Anda di halaman 1dari 2

1.

Current Ratio (CR) Rasio lancar (Current Ratio) merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. CR ini menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Tidak ada ketentuan yang mutlak tentang berapa tingkat CR yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan karena biasanya tingkat CR ini juga sangat tergantung kepada jenis usaha dari masing-masing perusahaan. CR merupakan indikator sesungguhnya dari likuiditas perusahaan, karena perhitungan tersebut mempertimbangkan hubungan relativ antara aktiva lancar dengan utang lancar untuk masing-massing perusahaan. Perusahaan menghasilkan laba, laba perusahaan yang dibagikan disebut deviden, dan yang tidak dibagikan yaitu laba ditahan. Laba ditahan masuk di Current Asset semakin mudah perusahaan itu membayar utang, dan semakin tinggi CR menunjukkan perubahan laba yang tinggi pula. Current Ratio Nilai Current Ratio PT. Mitra Adiperkasa Tbk dari tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah aktiva lancar perusahaan dilihat dari investasi Sementara, Pajak Dibayar Dimuka, Piutang Usaha, persediaan dan Beban Dibayar Dimuka. Sedangkan dilihat dari sisi penurunan hanya perkiraan kas dan setara kas. Penurunan current ratio dari tahun ke tahun ini disebabkan oleh meningkatnya kewajiban lancar yang kenaikannya hampir 2X lipat dari tahun yang lalu tidak sebanding dengan kenaikan aktiva lancar sehingga kenaikan pada aktiva lancar dikatakan tidak signifikan dan tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar tidak sesuai yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan tahun 2008 mengalami penurunan. Quick Ratio Nilai Quick Ratio PT. Mitra Adiperkasa Tbk dari tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena peningkatan aktiva lancar dan persediaan dari tahun ke tahun tidak signifikan dengan kenaikan kewajiban lancar yang hampir 2X lipat dari tahun yang lalu sehingga perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan tidak memenuhi kemampuan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat likuiditas mengalami penurunan.

Cash Ratio Nilai Cash Ratio PT. Mitra Adiperkasa Tbk dari tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena penurunan pada jumlah kas yang dimiliki perusahaan dan kenaikan pada kewajiban lancar yang tidak sesuai sehingga perusahaan tidak likuid. 2. Debt ratio Dari tahun ke tahun debt rationya berangsur-angsur menurun, ini berarti resiko financial dari PT. Berlian Laju Tanker Tbk. kecil. Tetapi pada tahun 2008 debt rationya meningkat cukup banyak.

3. Debt To Equity Ratio (DR) Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang yang diberikan oleh kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan (Husnan 1997:561). Salah satu rasio yang paling banyak digunakan ialah rasio utang terhadap equitas. Besarnya utang terdapat dalam struktur modal perusahaan sangat penting untuk memahami perimbangan antara resiko dan laba yang didapat. Utang membawa resiko karena setiap utang pada umumnya akan menimbulkan keterkaitan yang tetap bagi perusahaan berupa kewajiban membayar beban bunga besrta cicilan kewajiban pokoknya (principal) secara periodik. Kewajiban bukan suatu yang jelek jika dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya. Jika kewajiban dimanfaatkan dengan efektif dan laba yang didapat cukup untuk membayar bunga secara periodik. Dengan DER yang tinggi perusahaan menanggung resiko kerugian yang tinggi tetapi juga berkesempatan untuk memperoleh laba yang meningkat. DER yang tinggi berdampak pada peningkatan perubahan laba, berarti memebrikan efek keuntungan bagi perusahaan (Kuswadi 2005:90).

Anda mungkin juga menyukai