LANDASAN TEORI
A. Marketing Environment Marketing environment tidak dapat terlepas dan berdampak signifikan bagi kehidupan suatu perusahaan (Organisasi). Menurut Hartley dan Palmer (1999) terdapat tiga elemen dalam marketing environment, yaitu : 1. Internal Environement Merupakan lingkungan internal dari perusahaan, meliputi 5 M, yaitu : - Men - Money : : Individu yang terlibat dalam kegiatan di prusahaan Uang yang diinvestasi oleh share holders dan bank Semua mesin dan peralatan yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan - Material : Semua sumber daya material yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan - Market : Market/pasar dalam hal ini dapat berarti internal maupun eksternal
- Machinery :
2.
Micro Environment Terdiri dari individu dan organisasi dan berdampak langsung pada konsumen. Meliputi : supplier, organisasi itu sendiri, segmen pasar dimana barang produk dijual, persaingan dengan perusahaan lain.
3.
Macro Environment Areanya jauh lebih luas dan lebih sulit dikontrol dibandingkan
Microenvironment. Meliputi : kebudayaan, isu politik, teknologi, natural environment, isu ekonomi, faktor demografis penduduk dan sebagainya. Pada umumnya Macro Environment dikenal dengan PEST, dimana : - (P) Political Factors Menggambarkan kebijakan pemerintah setempat yang mempengaruhi kehidupan perusahaan. Kebijakan tersebut misalnya : aturan tentang pajak, pada Sistem Pemerintahan Sosialis bisa saja dikenakan pajak lebih dibandingkan Pemerintahan Republik. Hal ini dikarenakan
- (E) Economic Factors Lingkungan Ekonomi berpengaruh langsung terhadap berjalannya bisnis. Meliputi : tingkat suku bunga tingkat (suku inflasi bunga (inflasi tinggi tinggi berdampak.pada perusahaan),
berdampak.pada perusahaan)
- (S) Sosiocultural Factors Meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan kebudayaan individu/ masyarakat di tempat tertentu. Kebudaayaan mempengaruhi bagaimana individu berpersepsi, berpikir dan berperilaku. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam factor kebudayaan social adalah; dominasi agama yang dianut di wilayah tersebut, sikap masyarakat terhadap produk baru, peran genderlaki-laki dan perempuan dalam wilayah tersebut
- (T) Technological Factors Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam factor teknologi adalah, apakah teknologi membuat proses produk dan pelayanan menjadi lebih murah, apakah teknologi menawarkan cara-cara yang lebih inovatif sehingga mempermudah konsumen (seperti; penggunaan internet banking), apakah teknologi dapat mempersingkat jalur distribusi, apakah teknologi konsumen. menawarkan cara baru untuk berkomunikasi dengan
1.
The Threat of entry Melihat ancaman apa saja yang sedang maupun akan dihadapi perusahaan.Misal, untuk teknologi, apakah penggantian teknologi yang lebih canggih Berapa biayanya, apakah setimpal dengan keuntungan kelak yang didapat. Termasuk juga dalam threat, kebijakan pemerintah baik yang sudah maupun yang akan berlaku, apakah mendukung atau merugikan perusahaan, kekuatan perusahaan pesaing Bagaimana kekuatan pesaing, dari segi modal, kemampuan berinovasi, sumber daya.
2.
The Power of Supplier Kekuatan supplier menjadi tinggi ketika barang yang disuplai merupakan barang branded/ sudah memiliki tempat di masyarakat. Misalnya; Mcdonald Untuk memasarkan Mcdonald tidak sulit karena lidah Masyarakat Indonesia sudah akrab dengan cita rasa makanan Mcdonald
3.
Competitive Rivalry Menggambarkan tingkat persaingan interaksi antara ancaman yang ada, supplier, kekuatan pembeli, ancaman produk subtitusi
4.
5.
Threat of Subtitute products Menggambarkan barang produk lain yang bisa menggantikan barang utama. Semakin banyak barang pengganti yang beredar, akan
Gambar : Five Forces Analysis on Market Environment C. Market dan Market Environment
Market Environment
Non-Market Environment
The Competition
The Business
Society
The Government
Direct Stakeholder
Newsmedia
- Interest
Menggambarkan
sekelompok
individu
yang
memiliki
kepentingan ekonomi pada suatu isu. Misalnya; Perusahaan produsen mobil memiliki kepentingan yang bertentangan dengan Kelompok yang peduli dengan kelestarian lingkungan (pengurangan asap mobil).
- Institutions : Merupakan Kelompok Pemerintahan yang berwenang membuat kebijakan yang berpengaruh pada kegiatan perusahaan. Kebijakan tersebut misalnya; penetapan tarif pajak, kebijakan tentang efisiensi energi. Institusi dapat diselenggarakan oleh lembaga privat, misalnya; market, insurance system. Institusi ini juga dapat berbentuk non pemerintahan, seperti; media.
E.
Perubahan dalam the Nonmarket Environment Lingkungan non market berubah sejalan dengan isu yang telah diselesaikan, isu
saat ini mengalami kemajuan dan timbul isu yang baru. Bagian ini akan membahas asal-usul isu dan kekuatan yang menimbulkan isu. Serta membahas antisipasi isu non market dan perkembangan serta resolusinya. Isu nonmarket memiliki beberapa sumber dasar yaitu : 1. Penemuan ilmiah dan kemajuan teknologi Pada lingkungan market, hal ini membuka peluang untuk produk dan proses yang baru, aplikasi baru untuk pengathuan yang ada, serta dasar untuk penemuan selanjutnya. Hal ini pula menimbulkan isu nonmarket seperti penggunaan bahan bakar yang tidak efisien dan penanaman kembali hutan hujan tropis yang berujung pada isu global warming.
perusahaan Dupont harus berhenti produksi. 2. Teknologi baru dan ketidakpastian ilmiah Kesuksesan industri mobilephone diusik oleh klaim host dari Larry King Live yang mengatakan bahwa istrinya meninggal akibat kanker otak yang diakibatkan oleh penggunaaan mobilephone yang berlebihan. Beberapa waktu sebelunya seorang CEO sebuah perusahaan besar mengumumkan dia menderita kanker otak dan seorang CEO di perusahaan lainnya baru saja meninggal akibat kanker otak. Isu ini menimbulkan kepanikan sehingga penjualan mobilephone menurun sebesar 5%. 3. Pemahaman Baru Pada akhir 1990 teori ekonomi baru mendorong perubahan jauh terhadap penegakan antitrust. Perubahan keanggotaan Supreme Court selama tahun 1980an dan pemahaman anggota baru membawa perubahan pada tindakan kebijakan afirmativ. 4. Kepentingan kelompok Kelompok konsumen terorganisir untuk mengambil tindakan politik untuk membendung kenaikan harga obat-obatan. 5. Tindakan institusional Sebuah keputusan Mahkamah Agung pada tahun 1988 didukung teori baru fraud in the market, dimana perusahaan dapat bertangggung jawab jika harga saham mereka turun secara signifikan ketika proyeksi laba akan datanag perusahaan telah menguntungkan. 6. Kekuatan pasar Pertengahan 1990, pasar baru berasosiasi dengan Internet, sistem wireless, dan pelayanan yang terintegrasi yang dihasilkan pada restruktur insdustri telekominikasi, termasuk beberepa merger, akuisisi, dan aliasi strategis. Kongres kemudian berjuangn dengan undang-undang untuk mencabut pembatasan lama pada kompetisi dari era regulasi
telekomunikasi.
10
7.
Keprihatinan moral Peningkatan kemunculan hal pribadi mengakibatkan tes polygraph dilarang oleh para pemberi pekerjaan. Tes ini diikuti dengan berbagai macam pensil, dan kertas ujian, termasuk beberapa yang dirancang untuk menguji kejujuran dan loyalitas.
F.
Anticipating Change in the Nonmarket Environment Efektifitas antara perusahaan dan manajer mengatasi isu nonmarket tergantung
pada pendekatan yang diambil untuk lingkungan nonmarket-nya. Pendekatan pertama, adalah merespon isu nonmarket hanya ketika merasa cukup kuat untuk membuat perusahaan untuk bertindak. Pendekatan kedua, adalah menekankan pembatasan tingkat kerusakan ketika perusahaan ditantang oleh isu. Pendekatan ketiga, adalah antispatif dan dimaksudkan untuk mempersiapkan perusahaan mengambil keuntungan dari peluang yang timbul dan mengatasi isu sebelum menjadi masalah. Pendekatan keempat, adalah proaktif dengan perusahaan dan manajernya tidak
hanya`mengantisipasi isu nonmarket tapi juga bertindak untuk mempenagruhi isu yang timbul.
G.
The Nonmarket Issue Life Cycle Pergerakan isu nonmarket dapat dipahami lewat life cycle. The nonmarket issue
life cycle berhubungan dengan tahap pengembangan isu dan pengaruhnya terhadap perysahaan dan manajemen. Hal ini bukan teori, hal ini tidak menyediakan penjuelasan bagaimana atau mengapa isu berkembang atau dasar untuk memprediksi seperti apa perkembangannya. Secara khusus, hal ini tidak mengidentifikasi faktor sebab akibat yang mendorong sebuah isu berkembang. Konsep life cycle bermanfaat, namun, karena hal ini mengindentifikasi pola dan sebagai pengingat bahwa isu dengan asal-usul mudah dapat menggalang dukungan serta mendorongnya melalui tahapan dan mengahasilkan dampak yang signifikan. Namun, isu tidak memilikikehidupanya sendiri. Bahkan, pergerakan isu nonmarket diperintah oleh perhatian publik, perusahaan, pihak berkepentingan, dan pemerintah.
11
Seiring isu bergerak pada life cycle-nya maka dampaknya pada perusahaan dan manajemen akan meningkat pula. Ketika dampak meningkat, ranah kebijaksanaan manajemen untuk mengatasi isu akan menurun. Dampaknya yaitu memerlukan tindakan pemerintah semacam peraturan atau perubahan sentimen publik yang membatasi pilihan yang tersedia untuk manajemen. Untuk mengilustrasi nonmarket life cycle, melihat isu peraturan keamanan mobil. Pergerakan isu diilustrasikan sepanjang sumbu horizontal pada gambar berikut dan sumbu vertikal memperlihatkan dampaknya terhadap perusahaan manufaktur mobil. Keamanan mobil selalu menjadi isu non market, namun pada tahun 1950 hal ini tergantung pada kondisi jalan dan kemampuan penyetir. Pada tahun 1957 anggota Kongres Kenneth Roberts dan istrinya ketika bulan madu mengalami kecelakaan mobil bagian belakang. Mereka terluka namun hadiah mereka di jok belakang tetap utuh. Roberts mengakui bahwa dimensi keamanan mobil yang diabaikan adalah mobil itu sendiri dan keselamatan penumpang. Robert menggelar kongres mengenai isu ini, tapi tidak ada hasil. Pada tahun 1959 dua artikel tentang isu ini diterbitkan. Pengacara muda bernama Ralph Nader menerbitkan artikel mengenai keamanan mobil khususnya rancangan mobil. Pejabat muda dari Departemen Tenaga Kerja, Daniel Patrick Moynihan, juga menerbitkan artikel yang berargumen mengenai perspektif yang lebih luas tentang isu keamanan mobil. Beberapa aktivitas pihak berkepentingan mulai bermunculan, dan media pun mengulas isu tersebut, khususnya ketika General Motors menyewa detektif pribadi untuk mengusut Nader. Pada tahun 1962, isu tersebut masuk di tahap legislatif ketika General Services Administration (GSA) mengeluarkan standar minyak rem. Legislasi dikenalkan pada Kongres, dan musyawarah yang cukupdan politik yang intens, the Motor Vehicle Safety Act pada tahun 1966 berlaku. Tindakan ini memapankan NHTSA, yang diberi kewenangan dalam membuat peraturan untuk menetapkan standar wajib keselamatan mobil. Tahap administratif NHTSA menghasilkan 40 standar wajib.
12
Impact on Firm
1966-present Compliance NHTSA NHTSA rule making recalls Manufacturers Interest Groups
Gambar : Nonmarket Life Cycle Tahap pelaksanaan untuk peraturan keselamatan mobil memiliki beberapa sudut pandang. Perusahaan manufaktur mobil menguji model secara meluas, tidak hanya untuk komplain dengan peraturan, tetapi sering melampaui standar pemerintah. NHTSA melaksanakan peraturan dan dapat meminta pembatalan kendaraan. Kelompok advokasi seperti Center for Auto Safety juga memonitor industri dan aktivitas pelaksanaan dari NHTSA. Peraturan keselamatan juga dilaksanakan melalui tuntutan individual dan pengacara. Isu nonmarket yang memenuhi life cycle tidak selalu menghasilkan pembatasan pada bisnis, seperti dibuktikan oleh kasus deregulasi penerbangan. Ahli ekonomi menganalisa kinerja penerbangan yang diatur oleh Civil Aeronautics Board (CAB) menyimpulkan peraturan mendorong inefesiensi dan meningkatkan biaya. Isu tersebut menarik perhatian karena besarnya perbedaan antara tariff penerbangan CAB dan penerbangan lainnya seperti Southwest yang dioperasikan rute tertentu oleh karena itu tidak menjadi subjek peraturan CAB. Peraturan menimbulkan perhatian lebih dan menumbuhkan tindakan legislative. Pengembangan ini bertepatan dengan peningkatan kritik public terhadap peraturan ekonomi dan menurunkan keyakinan kepada pemerintah. Perhatian Anggota kongres dan eksekutif cabang meningkat, isu dimasukkam ke tahap legislatif. Dalam waktu yang sama, ahli ekonomi Alfred Kahn
13
ANALISA KASUS
KELOMPOK I| MM UNHAS 2013 ANGKT.36 14
Menanggapi kritik tersebut Mcdonald memodifikasi kemasannya, dengan menghilangkan CFC. Namun hal tersebut dianggap belum cukup. Akhirnya Mcdonald menggunakan bahan recycle untuk kemasannya. Terkait dengan hal ini kritikan muncul kembali karena Mcdonald menghasilkan banyak sekali sampah dari kemasan makanan/minuman yang habis pakai (muncul limbah sampah). Untuk mengatasinya Mcdonald menggunakan strategi pembakaran sampah (wadah makan/minuman yang telah dipakai, dikumpulkan lalu dibakar). Organisasi peduli lingkungan menganggap hal tersebut, masih membahayakan. Pembakaran yang dilakukan Mcdonald, tidak benar-benar menghilang sampah yang ada serta menimbulkan polusi udara.Akhirnya Mcdonald menggunakan bahan recycle paper, dan mendaur ulang kembali wadah makanan/minuman yang telah digunakan, untuk membuat wada makanan/minuman yang baru Melihat dari upaya Mcdonald menjawab kritik tersebut, terlihat bahwa performance Mcdonald tidak menurun, justru semakin bersinar. Selain makanan/minuman banyak disukai orang, kepedulian Mcdonald ini
merupakan nilai tambah dari sudut padang konsumen (menunjukkan Mcdonald tidak hanya ingin mendapat keuntungan tetapi peduli terhadap konsumen dan lingkungan). Di Indonesia, kemasan Mcdonald untuk makanan sudah menggunakan kertas recycle, namun untuk minuman panas masih menggunakan gelas plastic. Meskipun hal ini berbahaya, namun masih tetap digunakan di Mcdonald
15
b) Kandungan nutrisi yang buruk dan penggunaan zat makanan berbahaya dalam produk makanan McDonald McDonald dikritik karena tidak menerangkan secara jelas kandungan nutrisi dari makan/minuman yang dijual digerainya. Sebenarnya Mcdonald membuat buklet berisikan berbagai jenis makanan/minuman beserta kandungan nutrisinya. Masalahnya tidak semua konsumen membaca buklet sebelum memesan makanan, kalaupun ada konsumen membaca buklet belum tentu ia benar-benar memperhatikan kandungan nutrisi makanan/minuman yang dijual Mcdonald. Untuk mengatasi hal tersebut Mcdonald diminta untuk mencetak selebaran berisi kandungan nutrisi makanan/minuman, yang nantinya diletakkan pada baki atau meja tempat pemesanan. Diharapkan sebelum memesan atau sebelum makan, konsumen dapat membaca brosur tersebut.
Menjawab
kritik
tersebut
Mcdonald
melakukan
inovasi
pada
wadah
kemasannya, yaitu dengan mencantumkan kandungan nutrisi pada wadah tersebut. Berikut adalah contoh kemasan baru Mcdonald :
16
Kemasan baru Mcdonald ini menggunakan QR code. Dengan demikian, konsumen bisa mengetahui informasi mengenai kandungan nutrisi yang ada di makanan McDonald's. Selain teks, QR code juga akan menampilkan ilustrasi tentang nutrisi, sehingga komunikasi ke konsumen tentang informasi nutrisi akan lebih mudah dilakukan. Menurut Chief Brand Officer Mcdonald, Kemasan terbaru didesain untuk menghubungkan McDonald dengan konsumen dalam cara-cara yang relevan dan sebagai bentuk perayaan akan brand .
McDonald juga dikiritik atas kandungan lemak jenuh dan kadar gula yang tinggi pada produk makanan/minumannya. Menjawab kritik tersebut McDonald, menciptakan menu sehat, misalnya; Mcnuggets, dimana iklannya ditekankan bahwa Mcnuggets adalah makanan sehat, berkalori rendah, digoreng dengan minyak sayur, sehingga bebas kolesterol. Mcdonald juga membuang semua bagian ayam yang mengandung lemak jenuh,
menyediakan muffin (kue berserat tinggi), sereal berkalori rendah untuk menu sarapan. Mereka juga meyakinkan publik bahwa daging ayam olahannya berasal dari bagian dada dan paha sehingga tidak mengandung lemak jenuh.
Terkait dengan penggunaan zat berbahaya dalam bahan makanannya, FSA (Food Standard Agency) mengeluarkan daftar mengenai bumbu makanan Mcdonald yang ditemukan mengandung bahan berbahaya, antara lain; saus western BBQ, saus Dijon Mustard Mayo, saus Caesar Dressings Lo Fat. Para
17
Kritik ini dijawab oleh Mcdonald dengan membangun gerai lebih banyak lagi. Di Jakarta, gerasi-gerai Mcdonald dibangun hampir disetiap sudut kota. Di Sulawesi Makasar, Mcdonald baru hadir di Ibu Kota, yaitu Makassar, namun tidak menutup kemungkinan lainnya di kota-kota lainnya akan dibangun Mcdonald.
d) Kritik dari Perokok Pasif terhadap Perokok yang Merokok di Ruangan McDonald McDonald dikritik karena hanya menyediakan satu ruangan untuk bersantap, dimana smoker consumer pun berada di tempat sama sehingga
menggganggu non-smoker consumer. McDonald diminta untuk membuat kebijakan untuk melarang smoker masuk ke dalam restauran.
Kritik ini ditindaki oleh McDonalds dengan membagi dua area restaurannya yaitu area smoking dan area non smoking. Karena jika melarang smoker masuk, menyebabkan pengurangan jumlah konsumen yang masuk. Pada saat ini, seperti kita lihat di tiap restauran McDonalds (bahkan semua restauran) menyediakan dua area untuk konsumen yang merokok dan tidak.
e) Coffee Accident McDonalds sempat dikecam karena seorang wanita luka bakar akibat kejatuhan kopi panas dari McDonalds. Hal ini akan berpengaruh pada konsumen yang akan menjadi lebih siaga atas produk coffee McDonalds.
18
g) Unsatisfaction Labor Compensation McDonald dikritik atas kebijakannya kepada para part-time labor yang tidak mendapat jaminan sosial perlindungan kerja. Hal ini menyebabkan rasio turnover tenaga kerja di perusahaan ini tinggi.
2.
Institutional and Interest of McDonalds Nonmarket Environment Isu yang muncul ke permukaan pada umumnya diprakarsai oleh lembaga terkait, yang memiliki perhatian/focus pada masalah tertentu. Berikut adalah lembagalembaga yang mengangkat isu Mcdonald ke Permukaan : a. Lembaga Pemerhati Lingkungan Hidup Isu mengenai banyaknya limbah yang dihasilkan dari penggunaan Wadah makanan/ minuman Mcdonald muncul dari para pemerhati lingkungan. Mereka menyadari bahwa limbah yang dihasilkan dari wadah
makanan/minuman sudah banyak, sementara tempat pembuangan limbah kecil. Limbah-limbah tersebut tidak bisa didaur ulang. Oleh karena itu Lembaga mendesak Mcdonald untuk mencari lahan yang lebih luas untuk pembuangan limbah. Selain itu Mcdonald juga diminta untuk mengolah limbahnya agar bisa didaur ulang. b. Lembaga Perlindungan Konsumen Mcdonald mendapatkan kritik atas kandungan nutrisi yang buruk dalam makanan yang dijualnya. Dimana produk makanan Mcdonald dianggap oleh Lembaga Perlindungan Konsumen (di Indonesia itu BPOM), tidak sehat karena mengandung banyak lemak jenuh c. Lembaga Dinas Tenaga Kerja Mcdonald mendapatkan kritik dari Dinas Kerja Setempat terkait dengan pemberian kompensasi pekerja yang dianggap kurang. Dimana pekerja
19
3.
