Anda di halaman 1dari 5

Pengaruh DPK, CAR, dan NPF terhadap Penyaluran Pembiayaan pada Bank Syariah Studi Kasus Bank Syariah

di Kota Semarang
Perbankan syariah adalah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai pihak intermediary antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Penghimpunan dana dari masyarakat atau disebut dengan dana pihak ketiga ditambah dengan modal bank syariah (CAR) selanjutnya akan disalurkan oleh bank syariah dalam bentuk pembiayaan. Risiko dari pembiayaan adalah pembiayaan bermasalah (NPF) yang merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan suatu bank dalam menentukan besarnya tingkat pembiayaan, karena NPF merupakan risiko yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kejelasan tentang besarnya pengaruh dana pihak ketika, current adequacy ratio (CAR) dan pembiyaaan bermasalah terhadap tingkat pembiayaan pada bank syariah. Sampel penelitian adalah Bank Syariah di kota Semarang, penelitian menggunakan data kuantitatif dengan skala ukur numerik. Data penelitian berupa data skunder yang diambil dari laporan keuangan publikasi bank syariah di BI periode tahun 2006 2010.

Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Risiko Pembiayaan Murabahah dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Pertumbuhan Laba Operasional pada Bank Umum Syariah di Kota Semarang
Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak hanya diperuntukan bagi umat Islam saja, tapi untuk semua kalangan masyarakat. Hal yang menyebabkan tumbuhnya bank syariah di Indonesia adalah prinsip yang digunakan bank syariah dalam kegiatan operasionalnya. Secara teori, prinsip umum perbankan syariah bertumpu pada larangan atas bunga (interest) yang sebagai alternatifnya untuk membagi keuntungan atau kerugian yang terjadi sebagai akibat kegiatan operasional diterapkanlah sistem bagi hasil (loss and profit sharing). Bank syariah sama seperti bank pada umumnya, yaitu menjalankan fungsi sebuah bank sebagai lembaga mediasi keuangan untuk menghimpun dana dan menyalurkan dana. Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi laba pada perbankan syariah, diantaranya jumlah pembiayaan. Pembiayaan merupakan kegiatan operasional utama bank syariah dalam menghasilkan pendapatan. Produk pembiayaan yang menjadi sumber penghasilan utama bank syariah, yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli ( murabahah) dan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah). Penyaluran dana melalui produk-produk pembiayaan yang dilakukan bank memiliki risiko, pada bank syariah dikenal dengan istilah pembiayaan bermasalah (NPF Non Performing Financing) sebagai rasio yang menggambarkan seberapa besar terjadinya pembiayaan bermasalah. Jumlah pembiayaan yang besar akan diikuti dengan jumlah pembiayaan bermasalah yang besar pula. Jika pendapat yang diperoleh setiap produk merata dengan perbandingan yang tidak terlalu jauh, maka akan membuat posisi bank lebih stabil dan mengoptimalkan perolehan laba. Pendapatan yang bersumber dari kegiatan operasional bank dapat mempengaruhi laba, karena biaya operasional cenderung bersifat tetap. Pertumbuhan laba pada bank syariah cenderung meningkat diduga dipengaruhi oleh pertumbuhan pendapatan yang diperoleh dari pembiayaan murabahah (margin murabahah). Jumlah pembiayaan selalu meningkat diduga akan selalu diikuti dengan peningkatan jumlah pembiayaan bermasalah (NPF). Adanya NPF akan menghilangkan

kesempatan untuk memperoleh pendapatan dan menambah biaya yang akan mengurangi perolehan laba. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diperlukan penelitian yang dapat membuktikan secara empiris, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Risiko Pembiayaan Murabahah dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Pertumbuhan Laba Operasional pada Bank Umum Syariah di Kota Semarang.

ANALISIS PENGARUH TEKNOLOGI, KUALITAS LAYANAN, DAN FOKUS NASABAH TERHADAP KEPUASAN NASABAH ( Studi Kasus pada Nasabah Bank Syariah di Semarang )
Pada prinsipnya setiap perusahaan tatkala menjual produk-produknya akan dihadapkan dengan strategi maupun teknik penjualan yang bagus, sehingga komoditas yang ditawarkannya dapat terjual dengan baik. Adapun salah satu teknik penjualan yang dimaksud adalah terkait dengan bagaimana dan seberapa tinggi kualitas pelayanan yang diberikan terhadap konsumen. Problem sentral yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini adalah bagaimana perusahaan tersebut menarik pelanggan dan mempertahankannya agar perusahaan tersebut dapat bertahan dan berkembang, tujuan tersebut akan tercapai jika perusahaan melakukan proses pemasaran. Paradigma pemasaran modern seperti ini telah bergeser, tidak hanya menciptakan transaksi untuk mencapai keberhasilan pemasaran tetapi perusahaan juga harus menjalin hubungan dengan pelanggan dalam jangka waktu yang panjang (relationship marketing). Dasar pemikiran dalam praktek pemasaran ini adalah, membina hubungan yang lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola suatu hubungan yang saling menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan. Kemajuan teknologi tentunya akan memudahkan dalam proses pelayanan. Pelayanan berbasis teknologi ini salah satunya adalah penggunaan komputer untuk pembayaran, penggunaan media transaksi elektronik guna pembayaran dengan kartu kredit, serta fasilitas jejaring sosial (online) sebagai media promosi yang murah dan cepat. Dengan adanya fasilitas ini, tentu konsumen akan semakin mudah dalam melakukan transaksi dan akan meningkatkan kepuasan konsumen. Kualitas layanan mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Dampak positif dari pelayanan yang baik akan meningkatkan kepuasan dan kesetiaan pelanggan serta keinginan untuk melakukan pembelian kembali (re-buying) yang kemudian akan mengoptimalkan keuntungan, hal ini tentunya akan meningkatkan pendapatan yang diterima selain rasa puas karena investasi dan sumber daya yang dimiliki dapat

dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin, hal inilah yang harus diperhatikan perusahaan sekarang ini. Disini fokus pelanggan mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Dimana faktor yang sangat mempengaruhi dari kepuasan pelanggan yaitu fokus pelanggan, sebab disini pelangganlah yang menjadi perhatian utama. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa konsumen yang merasa diperhatikan dengan baik akan memberikan tanggapan yang positif terhadap apa yang ia terima dan rasakan. Faktor-faktor tersebut diatas dapat diimplementasikan pada perusahaan jasa perbankan syariah. Perbankan syariah merupakan sebuah perusahaan jasa keuangan yang sedang berkembang sehingga memerlukan langkah-langkah guna meningkatkan kepuasan nasabahnya. Oleh karena itu, penulis memilih perbankan syariah sebagai tempat penelitian dengan harapan mampu memberikan manfaat bagi kemajuan perbankan syariah dari hasil penelitian yang dilakukan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merasa tertarik melakukan penelitian mengenai pengaruh faktor teknologi, kualitas layanan, dan fokus nasabah terhadap kepuasan nasabah studi kasus perbankan syariah di kota Semarang.

Anda mungkin juga menyukai