4.1.
4.1.1. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari analisis hidrometer (hydrometer analysis) ini adalah untuk menentukan distribusi ukuran butir tanah yang memiliki diameter kurang dari 0,075 mm (lolos saringan No. 200 ASTM) dengan cara pengendapan. Pengujian ini menggunakan standar ASTM D 422-63. 4.1.2. Dasar Teori Dari harga berat jenis yang diperoleh dari percobaan Specific Gravity (Gs), kita menghitung berat isi tanah yaitu : 1. Dengan harga s dari tabel dapat diperoleh nilai koreksi meniscus (Cm) Rumus yang digunakan :
s = Gs w
Dimana :
2. Koreksi miniscus (Cm) ditambahkan pada data hasil pembacaan pelampung (Ra), sehingga pembacaan pelampung yang telah dikoreksi. (Rc) = Ra + Cm
3. Berdasarkan suhu pada pengamatan ke t menit, dari tabel diperoleh harga berat isi air ( w ), nilai Ct didapat dari tabel koreksi suhu untuk tiap pembacaan suhu. 4. Berdasarkan harga Rc dari tabel hasil kalibrasi hidrometer diperoleh nilai L (panjang pelampung yang berada di dalam air dihitung dari titik berat sampai permukan air). 4.1.3. Alat dan Bahan Alat yang digunakan : a. Gelas ukur 1000 ml 1 buah b. Pelampung hidrometer c. Cawan alumunium, mangkuk, solet d. Aquades e. Neraca f. Oven g. Stopwatch h. Termometer i. Cairan sodium silikat
e d f Keterangan : a. Tabung hidrometer 1000ml b. Pelampung Hidrometer c. Termometer d. Gelas ukur 100ml e. Cairan Sodium Silikat f. Cawan g. Kompor Listrik
4.1.4. Benda Uji Benda uji berupa tanah hasil boring yang telah dioven selama 24 jam pada suhu 110 oC. 4.1.5. Pelaksanaan 1. Mengambil benda uji yang telah dioven sebanyak 60 gram, kemudian diberi aquades secukupnya dan dipanaskan sampai mendidih. 2. Mencampur benda uji dengan sodium silikat 10 ml dan diaduk hingga merata. 3. Memasukkan campuran dalam gelas ukur dan ditambahkan aquades hingga volumenya menjadi 1000 ml dan didiamkan selama 24 jam. 4. Mengocok benda uji setelah 24 jam hingga homogen, lalu memasukkan pelampung hidrometer dan termometer, menghidupkan stopwatch dan memulai pengukuran. 5. Mencatat hasil pengamatan terhadap pelampung hidrometer dan termometer dalam tabel, waktu pengamatan pada menit ke-1, 2, 5, 15, 30, 60, 240, dan 1440. Penentuan menit ke-0 adalah pada saat tabung gelas ukur tegak lurus pada meja kerja (saat mulainya proses pengendapan) sebelum pelampung hidrometer masuk.
4.1.6. Data Pengujian Data pengujian analisis hidrometer disajikan dalam tabel 4.1. Tabel 4.1. Data pengujian analisis hidrometer Clock time Elapsed Time Minute/ t
(minute)
Ra
-40 33 24 18 14 12 11 9
Temperature/T
(o C)
0 1 2 5 15 30 60 240 1440
4.1.7. Perhitungan Perhitungan untuk menit ke-1 Merupakan pengisian kolom pada tabel analisis uji hidrometer Kolom 1 = jam pengamatan Kolom 2 = menit pengamatan Kolom 3 = pembacaan skala pada pelampung hidrometer (Ra) Kolom 4 = perhitungan koreksi Rc = Ra + cm Gs = 2,65 (dari percobaan Specific Gravity )
= 40 + 1,02 = 41,02 Kolom 5 = pembacaan suhu = 27 0C Kolom 6 = dari harga Rc akan didapat harga L dengan melihat tabel hidrometer No. 2, maka harga L = 9,32449 Kolom 7 = L/t = 9,32449/1 = 9,32449 Kolom 8 =
L/t
= 3,0536
Kolom 10 = diameter , didapat dari (8) x (9) D = 3,0536 x 0,01258 = 0,0384 Kolom 11 = koreksi suhu (Ct) Dari tabel didapat Ct = 2 Kolom 12 = R = Rc + Ct = 41,02 + 2= 43,02 Kolom 13 = menghitung nilai M, dengan persamaan:
M = V Ws Gs G w s
dimana : V Ws
= 1000 ml = 60 gram
30 Diameter 980(Gs - w )
R Ct = (Rc+Ct) M
( R M ) 10
14
0 1 2 5 15 30 60 240 1440
-40 33 24 18 14 12 11 8
-2 2 2 2 2 2 2 2
4.2.
4.2.1. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari analisis saringan (sieve analysis) adalah untuk menentukan distribusi ukuran butir tanah yang memiliki diameter lebih besar dari 0,075 mm (tertahan di atas saringan No. 200 ASTM) dengan cara penyaringan. Pengujian ini menggunakan standar ASTM D 422-63. 4.2.2. Dasar Teori Secara umum tanah terdiri atas tiga bagian yaitu : Butiran Air Udara
Sifat dan karakteristik tanah banyak tergantung pada ukuran butirannya. Ukuran butiran menentukan klasifikasi atau jenis tanah tersebut. Untuk butiran kasar dipakai cara penyaringan (sieving) dalam penentuan ukuran butiran tanah. Tanah kering oven disaring pada serangkaian saringan dengan ukuran diameter lobang saringan tertentu dari mulai yang kasar hingga yang halus disusun dari atas ke bawah. Dengan demikian butiran tanah akan terpisah menjadi beberapa bagian dengan batas ukuran yang diketahui yaitu sesuai dengan diameter lubang saringan. Rumus yang digunakan: Persentase tanah tertahan (% tertahan) Persentase tanah lolos (% lolos) 4.2.3. Alat dan Bahan 1. Satu set saringan ( No. 4, 8, 16, 20, 40, 80, 100, 120,200 ) 2. Penggetar saringan/vibrator 3. Neraca dan anak timbangan 4. Sikat halus dan solet
Universitas Sebelas Maret Surakarta 2008
= 100% - % tertahan
5. Oven listrik 6. Cawan alumunium 7. Benda uji yang digunakan pada analisis hidrometer
Gambar 4.2. Alat uji analisis saringan (sieve analysis) 4.2.4. Benda Uji Benda uji berupa tanah hasil boring yang merupakan bagian dari tanah pada percobaan hidrometer yang tidak lolos atau tertahan di atas saringan No. 200 (diameter butirannya > 0,075 mm). 4.2.5. Pelaksanaan 1. Mencuci benda uji dari percobaan hidrometer dengan saringan No. 200 sampai bersih.Pencucian dinyatakan bersih apabila air bekas cucian telah jernih. 2. Meletakkan benda uji yang tertahan dalam saringan No. 200 dicawan dan dioven selama 24 jam pada suhu 110 oC. 3. Menimbang benda uji yang telah dioven selama 24 jam bersama cawannya. 4. Memasukkanbenda uji ke dalam susunan saringan kemudian digetarkan dengan alat penggetar. 5. Menimbang benda uji yang tertinggal pada setiap saringan.
Universitas Sebelas Maret Surakarta 2008
4.2.6. Data Pengujian Data pengujian analisis saringan disajikan dalam tabel 4.3. Tabel 4.3. Data pengujian percobaan analisa saringan
Saringan No. Diameter lobang (mm) 4 8 16 20 40 80 100 120 200 PAN 4,75 2,36 1,18 0,85 0,425 0,18 0,15 0,125 0,075 ---
Berat Cawan + Benda Uji (gr) 522,94 431,24 451,17 405,73 392,77 360,21 353,20 333,28 390,81 249,30
Berat Cawan (gr) 522,82 429,60 450,18 405,34 391,77 357,56 352,06 333,25 387,70 248,47
Berat Benda Uji (gr) 0,12 1,64 0,99 0,39 1 2,65 1,14 0,03 3,11 0,83
4.2.7. Perhitungan 1. Persentase tanah yang tertahan = berat yang tertinggal/berat total x 100% 2. Persentase kumulatif tertahan saringan No. 4, 8, 16, 20, 40, 80, 100, 120, 200. 3. Contoh Perhitungan (untuk contoh tanah pada saringan No. 4, diameter ayakan 4,75 mm) a) Berat benda uji mula-mula
b) c)
= 60 gram (pada percobaan hidrometer ) = 522,94 gram = 522,82 gram = 0,12 gram = 1,00925 %
= 1,00925 % = 98,99 %
Perhitungan pengujian analisis saringan selanjutnya disajikan dalam tabel. 4.4. Tabel 4.4. Perhitungan percobaan analisa saringan
Saringan No. Berat Cawan + Diameter Benda Uji Tertahan
(mm) (gr)
Berat Cawan
Persen Tertahan
Persen Lolos
(gr)
(%)
(%)
4,75 2,36 1,18 0,85 0,425 0,18 0,15 0,125 0,075 ---
522,94 431,24 451,17 405,73 392,77 360,21 353,20 333,28 390,81 249,30
522,82 429,60 450,18 405,34 391,77 357,56 352,06 333,25 387,70 248,47
0,2 2,73 1,65 0,65 1,667 4,416 1,9 0,05 5,183 1,383
0,2 2,93 4,58 5,23 6,897 11,313 13,213 13,263 18,446 19,829
99,8 97,07 95,42 94,77 93,103 88,687 86,787 86,737 81,554 ---
4.3.
4.3.1. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari rekapitulasi ini adalah untuk menentukan klasifikasi tanah pada lokasi pengambilan benda uji dengan menggunakan hasil pengujian analisis saringan dan analisis hidrometer. Pengujian ini menggunakan standar ASTM D 422-63. 4.3.2. Dasar Teori
Sistem klasifikasi tanah yang digunakan pada praktikum ini adalah sistem klasifikasi ASTM D 422-63. Pada sistem klasifikasi ini tanah digolongkan berdasarkan besarnya diameter butiran, yaitu: 1) Berangkal/boulder 2) Kerakal/cobbles 3) Kerikil/gravel 4) Pasir/sand Pasir terbagi dalam: a. Pasir Kasar b. Pasir Sedang c. Pasir Halus 5) Lanau/silt 6) : 4,75 mm 2,00 mm : 2,00 mm 0,425 mm : 0,425 mm 0,075 mm ( 0,075 mm 0,005 mm) Lempung/clay (< 0,005 mm) (> 300 mm) ( 300 mm 75 mm) ( 75 mm 4,75 mm) ( 4,75 mm 0,075 mm)
Secara garis besar, tanah dibagi dalam dua kelompok yaitu: a. Tanah berbutir kasar Untuk menentukan klasifikasi tanah berbutir kasar, dibutuhkan data: Koefisien Keseragaman (Cu) Cu =
D 60 D10
Koefisien Kelengkungan/Kurvature(Cc) Cc = dimana D10 D30 D60 : diameter butir yang lolos saringan sebanyak 10 % : diameter butir yang lolos saringan sebanyak 30 % : diameter butir yang lolos saringan sebanyak 60 %
( D 30 ) 2
D10 D 60
Untuk menentukan klasifikasi tanah berbutir halus dibutuhkan data tambahan berupa nilai parameter Batas Cair (LL) yang didapatkan dari hasil pengujian Batas Konsistensi Atterberg. Selain sistem klasifikasi ASTM, terdapat beberapa sistem klasifikasi yang banyak digunakan diantaranya seperti terlihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5. Batasan-batasan ukuran berdasarkan sistem Ukuran Butir (mm) Sistem Klasifikasi Kerikil (Gravel) 75 - 4,75 75 - 2,00 75 - 4,75 60 - 2,00 Pasir (Sand) 4,75 - 0,075 2,00 - 0,075 4,75 - 0,075 2,00 - 0,06 2,00 - 0,05 Lanau (Silt) 0,075 - 0,005 0,075 - 0,005 Lempung (Clay) < 0,005 < 0,005
Diskripsi Detail ASTM AASHTO USCS British Standard (BS) USDA 4.3.3. Data Pengujian
Tanah butiran halus (Lanau, lempung) < 0,075 0,06 - 0,002 0,05 - 0,002 < 0,001 < 0,002
Data yang dibutuhkan untuk menentukan klasifikasi atau jenis tanah adalah hasil yang diperoleh dari percobaan analisis saringan dan percobaan analisis hidrometer seperti yang tertulis pada tabel 4.6. dibawah ini:
Tabel 4.6. Rekapitulasi hasil percobaan analisis saringan dan analisis hidrometer
Diameter Butiran (D) (mm) 4,75 2,36 Analisis Saringan (sieve analysis) 1,18 0,85 0,425 0,18 0,15 0,125 0,075 -Analisis Hidrometer (hydrometer analysis) 0,0193 0,0116 0,00839 0,00621 0,005 0,00312 0,00129 Persen Lolos (P) (%) 99,8 97,07 95,42 94,77 93,103 88,687 86,787 86,737 81,554 -72,2 56,15 45,46 40,12 39,0744 37,45 29,44
Hasil Pengujian
4.3.4. Perhitungan
Berdasarkan rekapitulasi hasil berupa data diameter butiran dan persentase dari percobaan analisis saringan dan percobaan analisis hidrometer pada tabel 4.6., maka selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk grafik hubungan kedua data yang ketentuan penggambarannya adalah sebagai berikut: 1. Grafik digambar pada sumbu semilogaritma. 2. Sumbu x (absis) merupakan diameter butiran. 3. Sumbu y (ordinat) merupakan persentase lolos. 4. Data-data dari analisis hidrometer dan analisis saringan kemudian diplotkan ke dalam kertas grafik. 5. Setelah mengetahui tempat kedudukan titik-titik dari data di atas, kemudian dibuat garis yang menghubungkan titik-titik tersebut, seperti tergambar pada grafik 4.1.
Gravel
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 10 4,75 0.075 0,005 Persen Lolos (%)
Sand
Silt
Clay
0,1
0,01
0,001
Diameter (mm)
Grafik 4.1. Distribusi ukuran butiran tanah Berdasarkan grafik 4.1., maka benda uji yang diuji mempunyai distribusi gradasi butiran sebagai berikut: 1. Gravel ( > 4,75 mm) 2. Sand ( 4,75 mm 0,075 mm) = 1,0093 = 18,446 % %
3. Silt 4. Clay
5. Setelah mengetahui tempat kedudukan titik-titik dari data di atas, kemudian dibuat garis yang menghubungkan titik-titik tersebut, seperti tergambar pada grafik.
Gravel Sand Silt Clay
4.75
0.075
0.005
Grafik 4.1. Distribusi Ukuran Butiran Tanah Berdasarkan grafik 4.1., maka benda uji yang diuji mempunyai distribusi gradasi butiran sebagai berikut: 1. Gravel ( > 4,75 mm) 2. Sand 3. Silt ( 4,75 mm 0,075 mm) ( 0,075 mm - 0,005) = 1,0093 = 18,446 % %
= 42,4796 %
4. Clay
= 38,0651 % = 100,00 %
4.3.5. Kesimpulan Berdasarkan rekapitulasi hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan: a. Karena persentase butiran tanah yang berdiameter < 0,075 mm = 80,5447% dimana > 50%, maka tanah tersebut termasuk dalam jenis tanah berbutir halus. b. Golongan butiran yang dominan adalah silt.