Anda di halaman 1dari 15

Makalah Pengetahuan Lingkungan Sumber Daya Manusia

Oleh

Kelompok 3 Ade Rahma Fitri/1101299 Irma Yanti/1101

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang 2012

Sumber Daya Manusia


A. Pengertian Sumber Daya Manusia Manusia merupakan salah satu komponen lingkungan hidup yang memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda dengan komponenkomponen lingkungan hidup lainnya. Manusia memiliki potensi yaitu akal,naluri dan pemenuhan terhadap kebutuhan jasmani. Sumber Daya Manusia adalah segenap kemampuan dan potensi terbesar manusia adalah akal, tempat atau wadah ilmu pengetahuan yang sangat berpengaruh dan berperan bagi kehidupan manusia. Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkunganya. Sumber daya manusia merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai mahkluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.

Dengan kemampuan dan potensi tersebut, manusia mampu menciptakan ekosistem yang bersifat fisik maupun non fisik. Kecendrungan yang sering muncul saat ini manusia merusak dan memutuskan rantai keseimbangan dan keserasian lingkungan. Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung dialam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu,dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi. Sebagai ilmu, SDM dipelajari dalam manajemen sumber daya manusia atau (MSDM). Dalam bidang ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat struktur SDM dalam industri organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen, sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku adalah bidang kajian ilmu psikologi. Berikut ini merupakan beberapa definisi mengenai Sumber Daya Manusia: Sumber Daya Manusia(SDM) adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerjaan atau karyawan). Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya. Sumber Daya Manusia(SDM) adalah potensi yang merupakan assetdanberfungsi sebagai modal (non material/non finansial) didalamorganisasibisnis,yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan nonfisik dalam mewujudkan eksistensi

organisasi.

B. Kualitas, Kuantitas dan Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya merupakan penyebab utama putusnya mata rantai keseimbangan dan keserasian tersebut. Jumlah populasi manusia yang terus bertambah menurut deret ukur seperti yang dikatakan oleh ahli kependudukan berkebangsaan inggris pada abad ke-18 Thomas Robert Malthus. Sementara persediaan makanan dan kebutuhan lainnya untuk kepentingan manusia sangat terbatas. Dengan IPTEK yang terus berkembang, manusia akhirnya mampu mengembangkan IPTEK untuk mengekploitasi alam lingkungan dengan sangat cepat, sehingga lingkungan makin lama menipis. Akibat eksploitasi yang berlebihan dan jumlah penduduk bumi yang makin padat merupakan masalah utama lingkungan. Selanjutnya, pertumbuhan penduduk indonesia selama 50 tahun mulai dari 1930-1980 bertambah mencapai 87 juta jiwa atau terjadi peningkatan sebesar 150%. Angka pertambahan penduduk indonesia merupakan yang paling tinggi seteleh pakistan. Penyebab utama pertambahan penduduk indonesia merupakan yang paling tinggi setelah pakistan. Penyebab utama pertambahan penduduk secara kualitas karena makin baiknya menyebabkan usia hidup semakin meningkat dan angka kematian (mortalitas) menurun secara drastis. Tingginya pertambahan penduduk di negara Asia dan Indonesia serta negara berkembang lainnya disebabkan angka kematian yang menurun drastis tidak diikuti penurunan angka kelahiran seperti di

negara-negara maju Eropa dan Amerika, sehingga menimbulkan banyak masalah termasuk diantaranya adalah masalah lingkungan. Kita bisa melihat awal munculnya masalah lingkungan. Ketika kita merunut dari sumber daya alam hayati yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penduduk dunia yang sangat besar, karena kebutuhan pangan besar menuntut manusia untuk membuka hutan menjadi areal persawahan, perladangan (agroecosistem) sehingga areal hutan berkurang. Pertambahan penduduk yang pesat itu di daerah tropikpun berkurang sangat tajam. Pembukaan hutan mengurangi cadangan air, karena salah satu fungsi hutan adalah penyimpanan cadangan air. Sisi lain pembukaan hutan mengurangi keanekaragaman hayati (biodiversity). Hutan yang terbuka menyebabkan banyak sumber gen asli dari flora dan fauna mati. Hal ini merupakan kerugian yang tidak ternilai. Masalah lain adalah pangan yang kurang, sehingga penduduk mengalami kelaparan yang sangat. Hal ini melanda Korea Utara dan beberapa negara Afrika yang sangat memperhatikan. Terkait dengan kondisi sumber daya manusia Indonesia yaitu adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi sekitar 92,73jutaorang,sementarajumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta. Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini

mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerjalulusanperguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun2000adasekitar2,3juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyaknya angka pengangguran sarjana di Indonesia. Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang. Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumber daya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM. Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan kurangnya penguasaan IPTEK, karena sikap mental dan penguasaan IPTEK yang dapat menjadi subyek atau pelaku pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi. Oleh karena itu dimensi daya saing dalam SDM semakin menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM melalui pendidikan merupakan tuntutan yang harus dikedepankan. Salah satu problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan merupakan subordinasi dari pembangunan ekonomi. Pada era sebelum reformasi pembangunan dengan pendekatan fisik begitu dominan. Hal

ini sejalan dengan kuatnya orientasi pertumbuhan ekonomi. DAMPAK IPTEK TERHADAP SDM INDONESIA Pengaruh IPTEK terhadap peningkatan SDM Indonesia khususnya dalam persaingan global dewasa ini meliputi berbagai aspek dan merubah segenap tatanan masyarakat. Aspek-aspek yang dipengaruhi, adalah sebagai berikut: 1. Dampak Globalisasi yang ditimbulkan oleh teknologi dalam era globalisasi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, sangat luas. Teknologi ini dapat menghilangkan batas geografis pada tingkat negara maupun dunia. 2. Aspek Ekonomi. Dengan adanya IPTEK, maka SDM Indonesia akan semakin meningkat dengan pengetahuan-pengetahuan dari teknologi tersebut. Dengan kemajuan SDM ini, tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan ekonomi di Indonesia. Berkaitan dengan pasar global dewasa ini, tidaklah mungkin jika suatu negara dengan tingkat SDM rendah dapat bersaing, untuk itulah penguasaan IPTEK sangat penting sekali untuk dikuasai. Selain itu, tidak dipungkiri globalisasi telah menimbulkan pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat di masa kini akibat pengaruh negatif dari globalisasi. 3. Aspek Sosial Budaya. Globalisasi juga menyentuh pada hal-hal yang mendasar pada kehidupan manusia, antara lain adalah masalah Hak Asasi Manusia(HAM), melestarikan lingkungan hidup serta berbagai hal yang menjanjikan kemudahan hidup yang lebih nyaman, efisien dan security pribadi yang menjangkau masa depan, karena

didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampak yang timbul diakibatkannya ikatan-ikatan tradisional yang kaku, atau dianggap tidak atau kurang logis dan membosankan. Akibat nyata yang timbul adalah timbulnya fenomena-fenomena paradoksal yang muaranya cenderung dapat menggeser paham kebangsaan/nasionalisme. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya tanggapan masyarakat atas kasus-kasus yang terjadi dinilai dengan didasarkan norma-norma kemanusiaan atau norma-norma sosial yang berlaku secara umum (Universal internasional).

C. Penyebaran Penduduk Sejak zaman dulu orang selalu memperhatikan jumlah keluarga, jumlah penghuni suatu wilayah tertentu untuk mendapat gambaran mengenai kekayaan, kekuatan dan perkembangan suatu kelompok penduduk. Penyebaran umat manusia menurut benua yang mereka tempati dilaporkan dalam the World Alamanac and Books of Fact 1985. Luas benua dinyatakan dengan mil persegi. Luas wilayah indonesia 741.101 mil persegi, teridiri atas 13.000 pulau-pulau dengan jumlah penduduk 165.787.000 (perkiraan dalam tahun 1983). Selanjutnya biro statistik di jakarta memberikan penjelasan sebagai berikut: Penyelenggaraan sensus itu memerlukan biaya ribuan juta rupiah, untuk persiapan, pelaksanaan, dan pengolahan data memerlukan 3 tahun lebih. Pada waktu laporan diterbitkan, keadaan penududuk sudah berubah. Namun pendataan keadaan penduduk sepuluh tahun sekali itu penting, khususnya bagi negara yang sedang berkembang. Dari segi ekologi dan geopolitik Pemerintah Indonesia, distibusi penduduk di negara kita ini perlu diatur, mislanya tidak boleh

terlalu padat di daerah-daerah tertentu dan hampir kosong di daerah-daerah lain. Persebaran Penduduk di Indonesia Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat. Berdasarkan sensus penduduk dan survey penduduk, persebaran penduduk Indonesia antar provinsi yang satu dengan provinsi yang lain tidak merata. Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya persebaran penduduk: 1)Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya. 2)Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal 3)Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar 4)Sumber air 5)Perhubangan atau transportasi Persebaran Penduduk Tidak Merata Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antar pulau, propinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia. Perhatikan tabel berikut ini! Tabel 6. Persebaran dan Pertumbuhan Penduduk Indonesia

Menurut Pulau (Tahun 1961-1998)

Perkembangan kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2). Jika kondisi ini dibiarkan diperkirakan angka tersebut akan cenderung meningkat diwaktu yang akan datang. Untuk lebih jelasnya coba Anda amati dengan seksama tabel berikut ini! Tabel 7. Kepadatan Penduduk Indonesia Menurut Pulau, (Tahun 1930 1998).

Akibat dari tidak meratanya penduduk yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa

belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara. D. Dinamika Penduduk Dinamika penduduk adalah perubahan yang terjadi pada populasi manusia atau penduduk. Untuk memahami dinamika penduduk, kita harus mempelajari teori dinamika alamiah atau populasi makhluk hidup secara keseluruhan. Pengetahuan dinamika populasi meliputi perubahan sifat-sifat populasi. Populasi mempunyai sifat-sifat yang dapat diukur secara statistik seperti kepadatan, natalitas (angka kelahiran), mortalitas(angka kematian), komposisi umur, potensi biotik, penyebaran dan pola atau bentuk pertumbuhan. Populasi juga memiliki sifat-sifat genetik yang berkaitan dengan lingkungan hidupnya seperti kemauan adaptasi, fertilitas, ketahanan (survive). Pada tulisan ini, kita bahas 3 sifat populasi yang menunjukkan atau indikator perubahan penduduk atau populasi manusia sebagai berikut: 1. Kepadatan Kepadatan atau kerapatan merupakan hubungan populasi dengan satu ruang. Kepadatan dinyatakan dalam banyaknya individu atau besarnya biomas persatuan luas tempat populasi berada. Untuk mengetahui kondisi dan peran suatu populasi serta pengaruhnya dapat dilihat kepadatannya. Jadi kepadatan merupakan salah satu indikator peran dan pengaruh dan perubahan populasi secara statistik atau kualitatif. 2. Natalitas (Angka/tingkat kelahiran)

Natalitas atau angka tingkat kelahiran adalah kesanggupan suatu populasi untuk bertambah besar (jumlahnya). Natalitas ini dinyatakan dengan jumlah individu baru persatuan waktu persatuan populasi misalnya 25 anak pertahun per 1000 penduduk. 3. Mortalitas (Angka/tingkat kematian) Mortalitas menunjukan kematian individu-individu dalam satu populasi. Mortalitas dinyatakan dalam jumlah individu yang mati dalam jangka waktu tertentu persatuan populasi.

E. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah kependudukan ( eq. Ketenaga-kerjaan). Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah di bidang kependudukan. Seperti keberhasilan KB yang menekan angka kelahiran. Namun masalah kependudukan merupakan masalah yang kompleks bukan hanya KB, namun juga banyak masalah lainnya yang juga penting diupayakan penyelesainnya.

Salah satu masalah yang urgen dan sering menjadi indikator ekonomi adalah masalah ketenagakerjaan. Jumlah penduduk indonesia saat ini menurut data terakhir dari BPS adalah sekitar 210 juta jiwa dengan angkatan kerja lebih dari 12 juta jiwa. Masalah tenaga kerja adalah masalah sumber daya manusia. Upaya untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia itu terus dilakukan, namun banyak menemui kendala, salah satunya adalah krisis ekonomi dewasa ini yang meningkatkan angka pengangguran. Hal ini terjadi akibat krisis ekonomi yang secara global melanda asia, termasuk indonesia yang terparah situasi ekonominya. Usaha dan upaya pengadaan lapangan kerja terus dilakukan, salah satu contohnya pengiriman TKI keluar negeri seperti Malaysia, Hongkong, Brunei dan negara-negara di kawasan Timur Tengah. Namun usaha ini menimbulkan masalah baru yaitu rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) tenaga kerja indonesia (TKI). TKI yang bekerja kebanyakan kurang berpendidikan. Rendahnya tingkat pendidikan TKI yang dikirim keluar negeri menyebabkan lapangan kerja yang sesuai adalah sebagai pembantu rumah tangga. Untuk mengantisipasi masalah ini, pemerintah sudah melakukan usaha untuk melindungi dan meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan dibalai-balai latihan tenaga kerja departemen tenaga kerja dan transmigrasi (Depnakertrans). Disamping itu, perusahaan pengerah jasa tenaga kerja juga melakukan pelatihan ketrampilan lewat berbagai training, dengan harapan terjadi peningkatan kualitas pendidikan TKI yang dikirim bekerja ke luar negeri. Peningkatan kualitas berarti mampu diserap oleh pasaran kerja dengan pendapatan yang lebih baik. Saat ini terkendala akibat krisis ekonomi yang belum pulih dan sektor riil belum mampu bangkit sehingga melesukan dunia usaha.

Dengan mempelajari studi kasus diatas dapat kita ketahui banyaknya pengangguran di Indonesia dari tahun ke tahun karena banyak faktor yang mempengaruhi. Berikut ini merupkan beberapa upaya untuk mengatasi pengangguran: a. Penanaman Modal Penanaman modal diperlukan, terutama untuk mengatasi pengangguran struktural. Kamu masih ingat bukan, pengangguran struktural terjadi karena perubahan struktur atau komposisi ekonomi yang menyebabkan penurunan kegiatan produksi. Agar kegiatan produksi dapat bangkit kembali, diperlukan suntikan atau penanaman modal baru. Apabila kegiatan produksi telah bangkit kembali, akan ada kesempatan kerja baru yang tercipta. b. Penyediaan Informasi mengenai Lowongan Pekerjaan Untuk mengatasi pengangguran friksional dan pengangguran musiman, perlu ada informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja dan bagaimana kriteria tenaga kerja yang diperlukan. Kadang kala seorang pencari kerja selain tidak memiliki informasi mengenai tempat yang ada lowongan pekerjaannya, juga tidak tahu apakah perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja cocok dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. c. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja Perusahaan tentu lebih memilih tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan keahlian. Akibatnya, banyak tenaga kerja yang menganggur karena ditolak perusahaan sebab tidak memiliki keahlian dan keterampilan. Dengan mengikuti program pendidikan dan pelatihan, kesempatan kerja yang semula tidak dapat diraih akhirnya dapat ia peroleh.

d.Menumbuhkan Jiwa dan Hasrat Wirausaha Banyak orang masih berpikir bagaimana mencari pekerjaan dan bukan bagaimana menciptakan peluang pekerjaan. Apabila hal ini masih terjadi, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Memang tidak mudah untuk memulai usaha baru. Butuh keberanian tinggi untuk siap menanggung risiko bila usaha tersebut tidak berjalan sesuai dengan harapan. Oleh karenaitu, jiwa wirausaha perlu dipupuk sejak dini pada setiap warga negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai