Anda di halaman 1dari 12

Gambaran Tekanan Darah pada Siswa SMA/Sederajat terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi di Kelurahan Tanjung Duren Selatan, 8 Juli

25 Juli 2013
1

Hadimerto Undang, 1Ribka Theodora, 1Titis Kusuma Anindya

ABSTRAK Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang angka kejadianny cukup tinggi di Indonesia. Saat ini hipertensi tidak hanya dijumpai pada usia tua namun mulai dijumpai pada usia remaja. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan tahun 2010, prevalensi hipertensi pada remaja di Indonesia mencapai 6% sampai 15%. Hal ini merupakan masalah kesehatan yang bermakna, bukan saja karena prevalensinya yang meningkat namun morbiditas dan mortalitas yang diakibatkannya, dijumpai terutama pada remaja laki-laki, serta diduga adanya keterlibatan faktor keluarga dengan riwayat hipertensi atau penyakit kardiovaskular. Serta faktor lingkungan adalah asupan makanan dengan densitas energi tinggi, aktivitas fisik yang kurang, dan IMT yang lebih atau obesitas. Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian deskriptif dengan metode cross sectional dengan taraf signifikansi 0,05 (5%). Data primer diambil dengan cara pengukuran tekanan darah, tinggi badan dan berat badan, serta menggunakan kuesioner. Data tersier didapatkan dari jurnal jurnal ilmiah dan buku ajar kedokteran. Subjek penelitian 53 orang. Frekuensi tekanan darah didapatkan normotensi 34%. Tidak dimilikinya faktor hereditas 35%. Frekuensi densitas tinggi makanan yang sering 50,9%. Indeks Massa Tubuh (IMT) didaptkan normal 37,7%. Terdapat hubungan antara faktor hereditas dengan tekanan darah, p = 0,001. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah, p = 0,016. Tidak terdapat hubungan antara frekuensi makanan densitas tinggi dengan tekanan darah, p = 0,170. Tidak terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah, p = 0,246. Sehingga perlu adanya penjelasan dan penyuluhan tentang hipertensi di kalangan remaja terutama yang beresiko tinggi untuk mencegah mortalitas dan morbiditas serta komplikasi yang berkelanjutan hingga dewasa agar dapat berperilaku hidup sehat. Kata kunci: hipertensi, remaja, obesitas, aktivitas fisik, hereditas, makanan densitas tinggi, penelitian, deskriptif cross sectional.
1

Fakultas Kedokteran UKRIDA Blood Pressure picture in High School Students / equal to the Factors Affecting the South in Tanjung Duren, July 8 - July 25, 2013
1

Hadimerto Undang, 1Ribka Theodora, 1Titis Kusuma Anindya

ABSTRACT

Hypertension is not an infectious disease. Incidence rate is quite high in Indonesia. Currently hypertension is not only found in old age but began to be found in aldolecence. Based on data from the Ministry of Health in 2010, the prevalence of hypertension in aldolescents in Indonesia reached 6% to 15%. This is a significant health problem, not only because of its prevalence is increasing but the resulting morbidity and mortality, found especially in young men, and family factors suspected of involemen with a history of hypertension or cardiovascular disease. As well as environmental factors is the intake of foods with high energy density, less physical activity, and high BMI or obesity. This study used a descriptive research design with cross sectional method with a significance level of 0,05 (5%). Primary data collected by measurment of blood pressure, height and weight, and using questionnaires. Data obtained from the tertiary scientific journals and medical textbooks. 53 reseacrh subjects. Frequency obtained normotensive blood pressure 34%. Its not hereditary factor of 35%. Frequency density foods are often high 50,9%. Body Mass Index (BMI) 37,7% normally be obtained. There is a relationship between hereditary factor with blood pressure, p=0,001. There is a relationship between physical activity to blood pressure, p=0,016. There was no relationship between the frequency ofhigh-density foods with blood pressure, p=0,170. There was no relationship between body mass index wtih blood pressure, p=0,246. So the need for explenation and education about hypertension among teenagers aspecially are at high risk for mortality and morbidity, and prevent complications that continuous until adults in order to behave in a healthy life.

Keywords : hypertension, aldolescent, obesity, physical inactivity, heredity, high density foods, reasearch, descriptive cross sectional.
1

UKRIDA Faculty of Medicine

PENDAHULUAN
Prevalensi hipertensi di Indonesia terus meningkat dengan cepat khususnya diantara remaja. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan menderita menjadi bahwa 8,3% dan penduduk meningkat 2004.

urban adalah 31,7%. Sementara untuk daerah rural (Sukabumi) FKUI

menemukan prevalensi sebesar 38,7%. Hasil SKRT 1995, 2001 dan 2004 menunjukkan penyakit kardiovaskuler

merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 2035% dari kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi. Menurut hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2007 prevalensi hipertensi pada remaja sebesar 8,4%. Dari data Depatemen Kesehatan tahun 2010,

hipertensi 27,5% pada

tahun

Kelompok Kerja Serebrokardiovaskuler FK UNPAD/RSHS tahun 1999,

menemukan prevalensi hipertensi sebesar 17,6% dan MONICA Jakarta tahun 2000 melaporkan prevalensi hipertensi di daerah

prevalensi hipertensi pada remaja di Indonesia mencapai 6% sampai 15%.1 Hubungan obesitas dan hipertensi pada anak dan remaja telah dilaporkan dimana tekanan darah anak obese lebih tinggi daripada non obese. Penelitian pada anak sekolah di India melaporkan bahwa anak obesitas beresiko tiga kali lebih tinggi mengalami hipertensi dibandingkan anak non-obese.1 Adanya faktor hereditas atau riwayat obesitas dan hipertensi pada keluarga tertentu menyebabkan keluarga itu

teratur

melakukan

olahraga

akan

meningkatkan resiko terkena hipertensi sebesar 2,33 kali dibanding dengan yang teratur berolahraga.1 Penelitian bahwa epidemiologi membuktikan secara

hipertensi

berhubungan

linear dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular. Oleh sebab itu, penyakit hipertensi harus dicegah dan diobati. Hal tersebut merupakan tantangan kita di masa yang akan datang.

Bahan Dan Metode Penelitian


Desain penelitian yang digunakan adalah metode survei yang bersifat studi deskriptif cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di SMK AA, Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Kecamatan

mempunyai risiko menderita hipertensi obesitik. Kasus hipertensi esensial 70% 80% diturunkan dari orang tuanya. Jika salah satu dan orang tua memiliki riwayat hipertensi maka memiliki kemungkinan 25% terkena hipertensi. Bila kedua

Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pada tanggal 8 July 2013 sampai tanggal 25 July 2013. Populasi Targetnya adalah seluruh siswa SMA/Sederajat yang berada di wilayah kerja Tanjung Duren Selatan, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat sedangkan Populasi Terjangkau

orangtua obesitas 80%, anaknya menjadi obesitas, bila salah satu orang tua obesitas, prevalensi menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas, prevalensi menjadi 14%.1 Berdasarkan RISKESDAS tahun

seluruh

siswa

SMA/Sederajat

yang

2007 di Indonesia, prevalensi makanan beresiko yang paling banyak dikonsumsi oleh anak adalah penyedap (75,7%), manis (63,1%), dan berlemak (13,5%). Penelitian yang
1

bersekolah di SMK AA, yakni 236 siswa. Kriteria Inklusinya adalah : 1. Seluruh siswa yang bersekolah di SMK AA 2. Seluruh siswa SMK AA yang bertempat tinggal di wilayah kerja Tanjung Duren Selatan

dilakukan

oleh

Hernelahti M, Kujala UM, Kaprio J, et al dalam Aris 2007 menyatakan bahwa tidak

3. Seluruh siswa yang masuk sekolah 4. Seluruh siswa yang bersedia

independen dependen Darah

(tidak berupa

terikat). gambaran SMA.

