Anda di halaman 1dari 109

BAB.

I PENDAHULUAN
A. Deskripsi Modul perbaikan sistem pengapian dan komponennya bertujuan untuk mempersiapkan Siswa menjadi pelaksana pemeriksaan sistem pengapian yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan rutinitas pemeriksaan sistem pengapian. Modul ini terdiri atas tiga kegitan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang fungsi dan cara kerja komponen sistem pengapian konvensional. Kegiatan belajar 2 membahas sistem pengapian elektronik dan macammacamnya. Kegiatan belajar 3 membahas tentang: Perbaikan dan penyetelan komponen sistem pengapian. Setelah keterampilan pengapian. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang menggunakan proses pemeriksaan sistem pengapian yang ada di industri maupun dibengkelbengkel kerja meliputi: a) b) Bantu c) Melakukan pemeriksaan sistem pengapian Menyiapkan peralatan Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat-alat mempelajari modul diharapkan peserta diklat

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut: Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan tentang pekerjaan pemeriksaan sistem

Modul OPKR 50-011 B

Penekanan pembelajaran dari unit ini adalah hal-hal Araktik tentang melakukan rutinitas pemeriksaan sistem pengapian sesuai dengan spesifikasi pabrik.

standar -

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Bekerja berdasarkan prosedur operasi

Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang memadai.

B. Prasyarat Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-50-011B antara lain adalah OPKR-50-008B. C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Diklat Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain: a. uraian-uraian Bacalah dan pahami dengan seksama materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada Guru atau Instruktur yang mengampu kegiatan beiajar. b. Kerjakan tugas test formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman Rambu-rambu belajar bagi Peserta

Modul OPKR 50-011 B

yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. c. 1) 2) 3) Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori clan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini: Perhatikan keselamatan kerja yang berlaku Pahami (prosedur praktikum) dengan baik Sebelum yang diperlukan dengan cermat 4) pemakaian yang benar 5) Untuk atau Instruktur terlebih dahulu 6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempatnya. d. yang diharapkan, Jika belum menguasai level materi ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada Guru atau Instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan. 2. 1. 2. 3. belajar Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat
Modul OPKR 50-011 B 3

petunjuk-petunjuk langkah kerja

setiap

melaksanakan

praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan Gunakan alat sesuai prosedur

melakukan

kegiatan

praktikum yang belum jelas, harus meminta izin Guru

Peran bagi Guru/Instruktur pengampu: Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses

4.

Membantu belajar

peserta

diklat

untuk

menentukan

clan

mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk 5. 6. 7. 8. 9. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok Merencanakan seorang ahli/pendamping Guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan Mencatat kemajuan belajar Siswa Melakukan penilaian Menjelaskan kepada Siswa, bagian-bagian yang perlu diulang/ diperbaiki dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya. D. Tujuan Akhir Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah: 1. 2. Memberikan Sasarannya yang terdiri dari: a. b. c. d. 3. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan Menyiapkan seperangkat sistem pengapian/ Analiyzer engine Menentukan peralatan tambahan yang akan digunakan Melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian Penekanan pembelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian sesuai buku manual kendaraan. 4. 5. 6. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi clan kegunaannya. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar. dasar-dasar adalah segala pengetahuan macam pekerjaan clan yang keterampilan tentang melakukan pemeriksaan sistem pengapian. berhubungan dengan melakukan pemeriksaan sistem pengapian,

Modul OPKR 50-011 B

7.

Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang memadai.

Modul OPKR 50-011 B

E. Kompetensi Bidang Keahlian Program Keahlian Kompetensi Kode Alokasi Waktu SUB KOMPETENSI Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya : Teknik Mesin : Teknik Mekanik Otomotif : Perbaikan Sistem Pengapian : OPKR-50-011B : 60 Jam Pembelajaran @ 45 menit KRITERIA UNJUK KERJA Sistem Pengapian diperbaiki tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya Mengakses informasi yang benar tentang LINGKUP BELAJAR Konstruks i dan prinsip sistem kerja pengapian Analisa kerusakan komponen sistem pengapian Prosedur perbaikan MATERI POKOK PEMBELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILA Melaksana kan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan dimana kemajuan, keterampilan seseorang diawasi secara berkala oleh Konstruksi dan cara kerja sistem pengapian sesuai penggunaanya Prosedur pengukuran dan pengujian Persyarata n keamanan N Mengump ulkan, menganalisa dan mengorganisa si-kan informasi Merencan akan dan mengorganisa si-kan

Modul OPKR 50-011 B

SUB KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK KERJA spesifikasi pabrik yang dapat dipahami Perbaikan, penyetelan dan penggantian komponen dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, teknik dan material yang sesuai Sistem pengapian diuji dan hasilnya dicatat menurut prosedur dan

LINGKUP BELAJAR sistem pengapian Standar prosedur keselamatan kerja

MATERI POKOK PEMBELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILA pengawas Melaksana kan tugas yang lebih luas dan sulit dengan peningkatan kemandirian dan tanggung jawab individu. Hasil pekerjaan diperiksa oleh pengawas Melaksana kan tugas kompleks dan non rutin Menjadi mandiri dan kendaraan, perlengkapan dan keselamatan diri Pola pengapian N kegiatan Pengguna an gagasan teknis dan matematis Pemecah an masalah Pengguna an teknologi

Modul OPKR 50-011 B

SUB KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK KERJA kebijakan perusahaan Perbaikan seluruhnya dilaksanakan sesuai dengan SOP, Undangundang K3 dan Prosedur/kebijak an Pemerintah

LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMBELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILA N tanggung jawab pada pekerjaan lain

Modul OPKR 50-011 B

F. Cek Kemampuan Sebelum mempelajari modul OPKR-50-011B, isilah dengan cek list () kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan:
KOMPETENS I/ SUB KOMPETENS I Memperbaiki sistem pengapian dan komponennya PERNYATAAN JAWABAN YA TIDA K

BILA JAWABAN YA KERJAKAN

Saya dan cara

dapat kerja sistem

menjelaskan fungsi komponen pengapian elektronik. Saya menjelaskan macam-macam dan sistem cara kerja pengapian dapat dan Soal Tes Formatif 3. Soal Tes Formatif 2. dapat Soal Tes Formatif 1.

elektronik. Saya melakukan perbaikan pengapian.

penyetelan sistem

Apabila peserta diklat menjawab Tidak, pelajari modul ini.

Modul OPKR 50-011 B

BAB. II PEMELAJARAN
A. DIKLAT Suatu kegiatan pendidikan clan latihan (Diklat) menjadi jelas dan terlihat titik bidiknya hingga dapat membuahkan hasil kompetensi clan sub kompetensi yang baik bagi para peserta Diklat, maka peserta Diklat terlebih dahuiu harus menentukan sasaran dengan menjabarkan sebuah rencana kegiatan belajar. Untuk itu isilah format berikut ini sesuai maksud dari masing-masing kolom pada table di bawah ini. lakukanlah konsultasi secara kontinyu kepada Guru/Pembimbing. Kompetensi Sub Kompetensi Kode Modul Alokasi Waktu Tahun Pelajaran : Perbaikan Sistem Pengapian : Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya : OPKR 50.011B : 60 Jam Pembelajaran : ............/.................
Tangg al Wakt u Tempat Belajar Alasan Perubaha n Paraf Guru

RENCANA BELAJAR PESERTA

Jenis Kegiatan Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya Sistem Pengapian Diperbaiki tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau

Modul OPKR 50-011 B

Jenis Kegiatan sistem lainnya. Mengakses Informasi yang benar dari spesifikasi pabrik dan dapat dipahami. Pelaksanaan perbaikan, penyetelan dan penggantian komponen dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, teknik dan material yang sesuai.

Tangg al

Wakt u

Tempat Belajar

Alasan Perubaha n

Paraf Guru

Peserta Diklat harus selalu mengkonsultasikan setiap pengisian uraian pada Guru/pembimbing tentang "Jenis Kegiatan, Tanggal, Waktu, Tempat, dan alasan perubahaan" untuk mendapatkan kompetensi atau sub kompetensi yang sesuai dengan standard kompetensi prosedur pelaksanaan/SOP.

Modul OPKR 50-011 B

10

B. Kegiatan Belajar 1.

KEGIATAN BELAJAR Sistem Pengapian Diperbaiki Tanpa

Menyebabkan

Kerusakan

Terhadap

Komponen Atau Ssistem Lainnya a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing para peserta diklat diharapkan dapat: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. b. 1. Menjelaskan fungsi sistem pengapian Menjelaskan fungsi komponen-komponen pengapian Menjelaskan cara kerja koil pengapian Menjelaskan cara kerja kondensor Menjelaskan cara kerja mekanisme sistem edvancer pengapian Menjelaskan pengertian sudut dwell Membedakan nilai panas busi Uraian Materi Tujuan Sistem Pengapian Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.

Gambar 1. Sistem Pengapian Konvesional

Modul OPKR 50-011 B

11

2. a. Baterai

Fungsi bagian-bagian komponen Baterai

Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil. b. Ignation Coil Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian. c. Distributor Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus

tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian. Bagian-bagian ini terdiri dari: Cam (nok) Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam shaftt yang tepat untuk masing-masing selinder. Kontak point Memutuskan kumparan arus primer listrik dari yang mengalir coil melalui untuk ignation

menghasilkan arus listrik tegangan tinggi. Capasitor (condensor) Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker point pada Saat membuka dengan tujuan menaikan tegangan coil skunder. Centrifugal governor advancer Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin. Vacuum Advancer Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin (vacuum Intake manifold)

Modul OPKR 50-011 B

12

Rotor Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh ignation coil ke tiap-tiap busi.

Distributor Cap Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel tegangan tinggi untuk masing- masing selinder.

d. Kabel tegangan tinggi Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation coil ke busi. e. Busi Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi

loncatan bunga api melalui elektroda.

3.

Prosedur a. Coil Pengapian Konstruksi

Cara

Kerja

dan

Karakteristik

Komponen Pengapian

Gambar 2. Konstruksi Coil Pengapian yang umum

Modul OPKR 50-011 B

13

Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi, inti harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di bagian dasar. Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, di tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya. Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke busi-busi untuk menyulut campuran bahan bakar/udara di tabung engine. Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan magnet. Pada waktu yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer berhenti mengalir dan medan magnet kolap memotong coil sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan sekunder menyalakan busi.

Modul OPKR 50-011 B

14

Cara Kerja Sistem Pengapian Rangkaian Primer

Gambar 3. Rangkaian Primer Sistem Pengapian Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut: Saklar Pengapian Lilitan Lilitan Primer Coil Kontak Poin Distributor Kondensor

Modul OPKR 50-011 B

15

Rangkaian Sekunder

Gambar 4. Rangkaian Sekunder Sistem Pengapian

Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut: Lilitan Sekunder Coil Lengan Rotor Distributor Tutup Distributor Busi-Busi Cara Kerja Pengapian induktif a. Cara Kerja Kontak Poin tertutup Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnit, metalui kontak poin ke massa.

Modul OPKR 50-011 B

16

Distributor Gambar 5. Cara Keya Pengapian Poin-Poin Tertutup b. Cara Kerja Pengapian Kontak Poin Terbuka Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi (4000-30.000 volt) pada tinggi lititan-lilitan ini sekunder. arus Sentakan melalui tegangan kabel coil 'mendorong'

tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busibusi. Siklus keseluruhan ini terjadi 50 sampai 150 kali per detik tergantung pada kecepatan engine.

Modul OPKR 50-011 B

17

Distributor Gambar 6. Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka b. Kondensor

Kondensor Gambar7. Kondensor Dipasang Pada Distributor Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada saat poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat poinpoin terpisah. Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah masing-masing lembar lapisan diberi isolasi dengan kertas ketat paraffin, tersebut digulung

Modul OPKR 50-011 B

18

sehingga berbentuk silinder, masing-masing kumpulan plat dihubungkan dengan satu kawat sebagai kutub positif dan negatif. Kondensor biasanya dipasang didalam distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor. Kondensor itu diperlukan karena: Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan tersebut sangat lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran arus Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi Tanpa kondensor, yang terjadi adalah: Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat tinggi mendorong arus meloncati celah membakar permukaan kontak poin. Aliran arus tidak dapat cepat berhenti, dan medan magnit kolap sangat lambat. Karenanya tegangan sekunder terlalu rendah untuk menyalakan busi. Cara Kerja Kondensor Tahap 1. Poin Tertutup

Kondens or

Gambrar 8. Cara Kerja Kondensor Kontak-Poin Tertutup. Dan Osiloskop MenunjukkanTegangan Kondensor

Modul OPKR 50-011 B

19

Arus mengalir melalui lilitan primer ke masa melalui poin yang tertutup. Medan magnit terbentuk di sekeliling coil pengapian. perubahan Pola polaritas osiloskop tegangan mengilustrasikan

pada rangkaian kondensor coil. Tingkat tegangan adalah 12 V pada satu arah. Tahap 2. Poin Terbuka

Gambar 9. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka. Dan Ositoskop Tegangan Kondenwr Naik Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke

dalam lilitan sekunder. Karena medan magnit juga kolap memotong lilitan primer maka tegangan tinggi (kira-kira 300 V) diinduksi kedalamnya juga. Tegangan ini akan menyebabkan arus mengalir ke dalam kondensor. Tegangan kondensor akan naik sampai tegangannya sama dengan tegangan coil.

Modul OPKR 50-011 B

20

Tahap 3.

Gambar 10. Pengosongan Kondensor dan Osiloskop Tegangan Kondensor turun

Tegangan

primer

mulai

menurun.

Tegangan

kondensor sekarang akan mendorong balik arus listrik kembali ke lilitan primer coil, hal ini memaksa medan magnet yang kolap mengalami kolap lebih cepat yang akan menghasilkan percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Gaya medan magnet yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan arah yang berlawanan.

Tahap 4

Gambar 11. Langkah Pengisian/dan Osiloskop Pengosongan Kondensor

Modul OPKR 50-011 B

21

Berkaitan

dengan

pengaruh

medan

magnet

kondensor dan arus pada lilitan sekunder, gerak gaya listrik balik dihasilkan pada lilitan primer beberapa kali. Arus akan mengalir masuk dan keluar pada kondensor melalui lilitan sampai energi listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek osilasi. c. Pengendali Pengapian Sentrifugal Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat putaran engine naik, distributor mempunyai mekanisme sentrifugal yang terdiri dari dua buah pemberat yang mempunyai titik tumpu di bagian bawah distributor. distributor. terlempar sentrifugal) Kedua Jika ke pemberat ini ditahan naik, dan pada dudukannya oleh pegas dan berputar dengan sumbu kecepatan arah luar tarikan putar (karena pegas pemberat gaya akhirnya pengaruh

melawan

memajukan bubungan kontak point. Titik Putar

Gambar 12. Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian Jenis Sentrifugal

Modul OPKR 50-011 B

22

Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal, bubungan bergeser, atau berputar, searah dengan perputaran poros. Hal ini membuat bubungan kontak poin bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan demikian terjadilah pemajuan pengapian. d. Pengendali Pengapian Vacuum Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat diperoleh tekanan kompresi maksimum adalah tidak tetap, tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan pembakaran. Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia akan terbakar dengan sangat cepat sewaktu di sulut Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah, campuran akan terbakar dengan lambat Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada suatu engine, jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam silinder (pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai posisi pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi perubahan pada tekanan kompresi pada rentang kerja engine. Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri dengan dari unit diafragma vacuum, dihubungkan dan sisi lain vacuum pelat dudukan distributor dengan

diafragma

dihubungkan

saluran

karburator melalui selang vacuum. Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan dan kontak poin akan berputar saat

Modul OPKR 50-011 B

23

diafragma berhubungan dengan kevacuuman saluran masuk engine.

Modul OPKR 50-011 B

24

Cara Kerja Pembukaan diafragma berputar katup yang throttle yang kecil akan

memberikan tingkat kevacuuman yang tinggi pada mengakibatkan saat pelat dudukan Saat mempercepat pengapian.

pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle (tidak akan ada memberikan kevacuuman) tidak tekanan terhadap udara luar saat diafragma

mengakibatkan pengapian. Catatan:

terjadi

pemajuan

Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan kevacuuman secara otomatis memberikan perubahan yang pasti terhadap saat pengapian pada setiap rentang kerja engine. Sudut Dwell Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat penting pada coil pengapian. Coil pengapian, agar dapat bekerja dengan baik memerlukan waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan primer cukup lama agar mampu membangkitkan medan magnet yang kuat di sekitarnya. Kekuatan medan magnet digunakan untuk memotong liiitan sekunder agar menghasilkan tegangan yang diperlukan untuk menyalakan busi. a.

Modul OPKR 50-011 B

25

b.

c.

Gambar 13. Sudut Dwell Keterangan: a) b) c) Kontak Poin Tertutup Celah Kontak Poin Besar, sudut Dwell kecil Celah kontak Poin kecil, sudut Dwell besar

Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak poin yang sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti kontak poin tertutup lebih cepat dan menutupnya terlambat dan ini meningkatkan sudut dwell. Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus: 60% x 360/n. n = jumlah selinder. Sudut dwell yang terlalu poin coil besar dapat lebih menimbulkan cepat dapat kondensor

kerugian.

Kontak

menutup

mempengaruhi

kerja

pengapian

dan

menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak

Modul OPKR 50-011 B

26

poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek. e. Busi Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil. Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan udara yang telah di kompresikan di dalam selinder. Konstruksi busi

Ceramic Insulator Center Electrode

Glass Seal Resistor Gaske t Nose Insulator Coppe r Core

Ground Electrode

Gambar 14. Konstruksi Busi Pada busi terdapat arus dua buah dari elektroda distributor yaitu yang

elektroda tengah dan samping elektroda tengah mengalirkan listrik

Modul OPKR 50-011 B

27

kemudian samping.

akan

melompat

menuju

elektroda

Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya arus listrik tegangan tinggi, sehingga tetap mengalir melalui elektroda ke tengah masa dan elektroda samping terus sambil

menghasilkan bunga api dari elektroda tengah ke elektroda samping. Nilai panas busi Yang dimaksud dengan nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Busi yang meradiasikan panas yang lebih banyak disebut busi dingin sebab busi tersebut akan panas. Busi dingin mempunyai ujung isolator yang lebih pendek karena permukaan persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan elektroda panas tengah sangat tidak baik akan dan naik temperatur tetap dingin, sedangkan busi yang meradiasikan panas sedikit disebut dengan busi

terlalu tinggi. Sedangkan busi panas mempunyai ujung isolator yang panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas sehingga jalur perambatan panas menjadi panjang dan radiasi panas menjadi kecil. Akibatnya temperatur elektroda tengah menjadi naik. Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka

Modul OPKR 50-011 B

28

atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi. c. Rangkuman Distributor berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pengapian. Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan sekunder, yang mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada bagian tutup coil. Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif tebal, ditempatkan dekat dengan bagian luar sekeliling lilitan sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya. Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponenkomponen berikut: Saklar Pengapian Lilitan Primer Coil Kontak Point Distributor Kondensor

Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponenkomponen berikut: Lilitan Sekunder Coil Lengan Rotor Distributor Tutup Distributor

Modul OPKR 50-011 B

29

Busi-busi

Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke dalam kondensor pada saat kontak point terpisah. Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat kontak poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat ditentukan dengan rumus: Sudut Dwell = 60 % x 360 n n = jumlah selinder Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. Celah kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil, menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat, coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek. Mekanisme sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan saat pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Mekanisme Vacuum advancer berfungsi memajukan saat pengapian pada saat beban mesin bertambah atau berkurang. Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi

loncatan bunga api melalui elektroda. Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Nilai panas busi dapat ditentukan dengan

Modul OPKR 50-011 B

30

nomor yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi. d. 1. 2. 3. 4. 5. Tugas Pelajari modul sistem pengapian konvensional secara seksama! Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional! Buatlah analisa gangguan sistem pengapian! Lakukan kegiatan praktik sesuai dengan buku panduan (manual book)! Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda dapatkan!