McDonalds Nonmarket Life Cycle Issue Identification Terdapat tujuh isu nonmarket environment yang ditujukan pada perusahaan mega cepat saji ini. Terdapat dua isu besar yaitu isu lingkungan dan kesehatan. Namun pada perkembangannya isu pun meluas ke ranah keselamatan dan sosial. Adapun isu lingkungan yaitu penggunaan styrofoam yang penggunaannya tidak sebanding dengan area pembuangan limbah (terlebih bahan tersebut tidak hancur), serta penggunaan wadah kertas yang meningkatkan penebangan pohon. Isu kesehatan yaitu penggunaan
styrofoam yang menghantar sel kanker dan tumor (mengandung CFC), makanan yang disajikan sangat rendah nutrisi, namun tinggi kalori, lemak, kolesterol, dan garam (serta pihak McDonalds tidak informatif dalam menyiarkan komponen gizi makanan yang disajikan). Terlebih McDonalds semakin aktif membuka cabang di kota besar sehingga mendorong masyarakat kota untuk berpikir instan dan terus menerus mengonsumsi makanan cepat saji. Selain itu McDonald tidak memberi batasan untuk perokok untuk menghisap batang rokoknya di tempat. Isu sosial pun timbul akibat tidak memperhatikan hak dari tenaga kerja paruh waktu. Isu yang diawali oleh accident yaitu isu keselamatan, hal ini bermula seorang wanita yang luka terbakar akibat kejatuhan kopi. Kopi yang disajikan temperaturnya sangat tinggi. Interest Group Formation Kecaman atau kritik bermunculan dari para aktivis. Terutama beberapa lembaga lingkungan dan ED (Enviromental Defense). Selain itu aktivis yang concern pada bidang kesehatan dan ketenagakerjaan. Interest Groups ini
20
21
Pada isu merokok dalam ruangan, McDonalds menyikapinya dengan membuat dua area yaitu area smoking dan area non-smoking. Pada isu
penggunaan kertas, McDonalds menggunakan kemasan daur ulang dengan mengeluarkan dana sebesar $100juta. Pada isu tenaga kerja, pada artikel kasus tersebut tidak diketahui apakah kebijakan McDonalds untuk menyikapi hal tersebut. sedangkan untuk isu kecelakaan kopi McDonald mengajukan banding atas keputusan hakim untuk mengganti rugi tersebut.
3. McDonalds should do! Dari hasil diskusi kami, untuk mengatasi isu-isu tersebut ada beberap hal yang bisa McDonalds pertimbangkan, yaitu : Senantiasa mempertimbangkan faktor-faktor non-market dalam
membangun kebijaksanaan ataupun melakukan evaluasi produk dan manajemen. Tidak hanya mempertimbangkan masalah market,seperti konsumen, pemasok, profit, dan lainnya. Melakukan kerjasama kepada lembaga lingkungan untuk mengatasi lembah styrofoam. Contohnya limbah styrofoam dapat digunakan menjadi bahan dasar batako dan ekstrak kulit jeruk yang dapat diproses kimiawi agar styrofoam yang ada terurau menjadi larutan yang berguna untuk pembuatan semen dan pengolahan air bersih. Mulai meninggalkan wadah plastik maupun kertas (bisa dikompensasi untuk take away atau delivery), tapi untuk makan di tempat disarankan menggunakan alat makan yang dapat dicuci. Senantiasa melakukan informasi kepada publik mengenai nutrisi serta terus melakukan improvisasi menu yang sehat. Melakukan revisi terhadap kebijakan atas kewajiban tenaga kerja.
22
DAFTAR PUSTAKA
Adrian Palmer & Bob Martley. 1999. The Business & Marketing Environment 3 Edition. New Jersey: McGraw Hill
23
24