Anda di halaman 1dari 29

Telekomunikasi: Dulu, Sekarang dan Masa Depan1 Genius is 1% inspiration and 99% perspiration (Thomas Alva Edison).

The man who doesnt make up his mind to cultivate the habit of thinking, misses one of the greatest pleasures in life (Thomas Alva Edison). Telekomunikasi berasal dari gabungan dua kata, yakni tele yang berarti far off atau jauhdan communicate yang berarti to share atau komunikasi. Jadi, telekomunikasi bisa diartikan sebagai komunikasi jarak jauh. Berdasarkan the Annex of the onstitution of the International Telecommunication Union (ITU), Telecommunication means any transmission, emission or eception of signs, signals, writing, images and sounds or intelligence of any nature by wire, radio, optical or other electromagnetic systems. Sinyal adalah segala sesuatu yang dapat dilihat (visual), didengar (audible) ataupun elektrik. Sinyal tersebut dapat dihasilkan dari berbagai media, seperti api yang menyala, asap, bendera, lampu, drum, senapan, telegraph, telepon, radio, dan sebagainya. Dalam berbagai literatur sejarah disebutkan bahwa telekomunikasi sudah dilakukan manusia sejak ribuan tahun yang lalu menggunakan media yang sangat sederhana, seperti drum, api, air, maupun asap. Berikut ini adalah tahapan-tahapan perkembangan telekomunikasi. A. Sejarah Telekomunikasi Telekomunikasi Pada Masa Permulaan

Pada masa ini, telekomunikasi dilakukan menggunakan media yang sangat sederhana. Drum digunakan oleh masyarakat asli Afrika, New Guinea dan Amerika Selatan. Di Cina, masyarakat menggunakan "Tamtam", suatu lempengan logam besar berbentuk bundar yang digantungkan secara bebas sehingga bila dipukul akan menimbulkan bunyi keras yang dapat terdengar sampai jarak yang jauh. Pada abad ke-5 sebelum Masehi, kerajaan Yunani kuno dan Romawi menggunakan api untuk berkomunikasi dari gunung ke gunung atau menara ke menara. Telekomunikasi dilakukan oleh prajurit khusus dengan saling memahami kode berupa jumlah nyala api. Telekomunikasi ini digunakan saat perang dan hanya efektif pada malam hari. Pada abad ke-2 sesudah Masehi bangsa Romawi menggunakan asap sebagai media telekomunikasi. Mereka membangun jaringan telekomunikasi yang terdiri dari ratusan menara hingga mencapai 4500 kilometer. Setiap menara bisa mengeluarkan asap yang dapat dilihat oleh menara lain yang berada di dekatnya. Sistem telekomunikasi ini digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan militer dalam menjalankan pemerintahan atas daerah jajahan yang semakin luas. Pada abad ke-4 sesudah Masehi, Aeneas the

Tactician mengusulkan sistem telekomunikasi menggunakan air yang disebut hydro-optical telegraph. Sistem telekomunikasi ini memanfaatkan ketinggian air sebagai kode-kode dalam berkomunikasi. Sistem ini bisa mengirimkan pesan dengan sangat cepat dari satu tempat ke tempat lain. Pada masa Revolusi Perancis, Claude Chappe menemukan alat telekomunikasi yang disebut mechanical-optical telegraph atau sering disebut semaphore. Alat tersebut berupa suatu batang yang dapat digerakkan menggunakan tali sehingga bisa membentuk berbagai simbol/huruf yang jumlahnya mencapai 196 (huruf besar, kecil, tanda baca dan angka). Alat tersebut dipasang di atas atap gedung sehingga bisa terlihat dari jarak jauh. Jaringan telegraph menggunakan alat tersebut dioperasikan pada tahun 1794 ketika tentara sukarela mempertahankan Perancis dari serangan Austria dan penjajah lainnya. Jaringan tersebut terdiri dari 22 stasiun dengan jangkauan 240 kilometer. Pengiriman pesan sejauh itu hanya membutuhkan waktu 2 sampai 6 menit. Telekomunikasi Elektrik Telegraph elektrik komersial pertama dibangun di Inggris oleh Sir Charles Wheatstone dan Sir William Fothergill Cooke. Jaringan telegraph elektrik ini beroperasi dengan jangkauan 21 kilometer di the Great Western Railway pada 9 April 1839. Samuel Morse, bersama Alfred Vail berhasil membangun suatu telegraph yang bisa merekam pesan ke dalam gulungan kertas. Sistem ini menjangkau 64 kilometer antara Washington, DC dan Baltimore pada 24 Mei 1844. Jaringan telegraph di Amerika berkembang

hingga 32.000 kilometer pada tahun 1851. Selanjutnya, jaringan kabel telegraph yang melewati lautan Atlantic (antara Amerika dan Eropa) selesai dibangun pada 27 Juli 1866 [2]. Sepuluh tahun kemudian (1876), telepon konvensional ditemukan oleh pemuda berusia 29 tahun bernama Alexander Graham Bell dan asistennya, Thomas Watson (22 tahun). Pada masa itu, telepon merupakan penemuan sangat penting karena bisa mengirimkan pesan suara melalui jaringan kabel. Hal ini membuat telekomunikasi semakin alami, sangat cepat dan bisa dilakukan siapa saja. Suara Graham Bell yang mengucapkan kalimat "Mr. Watson, come here, I want you!" adalah suara pertama yang berhasil dikirimkan melalui kabel pada tanggal 10 Maret 1876 [1]. Telepon komersial mulai dijalankan pada tahun 1878 di New Haven, Connecticut. Enam tahun kemudian, jaringan telepon sudah menjangkau Boston, Massachusetts dan New York City_ Pembangunan jaringan kabel telepon membutuhkan biaya yang besar dan waktu yang lama. Oleh karena itu, para ilmuwan berusaha menemukan sistem telekomunikasi tanpa kabel (wireless telecommunication). Usaha ke arah ini sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1832 ketika James Lindsay mendemonstrasikan wireless telegraphy di hadapan para mahasiswanya. Pada tahun 1854, dia berhasil mengirimkan pesan, dari Dundee ke Woodhaven yang berjarak sekitar 3 kilometer, menggunakan air sebagai media transmisinya. Pada tahun 1893, Nikola Tesla menggambarkan dan mendemonstrasikan secara detail mengenai prinsip-prinsip wireless telegraphy. Dia menggunakan peralatan yang berhubungan

dengan sistem radio. Sebelum tahun 1900, Reginald Fessenden berhasil mengirimkan pesan yang berupa suara manusia tanpa melalui kabel (wireless). Pada bulan Desember 1901, Guglielmo Marconi berhasil membangun wireless communication antara Inggris dan Amerika yang membuat dia mendapatkan hadiah Nobel pada tahun 1909. Pada tanggal 25 maret 1925 di London, John Logie Baird (Skotlandia) berhasil mengirimkan pesan berupa gambar siluet bergerak. Pada bulan Oktober 1925, Baird berhasil mengirimkan gambar bergerak yang sebenarnya atau televisi menggunakan Nipkow disk sehingga dikenal sebagai televisi mekanik. Selanjutnya, Baird berhasil membangun televisi berwarna menggunakan cathode-ray tubes. Telekomunikasi Berbasis Komputer Sejak ditemukannya komputer elektronik pada dekade 1930-an, perkembangan telekomunikasi menjadi sangat cepat. Berbagai usaha dilakukan untuk mengirimkan data dari satu komputer ke komputer lainnya. Pada tanggal 11 September 1940, George Stibitz berhasil mengirimkan masalah-masalah komputasi menggunakan teletype ke Complex Number Calculator di New York dan menerima hasil komputasinya di Dartmouth College, New Hampshire. Konfigurasi komputer terpusat ini tetap populer sampai era 1950-an [2]. Pada dekade 1960-an, para peneliti mulai melakukan penelitian tentang packet switching yang memungkinkan data-data dikirim ke komputer-komputer lain tanpa melalui mainframe yang terpusat. Pada tanggal 5 Desember 1969, para peneliti berhasil membuat suatu jaringan 4-node antara the University of

California (Los Angeles), the Stanford Research Institute, the University of Utah dan the University of California (Santa Barbara). Jaringan komputer ini selanjutnya menjadi ARPANET, yang pada tahun 1981 sudah berisi 213 node. Pada bulan Juni 1973, suatu node dari luar Amerika ditambahkan ke dalam jaringan komputer tersebut. Selanjutnya ARPANET bergabung dengan jaringanjaringan komputer lainnya sehingga membentuk Internet. Pada bulan Agustus 1982, protokol electronic mail (e-mail) yang dikenal dengan SMTP mulai diperkenalkan. Pada bulan Mei 1996, HTTP/1.0 atau protokol yang memungkinkan hyperlinked Internet berhasil diimplementasikan. Kedua protokol inilah yang membuat telekomunikasi berbasis komputer menjadi sangat populer. B. Telekomunikasi Saat Ini Kehadiran internet membawa perubahan yang sangat besar bagi dunia telekomunikasi. Saat ini, jutaan komputer sudah terhubung ke jaringan internet dan menyediakan sangat banyak informasi yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja di seluruh dunia. Berbagai aplikasi berbasis internet sudah banyak digunakan, seperti e-commerce, elearning, video conference, e-government, dan sebagainya. Dengan semakin banyaknya sumber informasi di internet, maka muncullah beragam mesin pencari (search engine) yang sangat memudahkan pengguna internet dalam menemukan informasi yang dibutuhkan. Yahoo dan Google adalah dua contoh search engine yang sangat populer saat ini. Satu aplikasi penting lainya adalah Wikipedia, yakni ensiklopedia bebas yang menyediakan informasi tentang suatu istilah tertentu secara

sangat lengkap dengan segala referensi yang digunakan. Aplikasi internet lainnya yang sangat penting adalah mailing-list yang merupakan kelompok diskusi menggunakan e-mail. Saat ini, ribuan mailing-list dari beragam komunitas sudah memenuhi jaringan internet. Dari sisi software, keberadaan internet telah membuat manusia bisa berkomunikasi dengan sangat mudah. Bagaimana dengan kondisi hardware? Perkembangan hardware tidak bisa lepas dari software. Keduanya saling mendukung. Perancangan hardware menjadi sangat mudah dan cepat dengan adanya software yang powerful. Sebaliknya, software yang kuat, cepat dan biasanya berukuran besar hanya bisa dibangun dan berjalan dengan baik jika hardware komputer (processor, memory, harddisk, dsb.) menyediakan kebutuhan yang diperlukan. Saat ini, hardware telekomunikasi sudah sangat maju. Jaringan telekomunikasi, baik yang berbasis kabel maupun wireless, sudah memiliki kecepatan sangat tinggi hingga Megabyte per detik. Di negaranegara maju, pengaksesan data dari benua lain memiliki kecepatan yang hampir sama dengan pengaksesan data dari harddisk. Dengan demikian, data-data multimedia (teks, suara, gambar dan video) sudah bisa dikirimkan melalui internet. Sebagian negara sudah menggunakan teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP) yang memungkinkan komunikasi suara melalui jaringan internet. Hal ini membuat biaya telekomunikasi menjadi semakin murah. Komputer yang berukuran sangat kecil dan terintegrasi dengan handphone sudah umum digunakan. Terjadi konvergensi antara telekomunikasi berbasis suara dengan data-data

lainnya: teks, gambar, dan video. Teknologi Bluetooth memungkinkan sebuah handphone bisa berkomunikasi tanpa kabel dalam jarak dekat dengan beberapa perangkat lainnya seperti komputer, printer, scanner, dan sebagainya. Handphone berbasis jaringan 3G (generasi ke-3) sudah bisa digunakan untuk pengiriman data multimedia. C. Telekomunikasi Masa Depan Para ahli, secara personal maupun institusi, mencoba menggambarkan kondisi telekomunikasi masa depan dengan beragam sudut pandang, pendekatan dan istilah. Ray Kurzweil adalah salah satu ahli yang mencoba memberikan gambaran telekomunikasi masa depan. Dalam bukunya yang berjudul The age of Spiritual Machines: When Computers Exceed Human Intelligence, Kurzweil memprediksi bahwa pada tahun 2009 sebuah PC seharga US$ 1000 akan dapat melakukan sekitar satu triliun kalkulasi per detik. Komputer akan menjadi sangat kecil, menempel pada pakaian dan perhiasan. Sebagian besar transaksi bisnis rutin berada di antara manusia dan personalitas virtual. Telepon dengan terjemahannya (translating telephone), pemanggil dan yang dipanggil bisa menggunakan dua bahasa berbeda, akan digunakan secara luas di masyarakat. Pada tahun 2019, sebuah PC seharga US$ 1000 akan setara dengan kemampuan komputasional otak manusia. Komputer semakin mudah dioperasikan, tidak terlihat dan menempel dimana saja. Virtual reality sudah dalam tiga dimensi. Sebagian besar interaksi dengan computer sudah melalui isyarat tubuh (gesture) dan komunikasi ucapan bahasa alami dua arah. Lingkungan realistis yang mencakup

segala hal (audio, visual, dan fisik) membuat manusia mampu melakukan sesuatu secara virtual dengan manusia lain, meskipun ada batasan secara fisik. Manusia mulai memiliki hubungan dengan personalitas otomatis, seperti teman dan guru. Gambar di bawah ini mengilustrasikan bagaimana komputer sudah menempel di pakaian dan bisa berkomunikasi dengan manusia secara real time. Komputer yang sangat kecil bisa ditempelkan di dasi dan tidak terlihat. Jika dasi tersebut kurang rapat maka komputer akan menginformasikan I am tied too loosely. Please tighten. Ketika dompet hilang, komputer yang menempel di jaket akan menginformasikan Wallet gone! Wallet gone!. Gambar 1. Interactive wear: komputer menempel di pakaian dan tidak terlihat, tetapi bisa berkomunikasi secara real time menggunakan bahasa manusia [6]. Sebagian prediksi pada tahun 2009 sudah mulai terwujud. Perangkat komputer yang semakin kecil dalam genggaman, seperti PDA (Personal Digital Assistant) dan smartphone, sudah banyak digunakan secara komersil dengan harga terjangkau. VerbMobil dan MATRIX adalah dua contoh lain yang berusaha mewujudkan prediksi tahun 2009 tentang telepon dengan terjemahannya (translating telephone). Speech technology Pada masa permulaan, telekomunikasi dilakukan menggunakan media dan teknologi yang sangat sederhana. Telekomunikasi saat itu sangatlah sulit sehingga hanya bisa dilakukan oleh kalangan tertentu (kebanyakan militer), membutuhkan waktu yang lama, biaya sangat mahal, jangkauan yang relatif pendek (belum bisa antar daratan yang

terpisah lautan) dan tidak alami (karena hanya mengandalkan pandangan mata manusia). Pada masa telekomunikasi elektrik, media dan teknologi semakin modern. Telekomunikasi menjadi sangat mudah (bisa dilakukan siapa saja), cepat ( real time), lebih murah, jangkauan yang sangat luas sehingga bisa dilakukan antar daratan yang terpisah lautan. Pada masa telekomunikasi berbasis komputer, teknologi yang digunakan semakin canggih sehingga jauh lebih mudah, cepat, dan menjangkau seluruh pelosok dunia. Telekomunikasi sudah bisa menghilangkan batasan lokasi sehigga dunia terasa semakin sempit. Seorang yang tinggal di Finlandia bisa berkomunikasi dengan orang lain yang hidup di Jepang. Tetapi, masih ada dua tantangan besar yang harus dihadapi, yakni bahasa dan biaya. Terdapat sekitar 6500 bahasa yang digunakan manusia di seluruh dunia. Apalah artinya teknologi telekomuniasi modern yang menjangkau seluruh dunia jika tidak semua orang mampu menguasai bahasa yang sama (meskipun bahasa Inggris sudah dianggap bahasa internasional). Bagi masyarakat di negara sedang berkembang, biaya komunikasi antar negara masih terasa mahal. Oleh karena itu, para ahli terus berusaha mengembangkan teknologi telekomunikasi yang bisa menjawab kedua tantangan tersebut. Sudah sejak lama para pakar mengembangkan speech technology untuk keperluan tersebut. Speech technology meliputi automatic speech recognition atau speech to text (mengenali apa yang diucapkan manusia atau mengubah suara menjadi teks), speaker recognition (mengenali siapa yang berbicara), speech synthesis atau text to speech (mengubah teks menjadi suara),

dan bagaimana cara pengucapannya (mengenali intonasi dan emosi pembicara). Hingga saat ini sudah banyak teori, software maupun hardware berbasis speech technology yang dihasilkan oleh para ahli secara personal maupun melalui lembaga riset. Satu hasil yang sangat penting adalah Speech to Speech Machine Translation (S2SMT) yang merupakan istilah umum yang digunakan untuk sistem translating telephone. Ide dasar S2SMT adalah mengenali suara manusia (apa yang diucapkan) menggunakan automatic speech recognition (ASR) sehingga suara manusia bisa diubah menjadi teks, menerjemahkan teks yang dihasilkan ke dalam bahasa lain yang diinginkan menggunakan Machine Translation, dan mengubah teks hasil terjemahan tersebut menjadi suara menggunakan text to speech. Gambar berikut ini adalah ilustrasi dari S2SMT. Gambar 2. Konfigurasi S2SMT untuk bahasa Inggris-Jerman. Riset dan pembangunan S2SMT membutuhkan waktu lama dan biaya sangat besar. Suatu institusi riset seperti Advanced Telecommunication Research (ATR) yang berlokasi di Kyoto Jepang membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun dan biaya milyaran dolar Amerika untuk melakukan riset dan membangun S2SMT yang diberi nama MATRIX. Saat ini MATRIX sudah bisa mengakomodasi 30.000 kata untuk penerjemahan bahasa Inggris-Jepang. Contoh lainnya adalah Verbmobil yang dibangun di Jerman. Verbmobil mampu menerjemahkan bahasa Inggris-Jerman dengan akurasi yang baik meskipun di lingkungan yang bising (seperti di bandara). Verbmobil juga dilengkapi dengan system pengambilan kesimpulan

dari dialog yang dilakukan. AT&T juga berhasil mengembangkan S2SMT untuk Call Center yang mampu menangani penerjemahan bahasa InggrisSpanyol dan Inggris-Jepang. Bagaimana dengan speech technology untuk bahasa Indonesia? Sangat sedikit ahli yang berminat dalam bidang ini. Hasil riset pertama di bidang ini adalah IndoTTS, sebuah software yang bisa mengubah teks ke suara dalam bahasa Indonesia, yang dipublikasikan pada tahun 2000 [7]. Riset yang lebih serius pada bidang ini dimulai pada tahun 2003 dimana TELKOMRisTI bekerjasama dengan ITB dan ATR Jepang membangun Dumb and Deaf Telecommunication Systems (DDTS) [7, 8]. Sistem DDTS diaplikasikan pada layanan Emergency Call. DDTS memungkinkan seorang yang bisu dan tuli bisa berkomunikasi melalui komputer (mengetikkan dan membaca teks), sedangkan operator Emergency Call berkomunikasi melalui handset telepon (berbicara dan mendengar). Pada tahun 2005 TELKOMRisTI bekerjasama dengan STT Telkom dan ATR Jepang membangun basis data suara dan basis data teks bahasa Indonesia yang nantinya akan digunakan untuk membangun Large Vocabulary Continuous Speech Recognition (LVCSR) yang sanggup mengenali lebih dari 30.000 kata. Kedua basis data tersebut adalah yang pertama di Indonesia. Bagaimana speech technology bisa mengurangi biaya telekomunikasi di masa depan? Pada gambar S2SMT di atas, data yang dilewatkan antar server adalah text yang ukurannya bisa 200 kali lebih kecil dibandingkan voice. Saat ini, hampir semua percakapan telepon menggunakan data berbentuk voice yang berukuran 8 kilo bits per second (Kbps). Jika ucapan kata lima yang

diucapkan selama satu detik bisa diubah menjadi teks (dimana satu huruf adalah 8 bit), maka ukuran teks hanya 32 bit per detik. Tetapi, masih banyak masalah yang harus diselesaikan. Pertama, hingga saat ini speech technology hanya bisa dijalankan di sisi server. Belum ada perangkat telekomunikasi di sisi client (handphone maupun fixed phone) yang menyediakan processor berkecepatan tinggi dan memori besar untuk menjalankan S2SMT. Kedua, speech technology masih membutuhkan riset lebih lanjut untuk menjamin performansinya (akurasi dan kecepatan) layak dipakai secara komersial. Ketiga, komunikasi mungkin akan kurang natural karena suara pembicara harus disintesis menggunakan mesin. Penutup Sejarah perkembangan telekomunikasi memberikan banyak pelajaran bagi kita. Pertama, telekomunikasi selalu berawal di Eropa dan Amerika. Pada masa permulaan, berbagai ide kreatif tentang telekomunikasi bisa muncul akibat adanya perang berkepanjangan. Pembangunan jaringan telekomunikasi secara besar-besaran menggunakan media api, asap maupun semaphore digunakan untuk keperluan militer. Disamping itu masyarakat Eropa dan Amerika juga memiliki daya kreativitas sangat tinggi, kerja keras yang luar biasa, dan penghargaan negara terhadap suatu penemuan sungguh luar biasa. Dalam berbagai buku autobiography, Alexander Graham Bell dan Thomas Alva Edison harus bekerja larut malam untk melakukan ratusan bahkan ribuan percobaan

sebelum menghasilkan penemuan-penemuannya [4, 5]. Hingga hari ini, sebagian besar produk teknologi telekomunikasi dihasilkan oleh Amerika dan Eropa: Finlandia (Nokia), Swedia (Ericcson), Norwegia (Arsitektur dan software untuk wireless communication), Jerman (Siemens). Negara-negara tersebut memang memiliki sistem pendidikan yang sangat kondusif bagi tumbuhnya kreativitas dan sikap bekerja keras. Pelajaran penting lainnya adalah keterlibatan orang-orang muda berusia 20-an sebagai pelopor perkembangan telekomunikasi. Alexander Graham Bell dan Thomas Watson, sebagai penemu telepon, keduanya berusia 29 dan 22 tahun. Thomas Alva Edison, sejak berusia 20-an, sudah menghasilkan beragam penemuan tentang telegraph dan menghasilkan perbaikan konsep telepon hasil penemuan Graham Bell [5]. Sistem perekam suara (voice recorder) dan bola lampu adalah dua penemuan sangat penting yang dihasilkan oleh Thomas Alva Edison. Dalam usia 33 tahun, Thomas Alva Edison sudah menjadi orang terkaya di Amerika pada saat itu. Selama hidupnya, tercatat 1093 paten atas namanya [5]. Kasus terbaru yang kita lihat saat ini adalah dua search engine, Yahoo dan Google, yang dibangun oleh beberapa orang mahasiswa yang juga masih sangat muda. Pada era internet ini, warga negara manapun memiliki peluang yang sama untuk menghasilkan kreativitas yang luar biasa. Setiap bagsa memiliki akses yang sama ke internet. Masalahnya terletak pada kemauan untuk bekerja keras. Thomas Alva Edison mengatakan: Jenius adalah satu persen inspirasi dan sembilan puluh sembilan persen kerja keras.

Di masa depan, speech technology akan menjadi bidang kajian sangat penting bagi dunia telekomunikasi. Universitas-universitas riset bertaraf internasional di banyak Negara berusaha melakukan riset bidang speech technology untuk bahasanya masing-masing. Sebagai institusi pendidikan yang bercita-cita menjadi research university berkelas internasional pada tahun 2017, STT Telkom sudah mulai menyiapkan segala keperluan ke arah tersebut. Beberapa hasil riset sudah dipublikasikan di tingkat internasional, kerjasama dengan institusi internasional juga sudah dilakukan, peningkatan kualitas dosen juga terus menerus dilakukan. Sepuluh tahun yang akan datang, mungkin saja speech technology berbahasa Indonesia atau bahkan berbahasa Sunda akan berhasil diwujudkan oleh mahasiswa atau profesor dari STT Telkom yang berlokasi di Dayeuh Kolot. Jika speech technology tersebut digabungkan dengan S2SMT, maka seorang pengusaha berbahasa Sunda bisa berkomunikasi dengan pembeli yang berbahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Sebagaimana yang dilakukan para pelopor telekomunikasi, kunci dari semua penemuan teknologi adalah kerja keras. Semoga STT Telkom berhasil mewujudkannya. Pustaka [1] AT&T Knowledge Ventures, 2007, Inventing the Telephone, http://www.corp.att.com/history/inventing.html [2] Wikipedia the free encyclopedia, 2007, History of telecommunication, http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_telecommunic ation

[3] J. B. Calvert, 2000, The Electromagnetic Telegraph, http://www.du.edu/~jcalvert/tel/morse/morse.htm [4] Mary Joseph 2004, Scientist of the World: Alexander Graham Bell, Early Learner Publication Sdn, Bhd. [5] Mary Joseph 2004, Scientist of the World: Thomas Alva Edison, Early Learner Publication Sdn, Bhd. [6] Ray Kurzweil, 1999, The age of Spiritual Machines: When Computers Exceed Human Intelligence. Viking Penguin, a division of Penguin Putnam Inc., United Kingdom. [7] Arry Akhmad Arman. 2005. The Indonesian Text to Speech, http://lss.ee.itb.ac.id/~aa/indotts/ [8] Sakriani Sakti, Arry Akhmad Arman, Satoshi Nakamura, Paulus Hutagaol. 2004. The Indonesian speech recognition for hearing and speaking impaired people. INTERSPEECH-2004, pp. 1037-1040. [9] Eka Kelana. 2004. Development of a Telecommunication System for Dumb and Deaf People, AIC 2004, Kuala Lumpur, Malaysia.

Kamis, 2007 Oktober 04 Sejarah Telepon Seluler Bayangkan kalau ponsel masih berukuran sekoper. Teknologi ponsel memangkas yang ribet jadi ringkas. Dan, ponsel pun tinggal digenggam. Dunia telekomunikasi di Amerika dan Eropa sudah