Modul OPKR 50-011 B

31

e.

Tes Formatif 1. Jelaskan fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan? 2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional? 3. Sebutkan fungsi dari komponen sistem pengapian berikut: a. Baterai b. Coil c. Distributor d. Busi 4. Sebutkan komponen-komponen dari rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil? 5. Jelaskan cara kerja Coil pangapian pada tertutup dan terbuka? 6. Apa fungsi dari kondensor pada sistem pengapian? 7. Jelaskan cara kerja Vacuum advancer? 8. Jelaskan fungsi sentrifugal advancer? 9. Jelaskan kerugian yang diakibatkan jika sudut dwell terlalu besar? 10. dingin? Jelaskan perbedaan busi panas dengan busi

f. 1.

Kunci Jawaban Fungsi sistem Pengapian adalah menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.

2. konvensioal.

Gambar

rangkaian

sistem

pengapian

Modul OPKR 50-011 B

32

3. -

Fungsi komponen pengapian: Baterai Ignition yang di teria dari baterai diperlukan untuk pengapian Distributor membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan pangapian tegangan elektroda tinggi Busi menjadi mengeluarkan loncatan bunga arus api listrik melalui jalur menyediakan Coil arus listrik tegangan rendah untuk ignition coil menaikan tegangan menjadi tegangan tinggi yang

4.

Rangkaian sekunder terdiri dari komponen-komponen berikut: -

merupakan

untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan Lilitan Sekunder Coil Rotor Tutup Distributor Busi-busi Cara kerja coil pengapian pada saat: a. Cara kerja-Poin tertutup Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil, membentuk medan magnit, melalui kontak poin ke masa. b. Cara kerja Pengapian Poinpoin terbuka

5.

Modul OPKR 50-011 B

33

Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan tinggi pada lilitan-lilitan sekunder. Sentakan tegangan tinggi ini mendorong arus melalui kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi. 6. Fungsi kondensor adalah mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat kontak poin tersebut mulai membuka, dengan cara menyerap arus induksi dini dari kumparan primer coil.

Modul OPKR 50-011 B

34

7. Pada saat memberikan

Cara kerja vacuum adalah: pembukaan tingkat katup throttle yang kecil tinggi akan pada kevacuuman

diafragma yang mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat pengapian. Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh akan kevacuuman akan menurun udara luar mengurangi (tidak ada pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh katup throttle memberikan tekanan kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan tidak terjadi pemajuan saat pengapian. 8. memajukan engine naik. 9. adalah: Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang tidak sempurna dan kontak poin terbakar karena percikan yang berlebihan. 10. dingin adalah: singgung dengan Busi api panas yang adalah busi yang jalur mempunyai ujung isolator yang panjang dan permukaan luas sehingga perambatan panas sangat lambat sehingga meradiasikan panas yang lebih sedikit ke kepala selinder. Busi dingin busi yang mempunyai ujung insulator yang lebih pendek sehingga permukaan persinggungan dengan api lebih kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan panas sangat baik Perbedaan Busi panas dengan busi Akibat Sudut dwell yang terlalu besar Sentrifugal advancer berfungsi Untuk pengapian yang diperlukan saat putaran

Modul OPKR 50-011 B

35

dan temperatur elektroda tengah tidak akan naik terlalu tinggi.

Modul OPKR 50-011 B

36

g. a) b) c) d) e) f) g) h)

Lembar Kerja 1. Alat dan bahan 1 Unit engine stand Peralatan tangan Tool box Avo meter Lap/majun Dwell tester Tacho meter Timming light

2. Keselamatan kerja a) Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya b) Ikuti instruksi dari Instruktur c) Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja d) Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja e) Bila perlu mintalah buku manual 3. Langkah kerja a) Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang dibutuhkan b) Perhatikan c) Lakukan pengapian d) Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian e) Gambarkan wearing sistem pengapian sesuai dengan bahan yang dipraktikkan f) Diskusikan dan buatlah catatan penting kegiatan praktik g) Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan. instruksi praktik dan yang disampaikan oleh Guru/Instruktur pemeriksaan pemeliharaan sistem

Modul OPKR 50-011 B

37

4. Tugas a) b) c) Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas! Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh setelah mempelajari materi kegiatan pelajaran Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari kembali materi

Modul OPKR 50-011 B

38

Kegiatan

Belajar

2.

Mengakses Informasi Yang Benar Dari

Spesifikasi Pabrik Dan Dapat Dipahami a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat: 1. pengapian konvensional 2. pengapian elektronik 3. pegapian elektronik 4. Menjelaskan kontruksi clan cara kerja sistem pengapian elektronik b. Uraian materi 1. Perbandingan Rangkaian Pengapian Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dlan sebuah unit pengendaii pengapian elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal. Menyebutkan macam-macam Memjelaskan keuntungan sistem Membedakan rangkaian pengapian elektronik dengan

Modul OPKR 50-011 B

39

Reluktor

Gambar 15. Perbandingan Rangkaian

Keuntungan sistem pengapian elektronik: Tidak menggunakan kontak poin Tidak memerlukan perawatan kontak poin Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian Saat pengapian lebih tepat Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang. Pembangkit Pulsa sistem pengapian elektronik Ada beberapa cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor: 1. 2. 3. Pembangkit pulsa Pembangkit efek Hall Sensor optik

Modul OPKR 50-011 B

40

1. Sensor Penghimpun Magnet (Pembangkit Pulsa) a. Konstruksi Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-Up Sensor) terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat. b. Cara kerja Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet, tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer.
Pick_Up Magnetik

Cincin Pulsa Berputar

Cuping (Lobe) pada Cincin pulsa memotong medan magnet

Lilitan kawat membangkitkan tegangan listrik

Gambar 16. konstruksi Sensor posisi poros engkol Sensor posisi poros engkol ( CP, Crankshaft position ) adalah salah satu contoh dari penghimpun magnet. Sensor CP mempunyai perangkat penghimpun magnet. Sensor CP biasanya di tempatkan pada blok engine. Cincin pulsa poros engkol ditempatkan

Modul OPKR 50-011 B

41

pada poros engkol. Tonjolan logam ditempatkan di bagian pinggiran cincin pulsa. Saat cincin pulsa berputar, tonjolan sejajar dengan ujung sensor posisi poros engkol. Tonjolan logam tersebut memotong medan magnet. Gangguan terhadap medan magnet membangkitkan tegangan sinyal tegangan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU. Penghimpun magnet yang digunakan mencakup: Sensor posisi poros engkol Sensor kecepatan kendaraan Penghimpun saat pengapian pada system pengendali elektronik

Tegangan yang dihasilkan pembangkit pulsa adalah arus bolak-balik (AC). Saat kecepatan meningkat, tegangan dan frekuensinya juga meningkat. CPU memantau frekuensi sinyal untuk menghitung kecepatan poros dan posisinya. Tegangan Keluaran

+V

Gambar 17. Bentuk gelombang pembangkit pulsa

-V

Modul OPKR 50-011 B

42

Perubahan terjadi dalam perencanaan pembangkit pulsa, tetapi semuanya menggunakan dasar kerja yang sama.

Gambar 18. Perubahan Rancangan Pembangkit Pulsa

2. Pembangkit Efek Hall a. Dasar Kerja efek Hall Efek hall adalah nama yang diberikan berdasarkan E.H. Hall yang menemukan efek ini pada tahun 1879. Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut "Tegangan Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan magnet yang tegak lurus

Modul OPKR 50-011 B

43

terhadap bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka tegangan hall tidak akan dapat dihasilkan.

Gambiar 19. Tidak ada magnet, tidak ada efek hall

Gambar 20. Kemagnetan 900 tegangan hall muncul Bentuk gelombang output sensor hall disebut

gelombang digital sebab perubahan magnet terhadap


Modul OPKR 50-011 B

44

bahan semi konduktor yang berbentuk garis dari 90 akan mematikan tegangan hall. Tegangan keluaran adalah "Ada atau tidak Ada".

Magnet

Medan magnet Chip Hall Signal Output

Signal Output: V1 = Kecepatan Rendah V2 = Kecepatan Tinggi Gambar 21. Prinsip Kerja Sensor Kecepatan dan Sinyal Keluarannya Sensor yang ditempatkan pada distributor digunakan untuk menentukan putaran engine dan saat pengapian. Saat poros distributor berputar, sensor
Tutup Sudu tentang Rotary

memberikan sinyal kepada mikrokomputer informasi Unit Unit Poros posisi poros distributor. Sakelar
Efek Hall Unit Dudukan

Modul OPKR 50-011 B

45

Gambar 22. Konstruksi/Tempat Sensor PenghimpunPengapian Sensor ini terdiri dari tutup sudu yang berputar dan saklar efek Hall. Tutup sudu yang berputar di tempatkan di bagian atas poros distributor. Saklar efek Hall berada di bagian dasar distributor.
Tutup Sudu Rotary

Penghimpun Medan Magnet Sudu

Magnet

Sakelar Efek Hall

Gambar 23. Tutup Sudu berputar, sakelar efek hall Tutup dapat sudu berputar celah clan sakelar saat efek Hall

ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu melalui sakelar sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang berada di celah

Modul OPKR 50-011 B

46

medan magnet menyebabkan munculnya tegangan hall. Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekuensi (kecepatan) tegangan sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah sudu-sudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu.

