Anda di halaman 1dari 21

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang : Di masa kini banyak orang tua yang menghabiskan waktunya untuk berbagai urusan diluar rumah, rutinitas kantor, janji dengan relasi dan lainnya yang seakan menjadi pembelaan untuk mengabaikan keluarga. Ada juga orang tua yang merasa cukup untuk memberikan perhatian dan menuruti segala keinginan mereka dengan memenuhi

kebutuhan materi tetapi soal pendidikan, terutama pendidikan akhlak mulia, kasih sayang cenderung di nomerduakan. Namun memang dalam kenyataannya memang tidak semua keluarga mencapai keluarga yang bahagia, banyak diantara keluarga mengalami masalah dalam berkeluarga seperti hubungan masalah suami istri, pendidikan anak, ekonomi keluarga, hubungan kemasyarakatan dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana peran yang seharusnya dijalankan orangtua terhadap pembentukan karakter anak ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Mengetahui tentang peran yang seharusnya dijalankan orangtua terhadap pembentukan karakter anak.

1.3.1 Tujuan khusus 1. Mengidentifikasi penyebab konflik dalam keluarga. 2. Menganalisis kapam pendidikam anak dapat dimulai dalam lingkungan keluarga. 3. Mengidentifikasi fungsi keluarga.

1.4 Manfaat penelitian:

1.4.1 Bagi peneliti Meningkatkan pengetahuan penulis tentang penyebab konfliks dalam keluarga, kapan pendidikan anak dapat dimulai dalam lingkungan keluarga dan fungsi keluarga sendiri.

1.4.2 Bagi keluarga Dapat menambah pengetahuan keluarga tentang penyebab konfliks dalam keluarga, kapan pendidikan anak dapat dimulai dalam lingkungan keluarga dan fungsi keluarga sendiri sehingga peran keluarga sangat menentukan perkembangan karakter anak.

1.4.3 Bagi penelitian selanjutnya Menambah ilmu pengetahuan mengenai gambaran peran keluarga dalam membangun karakter anak.

1.4.4 Bagi institusi Dapat dijadikan referensi dan bahan tambahan pembelajaran diperpustakaan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan disajikan tentang konsep keluarga, konsep anak, dan peran keluarga dalam mendidik anak.

2.1 Konsep Keluarga

2.1.1 Definisi Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Departemen kesehatan,1988). Keluarga sebagai dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan,atau adopsi, mereka hidup dalam satu rumah tangga, melakukan interaksi satu sama lain menurut peran masing-masing ,serta menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan.(Bailon dan Maglaya,1978). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional ,serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.(Friedman,1998). Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah,mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak,bertaqwa kepada Tuhan ,memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.(BKKBN,1999).

2.1.2 Bentuk Keluarga Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut : Keluarga inti (nuclear family) ,adalah keluaraga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami,istri,dan anak-anak ,baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi. Keluarga asal (family of origin) ,adalah suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.
3

Keluarga besar (Extended family) ,adalah keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah),misalnya kakek,nenek,bibi,paman,sepupu termasuk keluarga modern,seperti orang tua tunggal,keluarga tanpa anak,serta keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian families). Keluarga berantai (social family) ,adalah keluarga yang terdiri dari wanita yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti. Keluarga duda atau janda adalah keluarga yang terbentuk karena perceraian dan atau kematian pasangan yang dicintai. Keluarga komposit (Composite family) , adalah keluarga dari perkawinan poligami san hidu bersama. Keluarga kohabitasi (Cohabitation) ,adalah dua orang menjadi satu keluarga tanpa ernikahan,bisa memiliki anak atau tidak. Keluarga inses (Insert family), bentuk keluarga yang tidak lazim ,misalnya anak perempuan menikah dengan ayah kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-laki,paman menikah dengan keponakannya,kaka menikah dengan anak dari saru ayah dan satu ibu,dan ayah menikah dengan anak perempuan tirinya. 2.1.3 Struktur Dan Fungsi Keluarga Stuktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi,kemampuan keluarga untuk saling berbagi ,kemampuan sistem pendukung diantara keluarga ,kemampuan perawatan diri,kemampuan menyelesaikan masalah. Lima fungsi keluarga adalah sebagai berikut: Fungsi efektif, adalah fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial,saling mengasuh dan memberikan cinta kasih ,serta saling menerima dan medukung. Fungsi sosialisasi, adalah proses perkembangan dan perubahan individu keluarga,tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di lingkungan sosial. Fungsi reproduksi, adalah fungsi keluarga meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Fungsi ekonomi, adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga ,seperti sandang,pangan,dan papan.

Fungsi perawatan kesehatan, adalah kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

2.2 Konsep Anak


2.2.1 Pengertian Anak Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsanganrangsangan yang berasal dari lingkungan.( John Locke,1986). Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah menikah. Batas 21 tahun ditentukan karena berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi, dan kematangan mental seorang anak dicapai pada usia tersebut.( UU RI No. 4 tahun 1979). Anak adalah bukan orang dewasa dalam bentuk kecil, melainkan manusia yang oleh karena kondisinya belum mencapai taraf pertumbuhan dan perkembangan yang matang, maka segala sesuatunya berbeda dengan orang dewasa pada umumnya.(Majalah Dharma Wanita, No. 92, 1993). Anak adalah sebagai rahmat Allah, amanat Allah, barang gadean, penguji iman, media beramal, bekal di akherat, unsur kebahagiaan, tempat bergantung di hari tua, penyambung cita-cita, dan sebagai makhluk yang harus dididik.(Dra. Suryana).

2.2.2 Karakter Anak 1. Si penakut/pemalu. Adapun karakter anak yang penakut, ketika anak yang penakut bertemu dengan orang lain, jangan harap dia bisa langsung bergabung. Tak mudah baginya untuk langsung bergabung dalam suatu aktivitas kelompok. Anak harus sering dikenalkan pada dunia luar sampai ia merasa nyaman bermain di sana. Setelah ia terlihat nyaman dan bisa berbaur dengan anak-anak lain, anak bisa pelan-pelan ditinggalkan namun tetap diawasi. 2. Tukang rewel/aktif/ceriwis. Menghadapi anak seperti ini, diperlukan kesabaran ekstra. Anak- anak ini suka rewel gampang ngambek dan respon yang lebih peka. Mereka juga tertawa lebih keras dan suka protes. Karena batas kesabaran mereka rendah, mereka jadi lebih mudah tantrum. Anak-anak ini menunjukkan tingkat aktivitas tinggi dan selalu bergerak. Mereka
5

mungkin tidak mau tidur siang ketika anak-anak lain seusianya tidur siang. Begitupun ketika harus beradaptasi dengan orang dan situasi baru, hal itu benar-benar bias merupakan perjuangan ekstra.Menghadapi anak seperti ini, cobalah untuk lebih fleksibel. Kalau ia sedang asyik menyelesaikan puzzle-nya, jangan menghentikan kegiatannya untuk tidur siang. Bisa-bisa ia malah jadi tantrum. Berikan pula ruang gerak yang lebih leluasa untuknya,agar ia bisa berlari-larian kesana kemari. 3. Si manis yang penurut. Beruntung sekali bila anak memiliki karakter seperti ini. Orang tua akan bisa lebih santai melewatkan waktu bersamanya. Karena ia tak terlalu minta perhatian, justru orang tua yang perlu lebih banyak memberikan perhatian untuknya, dan jangan lupa mensyukuri betapa manisnya ia sepanjang hari.

2.3 Peran Orang Tua dalam Membangun Karakter Anak


2.3.1 Pengertian Banyak beranggapan bahwa ayah hanya bekerja mencari nafkah untuk menghidupi keluarga dan ibu membimbing dan mendidik anak serta mengurusi pekerjaan rumah tangga. Akan tetapi seharusnya orang tua harus bekerja sama untuk mendidik, bukan hanya ibu saja. Karena ayah merupakan pemandu, pendidik dan pelindung keluarga. Sikap ayah akan berpengaruh terhadap pribadi anak. Ayah merupakan tokoh identifikasi bagi anak, sementara anak menjadikan pribadi ayah sebagai tolak ukur atau perbandingan bagi perilakunya sendiri. Pendidikan anak bertujuan untuk membimbing kearah kedewasaan supaya anak memperoleh keseimbangan antara perasaan dan akal budaya serta dapat mewujudkan keseimbangan dalam perbuatannya kelak. Dalam berperilaku, biasanya anak mengambil contoh tauladan dari perilaku orang yang dilihatnya. Dan orang terdekat ialah ibu dan ayah. Anak anak itu merupak peniru terbesar didunia.

2.3.2 Cara Membentuk Kepribadian Anak Membentuk kepribadian anak itu adalah mengajarkan atau membentuk anak agar bersikap baik dihadapan mayarakat maupun dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa. Membentuk kepribadian anak adalah membentuk anak yang berakhlak yang baik. 1. Mengajarkan Kejujuran Kejujuran adalah sifat yang tidak dapat dating sendiri dan sikap yang tidak dapat datang sendiri. Orang tua diharapkan memberikan contoh perilaku jujur dalam setiap hal dihadapan anak. Tamankan dalam anak bahwa sikap jujur akan menang dan bohong akan kalah, dan tamankan tidak ada ruang untuk berlaku bohong. Sifat jujur akan menurun sikap tidak semaunya sendiri. 2. Mengajarkan Keberanian Mengajarkan keberanian pada anak arinya menanamkan pengertian, pemahaman dan sikap mental entang sikap berani. Berani melakukan sesuatu yang sesuai dengan tuntunan agama diseratai berani bartanggung jawab. Jangan biarkan anak menjadi penakut dan pengecut. Sebab sikap ini hanya akan mengakibatkan anak tidak bisa bersikap apa-apa didepan orang lain. Kembangkan sikap tegas dan berani menghadapi rintangan yang sedang ada dihadapinya. Adapun cara mengajari keberanian sebagai berikut: Tunjukkan contoh-contoh perjuangan yang memerlukan keberanian Ajaklah anak untuk menyaksikan secara langsung pada even atau kejadian yang dapat menggugah keberanian anak Membelajarkan sifat keberanian kepada anak, membelajarkan artinya memberikan kesempatakn anak untuk mengalami kebranian pada

menuntut munculnya keberanian 3. Mengajarkan Kesabaran Langkah awal agar anak terbisa sabar adalah tidak memenjakan anak. Langkah berikutnya adalah berikan pengertian dan contoh kisah teladan kebaikan sifat sabar. Kesabaran akan memperbanyak teman dan kesabaran mendatangkan pahala. Sifat sabar akan menghasilkan keuntungan bagi anak itu sendiri, yaitu : Tidak mudah putus asa Tidak iri hati Menerima ( tidak mengeluh aau tidak menggerutu ) Mendewasakan anak 4. Mengajarkan Kesederhanaan
7

Mengajarkan sifat kesederhanaan merupakan sebagian dari usaha menanamkan budi pekerti menuru ajaran Nabi Muhammad SAW. Orang tua wajib membekali anak sikap sederhana, agar anak tidak minta banyak tuntutan. Cara mengajarkan kesederhanaan, pemberian contoh tauladan kesederhanaan orang tua. Sedikit bicara namun banyak contoh merupakan cara pembelajaran kesederhanaan yang dirasa paling megena dan efektif. Orang tua tidak dibenarkan menanamkan cara-cara hidup mewah, sederhana adalah cara hidup terbaik.

5. Mengajarkan Berpikir Lurus Cara praktis membelajarkan anak berpikir lurus adalah membiasakan anak untuk menggunakan logika dalam berpikir. Hukum sebab akibat juga penting untuk disampaikan kepada anak sepagai pendukung penjelasan berpikir lurus. Untuk membiasakan anak berpikir lurus dan luas adalah membiasakan mengajak diskusi anak, agar komunikasi orang tua kepada anak diharapkan tidak terputus oleh kesibukan tugas. Anak diformat agar terbukan dihadapan anggota keluarga. 6. Mengajarkan Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk menanamkan tanggung jawab kita bisa memberi berbagai macam tugas atau pekerjaan kepada anak. Hal yang perlu diingat oleh orang tua adalah bahwa tugas yang dikerjakan anak ini bukan mementingkan hasil semata-mata melainkan penanamanrasa tanggung jawab itulah yang terpenting. Apabila melihat anak melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas, jangan langsung marah-marah. Tegur dengan kalimat yang akrab, lembut dan menyejukan hati anak sembari mengajarkan tugas yang benar. Mengajarkan tanggung jawab pada anak diupayakan dengan cara yang efektif dan menyenangkan. 7. Mengajarkan Kedisiplinan Dari bahasa aslinya (discipline: inggris) berarti ketertiban. Ketertiban sangat terkait antara perilaku seseorang dengan aturan/hukum/ adat kebiasaan masyarakat dimana perilaku seseorang itu berlangsung. Tujuan pendisiplinan anak agar anak bisa bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkan masyarakat lungkungannya. Mulailah anak diajarkan bersikap dari hal-hal yang rutin dan mudah dipantau. Dalam menanaman sikap disiplin orang tua dituntut konsisten memberi teladan secara bijak. 8. Mengajarkan Nilai Semangat Juang Sangatlah penting untuk ditanamkan pada diri anak nilai samangat juang. jangan sebaliknya, anak menumbuhsuburkan sikap putus asa, keluh kesah dan loyo semangat.
8

Orang yang putus asa biasanya lemah kemauannya, dan sikap inilah bermuara pada sikap masa bodoh.setiap akan melakukan tugas, berilah semangat pada anak. Ketika anak mau belajar, berilah semangat dengan membeberkan keuntungan belajar dan kerugian tidak belajar.

Kiranya orang tua dapat mengambil pesan moral dari sajak yang ditulis oleh Dorithy Law Nolte dengan judul anak Belajar dari kehidupannya : Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia akan memaki / Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia akan belajar rendah diri / Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia akan belajar menahan diri / Jika anak dibesarkan dengan pujian, maka ia akan belajar menghargai/ Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, maka ia akan belajar keadilan / Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, maka ia akan belajar menaruh kepercayaan / Jika anak dibesarkan dengan dukungan, maka ia akan belajar menghargai dirinya / Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia akan belajar menemukan cinta dalam kehidupan.

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka konsep Bentuk keluarga : 1. Keluarga inti (nuclear family), 2. Keluarga besar (Extended family) 3. Keluarga asal (family of origin), 4. Keluarga berantai (social family) 5. Keluarga duda atau janda 6. Keluarga komposit (Composite family), 7. Keluarga inses (Insert family) 8. Keluarga kohabitasi (Cohabitation) Fungsi keluarga : 1. Fungsi efektif 2. Fungsi sosialisasi 3. Fungsi reproduksi 4. Fungsi perawatan kesehatan 5. Fungsi ekonomi

Pengetahuan tentang cara membentuk karakter anak : 1. Pengertian 2. Cara membentuk kepribadian anak

Keterangan : : Diteliti

: Tidak diteliti

10

BAB 4 METODE PENELITIAN


Metode penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisa dan menyimpulkan data-data,sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan (Sastroasmoro, 2002 : 39)

4.1 Desain Penelitian


Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan (Nursallam, 2003 : 80). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif. penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri (Sugiono, 2000)

4.2 Kerangka Kerja


Kerangka kerja adalah pertahanan atau langkah-langkah dalam aktifitas ilmiah mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu kegiatan sejak awal penelitian akan dilaksanakan (Nursallam, 2003)

11

Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah : Populasi : seluruh anggota keluarga khususnya orang tua dari mahasiswa Akper Madiun Sampel : seluruh anggota keluarga khususnya orang tua dari mahasiswa Akper Madiun yang memenuhi kriteria

Tehnik Sampling : Consecutive Sampling

Desain Penelitian Deskriptif

Pengumpulan Data : Kuisioner

Pengolahan data dan analisa data, coding, skoring, tabulasi data, dan tehnik deskriptif kuailtatif

Penarikan Kesimpulan

4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling


4.3.1 Populasi Penelitian Populasi adalah setiap subyek (misalnya manusia, pasien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2003 : 93). Di dalam penelitian ini populasinya adalah :
anggota keluarga khususnya orang tua dari mahasiswa Akper Madiun.

4.3.2 Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2003 : 109). Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian (Nursalam, 2003 : 94).

12

4.3.3 Teknik Sampling Sampling adalah suatu proses dalam meyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam,2003;97). Pada penelitian ini tehnik sampling yang digunakan adalah consecutif sampling. Consecutif sampling adalah cara pengambilan sampel dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah terpenuhi (Sugiono,2001). Penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner pada peran keluarga dalam membangun karakter anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

4.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional


4.4.1 Identifikasi Variabel Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu ( benda, manusia ) atau ciri yang dimiliki oleh suatu anggota kelompok ( orang, benda, situasi ) berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok tersebut

(Nursalam,2003;101). Variabel penelitian ini adalah peran keluarga dalam membangun karakter anak. 4.4.2 Definisi Operasional Definisi operasional merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu peneliti bisa diterapkan (Nursalam,2003;80). Definisi Operasional adalah mendifinisikan variabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati , memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Alinul,2002).

13

Tabel 4.4.3 Definisi Operasional

Variabel Peran keluarga terhadap pembentuk an karakter anak dengan sub variabel:

Definisi operasional Pola perilaku anggota keluarga khususnya orang tua terhadap pembentukan karakter anak meliputi:

Parameter

Alat Ukur Kuesioner

Skala Ordinal

Score Jawaban Benar = 1 Salah = 0

Kategori: 1. Baik : 75100% dari

1. Peran keluarga

Pola perilaku anggota keluarga khususnya orang tua terhadap pembentukan karakter anak.

Suatu cara yang dilakukan anggota keluarga khususnya orangtua dalam membentuk karakter anak.

nilai maksi mal. 2. Cukup : 5674% dari nilai maksi

2. Cara memben tuk karakter anak.

Suatu metode yangdilakukan oleh orangtua dalam membentuk perilaku anak.

1. Mengajarkan Kejujuran 2. Mengajarkan Keberanian 3. Mengajarkan Kesabaran 4. Mengajarkan Kesederhanaan

mal. 3. Kurang : <5% dari nilai maksi mal.

14

4.5 Tehnik pengumpulan data


4.5.1 Proses Pengumpulan Data Peneliti akan mengumpulkan data dari responden yang bersedia diteliti, dalam hal ini responden atau subyek peneliti dilakukan sampai kurun waktu tertentu yang memenuhi kriteria penelitian, kemuadian mengumpulkan data dari responden melalui kuisioner dan wawancara Pengumpulan data ini dilakukan oleh peneliti sendiri dan jika suatu saat peneliti mengalamai kesulitan dalam pengumpulan data, peneliti akan meminta bantuan kepada orang tua mahasiswa untuk membantu dalam pengumpulan data.

4.5.2 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode (Arikunto, 2002 : 126). Intrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan : 1. Kuisioner Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang keluarganya atau hal yang keluarga ketahui. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalh kuisioner tertutup dimana jawaban sudah teredia dan responden tinggal memilihnya (Arikunto, 1998 :128).

4.5.3 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan mulai pembuatan judul, proposal hingga penyebaran angket pada bulan Maret 2013 , di Akademi Keperawatan Madiun.

15

4.6 Tehnik Pengolahan Data dan Analisa Data


4.6.1 Pengolahan Data Pengolahan data dapat dilakukan setelah kuesioner terkumpul. Tahap-tahap pengumpulan data sebagai berikut: 1. Mengedit Mengedit adalah memeriksa validitas dan realibilitas data yang sudah masuk. Kegatan editing ini meliputi pemeriksaan atas kelengkapan pengisian jawaban oleh responden. 2. Memberi skor (Skoring) Memberi skor adalah kegiatan untuk memberikan skor sesuai jawaban yang dipili oleh responden. Setiap jawaban benar mempunyai skor yaitu 1, sedangkan jawaban salah diberi nilai 0. 3. Mengkategorikan Mengkategorikan adalah kegiatan untuk mengelompokkan data sesuai dengan kriteria tertentu. Setelah data ditabulasi maka peneliti akan mengelompokkan data sesuai skor jawaban yang dipilih oleh responden dengan kriteria sebagai berikut: 75% - 100% dari skor maksimal dikategorikan : baik 56%-74% dari skor maksimal dikategorikam : cukup >55% : dari skor maksimal dikategorikan : kurang 4. Mentabulasi Mentabulasi adalah kegiatan untuk meringkas data yang dimasukkan kedalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan. Proses tabulasi meliputi : a) Mempersiapkan tabel dengan kolom dan baris yang disusun dengan cermat sesuai dengan kebutuhan. b) Menghitung banyaknya frekuensi untuk setiap jawaban c) Menyusun distribusi frekuensi dengan tujuan agar data yag telah tersusun rapi mudah dibaca dan dianalisa.

16

4.6.2 Analisa Data Setelah semua data diolah, langkah selanjutnya adalah melakukan analisa data. Analisa data pada penelitian ini meliputi analisa data terhadap data kuesioner dan analisa statistik. 1. Analisa data terhadap data kuesioner Data Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan langsung dari sumber data ( Dewa Ketut Sukardi, 1983 ). Data Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang/anak yang ingin diselidiki atau responden (Bimo Walgito,1987). Pengambilan data dapat dilakukan secara : a. Pertanyaan langsung vs Pertanyaan tidak langsung Perbedaan mendasar antara Pertanyaan Langsung dan Pertanyaan Tidak Langsung ialah terletak pada tingkat kejelasan suatu pertanyaan dalam mengungkap informasi khusus dari responden. Pertanyaan Langsung menanyakan informasi khusus secara langsung dengan tanpa basa-basi (direct), dimana jawaban diperoleh dari sumber pertama tanpa menggunakan perantara. Pertanyaan Tidak Langsung menanyakan informasi khusus secara tidak langsung (indirect), dimana Jawaban angket itu diperoleh dengan melalui perantara, sehingga jawabannya tidak dari sumber pertama. b. Pertanyaan Khusus v.s Pertanyaan Umum. Pertanyaan Khusus menanyakan hal-hal yang khusus yang dibutuhkan oleh penulis. Sedang Pertanyaan Umum biasanya menanyakan informasi mengenai identitas dari koresponden. Lebih baik pertanyaan dimulai dari umum ke khusus. c. Pertanyaan Tentang Fakta v.s Pertanyaan Tentang Opini Pertanyaan tentang fakta yang menghendaki jawaban dari responden berupa fakta; sedang Pertanyaan tentang opini menghendaki jawaban yang bersifat opini. Pada praktiknya dikarenakan responden mungkin mempunyai memori yang tidak kuat ataupun dengan sadar yang bersangkutan ingin menciptakan kesan yang khusus; maka Pertanyaan tentang fakta belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang bersifat faktual.

17

Demikian halnya dengan pertanyaan yang menanyakan opini belum tentu sepenuhnya menghasilkan jawaban yang mengekspresikan opini yang jujur. Hal ini terjadi karena responden mendistorsi opininya didasarkan pada adanya tekanan sosial untuk menyesuaikan diri dengan keinginan social dan lingkungannya. 2. Analisa Statistik

4.7 Penyajian Data Data disajikan dalam bentuk table diagram distribusi frekuensi, grafik dan tekstural. Tekstural adalah penyajian data dalam bentuk kalimat. Sedangkan table adalah penyajian sistematik numeric yang tersusun dalam kolom atau jajaran. Grafik adalah penyjian system numeric yang tersusun dalam suatu lingkaran dalma prosentase.

4.8 Etika Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapatkan rekomendasi dari Akper Madiun, selanjutnya peneliti mengajukan permohonan ijin kepada orang tua mahasiswa akper madiun.Untuk studi pendahuluan dan penelitian. Kemudian peneliti memberikan informed consent dan kesempatan pada responden untuk menerima atau menolak menjadi responden, peneliti menemui subjek yang akan dijadikan responden untuk menjelaskan beberapa hal yang meliputi : 1. Informed consent atau lembar persetujuan Lembar persetujan penelitian diberikan kepada subjek yang akan diteliti dengan menjelaskan maksud dan tujan dari penelitian serta dampak yang diteliti selam pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan, jika subyek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. 2. Anonimity atau tanpa nama Nama responden tidak dicantumkan pada lembar pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan ientitas subyek,peneliti hanya member nomor kode pada lembar kuesioner. 3. Confidentiality atau kerahasiaan

18

Kerahasiaan informasi yang diteliti yang didapat oleh peneliti dar responden akan dijamin kerahasiaannya. Hanya pada kelompok-kelompok tertentu saja yang akan peneliti sajikan utamanya dilaporkan pada hasil riset.

19

DAFTAR PUSTAKA Alimul, A. 2002. Riset Keperawatan dan teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Depdikbud.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai pustaka Hurlock, Elizabeth B. 1994. Perkembangan Anak edisi ke enam. Jakarta: Erlangga Notoatmodjo,2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Sugiyono. 2003. Metodologi Penelitian administrasi. Bandung:Alfa Beta.

20

LAMPIRAN 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada : Yth. Calon responden penelitian Di tempat Dengan hormat , Dengan ini kami dari Mahasiswa Akademi Keperawatan Madiun, bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul..

21

Anda mungkin juga menyukai