Anda di halaman 1dari 2

Fisiologi lensa Lensa adalah suatu massa dengan struktur bikonvek, transparan, avaskular dan tidak mempunyai saluran

limfatik. Lensa memiliki fungsi untuk memfokuskan gambar pada retina (akomodasi). Posisi lensa adalah diposterior iris, disangga (tergantung) pada serat-serat zonula (berasal dari korpus siliaris) dan berinsertio pada kapsul lensa anterior dan posterior. Lensa termasuk salah satu faktor yang berperan dalam kemampuan refraksi, yaitu sebagai akomodasi. Yaitu kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga cahaya dekat atau jauh bisa difokuskan oleh retina. Kekuatan lensa tergantung bentuknya diatur oleh otot siliaris yang merupakan bagian dari korpus siliaris. Otot siliaris adalah otot polos melingkar yang melekat kelensa melalui ligamentum suspensorium. Otot siliaris dikontrol oleh sistem saraf ootnom, yaitu simpatis : sebagai relaksasi otot siliaris, berperan dalam penglihatan jauh. dan parasimpatis : untuk kontraksi otot, berperan dalam penglihatan dekat. Saat otot siliaris melemas, maka ligamentum akan menjadi tegang dan menarik lensa sehingga lensa menjadi gepeng dan refraksi akan minimal (penglihatan jauh). Sedangkan dikondisi sebaliknya akan terjadi kekuatan refraksi maksimal (penglihatan dekat). 3 komponen anatomis lensa : 1. Nukleus 2. Korteks 3. Kapsul anterior dan posterior Kapsul lensa : membran basalis yang mengelilingi lensa. Memiliki tebal bagian anterior 12 21 mikron, dan bagian posteriornya 2 9 mikron. Untuk ketebalan kapsul ini akan meningkan sesuai dengan umur. Kapsul lensa mampu merubah bentuk selama perubahan akomodasi dan mempunyai daya tahan tinggi terhadap pengaruh kimia. Bersifat semipermeabel sehingga bisa dilewati air dan elektrolit.

Epitel lensa, tepat dibelakang kapsul lensa anterior. Merupakan satu lapis sel epitel yang melakukan metabolik aktif dan menjalankan semua aktivitas sel normal (mitosis). Aktivitas mitosis dan diferensiasi tertinggi terjadi disekeliling lensa anterior (zona pertumbuhan), kemudian membentuk serat-serat lensa baru. Serat-serat lensa yang tua dimampatkan ke nukleus sentral. Serat-serat muda (yang kurang padat) disekeliling nukleus akan menyusun korteks lensa. Tidak ada yang hilang dari lensa, melainkan jika terdapat serat-serat baru, maka serat baru tersebut akan bertumpuk dan tersusun rapat dengan serat lama. Lensa mengandung protein (konsentrasi 33% dari berat lensa). Protein dalam lensa ada 2 macam, water solubel (larut dalam air) atau water insolubel). Karena adanya protein tersebut, lama kelamaan seiring dengan berjalannya waktu karena proses penuaan, sedangkan komponen lensa tersebut semakin menumpuk, maka nukleus akan lebih keras dan lama-lama akan kurang elsatis. Ditambah lagi sel yang tua, yang makin mengarah ke sentral, akan lebih jauh dari aquous humor sebagai sumber nutrisi lensa, oleh karena itu lama-kelamaan sel menjadi kaku dan mati, menyebabkan lensa kurang lentur dan bentuknya lamakelamaan tidak berbentuk sferis.

Anda mungkin juga menyukai