Modul OPKR 50-011 B

47

3. Sensor Posisi Poros Engkol Optik Hampir sama dengan sensor Hall, sensor posisi poros engkoi optik menggunakan piringan yang secara langsung dihubungkan dengan poros pemutar. Sebagai pengganti sudu, piringan dilengkapi dengan lubanglubang yang posisinya berhubungan dengan derajat perputaran. Contoh: 90 untuk engine 4 silinder 60 untuk engine 6 silinder 45 untuk engine V 8 silinder

Sensor-sensor modern mungkin mempunyai perputaran poros 360.

LED

Gambar 24. Sensor Posisi Poros Engkol Optik Ditempatkan pada setiap sisi piringan sebuah LED (Light Emitting Diode) dan sebuah Phototransistor. Lubang pada piringan memungkinkan cahaya dari LED mencapai phototransistor, digunakan sebagai sensor. Output phototransistor diperkuat untuk memberikan sinyal tegangan ke ECU.

Modul OPKR 50-011 B

48

TMA *1 +2.4 V

TMA * 2

TMA * 3

Va

+0.2 V

Waktu

Gambar 25. Output Pulsa 2. Sistem Pewaktu Pengapian Elektronik (EST) Sistem pewaktu pengapian elektronik menggantikan system pemaju saat pengapian konvensional yaitu sistem sentrifugal dan vacuum. Ini memberikan saat pengapian yang optimum yang diperlukan oleh engine yang dipengaruhi oleh kecepatan, beban, temperatur pendingin engine, posisi throttle dan kondisi kerja motor starter dan kompresor system penyejuk udara. Sistem ini terdiri dari: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Distributor dengan pembangkit sinyal Sensor Tekanan mutlak manifold (MAP) Sensor Temperatur pendingin engine Sakelar posisi throttle Modul Pengendali Elektronik Coil Pengapian Kabel Tegangan Tinggi Busi Masukan dari rangkaian solenoid motor starter

Modul OPKR 50-011 B

49

10)

Masukan dari rangkaian kompling kompresor AC

Saklar Start Pengapian

Gambar 26. Sistem EST Sensor-sensor memberikan informasi kerja engine kepada

modul, yang akan menghitung saat pengapian yang diperlukan dan merubah sinyal keluaran kepada coil pengapian untuk memberikan pengendaiian saat pengapian. Alternatif Sistem Pengapian a) Capacitor Discharge Ignition (CDI) CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengnan system pengapian yang telah dijelaskan sebelumnya. Ini dikembangkan untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi. Perbedaan utama dengan system pengapian elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan cara kerja modul elektronik.

Modul OPKR 50-011 B

50

Cara Kerja Modul elektronik mengendalikan perubahan catudaya 12 V ke 400 V yang digunakan untuk mengisi kapasitor penyimpan yang besar. 400 V diperlukan untuk mencapai tingkat energi yang diperlukan untuk mengoperasikan system.

1.Batere 2.Kunci Kontak 3. Kotak Pemicu 3a.Bagian Pengisian 3b.Bagian Pengendali 3c.Pembentuk Pulsa 4.Transfarmator Pengapian 5. Pembangkit Pulsa jenis Induksi 6.Distributor D.Dioda C.Kaparitor Penyimpan The.Theristar dengan gerbang G L1. Lilitan Primer L2. Lilitan Sekunder

Gambar 27. Diagram Rangkaian. CDI yang tidak memakai kontak poin dengan Pulsa Induktif System Generator dalam Distributor

Modul OPKR 50-011 B

51

Pada titik pengapian theristor dipicu, muatan kapasitor dikosongkan daripada melalui lilitan utama coil pengapian. efek Kecepatan pertumbuhan medan magnit jauh lebih cepat system pengapian tradisional dengan tegangan yang cepat terjadi pada lilitan sekunder untuk menghasilkan bunga api untuk busi. Begitu muatan kapasitor dikosongkan theristor mati untuk kemudian memulai kembali siklus pengapian. Keuntungan-keuntungan: a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk memastikan magnetic coil pengapian terpenuhi sepenuhnya. b) lebih Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh tinggi dibandingkan system pengapian elektronik dan kontak tradisional. b) Sistem Pengapian Magnet Tujuan Sistem pengapian magnet bekerja tidak tergantung pada sumber baterai dan memberikan tegangan tinggi yang diperlukan untuk membakar campuran udara/bahan bakar di dalam ruang pembakaran. Penerapan Sistem magnet dikenal sangat kompak, bobotnya ringan dan sangat sesuai untuk digunakan pada engine yang dirancang untuk menggerakkan: (a) Kendaraan kecil (b) Perangkat daya (c) Sepeda motor (d) Kendaraan salju
52

Modul OPKR 50-011 B

(e) Pemotong rumput (f) Mesin gergaji (g) Engine untuk perahu motor (h) Mesin pertanian (i) Engine stasioner

Konstruksi

Magnet Fly-wheel

Gambar 28. Konstruksi Fly Wheel Magnet Sistem magnet ini terdiri dari: (a) Fly-wheel baja yang berputar yang dilengkapi dengan magnet permanen, dipasangkan pada poros engkol engine.

Kapasit or
Unit Pelumas

Gambar 29. Pelat dudukan Magnet

Modul OPKR 50-011 B

53

(b)

Pelat

dudukan

yang

tidak

bergerak

(tetap)

menyangga armatur pengapian (coil), kontak poin clan kapasitor. (Sistem yang dikendalikan elektronik mempunyai pembangkit pulsa yang dipasangkan pada pelat dudukan. Cara Kerja Medan magnet yang terdapat pada fly-wheel sejajar dengan inti armatur pengapian. Pada saat fly-wheel berputar tegangan AC diinduksikan pada rangkaian primer.
Armature Pengapian Lilitan Sekunder Lilitan Primer

Kontak Poin

Gambar 30. Kerja magnet saat kontak poin tertutup

Saat kontak poin tertutup arus induksi mengalir pada lilitan primer armatur pengapian menghasilkan medan magnet.

Modul OPKR 50-011 B

54

Gambar 31. Kerja Magnet saat kontak poin terbuka Dalam waktu yang singkat kontak poin terbuka dan aliran arus induksi berhenti, medan magnet kolap dan menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder coil, menghasilkan percikan bunga api pada busi. Catatan: Untuk mendapatkan output yang maksimal, system magnet dirancang untuk membuka kontak poin saat arus induksi maksimum mengalir pada lilitan primer coil. Beragam bentuk rancangan akan kita temui sesuai dengan bentuk rancangan engine dan penggunaan perangkat pemicu elektronik. Sistem magnet juga dapat digunakan pada engine bersilinder banyak, menggantikan distributor tradisional atau digerakkan oleh poros bubungan engine.

Modul OPKR 50-011 B

55

Gambar

32.

Unit

Magnet

untuk

engine

bersilinder banyak c. Rangkuman Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dan sebuah unit pengendali pengapian elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal. Keuntungan system pengapian elektronik: 1. 2. poin 3. pengapian Sudut Dwell ditetapkan oleh unit Tidak menggunakan kontak poin Tidak memerlukan perawatan kontak

Modul OPKR 50-011 B

56

4. 5. buang

Saat pengapian lebih tepat Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas

cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor: 1. Pembangkit pulsa 2. Pembangkit efek hall 3. Sensor optik Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat. Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet, tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer. Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut "Tegangan Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka tegangan hall tidak akan dapat dihasiikan. Sistem pengapian CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengan system pengapian elektronik yang lain. Sistem ini dikembangkan untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi. Perbedaan utama dengan sistem pengapian

Modul OPKR 50-011 B

57

elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan cara kerja modul elektronik. d. Tugas 1. 2. 3. 4. dan kendala-kendalanya! Pelajari sistem pengapian elektronik secara seksama! Gambarkan rangkaian sistem pengapian elektronik! Buatlah analisa gangguan pada sistem pengapian elektronik! Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda dapatkan mengenai sistem pengapian

Modul OPKR 50-011 B

58

e. Test Formatif 1. 2. 3. 4. 5. Sebutkan elektronik? Sebutkan Sebutkan komponen macam-macam sensor sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor)? pengendali elektronik ECU menghimpun magnet? Jelaskan cara kerja pembangkit hall efek! Sebutkan keunggulan dan kelemahan sistem pengapian CDI! f. Kunci Jawaban 1. 2. Keuntungan elektronik: Tidak menggunakan kontak poin Tidak memerlukan perawatan kontak poin Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian Saat pengapian tebih tepat Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang Komponen adalah: lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan kawat. 3. ECU.Penghimpun magnet Sinyal tegangan ini diperkuat oleh yang digunakan pada system pengendali elektronik mencakup: Sensor posisi poros engkol Sensor kecepatan kendaraan Penghimpun saat pengapian Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) system pengapian keuntungan pengapian

Modul OPKR 50-011 B

59

4. efek adalah tutup sudu

Cara kerja pembangkit pulsa Hall berputar dan sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat melalui celah sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan hall. Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang dari bagian sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang muncul. Frekuensi (kecepatan) tegangan sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah sudu-sudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu.

5. pengapian CD: Keunggulan-keunggulan: a) sepenuhnya. b)

Keungulan dan kelemahan sistem

System CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk memastikan magnetic coil pengapian terpenuhi Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan system pengapian elektronik dan kontak tradisional.

Kelemahan-Kelemahan: Untuk banyak aplikasi durasi bunga api terlalu singkat untuk memperoleh pengaian yang dapat diandalkan. g. Lembar Kerja 1. 1 Unit engine stand Peralatan tangan Avo meter Lap/majun Tool box Tacho meter Alat dan bahan

Modul OPKR 50-011 B

60

2. 3. -

Dwell tester Timming light Keselamatan kerja Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya Ikuti instruksi dari Instruktur Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja Bila perlu mintalah buku manual Langkah kerja Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang di butuhkan Perhatikan instruksi Praktik yang disampaikan oleh oleh Guru/Instruktur Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian Gambarkan wiring bahan yang dipraktikkan Diskusikan dan buatlah catataan penting kegiatan praktik Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan sistem pengapian sesuai dengan

4.

Tugas 1. Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas! 2. Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh setelah mempelajari materi kegiatan pelajaran 3. Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari kembali materi

Modul OPKR 50-011 B

61

Kegiatan Belajar 3. Pelaksanaan Perbaikan, Penyetelan Dan Penggantian Komponen Dilaksanakan Dengan Menggunakan Peralatan, Teknik Dan Material Yang Sesuai a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah selesai pemelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing para peserta diklat diharapkan dapat: 1. Melakukan pemeriksaan sitem pengapian 2. Melakukan penyetelan sistem pengapian berdasarkan SOP 3. Melakukan service/perbaikan sistem pengapian 4. Melepas dan memasang distributor 5. Memeriksa urutan pengapian (FO) 6. Menggunakan alat uji sistem pengapian b. Uraian materi Sistem pengapian kendaraan bermotor sangatlah tahan uji, tetapi sebagaimana ditetapkan pabrik pembuatnya, pemeliharaannya harus dilakukan secara berkala agar tetap tahan uji. Untuk memeriksa system pengapian lakukan hal berikut: 1. Secara visual periksalah Kabel-kabel tegangan tinggi, apakah isolasinya robek, terbakar atau aus Kabel-kabel tegangan rendah, apakah terbakar, aus atau retak dan rusak atau bagian-bagian tengah pada terminalterminalnya berjuntai Koil pengapian oli bocor, retak atau isolasinya teriris dan kontainer bagian luarnya rusak Tutup distributornya retak, isolasinya teriris dan lemah atau klip (jepitan) pengkelemnya patah Selang-selang vacuumnya retak, terbakar atau ada tandatanda aus

Modul OPKR 50-011 B

62

2. Secara phisik periksalah sambungan-sambungan Perlahan-lahan tarik atau tekan masing-masing kabel listrik (baik yang bertegangan tinggi maupun yang bertegangan rendah) Dengan untuk memastikan bahwa kabel-kabel tersebut terpasang dengan kuat pada sambungannya cara yang sama periksalah sambungan-sambungan selang vacuum Pastikan bahwa coil pengapian dan resistor ballast terkelem kuat pada engine atau pada panel di bawah bonet Periksalah saklar pengapian Haruslah dipasang dengan kencang di panel instrument Kuncinya tidak boleh longgar pada barrelnya dan gerakan untuk semua tahap pengoperasian harus positif 3. Menservis bagian system pengapian yang berbegangan tinggi Lepaskan tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi Lepaskan tombol rotor

Gambar 33. Servis Rotor Button (tombol rotor)

Modul OPKR 50-011 B

63

Cabutlah secara langsung dari distributor shaftnya, periksalah rotor button bila: a. Bilahnya aus atau longgar b. Karbon tracking atau isolasinya retak c. Lug atau locating clip atau atau rusak Bersihkan rotor button Keriklah karbon dari ujung bilahnya tetapi jangan melepaskan logamnya Laplah buttonnya dengan kain yang bersih
Distributor Cap

Gambar 34. Pemeriksaan Cap (Tutup) Bagian Dalam Periksalah bagian dalam dari distributor cap a. Bila terminal-terminalnya aus atau terbakar b. Bila kontak karbonnya rusak, aus atau longgar c. Karbon tracking Bersihkan distributor cap dan kabel-kabel tegangan tinggi.

Modul OPKR 50-011 B

64

Gambar 35. Pemeriksaan Kontak-Kontak Tegangan tinggi Catatan; Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali tersemprot ke kabel-kabel dan konektor-konektomya. Periksalah resistasi kabel-kabel tegangan tinggi Ganti kabel-kabel bila resistansinya telah melampaui batas yang ditentukan
65

Periksalah

kontak

diantara

kabel

tegangan

tinggi

dan

terminal distributor cap Bebaskan peiindung kabel dengan memelintirnya pada cap tower Cabutlah kabel keluar tower sambil memegang pelindungnya Periksalah bagian dalam dari cap tower dan terminal kabel tegangan tinggi bila terjadi korosi Dengan hati-hati keriklah setiap karat dari contact points Pasanglah kabel dan pelindung ke distributor cap. Pastikan bahwa kabel terpasang dengan kuat di dalam capnya Ulangi proses sepera ini pada kabel-kabel yang lain

Modul OPKR 50-011 B

Catatan;

Pasanglah rottor button Luruskan locating lug atau klip di bagian dalam rotor dengan alur pada poros distributornya Tekanlah rotor pada porosnya dan pastikan bahwa rotor tersebut terpasang dengan kuat pada cam lobes Periksalah apakah rotor berada tepat pada porosnya dan harus kencang

Beberapa

distributor

mempunyai

penutup

debu

diantara

bagian sekunder dan bagian primernya. Penutup debu ini harus dipasang sebelum rotor dipasang. Pasangfah tutup distributor tetapi jangan menghubungkan kabelkabel tegangan tinggi ke busi Lepaskan busi Periksalah busi terhadap: 1. Isolasinya rusak atau retak 2. Kerusakan elektroda-elektrodanya 3. Jumlahnya, wamanya, penampilan endapan karbon 4. Kerusakan seal atau thread (ulir)nya

Gambiar 36. Kerusakan Busi Yang Dapat Dilihat

Modul OPKR 50-011 B

66

Catatan; Kondisi engine dapat ditentukan dengan cara membedakan busi dengan tabel kondisi busi. Warna dan Kondisi Elektroda Kondisi Engine yang dapat diindikasi baik, tingkat baker panas terlalu

Bersih, kekuning-kuningan, coklat Kondisi atau putih kusam

stekernya pas Campuran bahan encer; steker

Lapisan permukaan melepuh

tidak

terpasang

dengan tepat; katup-katup engine bocor dan Stekernya silindernya, macet; kendali silinderkatup dan

Elektroda-elektroda

permukaan steker kotor oleh oli Elektroda-elektroda oleh jelaga

piston-pistonnya aus dan Campuran bahan baker elektroda-elektroda busi,

terlalu tingkat

permukaan steker tercemar/kotor pekat, celah terlalu lebar diantara panas stekernya tidak tepat Bersihkan busi
Tip Of centre electrode rounded and small recess at end of side Electrode

Before Filing

After Filing

Gambar 37. Mengikir Elektroda Busi

Modul OPKR 50-011 B

67

Kikirlah elektroda-elektroda busi Gunakan kikir dengan ujung-ujungnya yang kecil untuk menipiskan kedua elektroda Buanglah busi bila pengikiran ringan (kedalaman 0.10 mm) gagal menghilangkan erosinya

Gambar 38. Pengaturan Celah Busi Aturlah celah-celah busi a) b) Pilihlah ukuran kawat yang telah direkomendasi pabrik pembuatnya Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance (resistansi yang terlihat) terasa pada wire gauge pada saat elektroda tersebut melewati celah. Peringatan: Jangan mengetok elektroda pusat atau mengaturnya. Cuci dan keringkan busi a) b) Cucilah busi-busi dengan solvent dan keringkanlah busi-busi tersebut dengan udara tekan Lindungi mata anda dengan kacamata las bila menggunakan penyemprot udara Pasanglah busi-busi tersebut ke dalam kepala silinder. Hubungkan kabel-kabel tegangan tinggi.

Modul OPKR 50-011 B

68

Tekan kabel-kabel tegangan tinggi ke penjepit-penjepitnya. Masukkan pelindung-pelindung pada busi dan tekanlah pelindung tersebut kuat pada tempatnya.

Ceklah firing order (susunan pembakaran) pada kabel-kabel tegangan tinggi untuk memastikan bahwa kabel-kabel tersebut telah dipasang pada busi yang sesuai/tepat.

Pasanglah koil kabel tegangan tinggi.

4. Memeriksa susunan pembakaran Pastikan firing order dari engine. Seringkali firing order tersebut timbul pada inlet manifold tetapi bila tidak dapat ditemukan, baca lagi manual bengkelnya. Pastikan posisi silinder nomor satu dalam balok silinder. Untuk kebanyakan deretan engine-engine, silinder nomor satu berada di depan balok dan silinder-silinder lainnya ada di bagian belakang. Pada beberapa engine nomor silinder menyembul pada kepala silinder, atau pada manifold dekat dengan businya masingmasing. Bila meragukan, bacalah kembali manual bengkel dari pabriknya. Ikuti alur kabel tegangan tinggi yang dihubungkan pada busi nomor satu kembali menuju tutup distributor. Dalam mengarahkan rotasi rotor, ikuti alur kabel tegangan tinggi berikutnya ke busi.

Modul OPKR 50-011 B

69

Gambar 39. Pemeriksaan Firing Order Nomor silinder harus cocok dengan nomor berikutnya pada firing order. Periksalah arah rotasi dari rotor. Lepaskan kabel tegangan tinngi dan sambunglah kabel terebut ke busi dari silindernya. Ulangi sampai semua silinder tetah diperiksa.

5. Menservis bagian system pengapian yang bertegangan rendah Catatan: Servis ini dapat dilakukan pada saat bagian (section) bertegangan tinggi sedang diservis. Servis tersebut dilakukan sebelum rotor dan tutup distributornya diganti. Lepaskan tutup distributur dengan kabel-kabel tegangan tingginya Lepaskan rotor Lepaskan penutup debu bila dilengkapi Lepaskan contact breaker points

Modul OPKR 50-011 B

70

Lepaskan skrup-skrup pada plat breaker

yang

mengencangkan point-point

Lepaskan sambungan kabel tegangan rendah dari pointpointnya. diperlukan. Kunci pas pengapian atau obeng mungkin

Gambar 40. Memeriksa kontak poin Catatan: Pada beberapa distributor, terminal pada sisi badan harus dilonggarkan agar kabelnya dapat dilepaskan. Tariklah kontak point dari distributor.
LT. Lead

Screws
Modul OPKR 50-011 B

Earth Lead 71

Gambar 41. Memeriksa Kontak Poin Catatan: Gantilah kontak point sesuai jadwal waktu servisnya. Periksalah kontak point. Kontak point bila lebih dari 1/3 daerah permukaan kontak terbakar atau pitted. Pastikan bahwa pegasnya dengan kuat terpasang pada lever moving kontak point. Jangan mencoba untuk mengkeling ulang pegas ke lever, pasang point baru. Bila kabel tegangan rendah disambungkan ke kontak point, pastikan bahwa kabel tersebut tidak telanjang, terjuntai atau putus dan karenanya harus dengan tepat diisolasi dari point yang tepat. Pastikan pivotnya. Periksalah kabel-kabel tegangan rendah dalam distributor. Kabel plat breaker tidak boleh terjuntai atau putus dab secara kuat harus disambungkan pada badan dan plat breakernya. Periksalah bila cam aus atau kasar. Pastikan bahwa kapasitornya kencang, kondisi kabelnya baik dan kontak listrik mounting clampnya baik. 6. Mengetes alat advance mekanik Jepit cam dengan jari-jarimu dan cobalah memutarnya. Cam tersebut hanya boleh berputar pada satu arah saja. Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya rotasi. Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat tersebut aus dan harus diperbaiki. bahwa moving points bebas bergerak pada

Modul OPKR 50-011 B

72

Gambar 42. Mengetes Alat Advance Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak secara berlebihan ke atas dan ke bawah porosnya. Oli yang berlebihan di seputar alat advance menunjukkkan bushes pada poros distributornya aus. Untuk memastikan bahwa olinya berasal dari engine clan bukan karena pelumasan yang berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat hati-hati.

Modul OPKR 50-011 B

73

Gambar 43. Pelumasan

Modul OPKR 50-011 B

74

Bersihkan clan lumasilah distributornya. Laplah plat breaker clan cam dengan kain yang sudah dibasahi solvent. Keringkanlah dengan lap lainnya. Teteskan satu atau dua kali oli cair untuk melumasi bagianbagiannya (parts).

Less than 1/3 of surface Fix Point Filed Points Worn Points

Gambar 44. Membersihkan Point-point Membersihkan kontak point Kikirlah merata masing-masing permukaan kontak dengan kikir pengapian clan kemudian gosoklah dengan kain ampelas atau batu carborundum Cucilah point-point dengan solvent dan keringkanlah dengan kain bersih Pastikan bahwa permukaan-permukaan kontak seluruhnya bersih 7. Pemasangan point-point ke dalam distributor Berikan sedikit gemuk yang titik cairnya tinggi pada rubbing block dari moving point. Tempatkan lahan.
Modul OPKR 50-011 B

kontak

poin

pada

posisinya

yang

tepat,

masukkan skrupskrup penahan dan kencangkan perlahan-

75

Hubungkan kabel tegangan rendah ke kontak poin untuk memastikan bahwa semua terminalnya kencang. Tempatkan kabel-kabel tegangan rendah sehingga kabelkabel tersebut tidak menggesek komponen/part lainnya.

Gambar 45. Pemeriksaan Point Alignment (kesejajaran point) a) Periksalah Bengkokkan penjajaran pennukaan-permukaan yang telah pas kontak.

point-point

terpasang

dengan alat khusus atau sepasang tang berhidung panjang untuk mensejajarkannya dengan moving point.

Gambar 46. Mengatur Celah Point b) Atur celah point


Modul OPKR 50-011 B

76

- Putarlah engine sampai rubbing block pada moving point berada pada point tertinggi dari cam lobe - tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau rubbing block sebagaimana ditentukan oleh pabriknya dan longgarkan skrup-skrup penguat - Aturlah kontak-kontaknya - Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya dengan feeler gauge. - Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara kontak pointnya - Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup sebagian (hanya dengan jari) dan gerakkan point yang telah ditentukan tersebut sehingga menghasilkan celah yang sesuai - Kencangkan skrup-skrupnya. c) Pasanglah rotor button. Paskan penutup debu (bila terpasang) sebelum memasang button. d) Pasanglah tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi. Pastikan tutupnya ditempatkan dengan benar pada badan distributor. Catatan: Servis system pengapian belumlah selesai sampai sudut dwell dan timing (waktu) pengapian telah diperiksa dan disetel. 8. Memeriksa dan mengatur sudut dwelt Lakukan hal berikut: a) Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada di sekitar engine

Modul OPKR 50-011 B

77

b) c) d) e)

Hidupkan

engine

dan

biarkan

sampai

mencapai

temperatur pengoperasiannya Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system pengapian sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan spesiflkasi dari pabriknya Catatan: Untuk memperbesar sudut dwell kecilkan celah point. Untuk memperkecil dwell besarkan celah point. 9. Pengaturan Saat Pengapian (Ignition Timing)

Gambar 47. Menentukan tanda timing (Timing Marks) Ignition timing dapat dicek dan diatur dengan cara: 1) Metoda Statis Metoda Stroboscope (timing Light) Untuk mengecek dan mengatur waktu dengan menggunakan metoda statis Putar puli engine sampai tanda timing sejajar dengan tanda yang telah ditentukan pada

Modul OPKR 50-011 B

78

engine. -

Aturlah

sesuai

dengan satu

spesifikasi kabel dari

pabrik lampu

pembuatnya. Sambungkan pengetes ke terminal distributor dari coil pengapian dan kabel lainnya ke massa (earth) yang sesuai. putarlah test. 2) Untuk (timing light) Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur pengoperasian. Matikan engine dan hubungkan timing light dan tachometer ke system pengapian sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya. Lepaskan sambungan dan sambungkan selang vacuum yang ada di distributor. Bersihkan tanda-tanda timing dengan sehelai kain.Bila perlu perbaiki graduation lines (aluralur graduasi) dengan cat. Hidupkan engine dan aturfah kecepatan idle ke jarak yang telah ditentukan. mengecek dan mengatur saat pengapian dengan menggunakan metoda stroboscope Kunci kontak di "ON". Longgarkan badan terminal klem distributor dari arah dan koil rotasi distributor ke

pengapian dan kabel lain ke pembumian yang sesuai. Pindahkan distributor sampai lampu hidup dan kencangkan klem. Matikan pengapian dan lepaskan lampu

Modul OPKR 50-011 B

79

Gambar 48. Pengecekan Saat Pengapian timing Penanganannya jangan sampai harus sangat berhati-hati atau timing agar light tanganmu, Arahkan timing light ke tanda-tanda

bersinggungan dengan bagian-bagian yang berputar. Periksalah dan aturlah saat pengapian Longgarkan klem distributor dan putarlah badan distributor sesuai dengan arah rotasinya sampai saat pengapian yang ditetapkan tercapai. Kencangkan klem dan cek kembali saat pengapiannya.

Gambar 50. Mengatur Saat

Modul OPKR 50-011 B

80

Gambar 49. Mengatur saat pengapian

Modul OPKR 50-011 B

81

Catatan: Saat pengapiannya tepat bila tanda timing segaris dengan tanda trining yang terdapat pada badan engine sesuai spesifikasi pabriknya. Matikan engine Lepaskan selang vacuum dan hubungkan selang tersebut ke distributor Hidupkan engine dan aturlah putaran idle (langsam) sesuai putaran yang ditetapkan Matikan terhadap kendaraan Catatan: Dengarkan bila ada suara yang tidak normal, seperti 'ketukan'('pinking). c. Rangkuman Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali tersemprot ke kabel-kabel dan konektor-konektornya. Beberapa distributor mempunyai penutup debu diantara bagian sekunder dan bagian primernya. Penutup debu ini harus dipasang sebelum rotor dipasang. Kondisi engine dapat ditentukan degan cara membedakan busi dengan tabel kondisi busi. Servis ini dapat tinggi dilakukan pada saat diganti bagian pada (section) beberapa bertegangan distributornya engine dan lepaskan tachometer dan timing light. Lakukan road test

distributor, terminal pada sisi badan harus dilonggarkan agar kabelnya dapat dilepaskan. Selalulah mengganti point-point sesuai jadwal waktu servisnya. Pada hampir semua kasus perangkat point yang sangat berkarat atau pitted harus

Modul OPKR 50-011 B

82

diperbaharui. Jangan memutar engine pada kipas angin bila businya terpasang karena kipas anginnya dapat rusak. Saat pengapiannya tepat bila tanda timing segaris dengan tanda timing yang terdapat pada badan engine sesuai spesifikasi pabriknya. Bila kompresi engine menyebabkan pengengkolan engine sulit dilakukan, lepaskan semua busi. Metoda pelepasan dan pemasangan distributor juga diterapkan pada system pengapian elektronik. Pada beberapa kasus poros penggerak distributor harus dilepaskan sebelum cam assembly dibongkar. Cara melepaskan shaft akan dijelaskan kemudian. Jangan melepaskan pad sebelum melepaskan cam assembly karena pad tsb, berfungsi untuk mencegah circlip terlepas keluar. Beberapa distributor tidak mempunyai bushing dan badannya bertindak sebagai permukaan bantalan. Bila celahnya terlalu besar badan distributornya harus diganti. Lumasi semua titik tumpu dengan pelumas yang sesuai. Pastikan bandulbandul, pegas-pegas dan pena tumpu dipasang mengikuti tanda yang telah dibuat, feeler gauge yang digunakan harus jenis nonmagnetik. d. Pada penilaian Tugas unjuk kerja yang akan dilakukan Siswa dipersyaratkan menampilkan kemampuan sesuai dengan urutan tugas yang disusun dalam analiisis pokok bahasan, untuk itu disarankan kepada Siswa selalu berkonsultasi dengan Guru/Pembimbing dalam melaksanakan suatu tugas dan revisi terhadap teori yang dipelajari. Untuk mendapatkan kemampuan yang sesuai dengan kriteria standar yang harus di capai oleh Siswa yang dianggap kompeten adalah Persyaratan pabrik. Memperbaiki Memperbaiki System Sistem Pengapian Pengapian dan dan komponennya dimana sistem perbaikan ditentukan berdasarkan spesifikasi

Modul OPKR 50-011 B

83

Komponennya sesuai dengan Prosedur Operasi Standar dimana dalam pengerjaannya sesuai dengan undang-undang K 3 (keselamatan dan kesehatan kerja).

