Anda di halaman 1dari 15

Sistem Pertanian Terpadu

Nama Anggota 1. Tri Adi H. (115050101111040) 2. Norma Hidayah (115050101111064) 3. Amalia Intan S. (115050101111079) 4. Aditya Muslim A.(115050101111100) 5. Rinaldo Wilson S. (1150501111121) 6. Noval Lawani (115050106111002)

KONSEP STS

suatu tata cara penanaman dan pemangkasan rumput,legum, semak dan pohon sehingga hijauanmakanan ternak tersedia sepanjang tahun

PRINSIP SISTEM TIGA STRATA


Stratum 1 yang terdiri dari rumput legum unggul menyediakan hijauan makanan ternak pada 4 bulan musim hujan stratum 2 yang terdiri dari semak legum menyediakan hijauan makanan ternak pada 4bulan awal musim kering stratum 3 yang terdiri dari pohon pakan menyediakan hijauan makanan ternak pada 4 bulan akhir musim kering.

SATU PETAK STS


Suatu areal yang luasnya 0,25 ha (25 are) terdiri dari: Bagian Inti seluas 0.16 ha (16 are) Bagian Selimut seluas 0,09 ha (9 are) Bagian Pinggir dengan keliling 200 m.

Karena petani setiap hari pergi ke ladang untuk mengawasi tanaman palawijanya.

Tanaman palawija tidak diganggu oleh ternak karena dipagari oleh STS.

Kesuburan lahan tidak menurun karena adanya pupuk kandang dan tanaman legum pada STS dan kebutuhan petani sehari-hari dipenuhi oleh hasil palawija, sedangkan kebutuhan mendadak dipenuhi dari penjualan ternak.

Ternak tidak perlu digembalakan karena STS menyediakan pakan;.

KEUNGGULAN STS
Produksi tanaman pakan Produksi ternak Produksi lahan Kondisi sosial ekonomi

Produksi tanaman pakan


Produksi pakan hijauan STS 91% lebih tinggi dari Sistem Tradisional karena 9 are rumput dan legum unggul, 2000 semak dan 42 pohon dan protein pakan hijauan 13% lebih tinggi karena adanya legum Produksi palawija 13% lebih tinggi, waktu produksi satu tahun lebih lama dan palawija yang dirabuk dengan kotoran kambing produksinya lebih tinggi dari pada palawija yang dirabuk dengan kotoran sapi. Produksi jeruk 13% lebih tinggi dan produksi kelapa 9% lebih tinggi.

Produksi ternak
Sapi Bali jantan kebiri bertambah berat badan 13% lebih besar dan mencapai berat ekspor (375 kg) 12% lebih cepat, karkas 16% lebih berat, daging loin 12% lebih besar dan lemak punggung 13% lebih tebal. Sapi induk lebih berat 70%, interval birahi 31% lebih cepat, waktu birahi 4% lebih lama, frekuensi birahi 96% lebih sering dan interval beranak 2% lebih pendek.

Produksi lahan
Erosi lahan 57% lebih rendah Unsur hara dalam bentuk N 75% lebih tinggi, bahan organik 13% lebih tinggi dan humus 23% lebih tinggi

Kondisi sosial ekonomi


Dengan adanya bunga sepanjang tahun dimungkinkan para peternak untuk pengembangan ternak yang lain

STS MEMBERIKAN KEUNTUNGAN BAGI KELESTARIAN LINGKUNGAN


Kelestarian lahan Kelestarian biota Kelestarian bentang alam

MANFAAT STS
Meningkatkan persediaan Menyediakan hijauan sepanjang tahun Mempercepat pertumbuhan & reproduksi ternak Meningkatkan daya tampung Meningkatkan kesuburan tanah Mengurangi erosi Menyediakan kayu api & kayu keras Menyediakan bibit untuk perluasan STS & mutu HMT

PENYEBARAN STS
Pemerintah dan swasta dapat membuat percontohan pada tempat-tempat yang strategis untuk sumber bibit tanaman dan ternak pengembangan STS lebih lanjut. Beberapa petani dan anggota kelompok tani di Bali telah mengadopsi STS secara parsial dengan hanya menanam semak gamal atau pohon santen sebagai pagar, sesuai dengan persediaan bibit dan situasi lahan mereka.

KENDALA STS
Serangan serangga kutu loncat pada lamtoro. Gamal lokal diserang kamal. Investasi untuk 1 petak STS cukup besar (Rp.1.500.0002.000.000), dan tidak terjangkau oleh petani tradisional. Sapi Bali yang terus makan daun semak dan pohon, warna dagingnya agak gelap.

Anda mungkin juga menyukai