berkembang sejak lama. Namun inovasi telepon seluler baru dimulai di tahun 1947. Waktu itu para peneliti telekomunikasi melihat peluang penggunaan frekuensi radio yang bisa dimanfaatkan sebagai media komunikasi. Inovasi teknologi ini tak lepas dari perjalanan telepon mobil tahun 1910 yang ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson. Pria asal Swedia ini tak lain pendiri bisnis telekomunikasi yang kelak kita kenal dengan Ericsson (kini Sony Ericsson). Sebelumnya Ericsson hanyalah sebuah perusahaan kecil dengan memfokuskan bisnis pada peralatan telegraf. Telepon mobil kemudian juga dipakai oleh Departemen Kepolisian Detroit Michigan tahun 1921. Saat itu hampir semua mobil polisi dilengkapi dengan peralatan komunikasi yang memudahkan pemantauan gerakan aparat. Sistem operasinya menggunakan frekuensi di bawah 2 MHz. Sekitar 20 tahun kemudian, revolusi bidang telekomunikasi itu pun dimulai. Sejalan dengan penemuan komponen baru seperti gulungan kabel dan tabung triode, para peneliti mulai merancang sebuah alat telekomunikasi yang bisa digunakan tanpa kabel. Terlebih saat mikroprosesor yang kecil ukurannya dan teknologi digital ditemukan. Dengan komponen ini, biaya bisa ditekan.Di Amerika sendiri, teknologi seluler baru dikembangkan setelah Perang Dunia II. Teknologi seluler sesungguhnya berisi sel-sel dengan berbagai macam model. Setiap sel memiliki base station dengan pancaran pada range 900 hingga 1.800 MHz. Dari base station kemudian dipancarkan ke jangkauan area yang bisa mencapai puluhan kilometer. Melihat celah pemanfaatan teknologi radio, kemudian memacu berbagai perusahaan untuk melakukan bisnis di bidang ini. Di Skandinavia, Ericsson melancarkan bisnis telekomunikasi hingga Stockholm pernah disebut sebagai kota dengan penggunaan telepon paling gencar. Begitu halnya dengan Finlandia. Tahun 1960, Finnis Cable

Works yang semula berbisnis di bidang kabel melakukan ekspansi dan mendirikan divisi elektronik. Bjorn Westerlund, sang presiden perusahaan itu dua tahun kemudian mengembangkan bisnis transmisi radio. Namun baru setahun kemudian, bidang telekomunikasi disabet untuk memperkuat jajaran bisnis elektronik. Dan di tahun 1967, Westerlund giat mendirikan perusahaan yang kelak kita kenal dengan nama Nokia. Telepon mobile alias telepon bergerak kemudian menjelma menjadi peralatan bagi orang- orang yang memiliki mobilitas tinggi. Era 1970-an, di Eropa Nokia dan Ericsson menjelma menjadi sebuah perusahaan telekomunikasi yang besar. Di Amerika, Motorola pun unjuk gigi. Sejarah telepon "mobile" Bicara soal sejarah telepon mobile, kita tak bisa lepas dari awal mula ditemukannya sistem radio oleh Marconi. Misteri tentang gelombang radio juga mulai dikuak oleh orang. Batasan istilah radio kemudian dibuat orang. Menurut General Services Administration Amerika, radio didefinisikan sebagai telekomunikasi oleh modulasi dan radiasi gelombang elektromagnetik. Untuk itulah diperlukan alat pemancar dan penerima. Sementara itu peralatan telekomunikasi juga dikenalkan oleh Samuel Morse ketika menemukan peralatan telegraf. Kelak, telegraf menjadi bisnis yang paling sukses dalam mengantarkan kabar, sekaligus menggantikan kerja kurir yang waktu itu didominasi oleh perusahaan Pony Express. Komunikasi jarak jauh menjadi lebih cepat dan mudah. Signal yang dipancarkan tidak melewati atmosfer, namun lewat Bumi dan air serta tanpa kabel. Selama abad XIX, teknologi berbasis radio terus berkembang dengan penemuan-penemuan baru. Peralatan baru pun ditemukan. Menginjak abad XX, para penggagas terus menemukan hal baru. Tahun 1888, ilmuwan Jerman bernama Heinrich Hertz menemukan "perjalanan"

gelombang yang melewati atmosfer. Penemuan ini dianggap cukup revolusioner. Apalagi ketika Ericsson di tahun 1910 melahirkan telepon yang terpasang di mobil. Pergerakan orang makin mudah saja. Empat belas tahun kemudian, teknologi ini sudah diaplikasikan ke mobil-mobil polisi dan ambulans. Antena yang digunakan belum sesederhana sekarang, ukurannya bahkan cukup besar. Sistem komunikasinya pun masih terbatas, yaitu dengan two ways. Kita bisa bayangkan sebuah mobil yang tampak seperti kereta dipasang peralatan komunikasi yang makan tempat. Toh, hal ini dianggap sebagai lompatan besar. Selama perang dunia kedua, setelah mengalami banyak pembaruan, peralatan komunikasi bergerak semakin banyak digunakan. Perang Dunia II mencatat bagaimana efektivitas komunikasi lewat alat ini. Era modern Era telekomunikasi modern sesungguhnya baru dimulai pada tahun 1946. Peralatan telekomunikasi tidak hanya sekadar untuk keperluan tertentu. Di Amerika, perusahaan AT&T dan Southwestern Bell lantas mengenalkan layanan telepon radio bergerak kepada awam. Saluran yang dipakai waktu itu hanya enam pada 150 MHz dengan spasi saluran sebesar 60 kHz. Tahun berikutnya, telepon sistem seluler mulai banyak dibicarakan. Namun baru tahun 1969, sistem ini dikomersialkan. Setelah tahun 1970, telekomunikasi seluler semakin sering dibicarakan orang. Motorola mengenalkan telepon genggam tiga tahun kemudian. Ukurannya memang cukup besar dengan antena pendek. Ada pula ponsel dengan ukuran sekoper. Dr Cooper yang menjadi manajer proyek inovasi Motorola itu memasang base station di New York. Untuk proyek ini Motorola bekerja dengan Bell Labs. Penemuan ini sekaligus diklaim sebagai penemuan ponsel pertama.

Untuk mendukung layanan ponsel tentu saja dibutuhkan sistem yang memadai. Tahun 1978, Advanced Mobile Phone Service (AMPS) ditemukan. AMPS pertama kali dioperasikan di kawasan Amerika Utara. Enam bulan kemudian, orang mulai tertarik dengan AMPS. Setelah sukses di Amerika, AMPS pun menjalar ke daratan Asia. Jepang memulainya di tahun 1979. AMPS sendiri "bekerja" di 800 MHz. Tapi untuk Jepang sendiri juga dikenal dengan JTACS. Perkembangan teknologi serupa juga berlangsung di Eropa pada tahun 1981. Sistem yang dikenalkan pertama adalah Nordic Mobile Technology (NMT) di range 450 MHz dan meliputi kawasan Finlandia, Swedia, Denmark, dan Norwegia. Sementara itu di Inggris yang menggunakan sistem dengan nama Total Acces Communication (TACS di range 900 MHz) baru dimulai pada tahun 1985. Beberapa negara Eropa kemudian menciptakan sistem dengan nama yang berbeda. Di Jerman misalnya, dikenal dengan istilah C-Netz. Di Perancis ada Radiocom 2000, Italia punya nama RTMI/RTMS. Hingga Eropa sendiri memiliki sistem telepon radio sebanyak sembilan buah. Pelanggan pun mulai banyak yang melirik ponsel. Penjualan ponsel meningkat pesat. Di Amerika, di tahun 1985 tercatat kurang dari 204.000 pelanggan, tiga tahun kemudian meningkat hampir delapan kali lipat dan pelanggannya sudah mencapai 1.600.000. Sementara itu, Ericsson juga tengah merancang ponselponsel yang berdimensi kecil. Dengan begitu, orang lebih mudah membawanya, tidak seperti ponsel lama yang ukurannya sangat besar. Sistem analog kemudian digantikan dengan digital. Apalagi waktu di tahun 1980-an kemudian meluncur sistem baru yang kita sebut GSM. Berbagai perusahaan pun berlomba menciptakan ponsel dengan model ramping dan mudah dibawa. Ponsel di awal 1990-an memang baru sebatas alat komunikasi biasa yang

tak beda ubahnya dengan telepon PSTN. Kini, ponsel sudah mengarah menjadi telekomunikasi multimedia. Penjualannya pun kian dahsyat. Nokia bahkan menyediakan puluhan ponsel dengan kategori untuk pasar yang berbedabeda. Perusahaan ini kini mendominasi dunia telekomunikasi seluler. Di Eropa persentase penjualannya mencapai 53 persen, di Asia Pasifik 23 persen, sementara di Amerika 21 persen. Data yang dikeluarkan oleh Sony Ericsson menyebutkan bahwa pada tahun 2002 pelanggannya mencapai 1,1 miliar. Tahun ini diperkirakan akan menanjak hingga 1,3 miliar pelanggan. Sumber : www.kompas.com Sejarah telepon seluler atau yang kita kenal HP, ternyata sudah ada dari jaman penjajahan, yaitu kirakira tahun 1947 di negara paman sam alias Amrik dan Eropa sana. Pada tahun 1910 adalah cikal bakal telepon seluler yang ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson, yang merupakan pendiri perusahaan Ericsson yang kini di kenal dengan perusahaan Sony Ericsson. Pada awalnya, orang Swedia ini medirikan perusahaan Ericsson memfokuskan terhadap bidang bisnis perlaan telegraf, dan perusahaanya juga tidak terlalu besar pada waktu itu. Pada tahun 1921 pertama kalinya Departemen Kepolisian Detroit Michigan menggunakan teleopn mobile yang terpasang di semua mobil polisi dengan menggunakan freuensi 2 MHz.

Pada tahun 1960, di Finlandia sebuah perusahaan bernama Fennis Cable Works yang semula berbisnis dibidang kabel, melakukan ekspensi dengan mendirikan perusahaan elektronik yang bernama Nokia sebagai handset telepon seluler. Tahun 1970-an perkembangan telepon mobile menjadi pesat dengan di dominasi oleh 3 perusahaan besar yaitu di Eropa dengan perusahaan Nokia dan Ericsson dan di Amerika dengan perusahaan Motorola Pada tahun 1969, sistem telekomunikasi seluler dikomersialkan. Setelah tahun 1970, telekomunikasi seluler semakin sering dibicarakan orang. Motorola mengenalkan telepon genggam tiga tahun kemudian. Ukurannya memang cukup besar dengan antena pendek. Ada pula ponsel dengan ukuran sekoper. Dr Cooper yang menjadi manajer proyek inovasi Motorola itu memasang base station di New York. Untuk proyek ini Motorola bekerja dengan Bell Labs. Penemuan ini sekaligus diklaim sebagai penemuan ponsel pertama. Di suatu pagi 3 April 1973,Cooper, saat itu menjabat sebagai general manager pada Divisi Communication Systems Motorola mempertunjukkan cara berkomunikasi aneh dari terminal telepon portable. Dia mencoba ponsel raksasanya sambil berjalanjalan di berbagai lokasi di New York. Itulah saat pertama ponsel ditampilkan dan digunakan di

depan

publik.

Dalam pertunjukan itu, Cooper menggunakan ponsel seberat 30 ounce sekitar (800 gram) atau sepuluh kali lipat dibandingkan rata rata ponsel yang beredar saat ini.

Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada mobile communication, khususnya handphone. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia. Daftar isi [sembunyikan] 1 Sejarah dan Perkembangan GSM 2 Spesifikasi Teknis GSM 3 Arsitektur Jaringan GSM 4 Keunggulan GSM sebagai Teknologi Generasi Kedua (2G) 5 Literature [sunting] Sejarah dan Perkembangan GSM

Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem CNET yang dikembangkan di Jerman dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Prancis, sistem NMT yang

dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Erricson, serta sistem TACS yang beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat sistem yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu dengan yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan roaming antar negara). Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat Eropa yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi keterbatasannya, negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standar-standar komunikasi selular yang dapat digunakan di semua Negara Eropa. Organisasi ini dinamakan Group Special Mobile (GSM). Organisasi ini memelopori munculnya teknologi digital selular yang kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile Communication atau GSM. GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992, standar type approval untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap

organ kepala akan dapat di kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 triliun pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. (Mela Dewinta 0606094516) [sunting] Spesifikasi Teknis GSM Di Eropa, pada awalnya GSM di desain untuk beroperasi pada frekuensi 900 Mhz. Pada frekuensi ini, frekuensi uplinksnya digunakan frekuensi 890915 MHz , sedangkan frekuensi downlinksnya menggunakan frekuensi 935960 MHz. Bandwith yang digunakan adalah 25 Mhz (91580 = 96035 = 25 Mhz), dan lebar kanal sebesar 200 Khz. Dari keduanya, maka didapatkan 125 kanal, dimana 124 kanal digunakan untuk suara dan satu kanal untuk sinyal. Pada perkembangannya, jumlah kanal 124 semakin tidak mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan yang disebabkan pesatnya pertambahan jumlah pengguna. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang lebih banyak, maka regulator GSM di Eropa mencoba menggunakan tambahan frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di range 1800 Mhz dengan frekuensi 1710-1785 Mhz sebagai frekuensi uplinks dan frekuensi 1805-1880 Mhz sebagai frekuensi downlinks. GSM dengan frekuensinya yang baru ini kemudian dikenal dengan sebutan GSM 1800, dimana tersedia bandwidth sebesar 75 Mhz (1880-1805 = 17851710 = 75 Mhz). Dengan lebar kanal yang tetap sama yaitu 200 Khz sama, pada saat GSM pada frekuensi 900 Mhz, maka pada GSM 1800 ini akan tersedia sebanyak 375 kanal. Di Eropa, standar-standar GSM

kemudian juga digunakan untuk komunikasi railway, yang kemudian dikenal dengan nama GSM-R. [sunting] Arsitektur Jaringan GSM Secara umum, network element dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi: 1. Mobile Station (MS) 2. Base Station Sub-system (BSS) 3. Network Sub-system (NSS), 4. Operation and Support System (OSS) Secara bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk sebuah PLMN (Public Land Mobile Network). Mobile Station atau MS merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk melakukan pembicaraan. Terdiri atas:

Mobile Equipment (ME) atau handset, merupakan perangkat GSM yang berada di sisi pengguna atau pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya. Subscriber Identity Module (SIM) atau SIM Card, merupakan kartu yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi pelayanan. ME tidak akan dapat digunakan tanpa SIM didalamnya, kecuali untuk panggilan darurat. Data yang disimpan dalam SIM secara umum, adalah:

1. IMMSI (International Mobile Subscriber Identity), merupakan penomoran pelanggan. 2. MSISDN (Mobile Subscriber ISDN), nomor yang merupakan nomor panggil pelanggan. Base Station System atau BSS, terdiri atas:

BTS Base Transceiver Station, perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS dan berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal. BSC Base Station Controller, perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang berada di bawahnya dan sebagai penghubung BTS dan MSC

Network Sub System atau NSS, terdiri atas:

Mobile Switching Center atau MSC, merupakan sebuah network element central dalam sebuah jaringan GSM. MSC sebagai inti dari jaringan seluler, dimana MSC berperan untuk interkoneksi hubungan pembicaraan, baik antar selular maupun dengan jaringan kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data. Home Location Register atau HLR, yang berfungsi sebagai sebuah database untuk menyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan agar tersimpan secara permanen. Visitor Location Register atau VLR, yang berfungsi untuk menyimpan data dan informasi pelanggan. Authentication Center atau AuC, yang diperlukan untuk menyimpan semua data yang dibutuhkan untuk memeriksa keabsahaan pelanggan. Sehingga pembicaraan pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan. Equipment Identity Registration atau EIR, yang memuat data-data pelanggan.

Operation and Support System atau OSS, merupakan sub sistem jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian, diantaranya fault management, configuration management, performance management, dan inventory management. Frekuensi pada 3 Operator Terbesar di Indonesia 1. Indosat : 890 900 Mhz (10 Mhz)

2. Telkomsel : 900 907,5 Mhz (7,5 Mhz) 3. Excelcomindo : 907,5 915 Mhz (7,5 Mhz) [sunting] Keunggulan GSM sebagai Teknologi Generasi Kedua (2G) GSM, sebagai sistem telekomunikasi selular digital memiliki keunggulan yang jauh lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya:

Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital dimana penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja. Sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh pengguna lain. Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan international roaming Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tapi memungkinkan servis lain seperti teks, gambar, dan video. Keamanan sistem yang lebih baik Kualitas suara lebih jernih dan peka.

Bagaimanapun, keunggulan GSM yang beragam pantas saja membuatnya menjadi sistem telekomunikasi selular terbesar penggunanya di seluruh dunia. [sunting] Literature Siegmund M. Redl, Matthias K. Weber, Malcolm W. Oliphant: "An Introduction to GSM", Artech House, March 1995, ISBN 13:978-0890067857 Siegmund M. Redl, Matthias K. Weber, Malcolm W. Oliphant: "GSM and Personal Communications Handbook", Artech House, May 1998, ISBN 13: 978-0890069578 Yuliarso, Eddy: "Majalah Insinyur Indonesia", No. 23 Thn XV

ss

Anda mungkin juga menyukai