Modul OPKR 50-011 B

84

e. 1. celah dari Busi? 2.

Tes Formatif Bagaimana cara mengatur Sebutkan langkah-langkah menyetel kontak poin? 3. advance mekanik? 4. sudut dwell? 5. dengan metode statis? Jelaskan mengatur waktu pengapian Jelaskan langkah menyetel Jelaskan cara mengetes

f.

Kunci Jawaban 1. Cara mengatur celah busi: (a) Pilihlah ukuran kawat yang telah direkomendasi pabrik pembuatnya. (b) Bengkokkan elektroda massa sampai sight resistance (resistansi yang terlihat) terasa pada wire gauge pada saat elektroda tersebut melewati celah. 2. Cara mengatur celah point adalah: (a) Putarlah engine sampai rubbing block pada moving point berada pada point tertinggi dari cam lobe. (b) Tempatkan feeler gauge diantara kontak point atau rubbing block sebagaimana ditentukan oleh pabriknya dan longgarkan skrup-skrup penguat. (c) Aturlah kontak-kontaknya. (d) Kencangkan skrup-skrup dan periksalah celahnya dengan feeler gauge. (e) Feeler gauge tersebut harus masuk tepat diantara kontak pointnya. (f) Untuk mengatur kembali celah, longgarkan skrup sebagian (hanya dengan jari) dan gerakkan kontak point yang telah

Modul OPKR 50-011 B

85

ditentukan tersebut sehingga menghasilkan sesuai. (g) Kencangkan skrup-skrup.

celah yang

Modul OPKR 50-011 B

86

3. Cara mengetes advancer mekanik Jepit cam dengan jari jarimu dan cobalah memutarnya. Cam tersebut hanya boleh berputar pada satu arah saja. Pada waktu cam berputar, resistansi pegas dapat terasa dan akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya rotasi. Gerakan cam tanpa resistansi menunjukkan bahwa alat tersebut aus dan harus diperbaiki. Alat tersebut harus diperbaiki bila camnya dapat bergerak secara berlebihan ke atas dan ke bawah porosnya. 0li yang berlebihan di seputar alat advance menunjukkan bushing pada poros distributomya aus. Untuk memastikan bahwa olinya berasal dari engine dan bukan karena pelumasan yang berlebihan lakukan pemeriksaan dengan sangat hati-hati. 4. Langkah memeriksa dan mengatur sudut dwell adalah: (a) (b) (c) (d) (e) Pastikan bahwa semua alat dan perlengkapan tidak ada di sekitar engine. Hidupkan engine dan biarkan sampai mencapai temperatur pengoperasiannya. Matikan engine dan hubungkan meter dwell ke system pengapian sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya. Hidupkan engine dan bacalah bacaan sudut dwellnya. Aturlah sudut dwell bila sudut tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi dari pabriknya. 5. Langkah (a) mengecek dan mengatur waktu dengan menggunakan metoda statis: Putar puli engine sampai tanda timing sejajar dengan tanda yang telah ditentukan pada engine. Aturlah sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuatnya. (b) Sambungkan terminal (c) satu kabel dari dari coil lampu pengetes dan ke distributor pengapian kabel

lainnya ke massa (earth) yang sesuai. Kunci kontak di "ON".

Modul OPKR 50-011 B

87

(d)

Longgarkan

klem

distributor

dan

putarlah

badan

terminal distributor dari koil pengapian dan kabel lain ke massa yang sesuai. (e) (f) g. 1. 2. 3. Volt meter Obeng + (Kembang ) dan - (Min) Kunci Pas Kunci Ring Dial gauge Dwell tester Timing Light Feeler gauge Ware gauge (pengukur celah busi) Satu unit died Engine Keselamatan kerja Persiapkan tempat kerja yang bersih Gunakan pakaian kerja Simpan alat pada tempat yang aman Gunakan alat sesuai dengan fungsinya Langkah Kerja a. Persiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan praktik b. Lakukan pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pengapian c. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh Guru/Instruktur Pindahkan lampu distributor ke arah rotasisampai hidupdan kencangkan klem.

Matikan pengapian dan lepaskan lampu test. Lembar Kerja Alat dan Bahan

Modul OPKR 50-011 B

88

d. e. f. g.

Lakukan sesuai dengan buku manual Lakukan diskusi tentang pemeriksaan dan penyetelan komponen sistem pengapian Buatlah catatan penting tentang kegiatan praktik secara ringkas dan jelas Setelah selesai bereskan kembali alat-alat dan bahan yang telah di gunakan

4. a. b. c.

Tugas Buatlah laporan praktik secara ringkas clan jelas! Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh Jika belum mengerti pelajari kembali dan tanyakan pada Instruktur

Modul OPKR 50-011 B

89

BAB. III EVALUASI


A. KRITERIA DAN INSTRUMEN PENILAIAN 1. a. b. c. d. minimal 7 (tujuh). e. Bila belum mencapai nilai tujuh Siswa wajib belajar kembali dan mengulang pada item tersebut. B. PERTANYAAN 1. 2. 3. system pengapian berikut! a. Coil Pengapian b. Distributor c. Kondensor d. Busi 4. 5. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan saat kontak poin terbuka! Jelaskan mengapa sudut Dwell yang tepat penting untuk mendapatkan pengapian yang baik! Jelaskan tujuan system pengapian pada kendaraan? Gambarkan rangkaian system pengapian konvensional? Jelaskan fungsi setiap komponen Kriteria Penilaian Pengetahuan (Tes formatif): Siswa dapat skor 7 (tujuh) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 70 % s/d 80 %. Siswa dapat skor 8 (delapan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 81 % s/d 90 %. Siswa dapat skor 9 (sembilan) bila tingkat kebenaran jawaban tiap item soal antara 91 % s/d 100 %. Setiap item soal harus mendapat nilai

Modul OPKR 50-011 B

90

6. pengapian elektronik! 7. poros engkol dudukan distributor.

Jelaskan Pada

keuntungan di

system ini

gambar

bawah

tunjukkan komponen yang digunakan pada kontruksi sensor posisi

8. 9. mengendalikan saat penyalaan! 10. pengapian CDI! 11. system pengapian magneto! 12. ditetapkan pabrik! 13. ada dalam daftar - Tutup didistributor - Rotor - Busi

Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu rotary untuk menghasilkan sinyal out-put! Jelaskan bagaimana system EST Jelaskan Jelaskan Jelaskan cara cara kerja kerja Sistem flywheel system

mengapa

pengapian harus distel sesuai dengan jadwal dan spesifikasi yang Identifikasi hal-hal apa saja yang

perlu diperiksa selama prosedur servis untuk semua komponen yang

Modul OPKR 50-011 B

91

14. 15. penggantian distributor! Kunci Jawaban 1. -

Jelaskan Jelaskan

langkah-langkah langkah-langkah

menyetel saat pengapian dengan menggunakan timing light!

Tujuan system pengapian pada kendaraan. Jawaban: Untuk menyediakan percikan bunga api untuk membakar bahan bakar di dalam ruang pembakaran. Untuk menyediakan percikan bunga api pada saat yang paling tepat untuk mendapatkan unjuk kerja engine terbaik pada seluruh kondisi engine.

2.

Gambar di bawah ini menunjukan komponen sistem pengapian konvensional.

Keterangan: 1. Batere Kontak poin 7. Busi Jawaban: 8. Kabel Busi 2. Kunci Kontak 3. Coil 5. Kapasitor 6. Pengapian 4. Distributor

Modul OPKR 50-011 B

92

Agar

secara

otomatis

merubah

saat

pengapian

sesuai

perubahan putaran engine. 3. Jelaskan fungsi setiap komponen system pengapian berikut! Jawaban: a. Coil Pengapian: Untuk merubah tegangan rendah menjadi tegangan tinggi untuk dapat menghasiljan percikan bunga api. b. Distributor: Dudukan Cam dan kontak poin. Dudukan untuk perangkat pemaju pengapian. Mendistribusikan listrik tegangan tinggi pada busi yang tepat (sesuai urut-urutan pengapian). c. kolapnya d. udara/bahan bakar. 4. Jelaskan kerja coil pengapian saat kontak poin tertutup dan terbuka! Jawaban: Arus (istrik mengalir melalui rangkaian primer dan tiiitan primer coil menghasilkan induksi medan magnet di sekeliling lilitan coil (inti coil) Pada saat kontak poin terbuka arus primer berhenti, medan magnet kolap. kolapnya medan magnet menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder. 5. Jelaskan mengapa sudut Dwelt yang tepat penting untuk mendapatkan pengapian yang baik! Jawaban: Sudut Dwell yang tepat penting untuk menghasilkan kejenuhan medan magnet coil pengapian dan mengurangi kerusakan kontak poin. medan magnet dan Kondensor: mencegah Busi: percikan bunga api pada kontak poin. Menghasilkan percikan bunga api untuk menyulut/membakar campuran Menbantu terjadinya

Modul OPKR 50-011 B

93

6.

Jelaskan keuntungan system pengapian elektronik! Jawaban: a. kontak poin b. perawatan kontak poin c. oleh unit pengapian d. Saat penyalaan lebih tepat e. lebih lama dan lebih besar Percikan bunga api gambar di bawah ini tunjukkan komponen yang Sudut Dwell ditentukan Tidak memerlukan Tidak menggunakan

7.

Pada

digunakan pada kontruksi sensor posisi poros engkol dudukan distributor. Jawaban:
Penghimpun Medan Magnet Sudu Tutup Sudu Rotary

Sakelar Efek Hall

8.

Jelaskan cara kerja sensor Hall yang mengacu pada sudu rotary untuk menghasilakan sinyal out-put! Jawaban: Jika tidak ada sudu yang berada di cefah medan magnet menyebabkan munculnya tegangan Hall. Jika sudu berada pada celah elemen Hall terlindung dari medan magnet, tidak muncul tegangan Hall.

9.

Jelaskan penyalaan!

bagaimana

system

EST

mengendalikan

saat

Modul OPKR 50-011 B

94

Jawaban: Sistem EST menggunakan beberapa sensor untuk memantau kondisi kerja engine. Modul menghitung saat pengapian yang dibutuhkan dan memberikan sinyal ke coil pengapian untuk memberikan pengendalian pengapian. 10. Jelaskan cara kerja Sistem pengapian CDI! Jawaban: Transformator penyalaan medan meningkatkatkan dipicu, sangat tegangan kapasitor cepat, yang sumber 12 volt menjadi 400 volt untuk mengisi kapasitor penyimpan. Pada saat therystor yang mengosongkan menyebabkan muatannya melalui lilitan primer menghasilkan pembentukan magnet kenaikan tegangan pada lilitan sekunder yang menghasilkan tegangan tinggi yang diaiirkan ke busi. 11. Jelaskan cara kerja flywheel system pengapian magneto! Jawaban: Saat flywheel berputar magnet menginduksi tegangan pada liiitan primer, arus mengalir membentuk medan magnet di sekeliling coil pengapian. Saat kontak poin terbuka arus terhenti, medan magnet kolap menginduksi tegangan tinggi pada iilitan sekunder dan menghasilkan tegangan tinggi yang dialirkan ke busi. 12. Jelaskan mengapa system pengapian harus disetel sesuai dengan FO dan spesifikasi yang ditetapkan pabrik! Jawaban: Untuk menjamin kemampuan kerja sistem 13. Identifikasi hal-hal Jawaban: Kabel tegangan tinggi Keretakan, terbakar, atau insulasi rusak Kabel tegangan rendah apa saja yang perlu diperiksa selama prosedur servis untuk semua komponen yang ada dalam daftar

Modul OPKR 50-011 B

95

a) b) c)

Terbakar, insulasi retak atau rusak inti kawat terurai atau rusak pada terminalnya Kekuatan sambungan terminal terhadap dudukannya

Coil Pengapian a) b) Kebocoran oli I n s u l a s i a t a u r e t a k p e c

Modul OPKR 50-011 B

96

a h c) K e r u s a k a n e k s t e r n a l Tutup distributor a) Retak, insulasi pecah, clip rusak atau lemah b) Terminal terbakar atau rusak c) Sambungan karbon kendor atau rusak

Modul OPKR 50-011 B

97

d)

Memeriksa korosi pada puncak tutup bagian dalam

Rotor a) b) c) Blade kendor atau rusak Insulasi retak atau karbon retak Klip pengikat patah atau rusak

Busi a) b) c) d) e) Kerusakan Insulator Ekektroda eroded Sil rusak Ulir rusak Insulasi retak

14. Jelaskan langkah-langkah menyetel saat timing light! Jawaban: 1. Operasikan engine sampai mencapai temperatur kerja 2. Matikan engine dan pasang timing light 3. Lepas sambungan selang vacuum 4. Bersihkan tanda timing pada poros pulley 5. Hidupkan engine 6. Arahkan timing light pada tanda timing, Periksa dan stel saat pengapian 7. Kencangkan baut pengikat distributor dan periksa ulang saat pengapian 15. Jelaskan langkah-langkah penggantian distributor! Jawaban: 1. disributor Posisikan rotor sehingga balde-nya berada tepat segaris dengan bagian puncak badan

Modul OPKR 50-011 B

98

2. 3. distributor 4. penggerak distributor terkait 5. masukkan baut pengikat 6. 7. rendah ke distributor 8. 9.

Bila rotor bergerak saat busi dikeluarkan, tentukan posisi baru penunjukan rotor Sejajarkan tanda yang terdapat di badan didtributor dan blok engine dan masukkan Mungkin perlu menggerakkan sedikit badan rotor maju atau mundur untuk memungkinkan Tepatkan Kencan gkan baut pengikat dengan tangan Sambungkan kabel tegangan Pasang distributor dan kabel tegangan tinggi Sambungkan kembali kabel negatip ke batere Stel saat pembakaran sesuai Kencangkan Pastikan baut pengikat kembali tutup posisi klem dan

10. spesifikasi pabrik 11. 12. dihubungkan ke pengapian di setel.

distributor sesuai spesifikasi pengencangan pipa vacuum unit advanver setelah saat

Modul OPKR 50-011 B

99

C. KRITERIA KELULUSAN ASPEK Sikap Pengetahu an Keterampil an Nilai Akhir Kriteria kelulusan: 70 s/d 79 80 s/d 89 90 s/d 100 : Memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan : Memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan : Diatas minimal tanpa bimbingan Hasil pemeriksaa n dan pengukuran SKOR (0-10) BOBOT 2 4 4 NILAI KETERANGAN Syarat kelulusan, nilai minimal 70 dengan nilai setiap aspek, minimal 7

Kriteria Unjuk Kerja

Aspek yang harus dilakukan Melepas rangkaian kelistrikan pada ignition coil Memeriksa tahanan external resistor Memeriksa tahanan primary Memeriksa nilai tahan secondary coil Memeriksa tahanan body

Kesimpulan

Memeriksa ignition coil

Modul OPKR 50-011 B

100

Kriteria Unjuk Kerja Melepas dan Membongka r distributor

Aspek yang harus dilakukan Melepas selangselang vacuum Melepas distributor dari mesin Melepas kabel tegangan tinggi - Memeriksa nilai tahanan kabel coil - Memeriksa Nilai tahanan kabel busi No.1 - Memeriksa Nilai tahanan busi No.2 - Memeriksa Nilai tahanan busi No.3 - Memeriksa Nilai

Hasil pemeriksaa n dan pengukuran

Kesimpulan

Modul OPKR 50-011 B

101

Kriteria Unjuk Kerja

Aspek yang harus dilakukan tahanan busi No.4 Melepas tutup distributor - Memeriksa tutup distributor dari keretakan Melepas Rotor - Memeriksa Rotor terhadap keretakan Melepas Condensor - Memeriksa Condensor Melepas Platina - Memeriksa Permukaan platina Melepas Vacum advancer - Memeriksa Vacum advancer

Hasil pemeriksaa n dan pengukuran

Kesimpulan

Modul OPKR 50-011 B

102

Kriteria Unjuk Kerja

Aspek yang harus dilakukan (utama & tambahan) Memeriksa plat dudukan platina - Memeriksa Kerja gerak dari plat dudukan platina Memeriksa Kerja sentrifugal advance

Hasil pemeriksaa n dan pengukuran

Kesimpulan

Melepas semua busi

Memeriksa Kondisi busi - Memeriksa keausan elektrode busi - Memeriksa keretakan isolator busi

Modul OPKR 50-011 B

103

Kriteria Unjuk Kerja

Aspek yang harus dilakukan Membersihkan Endapan karbon pada busi Mengukur celah busi Memasang busi dengan

Hasil pemeriksaa n dan pengukuran

Kesimpulan

Memasang busi

benar (torsi kekencanga n sesuai, tidak miring) Memasang Plat dudukan platina dengan benar Memasang vacum Memasang, memeriksa kontak platina dan menyetel celah platina sesuai SOP Memasang condensor

Merakit distributor sesuai SOP

Modul OPKR 50-011 B

104

Kriteria Unjuk Kerja

Aspek yang harus dilakukan Memasang Distributor ke mesin (sesuai SOP & repair manual) Memasang Selangselang vacum Memasang tutup distributor Memasang Kabel busi sesuai FO dengan benar Memasang Kabel-kabel dengan benar - Positif coil - Negatif coil - Kabel external resistor coil Memasang Kabel tegangan tinggi dari

Hasil pemeriksaa n dan pengukuran

Kesimpulan

Memasang rangkaian coil

Modul OPKR 50-011 B

105

Kriteria Unjuk Kerja

Aspek yang harus dilakukan coil ke distributor

Hasil pemeriksaa n dan pengukuran

Kesimpulan

Menyetel dan mengukur sudut dwell & timing

Membaca, Mengukur & menyetel sudut dwell sesuai spesifikasi Menyetel Timming pengapian sesuai SOP & repair manual = dwell OK RPM OK timming

Modul OPKR 50-011 B

106

BAB. IV PENUTUP
Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat melanjutkan ke modul berikutnya, sebaliknya apabila peserta diklat dinyatakan tidak lulus maka, peserta diklat tersebut harus mengulang modul ini clan tidak di perkenankan untuk melanjutkan ke modul yang selanjutnya.

Modul OPKR 50-011 B

107

DAFTAR PUSTAKA
Automotive Mechanics-Fifth Edition-Volume 2-May and Crouse. ISBN: O-07-452920-X Automotive Electronics Electricity for and Electronics-Gregory's Mechanics-Stackpoole, Scientific Publication. ISBN: 0-85566669-2 Motor Morrison and Gregory. ISBN: 0-582-86821-1 Anonim. 1995 new step 1 iraning manual . Jakarta, PT. Toyota astra motor Wardan Suyanto (1989) Teori Motor Bensin . Jakarta depdikbud: dirjen Dikti, proyek pengembangan LPTK.

Modul OPKR 50-011 B

108

Anda mungkin juga menyukai