Anda di halaman 1dari 5

Nama : A.

A Ngr Hary Susila NIM : 1004505039 Pengembangan Media Digital

Pengembangan Media Digital

Perkembangan teknologi multimedia digital saat ini memungkinkan terjadinya penyampaian informasi yang lebih cepat, interaktif dan menarik. Menurut kamus Bahasa Indonesia, media yaitu alat atau sarana komunikasi informasi dan ilmu pengetahuan. Dalam tahap perkembangannya, informasi disimpan dalam media tulang, papirus, batu tulis, tanah liat, dan kulit binatang. Setelah ditemukan kertas dan sistem percetakan, informasi dapat dibuat, disimpan, kemudian disampaikan secara lebih efektif dan efisien. Kemajuan pesat dialami umat manusia ketika akhirnya muncul media elektronik berupa radio, televisi, dan internet. Teknologi digital memungkinkan munculnya jenis media baru seperti ebook, e-magazine, dan e-newspaper. Ketiga jenis media visual tersebut tidak lagi dicetak, melainkan berbentuk digital dan dapat dengan mudah dibaca, diperoleh, disimpan, serta disebarkan melalui media internet. Pesatnya perkembangan media digital secara nyata akan membawa dan mengubah pola pikir, sikap dan tindakan/prilaku bagi setiap individu. Perubahan tersebut paling tidak akan membawa ke dalam pola hidup yang lebih efektif dan efesien, memperluas daya bakat, meningkatkan interaksi, merangsang kemampuan dan kreatifitas manusia. Pada jaman modern saat ini tidak dipungkiri kemajuan teknologi pun meningkat sesuai perkembangan jaman. Informasi pun dengan mudah diaksses dari berbagai media. Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan komputer yang satu dengan lainnya diseluruh dunia. Dengan Internet, komputer yang saling terhubung untuk dapat berkomunikasi, barbagi dan memperoleh informas. Melalui media internet sangat diminati oleh semua orang, mulai dari mencari informasi, teman, atau hanya sekadar mencari hiburan lewat media maya seperti

bermain game, bermain dengan berbagi jejaring sosial dan lain lain. Internet pun sudah menjadi suatu kebutuhan bagi para pelajar untuk mencari tugas sekolah. Pendidikan di Indonesia sudah mendominasi dalam pemanfaatan terhadap teknologi informasi yang sedang berkembang pesat. Hal ini yang menimbulkan kemajuan dan efektifitas dalam kemajuan pendidikan itu sendiri. Pendidikan merupakan masalah utama yang dihadapi bangsa kita di era globalisasi ini, yaitu masih rendahnya tingkat kualitas sumberdaya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pengembangan minat baca dan kebiasaan membaca. Dari fakta tersebut, perpustakaan merupakan tempat untuk mengembangkan minat baca dan kebiasaan membaca. Hal ini dilatari oleh peran dan fungsi perpustakaan sebagai pusat pengembangan minat baca. Secara lebih rinci, Widiasa (2007) menyebutkan tugas pokok perpustakaan, yaitu 1. Menghimpun bahan pustaka yang meliputi buku dan nonbuku sebagai sumber informasi. 2. 3. Mengolah dan merawat bahan pustaka. Memberikan layanan bahan pustaka. Salah satu upaya pengembangan minat dan kegemaran membaca adalah adanya distribusi buku. Perpustakaan sendiri bertujuan memberi bantuan bahan pustaka atau buku yang diperlukan untuk para pemakai. Buku merupakan salah satu syarat mutlak yang diperlukan untuk pengembangan program, pengembangan minat, dan kegemaran membaca, khususnya bagi anak anak kecil yang tentunya belum begitu banyak mengenal teknologi informasi. Artinya, bahwa fungsi buku memberikan tempat tersendiri bagi pengembangan anak. Hal inilah yang kemudian berimplikasi pada semakin maraknya industri perbukuan atau penerbit di Indonesia secara khusus dan dunia perbukuan secara global. Secara lebih umum, Yusuf dan Suhendar (1:2005) menyatakan

bahwa perpustakaan adalah suatu tempat yang didalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengelolaan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala macam informasi, baik tercetak maupun yang terekam dalam berbagai media seperti buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, video, komputer, dan lain-lain.

Pemanfaatan Teknik Informasi dan Komunikasi dapat diterapkan dalam modul pembelajaran. Perpustakaan digital menjadi salah satu solusi akan mahalnya buku buku cetak di Indonesia. Biasanya guru hanya menjelaskan materi di papan tulis dan sumber utamanya tetaplah buku cetak yang harganya mahal dan belum tentu semua materi di dalamnya akan dipelajari oleh peserta didik. Kementerian Komunikasi dan Informasi menjamin bahwa seluruh kecamatan di indonesia telah tersambung dengan jaringan internet hingga akhir tahun 2012, sesuai dengan progrm Penyediaan Layanan Internet Kecamatan (PLIK). Kementerian Komunikasi dan Informatikan juga telah menggelar program layanan internet kecamatan (PLIK) sebanyak 5.748 titik di setiap ibu kota kecamatan yang termasuk dalam wilayah universal telekomunikasi. Perpustakaan digital adalah sebuah sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi yang mendukung akses obyek informasi tersebut melalui perangkatan digital (Sismanto, 2008). Layanan ini dpat mempermudah kita dalam mencari informasi seperti dokumen, gambar dan database dalam format digital dengan cepat, tepat dan akurat. Dalam perpustakaan digital tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan sumber sumber lain dan pelayanan informasinya terbuka bagi pengguna di seluruh dunia. Koleksi perpustakaan digital tidaklah terbatas pada dokumen elektronik pengganti bentruk cetak saja, ruang lingkup koleksinya sampai pada artefak digital yang tidak bisa digantikan dalam bentuk tercetak. Proses pembuatan Perpusstakaan digital menurut Suryandari (2007), terdapat proses digitalisasi yang terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu: 1. Scanning, yaitu proses memindah dokumen dalam bentuk cetak dan mengubahnya kedalam bentuk berkas digtal, contohnya seperti berkas PDF. 2. Editing, yaitu proses mengolah berkas PDF didalam komputer dengan cara memberikan catatan kaki, hyperlink, daftar isi dan sebagainya.

Proses OCR (Optical Character Recognition) dikatergorikan pula kedalam proses editing. OCR adalah sebuah proses yang mengubah gambar menjadi teks.

3.

Uploading, yaitu proses pengisian (input) metadata dan meng-upload berkas dokumen tersebut ke digital library. Berkas yang di-upload sudah dalam berkas PDF yang telah melalui prose

editing. Dibagian akhir, ada dua buah server. Server pertama yaitu sebuah server yang berhubungan dengan internet, berisi seluruh metadata dan full text karya akhir yang dapat diakses oleh seluruh pengguna didalam Local area Network (LAN) perpustakaan yang bersangkutan. Sedangkan server kedua adalah sebuah server yang terhubung ke internet, berisi metadata dan abstrak karya tersebut. Pemisahan kedua server ini bertujuan untuk keamanan data. Dengan demikian, full text sebuah karya hanya dapat diakses dari LAN, sedangkan melalui internet, sebuah karya dapat diakses. Beberapa keunggulan perpustakaan digital yaitu : 1. Long distance service, artinya dengan perpustakaan digital, pengguna bisa menikmati layanan sepuasnya, kapanpun dan dimanapun. 2. Akses yang mudah. Akses pepustakaan digital lebih mudah dibanding dengan perpustakaan konvensional, karena pengguna tidak perlu dipusingkan dengan mencari di katalog dengan waktu yang lama. 3. Murah(cost efective). Perpustakan digital tidak memerlukan banyak biaya. Mendigitalkan koleksi perpustakaan lebih murah dibandingkan dengan membeli buku. 4. Publikasi karya secara global. Dengan adanya perpustakaan digital, karya-karya dapat dipublikasikan secara global ke seluruh dunia dengan bantuan internet. Selain keunggulan, perpustakaan digital juga memiliki kelemahan, yaitu 1. Tidak semua pengarang mengizinkan karyanya didigitalkan. Pastinya, pengarang akan berpikir pikir tentang royalti yang akan diterima bila karyanya didigitalkan. 2. Masih banyak masyarakat Indonesia yang buta akan teknologi. Apalagi, bila perpustakaan digital ini dikembangkan dalam perpustakaan di pedesaan.

3.

Masih sedikit pustakawan yang belum mengerti tentang tata cara mendigitalkan koleksi perpustakaan. Itu artinya butuh sosialisasi dan penyuluhan tentang perpustakaan digital. Perpustakaan digital dan perpustakaan biasa pastilah mempunyai kelebihan dan

kelemahan masing masing. Perbedaan perpustakaan biasa dan digital terlihat pada keberadaan koleksi. Koleksi perpustakaan digital tidah harus berada di sebuah tempat fisik, sedangkan koleksi perpustakaan biasa terletak pada sebuah tempat yang menetap, yaitu perpustakaan. Selain itu konsepan dari kedua perpustakaan juga terdapat perbedaan ,konsep perpustakaan digital identik dengan internetr atau komputer, sedangkan konsep perpustakaan biasa adalah buku buku yang terletak pada suatu tempat. Perpustakaan digital dapat dinikmati pengguna dimana saja dan kapan saja, sedangkan pada perpustakaan biasa pengguna menikmati di perpustakaan dengan jam-jam yang telah diatur oleh kebijakan organisasi perpustakaan.

Anda mungkin juga menyukai