1 Latar Belakang Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input menjadi output, perusahaan tidak hanya menentukan input apa yang diperlukan, tatapi juga harus mempertimbangkan harga dari input-input tersebut yang merupakan biaya produksi dari output. Sehingga, biaya produksi adalah cerminan dari produksi itu sendiri. Jika produksi mengarah pada jumlah input yang dipakai dan berapa jumlah output yang dihasilkan, maka biaya produksi lebih mengarah pada berapa jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan input tersebut. Biaya produksi sangat penting peranannya bagi perusahaan dalam menentukan jumlah output, sehingga pemahaman akan biaya produksi sangat diperlukan oleh seorang pengusaha dalam merencanakan berapa jumlah output yang nantinya akan dihasilkan. Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Perhitungan Break Even Point digunakan untuk membantu menetapkan sasaran dan tujuan perusahaan. Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. 1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimanakah klasifikasi biaya produksi yang terdapat di Joy Laundry? b. Bagaimanakah perhitungan BEP (Break Even Poin) dalam rupiah pada Joy Laundry? 1.3 Tujuan dan Manfaat a. Mengidentifikasi klasifikasi biaya produksi yang terdapat di Joy Laundry.
b. Mempraktikkan metode penghitungan BEP (Break Even Poin) dalam rupiah pada Joy Laundry. c. Mengidentifikasi BEP (Break Even Poin) dalam rupiah pada Joy Laundry.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Biaya Produksi Biaya produksi adalah suatu pengorbanan atau penyerahan sumbersumber daya atau ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu di masa yang akan datang. 2.2 Klasifikasi Biaya Produksi 2.2.1 Klasifikasi biaya berdasarkan perubahan skala produksi 1. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang dihasilkan. Misalnya biaya penyusutan mesin. Biaya penyusutan ini tidak tergantung pada apakah mesin digunakan pada kapasitas penuh, setengah kapasitas atau bahkan tidak digunakan. Biaya tetap harus dikeluarkan sebesar penyusutan yang diteteapkan per tahunnya. 2. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan untuk menghasilkan suatu produk. Semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan. Tak heran jika biaya semakin besar. 2.2.2 Klasifikasi biaya berdasarkan fungsi produksi 1. Biaya Langsung Biaya langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk tiap unit output yang dihasilkan. Termasuk biaya langsung misalnya adalah biaya untuk membeli bahan baku, biaya tenaga kerja yang langsung menangani produksi. 2. Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan, tetapi tidak bisa dihitung untuk tiap unit produk yang dihasilkan karena
adanya unsur-unsur biaya penggunaan fasilitas bersama. Biaya tidak langsung ini disebut pula overhead cost. Contohnya dalam produksi pakaian, yang termasuk biaya tidak langsung adalah gunting, jarum, methline, penggaris dan mesin jahit. 2.2.3 Klasifikasi biaya berdasarkan lama penggunaannya 1. Biaya Investasi (Insvestment Cost) Biaya yang digunakan untuk memulai suatu usaha. Biaya investasi ini bersifat tetap (fixed) dan harus dikeluarkan di tahun ke-0 sebelum melakukan usaha. Contoh : biaya tanah, bangunan, mesin dan peralatan serta perizinan yang diperlukan. Sedangkan pada perusahaan peci sebelum memulai usahanya, perusahaan memerlukan tempat untuk proses produksi. 2. Biaya Operasional (Operational Cost) Biaya yang dikeluarkan secara rutin yang berhubungan dengan operasi bisnis ataupun untuk pengoperasian komponen, perangkat, peralatan atau fasilitas. Besarnya biaya operasional ini tergantung pada jumlah yang akan diproduksi. Semakin banyak jumlah bahan baku yang diproduksi maka biaya operasional akan semakin tinggi. Oleh karena itu, biaya operasional umumnya merupakan biaya tidak tetap (variable cost) yang terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. 3. Biaya Pemeliharaan (Maintenance Cost) Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga agar system yang ada dapat berjalan sebagaimana mestinya dan juga untuk dapat mengendalikan biaya baik untuk pencegahan maupun perbaikan jika terjadi kerusakan. 2.3 Definisi BEP (Break Even Poin) dan Rumus BEP dalam Rupiah BEP (Break Even Poin) adalah suatu keadaan perusahaan dimana dengan keadaan tersebut perusahaan tidak mengalami kerugian juga perusahaan tidak mendapatkan laba sehingga terjadi keseimbangan atau impas. hal ini bisa terjadi bila perusahaan dalam pengoperasiannya
menggunakan biaya tetap dan volume penjualannya hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Rumus BEP dalam Rupiah
Keterangan FC VC P S
: Biaya tetap : Biaya variabel per unit : Harga jual per unit : Penjualan
BEP (Rp) : Jumlah untuk produk yang dihasilkan impas dalam rupiah
