Artikel Hadi
Artikel Hadi
25 Juli 2013
1
ABSTRAK Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang angka kejadianny cukup tinggi di Indonesia. Saat ini hipertensi tidak hanya dijumpai pada usia tua namun mulai dijumpai pada usia remaja. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan tahun 2010, prevalensi hipertensi pada remaja di Indonesia mencapai 6% sampai 15%. Hal ini merupakan masalah kesehatan yang bermakna, bukan saja karena prevalensinya yang meningkat namun morbiditas dan mortalitas yang diakibatkannya, dijumpai terutama pada remaja laki-laki, serta diduga adanya keterlibatan faktor keluarga dengan riwayat hipertensi atau penyakit kardiovaskular. Serta faktor lingkungan adalah asupan makanan dengan densitas energi tinggi, aktivitas fisik yang kurang, dan IMT yang lebih atau obesitas. Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian deskriptif dengan metode cross sectional dengan taraf signifikansi 0,05 (5%). Data primer diambil dengan cara pengukuran tekanan darah, tinggi badan dan berat badan, serta menggunakan kuesioner. Data tersier didapatkan dari jurnal jurnal ilmiah dan buku ajar kedokteran. Subjek penelitian 53 orang. Frekuensi tekanan darah didapatkan normotensi 34%. Tidak dimilikinya faktor hereditas 35%. Frekuensi densitas tinggi makanan yang sering 50,9%. Indeks Massa Tubuh (IMT) didaptkan normal 37,7%. Terdapat hubungan antara faktor hereditas dengan tekanan darah, p = 0,001. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah, p = 0,016. Tidak terdapat hubungan antara frekuensi makanan densitas tinggi dengan tekanan darah, p = 0,170. Tidak terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah, p = 0,246. Sehingga perlu adanya penjelasan dan penyuluhan tentang hipertensi di kalangan remaja terutama yang beresiko tinggi untuk mencegah mortalitas dan morbiditas serta komplikasi yang berkelanjutan hingga dewasa agar dapat berperilaku hidup sehat. Kata kunci: hipertensi, remaja, obesitas, aktivitas fisik, hereditas, makanan densitas tinggi, penelitian, deskriptif cross sectional.
1
Fakultas Kedokteran UKRIDA Blood Pressure picture in High School Students / equal to the Factors Affecting the South in Tanjung Duren, July 8 - July 25, 2013
1
ABSTRACT
Hypertension is not an infectious disease. Incidence rate is quite high in Indonesia. Currently hypertension is not only found in old age but began to be found in aldolecence. Based on data from the Ministry of Health in 2010, the prevalence of hypertension in aldolescents in Indonesia reached 6% to 15%. This is a significant health problem, not only because of its prevalence is increasing but the resulting morbidity and mortality, found especially in young men, and family factors suspected of involemen with a history of hypertension or cardiovascular disease. As well as environmental factors is the intake of foods with high energy density, less physical activity, and high BMI or obesity. This study used a descriptive research design with cross sectional method with a significance level of 0,05 (5%). Primary data collected by measurment of blood pressure, height and weight, and using questionnaires. Data obtained from the tertiary scientific journals and medical textbooks. 53 reseacrh subjects. Frequency obtained normotensive blood pressure 34%. Its not hereditary factor of 35%. Frequency density foods are often high 50,9%. Body Mass Index (BMI) 37,7% normally be obtained. There is a relationship between hereditary factor with blood pressure, p=0,001. There is a relationship between physical activity to blood pressure, p=0,016. There was no relationship between the frequency ofhigh-density foods with blood pressure, p=0,170. There was no relationship between body mass index wtih blood pressure, p=0,246. So the need for explenation and education about hypertension among teenagers aspecially are at high risk for mortality and morbidity, and prevent complications that continuous until adults in order to behave in a healthy life.
Keywords : hypertension, aldolescent, obesity, physical inactivity, heredity, high density foods, reasearch, descriptive cross sectional.
1
PENDAHULUAN
Prevalensi hipertensi di Indonesia terus meningkat dengan cepat khususnya diantara remaja. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan menderita menjadi bahwa 8,3% dan penduduk meningkat 2004.
menemukan prevalensi sebesar 38,7%. Hasil SKRT 1995, 2001 dan 2004 menunjukkan penyakit kardiovaskuler
merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 2035% dari kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi. Menurut hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2007 prevalensi hipertensi pada remaja sebesar 8,4%. Dari data Depatemen Kesehatan tahun 2010,
tahun
menemukan prevalensi hipertensi sebesar 17,6% dan MONICA Jakarta tahun 2000 melaporkan prevalensi hipertensi di daerah
prevalensi hipertensi pada remaja di Indonesia mencapai 6% sampai 15%.1 Hubungan obesitas dan hipertensi pada anak dan remaja telah dilaporkan dimana tekanan darah anak obese lebih tinggi daripada non obese. Penelitian pada anak sekolah di India melaporkan bahwa anak obesitas beresiko tiga kali lebih tinggi mengalami hipertensi dibandingkan anak non-obese.1 Adanya faktor hereditas atau riwayat obesitas dan hipertensi pada keluarga tertentu menyebabkan keluarga itu
teratur
melakukan
olahraga
akan
meningkatkan resiko terkena hipertensi sebesar 2,33 kali dibanding dengan yang teratur berolahraga.1 Penelitian bahwa epidemiologi membuktikan secara
hipertensi
berhubungan
linear dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular. Oleh sebab itu, penyakit hipertensi harus dicegah dan diobati. Hal tersebut merupakan tantangan kita di masa yang akan datang.
mempunyai risiko menderita hipertensi obesitik. Kasus hipertensi esensial 70% 80% diturunkan dari orang tuanya. Jika salah satu dan orang tua memiliki riwayat hipertensi maka memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi. Bila kedua
Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pada tanggal 8 July 2013 sampai tanggal 25 July 2013. Populasi Targetnya adalah seluruh siswa SMA/Sederajat yang berada di wilayah kerja Tanjung Duren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat sedangkan Populasi Terjangkau
orangtua obesitas 80%, anaknya menjadi obesitas, bila salah satu orang tua obesitas, prevalensi menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi menjadi 14%.1 Berdasarkan RISKESDAS tahun
seluruh
siswa
SMA/Sederajat
yang
2007 di Indonesia, prevalensi makanan beresiko yang paling banyak dikonsumsi oleh anak adalah penyedap (75,7%), manis (63,1%), dan berlemak (13,5%). Penelitian yang
1
bersekolah di SMK AA, yakni 236 siswa. Kriteria Inklusinya adalah : 1. Seluruh siswa yang bersekolah di SMK AA 2. Seluruh siswa SMK AA yang bertempat tinggal di wilayah kerja Tanjung Duren Selatan
dilakukan
oleh
Hernelahti M, Kujala UM, Kaprio J, et al dalam Aris 2007 menyatakan bahwa tidak
(tidak berupa
menjadi sampel Kriteria Eksklusi adalah : 1. Siswa yang sedang menggunakan obat penurun tekanan darah 2. Siswa yang mempunyai penyakit ginjal dan jantung 3. Siswa yang tidak masuk sekolah Tehnik pengambilan sampel yang random
pada
siswa
independen berupa genetik, makanan, obesitas, dan aktivitas sehari-hari. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara data primer dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji coba sebelumnya untuk mengetahui fakto-faktor yang
mempengaruhi tekanan darah pada remaja. Terhadap data yang telah diolah dilakukan analisis sesuai dengan uji statistik
MAKANAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Sering Jarang Total 27 26 53 50,9 49,1 100,0 50,9 49,1 100,0 50,9 100,0
4.2.5. frekuensi responden menurut indeks massa tubuh (IMT) di SMK AA IMT
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Kurus Normal Gemuk Total 18 20 15 53 34,0 37,7 28,3 100,0 34,0 37,7 28,3 100,0 34,0 71,7 100,0
Berdasarkan tabel 4.2.1 yang di atas, didapatkan jumlah siswa yang termasuk hipertensi sebesar 16 siswa (30,2%) normotensi 19 siswa
disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Bedasarkan tabel 4.2.2 Adanya faktor hereditas untuk hipertensi adalah 18 siswa (34%), dan untuk yang tidak memiliki faktor hereditas adalah 35 siswa (66%). Hal ini seseuai dengan penelitian Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi
(35,8%), dan hipotensi 18 siswa (34,0%). Hal ini sesuai dengan data dari Departemen Kesehatan tahun 2010 bahwa, prevalensi hipertensi pada remaja di Indonesia mencapai hingga 6%-15%.
1
Hal
ini
Badan
Penelitian
Kesehatan
mereka, rasanya yang juga banyak digemari. Berdasarkan tabel 4.2.4 yang di atas, gambaran aktivitas sehari-hari pada usia muda adalah yang
Departemen Kesehatan RI, Jakarta bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada tekanan darah
responden antara responden yang memiliki riwayat keluarga hipertensi dan tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi disebabkan (p>0,05). karena Hal ini
melakukan aktivitas ringan sebanyak 18 siswa (34%), aktivitas sedang 17 siswa (32,1%), dan aktivitas berat 18 siswa (34%). Hal ini tidak sesuai dengan Penelitian di Jakarta (1997) pada anak-anak usia 6-12 tahun menunjukkan bahwa 41,5% anak memiliki tingkat kesegaran jasmani sedang, sedangkan 41,1% memiliki tingkat kesegaran jasmani kurang dan kurang sekali.
14
penyebab
hipertensi tidak hanya dipengaruhi oleh genetik saja namun dapat dipengaruhi dari faktor-faktor lain. 13 Berdasarkan tabel 4.2.3 yang di atas, gambaran makanan yang
berkaitan dengan densitas makanan adalah 27 siswa (50,9%) sering mengkonsumsi makanan dengan
Hal
ini
disebabkan oleh dimana banyak anak usia muda mulai terbiasa dengan pelayanan yang diberikan oleh
densitas tinggi (fastfood, makanan dan minuman manis, roti manis, dan sebagainya) dan 26 siswa (49,1%) jarang mengkonsumsi makanan
pembantu rumah tangga di rumahnya dan kecenderungan menjadi malas, namun terdapat juga beberapa anak yang masih mau melakukan sendiri,
dengan densitas tinggi. Hal ini sesuai dengan RISKESDAS tahun 2007 di Indonesia, makanan bahwa beresiko prevalensi yang paling
pekerjaan-pekerjaannya
membantu orang tuanya, dan lain sebagainya. Berdasarkan tabel 4.2.5 yang di atas, gambaran status gizi yang dapat dilihat dari IMT kelompok sampel adalah yang bertubuh kurus 18 siswa (34%), normal 20 siswa (37,7%), dan gemuk 15 siswa (28,3%). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian pada Jurnal Ilmiah Kesehatan dengan
banyak dikonsumsi oleh anak usia 12-15 tahun adalah penyedap 75,7%, manis 63,1% dan berlemak 13,5%.
1
Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan gaya hidup dalam hal makan, yakni condong kepada
makanan cepat saji dimana mereka tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyiapkan makanan
judul
Faktor-Faktor
yang
6,1% yang memiliki IMT yang menunjukan gizi tidak lebih atau normal.
5
Cikarang Barat tahun 2012 bahwa ada 76,9% responden hipertensi yang memiliki IMT yang
gaya hidup yang lebih kepada makan makanan cepat saji dan jarangnya berolahraga.
menunjukan gizi lebih (obesitas) dan Tabel Hubungan Antara Hereditas dengan Tekanan Darah di SMK AA Karakteristik GENETIK Ada Tidak ada Total TENSI Total Hipertensi Normotensi Hipotensi
11 5 16 5 14 19 2 16 18 18 35 53
Uji X2 0.001
df
p#
H0 +
<0,05
Ditolak
Berdasarkan analisis
univariat,
Makromineral
(Natrium
dan
Kalium)
didapatkan siswa yang memiliki keturunan hipertensi sebanyak 34%, selanjutnya hasil ini dianalisis dengan juga dengan uji Chi Square didapatkan p = ,001, maka diperoleh gambaran bahwa terdapat
dengan Tekanan Darah pada Usia 18-44 tahun di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang tahun 2012 bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada tekanan darah responden antara responden yang memiliki riwayat keluarga hipertensi dan tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi (p>0,05). 6
perbedaan bermakna antara keturunan dengan tekanan darah siswa SMK AA (ada hubungan). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Sri Andarini, Nia dan Nursyifa dengan judul Hubungan Asupan
Tabel Hubungan Antara Frekuensi Makanan Densitas Tinggi dengan Tekanan Darah di SMK AA
Karakteristik
Hipertensi
TENSI
Normotensi
7 12 19
Total
Hipotensi
9 9 18 27 26 53
Uji
df
p#
H0 +
MAKANAN
Sering Jarang Total
11 5 16
X2 0.170
>0,05
Diterima
univariat, sering
AA (tidak ada hubungan). Hal ini sesuai dengan penelitian Pusat Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan
mengkonsumsi
makanan-makanan
fastfood, makanan dan minuman manis, dan berlemak. Hal ini dianalisis dengan uji Chi Square didapatkan p = ,170 , maka diperoleh gambaran bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara pola makan dengan tekanan darah pada siswa SMK
Determinannya di Indonesia bahwa resiko hipertensi juga ditemukan tidak berbeda bermakna menurut konsumsi makanan manis, makanan asin, maupun makanan yang berlemak. 5
Tabel Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah di SMK AA Karakteristik
Hipertensi
TENSI
Normotensi
7 3 9 19
Total
Hipotensi
2 10 6 18 18 17 18 53
Uji
df
p#
H0 +
AKTIVITAS
Ringan Sedang Berat Total
9 4 3 16
X2 0.016
<0,05
Ditolak
Berdasarkan analisis
univariat,
AA (terdapat hubungan). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari A.N dalam Faktor Resiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang, bahwa berrdasarkan analisis bivariat
didapatkan aktivitas pada siswa SMK AA adalah mereka ringan. Hal ini dianalisis dengan uji Chi Square didapatkan p=,016, maka diperoleh gambaran bahwa terdapat perbedaan bermakna antara aktivitas
0.119; OR = 0,492 dan 95% CI = 0,201 1,209. Oleh karena nilai p tidak < 0,05 dan odds ratio (OR) tidak > 1, maka dikatakan
Tabel Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Tekanan Darah di SMK
Karakteristik
Hipertensi
TENSI
Normotensi Hipotensi
Total
Uji
df
p#
H0 +
X2 0.246
>0,05 Diterima
univariat,
Jurnal Ilmiah Kesehatan dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat tahun 2012 bahwa ada 76,9% responden hipertensi yang memiliki IMT yang menunjukan gizi lebih (obesitas) dan 6,1% yang memiliki IMT yang menunjukan gizi tidak lebih atau normal.5
dianalisis dengan Chi Square didapatkan p = ,246, maka diperoleh gambaran bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara status gizi dengan tekanan darah pada siswa SMK AA (tidak ada hubungan). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian pada
Gambaran Tekanan Darah pada Siswa SMA/Sederajat yang terhadap di Faktor-faktor Kelurahan
Mempengaruhi
Didapatkan
yang
tidak
berhubungan
ialah
5. Tidak didapatkan adanya hubungan antara remaja penderita hipertensi dengan frekuensi makanan densitas tinggi dengan p=0,17. Jumlah
frekuensi makan densitas tinggi dan indeks massa tubuh (IMT). 2. Distribusi tekanan darah siswa SMA/Sederajat di Kelurahan
Tanjung Duren Selatan didapatkan 16 siswa (30,2%) hipertensi, 19 siswa (35,8%) normotensi, damn hipotensi 18 siswa (34%). 3. Diketahui faktor-faktor yang
berhubungan ialah hereditas (p = 0,001) dan aktivitas fisik (p = 0,016). Dan faktor-faktor yang tidak mempengaruhi ialah
p=0,016. Jumlah siswa hipertensi yang melakukan aktivitas ringan sebesar 9 siswa. 7. Tidak didapatkan adanya hubungan antara remaja penderita hipertensi dengan indeks massa tubuh (IMT) dengan p=0,246. Jumlah siswa
frekuensi makan densitas tinggi (p = 0,17) dan indeks massa tubuh (p = 0,246). 4. Didapatkan adanya hubungan
yang memiliki indeks massa tubuh gemuk dan menderita hipertensi sebsar 8 siswa. Dari hasil kesimpulan diatas kami menyarankan kepada siswa untuk perlunya pemeriksaan rutin kesehatan dan pola hidup sehat dalam keseharian siswa
antara remaja penderita hipertensi dengan hereditas dengan p=0,001. Jumlah memiliki siswa. siswa hipertensi sebesar yang 11
hereditas
Daftar Pustaka
1. Avihani, RDA. Densitas Energi Makanan dan Hereditas Sebagai Faktor Risiko Hipertensi Obesitik Pada Remaja Awal. 2012. Fakultas Kedokteran Ilmu Gizi Universitas Diponegoro. 2. Tinjauan Pustaka Tekanan Darah. Diunduh dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/20131/4/Chapter%20II .pdf, tanggal 29 Juli 2013. 3. Hoffman J.I.E. Hipertensi Arterial Sistemik. Dalam Buku Ajar Pediatri Rudolph. Volume 3. Edisi 20. Cetakan I. Jakarta: EGC 2007. h.1698. 4. Hipertensi. Diunduh dari: http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/ 2s1keperawatan/206312017/bab2.p df, tanggal 15 July 2013. 5. Tinjauan Pustaka Hipertensi. Diunduh dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/31090/4/Chapter%20II .pdf, 13 Juli 2013. 6. Haendra F. D. A, Prayitno N. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah di puskesmas telaga murni, cikarang Barat tahun 2012. Diunduh dari: Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013. 7. Andarini S, Wirawan N. N, Maulida N. R. Hubungan Asupan Makromineral (Natrium dan Kalium) dengan Tekanan Darah pada Usia 18-44 tahun di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang Tahun 2012.
8. Hipotensi/Darah Rendah. Diunduh dari: ReLIance InfoSehat. Edisi Juli 2012, tanggal 11 July 2013. 9. Rasjidi K, Nasution S.A. Sinkop. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi V. Interna Publhising; Jakarta; 2009.h210-1. 10. Setiati S, Laksmi P. W. Gangguan Keseimbangan, Jatuh, dan Fraktur. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi V. Interna publishing; Jakarta; 2009.h817 11. Suhardjono. Hipertensi pada Usia Lanjut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi V. Interna publishing; Jakarta; 2009.h902 12. Setiati S, Roosheroe A. G. Mobililsasi Pada Usia Lanjut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi V. Interna publishing; Jakarta; 2009.h861-2. 13. Alimsardjono I. Prevalensi Hipotensi Ortostatik pada Mahasiswa FK UNAIR Semester 5 Angkatan 2008. Diunduh dari: http://alumni.unair.ac.id/kumpulanf ile/44291815029_abs.pdf, 15 July 2013. 14. Raharjeng E, Tuminah S. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia, Volume 59, Nomor 12, Desember 2009. 15. Kartikasari A.N. Faktor Resiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidu, Kabupaten Rembang. Diunduh dari: eprints.undip.ac.id/37291/1/AGNE SIA_NUARIMA_G2008009_LAP _KTI .pdf_
Artikel Penelitian
Gambaran Tekanan Darah pada Siswa SMA/Sederajat terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi di Kelurahan Tanjung Duren Selatan, 8 Juli 25 Juli 2013
Universitas Kristen Krida Wacana Fakultas Kedokteran Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat-Ilmu Kedokteran Komunitas