Variabel Tekanan Variabel

menjadi sampel Kriteria Eksklusi adalah : 1. Siswa yang sedang menggunakan obat penurun tekanan darah 2. Siswa yang mempunyai penyakit ginjal dan jantung 3. Siswa yang tidak masuk sekolah Tehnik pengambilan sampel yang random

pada

siswa

independen berupa genetik, makanan, obesitas, dan aktivitas sehari-hari. Pengumpulan data dilakukan

dengan cara data primer dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji coba sebelumnya untuk mengetahui fakto-faktor yang

digunakan adalah propotional sampling.

mempengaruhi tekanan darah pada remaja. Terhadap data yang telah diolah dilakukan analisis sesuai dengan uji statistik

Dalam penelitian ini digunakan variabel dependen (terikat) dan variabel

menggunakan uji chi square

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.2.1. frekuensi responden menurut tekanan darah di SMK AA TENSI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Hipertensi Normotensi Hipotensi Total 16 19 18 53 30,2 35,8 34,0 100,0 30,2 35,8 34,0 100,0 30,2 66,0 100,0

4.2.2. frekuensi responden menurut hereditas di SMK AA HEREDITAS


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Ada tidak ada Total 18 35 53 34,0 66,0 100,0 34,0 66,0 100,0 34,0 100,0

4.2.3. frekuensi responden menurut frekuensi makanan densitas tinggi di SMK AA

MAKANAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Sering Jarang Total 27 26 53 50,9 49,1 100,0 50,9 49,1 100,0 50,9 100,0

4.2.4. frekuensi responden menurut aktivitas fisik di SMK AA AKTIFITAS


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent ringan sedang berat Total 18 17 18 53 34,0 32,1 34,0 100,0 34,0 32,1 34,0 100,0 34,0 66,0 100,0

4.2.5. frekuensi responden menurut indeks massa tubuh (IMT) di SMK AA IMT
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Kurus Normal Gemuk Total 18 20 15 53 34,0 37,7 28,3 100,0 34,0 37,7 28,3 100,0 34,0 71,7 100,0

Berdasarkan tabel 4.2.1 yang di atas, didapatkan jumlah siswa yang termasuk hipertensi sebesar 16 siswa (30,2%) normotensi 19 siswa

disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Bedasarkan tabel 4.2.2 Adanya faktor hereditas untuk hipertensi adalah 18 siswa (34%), dan untuk yang tidak memiliki faktor hereditas adalah 35 siswa (66%). Hal ini seseuai dengan penelitian Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi

(35,8%), dan hipotensi 18 siswa (34,0%). Hal ini sesuai dengan data dari Departemen Kesehatan tahun 2010 bahwa, prevalensi hipertensi pada remaja di Indonesia mencapai hingga 6%-15%.
1

Hal

ini

Badan

Penelitian

Kesehatan

mereka, rasanya yang juga banyak digemari. Berdasarkan tabel 4.2.4 yang di atas, gambaran aktivitas sehari-hari pada usia muda adalah yang

Departemen Kesehatan RI, Jakarta bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada tekanan darah

responden antara responden yang memiliki riwayat keluarga hipertensi dan tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi disebabkan (p>0,05). karena Hal ini

melakukan aktivitas ringan sebanyak 18 siswa (34%), aktivitas sedang 17 siswa (32,1%), dan aktivitas berat 18 siswa (34%). Hal ini tidak sesuai dengan Penelitian di Jakarta (1997) pada anak-anak usia 6-12 tahun menunjukkan bahwa 41,5% anak memiliki tingkat kesegaran jasmani sedang, sedangkan 41,1% memiliki tingkat kesegaran jasmani kurang dan kurang sekali.
14

penyebab

hipertensi tidak hanya dipengaruhi oleh genetik saja namun dapat dipengaruhi dari faktor-faktor lain. 13 Berdasarkan tabel 4.2.3 yang di atas, gambaran makanan yang

berkaitan dengan densitas makanan adalah 27 siswa (50,9%) sering mengkonsumsi makanan dengan