BAB III PEMBAHASAN 3.1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Daftar Klasifikasi Biaya Produksi Joy Laundry Tabel 1 Fixed Cost dan Variabel Cost Joy Laundry Jenis Mesin Cuci 2 unit Mesin Pengering 2 unit Kapstock 96 unit Alat Penjemur 4 unit Meja Setrika 1 unit Meja Cucian 8 unit Keranjang Cucian 8 unit Setrika 2 unit Timbangan Cucian 1 unit Biaya Air Biaya Listrik Biaya Pembelian Deterjen Biaya Pembelian Pengharum Cucian Biaya Pembelian Pengharum Setrika Plastik dan Kresek Ember Plastik 5 unit Penjepit Baju (100 pcs) Depresiasi Mesin dan Peralatan TOTAL FC Rp 9.000.000,Rp 6.000.000,Rp 160.000,Rp 400.000,Rp 200.000,Rp 400.000,Rp 320.000,Rp 220.000,Rp 95.000,VC
Rp 110.000,Rp 222.000,Rp 160.000,Rp 450.000,Rp 200.000,Rp 350.000,Rp 125.000,Rp 50.000,Rp 500.000,Rp 17.470.000,-
1.492.000,-
Tabel 2 Direct Cost dan Indirect Cost Joy Laundry No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jenis Mesin Cuci 2 unit Mesin Pengering 2 unit Kapstock 96 unit Alat Penjemur 4 unit Meja Setrika 1 unit Meja Cucian 8 unit Keranjang Cucian 8 unit Setrika 2 unit Timbangan Cucian 1 unit Biaya Air Biaya Listrik Upah Tenaga Keja 2 orang Biaya Pembelian Deterjen Biaya Pembelian Pengharum Cucian DC ID Rp 9.000.000,Rp 6.000.000,Rp 160.000,Rp 400.000,Rp 200.000,Rp 400.000,Rp 320.000,Rp 220.000,Rp 95.000,-
No 15 16 17 18 19
Jenis Biaya Pembelian Pengharum Setrika Ember Plastik 5 unit Penjepit Baju (100 pcs) Kipas Angin Gunting TOTAL
DC Rp 200.000,-
Rp 2.042.000,-
Tabel 3 Investment, Operational dan Maintenance Cost Joy Laundry No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jenis Mesin Cuci 2 unit Mesin Pengering 2 unit Kapstock 96 unit Alat Penjemur 4 unit Meja Setrika 1 unit Meja Cucian 8 unit Keranjang Cucian 8 unit Setrika 2 unit Timbangan Cucian 1 unit Biaya Air Biaya Listrik Upah Tenaga Keja 2 orang Biaya Pembelian Deterjen Biaya Pembelian Pengharum Cucian Biaya Pembelian Pengharum Setrika Sewa Tempat Servis Mesin dan Peralatan Plastik dan Kresek Pulsa Nota TOTAL 3.2 Investment Cost Rp 9.000.000,Rp 6.000.000,Rp 160.000,Rp 400.000,Rp 200.000,Rp 400.000,Rp 320.000,Rp 220.000,Rp 95.000,Rp 110.000,Rp 222.000,Rp 900.000,Rp 160.000,Rp 450.000,Rp 200.000,Rp 10.000.000,Rp 2.500.000,Rp 350.000,Rp 200.000,Rp 150.000,Rp 1.842.000,Operational Cost Maintenance Cost
Rp 27.970.000,-
Rp 2.500.000,-
Penghitungan Biaya Total Produksi (TC) 3.2.1 Berdasarkan Skala Produksi TC = FC + VC = Rp 17.470.000,- + 1.492.000,= Rp 18.962.000,-
Keterangan : TC = Total cost FC = Fixed cost VC = Variable cost 3.2.2 Berdasarkan Fungsi Produksi TC = DC + IDC = Rp 2.042.000,- + Rp 17.320.000,= Rp 19.362.000,Keterangan : TC = Total cost IDC = Indirect cost DC = Direct cost 3.3 Penghitungan BEP (Break Even Point) dalam Rupiah Untuk menghitung lebih lanjut mengenai berapa target yang harus dicuci /bulan agar BEP tercapai, maka diasumsikan bahwa laundry hanya mencuci satu macam tipe saja/ tanpa adanya perbedaan produk jasa. Hal ini untuk memudahkan dalam perhitungan. Dengan analisa bahwa mesin kapasitasnya adalah 5 kg dan waktu mencuci + mengeringkan sekitar 60 menit dan mesin yang dipunyai berjumlah 2 pasang (mesin cuci + dryer) maka per hari (9 jam kerja aktif) target yang dicuci adalah 90 kg ( dengan 2 mesin bekerja). Dengan menggunakan perhitungan pada buku ekonomi teknik bahwa agar tercapai nilai BEP maka total pendapatan dari pakaian yang dicuci harus sama dengan ongkos total dari mencuci pakaian tersebut. Tabel 4 Kapasitas Produksi dan Total Harga Tiap Layanan Laundry No 1 2 3 4 Kapasitas Produksi (per 2 hari) Cuci Kering 20 Kg Cuci Setrika 25 Kg Cuci Basah 10 Kg Setrika 2 Kg Jumlah Total Harga Jual (Rp) 40.000 80.000 12.000 4.000 136.000
2.040.000
BEP (RP)
Jadi, agar usaha jasa Joy Laundry dapat mencapai titik impas/ Break Event point (BEP), perusahaan harus memperoleh pendapatan sebesar Rp. 363.662.900,-. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk mencapai BEP jika diperkirakan dalam hitungan bulan dapat dicari dengan membagi BEP dengan pendapatan per bulan, hasilnya yaitu 178 bulan.
BAB IV PENUTUP Kesimpulan a. Fixed Cost dari usaha jasa Joy Laundry sebesar Rp 17.470.000,- dan Variable Cost Sebesar 1.492.000. b. Indirect Cost usaha jasa Joy Laundry sebesar Rp 2.042.000,- dan Direct Cost yakni Rp 17.320.000,-. c. Investment, Operational dan Maintenance Cost usaha jasa Joy Laundry yaitu Rp 27.970.000,-, Rp 1.842.000,- dan Rp 2.500.000,-. d. Biaya total produksi usaha jasa Joy Laundry menurut skala produksi sebesar Rp 18.962.000,- sedangkan menurut fungsi sebesar Rp 19.362.000,-. e. Usaha jasa Joy Laundry dapat mencapai titik impas/ Break Event point (BEP) ketika memperoleh pendapatan sebesar Rp. 363.662.900,-. Waktu yang diperlukan untuk mencapai BEP jika diperkirakan dalam hitungan bulan yaiti 178 bulan.
10