Anda di halaman 1dari 27

LATAR BELAKANG

Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik Motor DC mempunyai prinsip dasar yang sama dengan motor arus bolak balik. Bedanya, pada motor DC memiliki komutator yang mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah.

PENDAHULUAN
Pada umumnya penerapan motor listrik bekerja pada tiga aspek operasi Saat Starting 2. Pengendalian putaran 3. Pengereman
1.

kecepatan

pengaturan

1. STARTING

Ketika motor dijalankan, kecepatan dan tegangan induksi (Ea) masih sama dengan nol. Dari persamaan :

Ia = ( Vt Ea ) / Ra ,

untuk Ea = 0 dan Ra yang cukup kecil arus yang mengalir besar sekali ( Ia ). Oleh karena itu, untuk membatasi arus jangkar ( Ia ) yang sangat besar, maka perlu diberi tahanan mula yang dipasang secara seri terhadap tahanan jangkar tersebut. Secara perlahan lahan kemudian tegangan induksi dibangkitkan dan rotor pun mulai berputar. Bersamaan dengan ini, tahanan mula tersebut harus pula diturunkan

PRINSIP DALAM PERENCANAAN TAHANAN MULA

Ada n buah tahanan yang diserikan dan n + 1 kontak yang merupakan titik sambung antara tahanan yang satu dengan yang lainnya. Seandainnya direncanakan bahwa pada saat mulai menjalankan motor, arus jangkar ( Ia ) yang mengalir = I1 dua kali besarnya dari keadaan penuh dan t = t1 arus jangkar jatuh menjadi I2 dan bersamaan tahanan pertama r1 diputuskan ( yaitu lengan sambung berpindah pada kontak ke-2. Dalam keadaan demikian arus Ia akan naik menjadi I1. Proses ini berlangsung hingga lengan sambung mencapai kontak ke n + 1 , yang mana saat ini kecepatan ( putaran ) dan tegangan ( Ea ) mencapai keadaan stabil.

GRAFIK ARUS JANGKAR TERHADAP WAKTU

Karateristik Kecepatan Kopel

Untuk motor arus searah berlaku hubungan :

Vt = Ea + Ia Ra Ea = Cn n = ( Vt Ia Ra ) / C

Motor Shunt arus Motor Seri arus

= Ia Ia = 0 , maka n = tak terhingga

2. PENGATURAN KECEPATAN

Pengaturan kecepatan memegang peranan penting dalam motor arus searah, karena motor arus searah mempunyai karateristik kopel kecepatan yang menguntungkan dibandingkan dengan motor lainnya

n = ( Vt Ia Ra ) / C

Dari persamaan diatas, dapat dilihat bahwa kecepatan (n) dapat diatur dengan merubah besaran , Ra atau Vt

A. Pengaturan Kecepatan dengan mengatur Medan Shunt ( )

Dengan menyisipkan tahanan variable yang dipasang secara seri terhadap kumparan medan ( pada motor shunt ) , dapat diatur arus medan ( If ) dan fluks-nya ( ) . Cara ini sangat sederhana dan murah ,selain itu rugi panas yang ditimbulkan kecil pengaruhnya. Karena besarnya fluks yang bisa dicapai oleh kumparan medan terbatas, kecepatan yang dapat diatur pun terbatas. Kecepatan terendah didapat dengan membuat tahanan variable sama dengan nol , sedangkan kecepatan tertinggi dibatasi oleh perencanaan mesin dimana gaya sentrifugal maksimum tidak sampai merusak rotor. Kopel maksimum didapatkan pada kecepatan terendah. Motor yang biasa diatur dengan cara ini adalah motor shunt atau motor kompon

n atur n max name plate


Semakin kecil If maka akan semakin

kecil pula n = Vt- Ic.Rc C n

B. Pengaturan kecepatan dengan mengatur tahanan Ra Dengan menyisipkan tahanan varibel secara seri terhadap tahanan jangkar, sehingga dengan demikian tahanan jangkar pun dapat diatur, berarti pula kecepatan motor dapat dikontrol. Cara ini jarang dipakai, karena penambahan tahanan seri terhadap tahanan jangkar menimbulkan rigi panas yang cukup besar

n = Vt- Ia(Ra + RVar )


