pasien juga mengalami diare. Kejang terjadi dua kali, yang pertama dibulan januari 2013 dan yang kedua dibulan agustus 2013, dengan sifat dan durasi yang sama dengan kejang sekarang.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Kesan Sakit Kesadaran Kesan Gizi Keadaan lain
Data Antropometri Berat Badan sekarang Lingkar Kepala Tinggi Badan Lingkar Lengan Atas
: : : :
12,5 kg 47 cm 88 cm 16 cm
PEMERIKSAAN FISIK
Status Gizi BB / U = 12,5 /14 x 100 % = 89 % ( Gizi Baik ) TB / U = 88 / 92 x 100 % = 95 % (Gizi Baik ) BB / TB = 12,5 / 13 x 100 % = 96 % ( Gizi Baik )
Tanda Vital Nadi : 121x /menit, kuat, isi cukup, ekual kanan dan kiri, regular Nafas : 40 x / menit Suhu : 38 O C, axilla (diukur dengan termometer air raksa)
STATUS GENERALIS
: Normocephali (LK: 47cm) : Rambut hitam, distribusi merata dan tidak mudah dicabut, cukup tebal : Wajah simetris, tidak ada pembengkakan, luka atau jaringan parut
: Visus : tidak dinilai Ptosis Sklera ikterik : -/Lagofthalmus Konjunctiva anemis : -/Cekung Exophthalmus : -/Kornea jernih Strabismus : -/Lensa jernih Nistagmus : -/Pupil Refleks cahaya : langsung +/+ , tidak langsung +/+
PEMERIKSAAN FISIK
TELINGA : Bentuk : normotia Tuli : -/Nyeri tarik aurikula : -/Nyeri tekan tragus : -/Liang telinga : lapang Membran timpani : sulit dinilai Serumen : -/Refleks cahaya : sulit dinilai Cairan : -/HIDUNG : Bentuk: simetris Sekret Mukosa hiperemis
: -/: -/-
::-
PEMERIKSAAN FISIK
BIBIR : Simetris saat diam, mukosa berwarna merah muda, kering (-), sianosis (-) MULUT : Oral higiene baik, gigi caries (-), trismus (-), mukosa gusi dan pipi : merah muda, hiperemis (-), ulkus (-), halitosis (-), lidah : normoglosia, ulkus (-), hiperemis (-) massa (-) TENGGOROKAN : tonsil T 1 - T 1 tidak hiperemis, kripta tidak melebar, detritus (-), faring hiperemis (+), ulkus (-) massa (-) LEHER : Bentuk tidak tampak kelainan, tidak tampak pembesaran tiroid maupun KGB, tidak tampak deviasi trakea, tidak teraba pembesaran tiroid maupun KGB, trakea teraba di tengah
THORAKS
Inspeksi : Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, pembesaran KGB aksila -/- , tidak ditemukan efloresensi pada kulit dinding dada Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan
Iinspeksi : ictus cordis terlihat pada ICS V linea midclavicularis kiri, pulsasi abnormal (-)
Palpasi :
teraba ictus cordis pada ICS V linea midclavicularis kiri,denyut kuat
Perkusi :
jantung dalam batas normal
Auskultasi :
bunyi jantung I-II reguler, punctum maksimum pada ICS V 1 cm linea midclavicularis kiri, murmur (-), gallop (-)
THORAKS
INSPEKSI: Bentuk simetris pada saat statis dan dinamis, pernafasan tertinggal (-), pernafasan abdomino-torakal, retraksi, (-) pembesaran KGB aksila -/- , efloresensi(-), ictus cordis ICS V linea midclavicularis kiri, pulsasi abnormal (-) PALPASI: nyeri tekan(-) ,benjolan(-), gerak napas simetris, vocal fremitus sama kuat kanan dan kiri, teraba ictus cordis pada ICS V linea midclavicularis kiri, denyut kuat
AUSKULTASI : suara napas vesikuler, reguler, ronchi -/-, wheezing -/-, BJ I-II reguler, m(-), g(-)
ABDOMEN
INSPEKSI: datar, efloresensi (-), gerakan peristaltik (-)
ANOGENITALIA : jenis kelamin perempuan, tanda radang (-), ulkus (-), sekret (-), fissura ani (-) KGB : Preaurikuler : tidak teraba membesar Postaurikuler : tidak teraba membesar Submandibula : tidak teraba membesar Supraclavicula : tidak teraba membesar Axilla : tidak teraba membesar Inguinal : tidak teraba membesar ANGGOTA GERAK : Ekstremitas : akral hangat ++/++ Tangan Kanan Kiri Tonus otot normotonus normotonus Sendi aktif aktif Refleks fisiologis (+) (+) Refleks patologis (-) (-) Lain-lain oedem (-) oedem (-) Kaki Tonus otot Sendi Refleks fisiologis Refleks patologis Lain-lain Kanan normotonus aktif (+) (-) oedem (-) oedem (-) normotonus aktif (+) (-) Kiri
(-)
Kernig Laseq Bruzinski I Bruzinski II B. Saraf cranialis - N. I (Olfaktorius) Tidak dapat dilakukan pemeriksaan - N. II dan III (Opticus dan Occulomotorius) Pupil isokor, RCL +/+, RCTL +/+ - N. IV dan VI (Trochlearis dan Abducens) Tidak dapat dilakukan pemeriksaan - N. V (Trigeminus) Tidak dapat dilakukan pemeriksaan Sensorik: - cabang oftalmik: tidak dapat dilakukan pemeriksaan
STATUS NEUROLOGIS
Refleks kornea (+/+) - cabang maksilaris: tidak dapat dilakukan pemeriksaan - cabang mandibularis: tidak dapat dilakukan pemeriksaan - N. VII (Facialis) Wajah simetris Motorik: tidak dapat dilakukan pemeriksaan Sensorik: tidak dapat dilakukan pemeriksaan - N. VIII (Vestibulo-kokhlearis) Tidak dapat dilakukan pemeriksaan - N. IX, X (Glosofaringeus, Vagus) Tidak dapat dilakukan pemeriksaan - N. XI (Aksesorius) Tidak dapat dilakukan pemeriksaan - N. XII (Hipoglosus) Tidak dapat dilakukan pemeriksaan
KULIT : warna sawo matang merata, anemis (-), tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit baik, lembab, pengisian kapiler < 2 detik, petechie (-) TULANG BELAKANG : bentuk normal, tidak terdapat deviasi, benjolan (-), ruam (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
HEMATOLOG I Darah Lengkap Leukosit Hb Ht Trombo Hasil 9.2 rb/ uL 11.8 g/dL 36 % 295 rb/uL Nilai Normal 6-17 10.8-12.8 35-43 217-497
RESUME
OS laki-laki, usia 1 tahun 7 bulan datang datang ke IGD RSUD Budhi Asih dengan keluhan kejang sejak 10 menit SMRS (pk 22.00). Sebelum kejang OS demam hilang timbul. OS demam tinggi 39,8C dan langsung kejang 5 menit, kejang kaku pada kedua lengan mata mendelik keatas, saat kejang OS tidak menangis, keluar cairan berbusa dari mulut OS warna bening, jumlah sedikit, lidah tidak tergigit. Kemudian kejang kedua, kejang seluruh tubuh berlangsung 8 menit, mata mendelik keatas, saat kejang OS tidak menangis, keluar cairan berbusa dari mulut OS warna bening, jumlah sedikit. Lidah tidak tergigit. Kemudian OS diberi obat lewat anus. Setelah kejang OS menangis. 3 bulan yang lalu OS juga merasakan hal seperti ini, kejang yang didahului demam yang tinggi, berlangsung 1x 5 menit. batuk pilek (+) sejak 2 hari yang lalu, mual muntah (-), Nafsu makan OS menurun. Penurunan berat badan (-). Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu meningkat 37,6C, hidung terdapat sekret dan pengukuran BB/TB didapatkan gizi kurang
DIAGNOSIS BANDING
Kejang demam kompleks berulang
Epilepsi
DIAGNOSIS KERJA
Kejang demam kompleks berulang ISPA
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa Tirah baring Observasi tanda-tanda vital Kompres air hangat bila demam
Medikamentosa
Rawat inap IVFD Kaen 1 B 3 cc/kgBB/jam Paracetamol 4x100 mg/Kg/BB/ hari Diazepam 3x1,5 (Salbutamol 0,6 mg + Ambroxol 5 mg + CTM 0,8 mg) 3x1
PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam Ad fungtionam: dubia ad bonam Ad sanationam: dubia ad bonam
FOLLOW UP
Tgl S O A P
25/6/13
Kejang (-) -Demam(-) -Muntah (-) -Batuk(+) -Flu(+) -BAB 2x, normal -BAK kuning jernih
Kepala: normocephali Mata: cekung(-/),CA(-/-), Hidung: NCH-/-, secret +/+ Mulut: tonsil T1T1, uvula di tengah,hiperemis( -) Leher: KGB dan tiroid: ttm Thorax: C/ BJI-II reg, m(-),g(-) P/ BND vesik+/+,rh-/-,wh/Abdomen:supel, BU(+) 3x/menit,turgor baik Ekstremitas: CRT< 2
-IVFD Kaen 1 B 3 cc/kgBB/jam -Diazepam 3x1,5 -PP 3x1 -(Salbutamol Ambroxol, CTM) 3x1
S -Kejang (-) -Demam(-) -Muntah (-) -Batuk(+) -Flu(+) -BAB 1x, normal -BAK kuning jernih
O Kepala: normocephali Mata: cekung(-/),CA(-/-), Hidung: NCH-/-, secret +/+ Mulut: tonsil T1T1, uvula di tengah,hiperemi s(-) Leher: KGB dan tiroid: ttm Thorax: C/ BJI-II reg, m(-),g(-) P/ BND vesik+/+,rh-/,wh-/Abdomen:supel, BU(+) 3x/menit,turgor baik Ekstremitas:
P -IVFD Kaen 1 B 3 cc/kgBB/jam -Diazepam 3x1,5 -PP 3x1 -(Salbutamol Ambroxol, CTM) 3x1
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Seizure? Cetusan aktivitas listrik abn, mendadak, sementara ksadaran, tonik, klonik Konvulsi? gerakan mendadak otot2, tdk dpt dikendalikan (sering dikenal sbg kejang)
Epidemiologi
KD: 2-4% di AS, Amerika Selatan, Eropa barat Asia dilaporkan >tinggi 20 % KDK Umumnya KD timbul pada usia 2 th(17-23 bl) Laki2>perempuan
Faktor Resiko
Demam Riwayat KD pd ortu/saudara kandung Perkembangan terlambat Problem pd masa neonatus Kadar Na Setelah KD pertama : 33% 1x rekurensi, 9 % 3x rekurensi/>
KLASIFIKASI
Dulu Livigston KDS & epilepsi yg diprovokasi demam tdk lagi digunakan Kriteria Livingstone yg dimodifikasi: 1. Umur anak ketika kejang antara 6 bulan dan 4 tahun. 2. Kejang hanya berlangsung sebentar saja, tidak lebih dari 15 menit. 3. Kejang bersifat umum. 4. Kejang timbul setalah 16 jam pertama setelah timbulnya demam. 5. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal. 6. Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak menunjukkan kelainan. 7. Frekuensi bangkitan kejang didalam 1 tahun tidak melebihi 4 kali.
Kejang demam Sederhana: menyeluruh, <15 menit, berulang dalam 24 jam Kejang Demam Kompleks: fokal >15 mnt, berulang dlm waktu singkat
ETIOLOGI
Belum diketahui scara pasti Sering disebabkan ISPA, OM, pneumonia, GE, ISK Kejang tidak selalu karena suhu tinggi
PATOFISIOLOGI
suhu 1 C metab. Basal 10-15 % dan kebutuhan O2 20 %. Pd anak 3 th sirkulasi otak mencapai 65 % dr sluruh tbh dibandingkan org dws (15%) Pd kenaikan suhu tbh trtnt perubahan keseimbangan membr. Sel neuron difusi ion K,Na lepas muatan listrik meluas ke seluruh sel&sekitarkejang
Ambang kejang tiap anak berbeda Ambang kejang rendah T:38 C kejang Ambang kejang tinggiT: 40 C/> kejang Terulangnya KD > sering pd ambang kejang rendah
kebutuhan O2 & energi u/kontraksi ot.skelet hipoksemia, hiperkapne, asam laktat( dsbabkan o/ metab. Anaerobik), hipotensi arterial +denyut jantung tdk teratur & suhu tubuh makin akibat aktivitas otot pan metaolisme otak kerusakan neuron otak KD lama kelainan anatomis otak epilepsi
Manifestasi Klinis
Tonk klonik bilateralklonik, fokal/akinetik Mata mendelik ke atas+ kekakuaan aura
G. Manifestasi klinis tonik-klonik bilateral, tonik, klonik, fokal atau akinetik, mata terbalik keatas dengan disertai kekakuan atau kelemahan, gerakan semakin berulang tanpa didahului kekakuan atau hanya sentakan atau kekakuan fokal. kurang dari 6 menit ,lebih dari 15 menit. Seringkali kejang berhenti sendiri. Setelah kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit, anak kembali terbangun dan sadar kembali tanpa defisit neurologis. hemiparesis sementara (hemiparesis Todd) hari. Hemiparesis yang menetap. Bangkitan kejang yang lama lebih sering terjadi pada kejang demam yang pertama. Jika kejang tunggal berlangsung kurang dari 5 menit, maka kemungkinan cedera otak atau kejang menahun adalah kecil.3 Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada penderita yang sebelumnya normal. Kelainan neurologis terjadi pada sebagian kecil penderita, ini biasanya terjadi pada penderita dengan kejang lama atau berulang baik umum atau fokal. Gangguan intelek dan gangguan belajar jarang terjadi pada kejang demam sederhana. IQ lebih rendah ditemukan pada penderita
Diagnosis
1. Pungsi lumbal 2. EEG 3. Pemeriksaan Laboratorium 4. Pemeriksaan Imaging
Diagnosis Banding
Intrakranial: meningitis, ensefalitis, abses otak dan lain-lain atau Ekstrakranial. KDS atau epilepsi yang diprovokasi oleh demam. Infeksi susunan saraf pusat dapat disingkirkan dengan pemeriksaan klinis dan cairan cerebrospinal.
Perjalanan Penyakit
Mortalitas perkembangan mental dan neurologis berulangnya kejang demam risiko terjadinya epilepsi dikemudian hari. Mortalitas pada kejang demam sangat rendah, hanya rendah, hanya sekitar 0,640,74%.1
Penatalaksanaan
1. fase akut Pada waktu kejang pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan. Jalan nafas harus bebas agar oksigenasi terjamin. Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernafasan dan fungsi jantung. Suhu tubuh yang tinggi diturunkan dengan kompres air dingin dan pemberian antipiretik.2,3,9 2. Mencari dan Mengobati Penyebab 3. Profilaksis Profilaksis intermittent Profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan tiap hari ( rumatan) fenobarbital 4-5 mg/kg BB/hari dibagi dalam 2 dosis. Asam valproat dengan dosis 15-40 mg/kgBB/hari.
Profilaksis terus menerus dapat dipertimbangkan bila ada 2 kriteria ( termasuk poin 1 atau 2) yaitu: Sebelum kejang demam yang pertama kelainan neurologis Kejang demam >15 menit, fokal, atau diikuti oleh kelainan neurologis sementara atau menetap. riwayat kejang tanpa demam pada ortu/saudara kandung. Bila KD< 12 bulan / terjadi kejang multipel dalam satu episode demam. Bila hanya memenuhi satu kriteria saja dan ingin memberikan pengobatan jangka panjang, maka berikan profilaksis intermittent yaitu pada waktu anak demam dengan diazepam oral atau rektal tiap 8 jam disamping antipiretik.1,3
ALGORITMA PENGOBATAN MEDIKAMENTOSA SAAT KEJANG 11 5 15 menit KEJANG Perhatikan jalan nafas, kebutuhanO2 atau bantuan pernafasan Bila kejang menetap 3-5 menit, Diazepam rektal 0,5mg/kg dosis 5 - 10 kg > 10 kg : 10 mg rektiol Atau Diazepam intravena dosis rata-rata (0,2 0,5 mg/kg/dosis) dapat diulang dengan dosis/cara yang sama dengan interval 5 - 10 menit 15 20 menit Pencarian akses vena dan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi
Kejang ( - )
Kejang ( + ) Fenitoin IV (15-20mg/kg) diencerkandgn NaCl 0,9% diberikan selama 20-30 menit atau dengan kecepatan 50mg/menit
Kejang ( - ) Dosis pemeliharaan Fenobarbital IVIM 5-7 mg/kg diberikan 12 jam kemudian
Kejang ( + ) Perawatan Ruang Intensif Pentobarbital IV 5-15mg/kg bolus atau Midazolam 0,2 mg/kg
Rujukan
KDK Hiperpireksia Usia < 6 bulan KD pertama Dijumpai kelainan neurologis
Prognosis
penanggulangan yang tepat dan cepat prognosisnya baik . 2 penyelidikan masing-masing mendapat angka kematian 0,46% dan 0,74%. Dari penelitian yang ada, frekuensi terulangnya kejang berkisar antara 25%-50% yang umumnya terjadi pada 6 bulan pertama.
Pencegahan
diazepam oral/rektal