Hal

ini

disebabkan oleh dimana banyak anak usia muda mulai terbiasa dengan pelayanan yang diberikan oleh

densitas tinggi (fastfood, makanan dan minuman manis, roti manis, dan sebagainya) dan 26 siswa (49,1%) jarang mengkonsumsi makanan

pembantu rumah tangga di rumahnya dan kecenderungan menjadi malas, namun terdapat juga beberapa anak yang masih mau melakukan sendiri,

dengan densitas tinggi. Hal ini sesuai dengan RISKESDAS tahun 2007 di Indonesia, makanan bahwa beresiko prevalensi yang paling

pekerjaan-pekerjaannya

membantu orang tuanya, dan lain sebagainya. Berdasarkan tabel 4.2.5 yang di atas, gambaran status gizi yang dapat dilihat dari IMT kelompok sampel adalah yang bertubuh kurus 18 siswa (34%), normal 20 siswa (37,7%), dan gemuk 15 siswa (28,3%). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian pada Jurnal Ilmiah Kesehatan dengan

banyak dikonsumsi oleh anak usia 12-15 tahun adalah penyedap 75,7%, manis 63,1% dan berlemak 13,5%.
1

Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan gaya hidup dalam hal makan, yakni condong kepada

makanan cepat saji dimana mereka tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menyiapkan makanan

judul

Faktor-Faktor

yang

6,1% yang memiliki IMT yang menunjukan gizi tidak lebih atau normal.
5

Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni,

Hal ini disebabkan oleh

Cikarang Barat tahun 2012 bahwa ada 76,9% responden hipertensi yang memiliki IMT yang

gaya hidup yang lebih kepada makan makanan cepat saji dan jarangnya berolahraga.

menunjukan gizi lebih (obesitas) dan Tabel Hubungan Antara Hereditas dengan Tekanan Darah di SMK AA Karakteristik GENETIK Ada Tidak ada Total TENSI Total Hipertensi Normotensi Hipotensi
11 5 16 5 14 19 2 16 18 18 35 53

Uji X2 0.001

df

p#

H0 +

<0,05

Ditolak

Berdasarkan analisis

univariat,

Makromineral

(Natrium

dan

Kalium)

didapatkan siswa yang memiliki keturunan hipertensi sebanyak 34%, selanjutnya hasil ini dianalisis dengan juga dengan uji Chi Square didapatkan p = ,001, maka diperoleh gambaran bahwa terdapat

dengan Tekanan Darah pada Usia 18-44 tahun di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang tahun 2012 bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada tekanan darah responden antara responden yang memiliki riwayat keluarga hipertensi dan tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi (p>0,05). 6

perbedaan bermakna antara keturunan dengan tekanan darah siswa SMK AA (ada hubungan). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Sri Andarini, Nia dan Nursyifa dengan judul Hubungan Asupan

Tabel Hubungan Antara Frekuensi Makanan Densitas Tinggi dengan Tekanan Darah di SMK AA

Karakteristik
Hipertensi

TENSI
Normotensi
7 12 19

Total
Hipotensi
9 9 18 27 26 53

Uji

df

p#

H0 +

MAKANAN
Sering Jarang Total
11 5 16

X2 0.170

>0,05

Diterima

Berdasarkan analisis siswa SMK AA

univariat, sering

AA (tidak ada hubungan). Hal ini sesuai dengan penelitian Pusat Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan

didapatkan frekuensi makanan densitas tinggi

mengkonsumsi

makanan-makanan

Departemen Kesehatan RI, Jakarta yang berjudul Prevalensi Hipertensi dan

fastfood, makanan dan minuman manis, dan berlemak. Hal ini dianalisis dengan uji Chi Square didapatkan p = ,170 , maka diperoleh gambaran bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara pola makan dengan tekanan darah pada siswa SMK

Determinannya di Indonesia bahwa resiko hipertensi juga ditemukan tidak berbeda bermakna menurut konsumsi makanan manis, makanan asin, maupun makanan yang berlemak. 5

Tabel Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah di SMK AA Karakteristik
Hipertensi

TENSI
Normotensi
7 3 9 19

Total
Hipotensi
2 10 6 18 18 17 18 53

Uji

df

p#

H0 +

AKTIVITAS
Ringan Sedang Berat Total
9 4 3 16

X2 0.016

<0,05

Ditolak

Berdasarkan analisis

univariat,

AA (terdapat hubungan). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari A.N dalam Faktor Resiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang, bahwa berrdasarkan analisis bivariat

didapatkan aktivitas pada siswa SMK AA adalah mereka ringan. Hal ini dianalisis dengan uji Chi Square didapatkan p=,016, maka diperoleh gambaran bahwa terdapat perbedaan bermakna antara aktivitas

dengan tekanan darah pada siswa SMK

dengan uji chi-square didapatkan nilai p =

0.119; OR = 0,492 dan 95% CI = 0,201 1,209. Oleh karena nilai p tidak < 0,05 dan odds ratio (OR) tidak > 1, maka dikatakan

bahwa aktivitas tidak signifikan sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi. 14

Tabel Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Tekanan Darah di SMK

Karakteristik
Hipertensi

TENSI
Normotensi Hipotensi

Total

Uji

df

p#

H0 +

INDEKS MASSA TUBUH


Kurus Normal Gemuk
Total 4 4 8 16 7 8 4 19 7 8 3 18 18 20 15 53

X2 0.246

>0,05 Diterima

Berdasarkan analisis SMK AA adalah normal.

univariat,

Jurnal Ilmiah Kesehatan dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat tahun 2012 bahwa ada 76,9% responden hipertensi yang memiliki IMT yang menunjukan gizi lebih (obesitas) dan 6,1% yang memiliki IMT yang menunjukan gizi tidak lebih atau normal.5

didapatkan indeks massa tubuh pada siswa Hal ini

dianalisis dengan Chi Square didapatkan p = ,246, maka diperoleh gambaran bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara status gizi dengan tekanan darah pada siswa SMK AA (tidak ada hubungan). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian pada

Kesimpulan Dan Saran


Dari hasil penelitian mengenai 1. Gambaran tekanan darah pada siswa SMA/Sederajat di Kelurahan Tanjung Duren Selatan sebesar 35,8% untuk normotensi, hipertensi 30,2%, dan hipotensi faktor-faktor 34%. yang

Gambaran Tekanan Darah pada Siswa SMA/Sederajat yang terhadap di Faktor-faktor Kelurahan

Mempengaruhi

Tanjung Duren Selatan adalah sebagai berikut:

Didapatkan

berhubungan ialah hereditas dan aktivitas fisik. Dan faktor-faktor

yang

tidak

berhubungan

ialah

5. Tidak didapatkan adanya hubungan antara remaja penderita hipertensi dengan frekuensi makanan densitas tinggi dengan p=0,17. Jumlah

frekuensi makan densitas tinggi dan indeks massa tubuh (IMT). 2. Distribusi tekanan darah siswa SMA/Sederajat di Kelurahan

siswa hipertensi dengan frekuensi makanan densitas tinggi yang

Tanjung Duren Selatan didapatkan 16 siswa (30,2%) hipertensi, 19 siswa (35,8%) normotensi, damn hipotensi 18 siswa (34%). 3. Diketahui faktor-faktor yang

sering sebesar 11 siswa. 6. Didapatkan adanya hubungan

antara remaja penderita hipertensi dengan aktivitas fisik dengan

berhubungan ialah hereditas (p = 0,001) dan aktivitas fisik (p = 0,016). Dan faktor-faktor yang tidak mempengaruhi ialah

p=0,016. Jumlah siswa hipertensi yang melakukan aktivitas ringan sebesar 9 siswa. 7. Tidak didapatkan adanya hubungan antara remaja penderita hipertensi dengan indeks massa tubuh (IMT) dengan p=0,246. Jumlah siswa

frekuensi makan densitas tinggi (p = 0,17) dan indeks massa tubuh (p = 0,246). 4. Didapatkan adanya hubungan

yang memiliki indeks massa tubuh gemuk dan menderita hipertensi sebsar 8 siswa. Dari hasil kesimpulan diatas kami menyarankan kepada siswa untuk perlunya pemeriksaan rutin kesehatan dan pola hidup sehat dalam keseharian siswa

antara remaja penderita hipertensi dengan hereditas dengan p=0,001. Jumlah memiliki siswa. siswa hipertensi sebesar yang 11

hereditas

Daftar Pustaka
1. Avihani, RDA. Densitas Energi Makanan dan Hereditas Sebagai Faktor Risiko Hipertensi Obesitik Pada Remaja Awal. 2012. Fakultas Kedokteran Ilmu Gizi Universitas Diponegoro. 2. Tinjauan Pustaka Tekanan Darah. Diunduh dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/20131/4/Chapter%20II .pdf, tanggal 29 Juli 2013. 3. Hoffman J.I.E. Hipertensi Arterial Sistemik. Dalam Buku Ajar Pediatri Rudolph. Volume 3. Edisi 20. Cetakan I. Jakarta: EGC 2007. h.1698. 4. Hipertensi. Diunduh dari: http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/ 2s1keperawatan/206312017/bab2.p df, tanggal 15 July 2013. 5. Tinjauan Pustaka Hipertensi. Diunduh dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/31090/4/Chapter%20II .pdf, 13 Juli 2013. 6. Haendra F. D. A, Prayitno N. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah di puskesmas telaga murni, cikarang Barat tahun 2012. Diunduh dari: Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1); Jan 2013. 7. Andarini S, Wirawan N. N, Maulida N. R. Hubungan Asupan Makromineral (Natrium dan Kalium) dengan Tekanan Darah pada Usia 18-44 tahun di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang Tahun 2012.

8. Hipotensi/Darah Rendah. Diunduh dari: ReLIance InfoSehat. Edisi Juli 2012, tanggal 11 July 2013. 9. Rasjidi K, Nasution S.A. Sinkop. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi V. Interna Publhising; Jakarta; 2009.h210-1. 10. Setiati S, Laksmi P. W. Gangguan Keseimbangan, Jatuh, dan Fraktur. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi V. Interna publishing; Jakarta; 2009.h817 11. Suhardjono. Hipertensi pada Usia Lanjut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi V. Interna publishing; Jakarta; 2009.h902 12. Setiati S, Roosheroe A. G. Mobililsasi Pada Usia Lanjut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi V. Interna publishing; Jakarta; 2009.h861-2. 13. Alimsardjono I. Prevalensi Hipotensi Ortostatik pada Mahasiswa FK UNAIR Semester 5 Angkatan 2008. Diunduh dari: http://alumni.unair.ac.id/kumpulanf ile/44291815029_abs.pdf, 15 July 2013. 14. Raharjeng E, Tuminah S. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia, Volume 59, Nomor 12, Desember 2009. 15. Kartikasari A.N. Faktor Resiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidu, Kabupaten Rembang. Diunduh dari: eprints.undip.ac.id/37291/1/AGNE SIA_NUARIMA_G2008009_LAP _KTI .pdf_

Artikel Penelitian
Gambaran Tekanan Darah pada Siswa SMA/Sederajat terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi di Kelurahan Tanjung Duren Selatan, 8 Juli 25 Juli 2013

Dibuat oleh : HADIMERTO UNDANG (11-2011-175)

Tugas Ujian Tulis Dr. dr. A. Aris Susanto, MS, Sp. OK

Universitas Kristen Krida Wacana Fakultas Kedokteran Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat-Ilmu Kedokteran Komunitas

Anda mungkin juga menyukai