C

RVar Ia(Ra +

RVar ) Vt- Ia(Ra + RVar )

n = Vt- Ia(Ra + RVar ) C

n Jadi

nn

normal

C. Pengaturan kecepatan dengan mengatur tegangan Vt

Cara ini dikenal sebagai sistem Ward Leonard. Motor yang dipakai adalah motor berpenguatan bebas Penggerak mula ( Motor Induksi ) digunakan untuk menggerakkan generator G pada suatu kecepatan konstan. Perubahan tahanan medan Rg akan mengubah tegangan Vt yang diberikan pada motor. Perubahan ini mempunyai batas yang cukup besar. Kadang kadang pengaturan Vt ini juga dibarengi dengan pengaturan fluks medan motor yaitu dengan cara mengatur tahanan medan Rm. Cara ini menghasilkan suatu pengaturan kecepatan yang sangat halus dan banyak dipakai untuk lift , mesin bubut, dan lain lain.

= Vt - I .Rc C

Vt

Vt

3. PENGEREMAN
Suatu motor listrik dapat berhenti dengan adanya geseran yang terjadi . Tetapi tentu saja hal ini membutuhkan waktu yang lama. Untuk dapat menghentikan motor dalam waktu yang relative singkat dilakukan pengereman. Ada 3 jenis pengereman :

A. Pengereman Dinamik

Pada pengereman dinamik, penghentian motor dapat terjadi jika tegangan terminal Vt dihilangkan dan diganti dengan tahanan R1. Dalam keadaan ini energy putaran diberikan pada tahanan R1 yang menyebabkan kecepatan menjadi turun. Demikian pula tegangan Ea pun akan menurun. Untuk menjaga penurunan kopel yang konstan, R1 harus diturunkan pula. Harga r1 dipilih, sehingga arus jangkar tidak terlalu besar ( umumnya diambil 2 x harga arus jangkar pada beban penuh ) . Harga R1 dapat dihitung dari persamaan :

Ea = ILR1 + IaRa

B. Pengereman Regeneratif

Pada

pengereman ini, energi tersimpan pada putaran dikembalikan kepada sistem jala jala . Cara ini biasanya dipakai pada kereta api listrik. Ketika kereta api berjalan menurun, kecepatan motor laju sekali, karena Ea > Vt yang menyebabkan daya dikembalikan kepada sistem jala jala untuk keperluan lain. Pada saat daya dikembalikan ke jala jala , kecepatan menurun dan proses pengereman berlangsung seperti pada pngereman dinamik.

Pada Motor Vt > Ea Pada generator Vt < Ea Ea = r.n. n > nnormal

C. Pengereman mendadak

Pengereman mendadak adalah pengereman motor dalam waktu yang sangat singkat dan tiba- tiba yaitu dengan cara membalik polaritas motor. Tahanan R2 disispkan antara X dan Y Karena tegangan jangkar telah terbalik polaritasnya, sehingga arahnya sama dengan tegangan terminal, besarnya R2 pun dapat dihitung dari persamaan Ea + Vt = Ia ( Ra + R2 ) Harga R2 dipilih sedemikian rupa , sehingga arus jangkar yang mengalir pada saat pengereman tidak terlampau basar ( umumnya 2 x harga arus pada beban penuh ) . Selama pengereman berlangsung Ea turun, sehingga R2 diperkecil untuk menjaga penurunan kopel yang konstan. Contoh aplikasi nya yaitu pada : Bor, Pembuka baut, dll.

KONDISI SEBELUM PENGEREMAN


A I2 Ea Vt

KONDISI SAAT PENGEREMAN

B Ia Ea X A R2 Y If I2

Vt

WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai