Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Kotak Pos 164 Tlp. (0265) 323537 E-Mail Mail : informatika@ft.unsil.ac informatika@ft.unsil.ac.id ; URL : http://www.unsil.ac.id
TEKNIK INFORMATIKA
DAFTAR ISI
1 2 3 4 5 6 7 8
KONSEP DASAR PEMROGRAMAN KONSEP DASAR ALGORITMA ATURAN PENULISAN NOTASI ALGORITMA TIPE DATA, NAMA, NILAI AKSI SEKUENSIAL PEMILIHAN PENGULANGAN RECORD ARRAY
2 6 10 15 25 28 33 37 42 45 57 59 61 67 73
10 PROSEDUR 11 FUNGSI 12 ARRAY DUA DIMENSI (MATRIKS) 13 SEARCHING 14 SORTING DAFTAR PUSTAKA
2. Bahasa Assembly
Bahasa assembly adalah bahasa simbol dari bahasa mesin. Setiap kode bahasa mesin memiliki simbol sendiri dalam bahasa assembly. Misalnya ADD untuk penjumlahan, MUL untuk perkalian, SUB untuk pengurangan, dan lain-lain. Kelebihan Kekurangan : Eksekusi cepat, masih bisa dipelajari daripada bahasa mesin, file kecil : Tetap sulit dipelajari, program sangat panjang
Page 2
- Kode program pendek Kerugian : Eksekusi lambat karena ada proses pengubahan perintah dalam bahasa ini ke dalam bahasa mesin oleh Translator(Penterjemah) Bahasa generasi ini disebut juga bahasa generasi ke-3 (3rd Generation Programming Language).
4.
Bahasa yang berorientasi pada masalah spesifik Bahasa ini adalah bahasa yang digunakan langsung untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Misalnya SQL untuk database. Bahasa ini juga masuk ke bahasa tingkat tinggi. Bahasa ini disebut juga bahasa generasi ke-4 (4th Generation Programmming Language). Translator(Penterjemah) Translator berfungsi untuk menterjemahkan program yang ditulis dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi ke dalam bahasa mesin. Translator dapat dibedakan menjadi : Interpreter Compiler : menterjemahkan dan mengeksekusi baris per baris instruksi. Contoh bahasa Basic. : mengeksekusi program setelah seluruh instruksi diterjemahkan. Contoh bahasa Pascal, C, Ada ,C++, dll.
Produk yang dihasilkan oleh seorang pemrogram adalah program dengan rancangan yang baik (metodologis, sistematis), yang dapat dieksekusi oleh mesin, berfungsi dengan benar, sanggup melayani segala kemungkinan masukan, dan didukung dengan adanya dokumentasi. Pengajaran pemrograman titik beratnya adalah membentuk seorang perancang designer program, sedangkan pengajaran bahasa pemrograman titik beratnya adalah membentuk seorang coder(juru kode). Pada prakteknya, suatu rancangan harus dapat dikode untuk dieksekusi dengan mesin. Oleh karena itu, belajar pemrograman dan belajar bahasa pemrograman saling komplementer, tidak mungkin dipisahkan satu sama lain
Page 3
Tetapi, karena banyak bahasa pemrograman yang dapat digunakan dan pemilihannya akan sangat tergantung kepada masalah yang dipecahkan, maka belajar memprogram menjadi lebih penting daripada belajar bahasa pemrograman. Keduanya diperlukan tetapi dalam tingkat yang berbeda.
2. Menentukan Solusi + Memilih Algoritma Contoh urutan solusi : Baca input panjang Baca input lebar Hitung Luas = panjang x lebar Tampilkan Luas
Page 4
3. Menulis Program Contoh penulisan program dalam Bahasa Pascal dan Hasilnya
Program Program Luas_Persegi_Panjang; Var panjang, lebar, Luas : integer; Begin Write(Panjang : ); Readln(panjang); Write(Lebar : ); Readln(lebar); Luas := panjang * lebar; Write(Luas persegi Panjang = , Luas); Readln; End. Contoh Tampilan di layar Panjang : 20 Lebar : 6 Luas persegi Panjang = 120
Page 5
Dalam bidang komputer, algoritma sangat diperlukan dalam menyelesaikan berbagai masalah pemrograman, terutama dalam komputasi numeris. Tanpa algoritma yang dirancang baik maka proses pemrograman akan menjadi salah, rusak, atau lambat dan tidak efisien.
Page 6
2.2
Contoh 1 : Jika seorang ingin memasak atau membuat kue, baik itu melihat resep ataupun tidak pasti akan melakukan suatu langkah-langkah tertentu sehingga masakannya atau kuenya jadi dan rasanya enak. Contoh 2 : Algoritma TUKAR ISI BEJANA Diberikan dua buah bejana A dan B, bejana A berisi larutan berwarna merah, bejana B berisi larutan berwarna biru. Pertukarkan isi kedua bejana itu sedemikian sehingga bejana A berisi larutan berwarna biru dan bejana B berisi larutan berwarna merah. Deskripsi Algoritma 1: Aksi 1 : Tuangkan larutan dari bejana A ke dalam bejana B Aksi 2 : Tuangkan larutan dari bejana B ke dalam bejana A.
Algoritma TUKAR ISI BEJANA di atas tidak menghasilkan pertukaran yang benar. Langkah di atas tidak logis, hasil pertukaran yang terjadi adalah percampuran kedua larutan tersebut. Untuk mempertukarkan isi duah bejana, diperlukan sebuah bejana tambahan sebagai tempat penampungan sementara, misalnya bejana C. Maka algoritma untuk menghasilkan pertukaran yang benar adalah sebagai berikut :
Deskripsi Algoritma 2: Aksi 1 : Tuangkan larutan dari bejana A ke dalam bejana C. Aksi 2 Aksi 3 : Tuangkan larutan dari bejana B ke dalam bejana A. : Tuangkan larutan dari bejana C ke dalam bejana B.
Contoh 3 : Ibu Tati mengupas kentang untuk makan malam Sub masalah : 1. Apakah kentangnya harus dibeli dulu atau sudah di dapur? 2. Apakah pisau sudah siap? 3. Berapa jumlah kentang yang dikupas? Maka kita harus membatasi dengan jelas keadaan awal dan keadaan akhirnya. Keadaan awal dan keadaan akhir algoritma dapat dijadikan acuan bagi pemrogram dalam merancang sebuah algoritma Initial State(T0) Final State(T1) : Kentang sudah ada di kantong plastik, yang ditaruh di lemari di dapur dimana Ibu Tati akan mengupasnya, pisau ada di rak. : 100 Kentang dalam keadaan terkupas siap untuk dimasak dan kantong kentangnya harus dikembalikan ke lemari lagi jika masih ada kentangnya Deskripsi Algoritma 1 Aksi 1 : Ibu Tati mengambil kantong kentang dari lemari Aksi 2 : Ibu Tati mengambil pisau dari rak Aksi 3 : Ibu Tati mengupas kentang Aksi 4 : Ibu Tati mengembalikan kantong kentang ke dalam lemari
Page 7
Deskripsi Algoritma di atas masih belum memenuhi Final State dimana kentang yang sudah dikupas ada 100 buah dan kantong kentang harus dikembalikan ke lemari jika masih ada kentangnya. Pada algoritma tersebut kentang yang dikupas hanya 1 dan Aksi 4 akan tetap dilaksanakan walaupun kantong kentang sudah kosong
Supaya kentang yang sudah terkupas ada 100 maka perlu dilakukan proses PENGULANGAN pengupasan kentang sebanyak 100 kali. Dan supaya Ibu Tati hanya mengembalikan kantong kentang ke lemari hanya jika masih ada isinya, maka perlu ada PEMILIHAN berdasarkan kondisi isi kantong kentang. Maka algoritma untuk mencapai Final State yang benar adalah sebagai berikut :
Deskripsi Algoritma 2 Aksi 1 : Ibu Tati mengambil kantong kentang dari lemari dan Aksi 2 Aksi 3 Aksi 4 : Ibu Tati mengambil pisau dari rak : Selama kentang terkupas < 100 maka Kupas 1 kentang Kantong Kosong Kantong Tidak kosong buang Kembalikan kantong ke lemari : Lihat isi kantong
Ciri penting algoritma: Algoritma harus berhenti setelah mengerjakan sejumlah langkah terbatas. Setiap langkah harus didefinisikan dengan tepat dan tidak berarti-dua (Ambiguitas). Algoritma memiliki nol atau lebih masukan (input). Algoritma memiliki nol atau lebih keluaran (output). Algoritma harus efektif (setiap langkah harus sederhana sehingga dapat dikerjakan dalam waktu yang efisien). 2.3 a. Struktur Dasar Algoritma Runtunan (sequence)) Sebuah runtunan terdiri dari satu atau lebih instruksi. Tiap instruksi dikerjakan berurutan sesuai aturan penulisannya. Urutan instruksi menentukan keadaan akhir algoritma, jika urutannya diubah maka hasil akhirnya mungkin akan berubah. Urutan instruksi menunjukkan cara berfikir penyusun algoritma dalam menyelesaikan masalah Runtunan Instruksi : Instruksi 1 Instruksi 2 Instruksi 3 Contoh : Algoritma Tukar isi Bejana Runtunan instruksi : 1. Tuangkan larutan dari bejana A ke dalam bejana C 2. Tuangkan larutan dari bejana B ke dalam bejana A 3. Tuangkan larutan dari bejana C ke dalam bejana B Hasil akhir : Bejana A berisi larutan dari bejana B, bejana B berisi larutan dari bejana A Jika runtunan instruksi diubah maka hasilnya berubah
Page 8
b.
Pemilihan (selection) Adakalanya sebuah instruksi dikerjakan jika sebuah kondisi tertentu terpenuhi
atau
If
then
Else
Contoh : If Amir memperoleh juara kelas then Ayah akan membelikannya hadiah If Jalan Dago macet then Ambil alternative Jalan Dipati Ukur If Kantong Kentang kosong then Buang Else Kembalikan kantong kentang ke lemari Endif c. Pengulangan (repetition) Komputer tidak pernah bosen dan lelah jika diminta untuk mengerjakan instruksi secara berulang-ulang. Contoh : Menulis kalimat Saya harus lebih giat belajar sebanyak 1000 kali Ulangi : Tulis kalimat Saya harus lebih giat belajar Sampai jumlah_kalimat = 1000 Mengupas 100 buah kentang Selama kentang terkupas < 100 maka Kupas 1 kentang
Page 9
Algoritma
digambarkan Keterangan
secara
grafis(menghasilkan
sebuah
bagan)
menggunakan simbol-simbol tertentu dengan aturan sebagai berikut : Tanda Start(Mulai) atau Tanda End (Selesai) Proses
Aliran Data Pembuatan flowchart akan sulit dilakukan untuk program yang sangat kompleks Pseudo-code Penulisan teks algoritma dengan Pseudo-code menggunakan notasi-notasi tertentu yang mendekati bahasa pemrograman sehingga lebih mudah ditranslasikan ke dalam bahasa pemrograman.
Page 10
Aturan Penulisan Teks Algoritma : Judul Algoritma { Bagian yang terdiri atas nama algoritma dan penjelasan (spesifikasi) tentang algoritma tersebut. Nama sebaiknya singkat dan menggambarkan apa yang dilakukan oleh algoritma tersebut. } Kamus (Deklarasi Algoritma) { Bagian untuk mendefinisikan semua nama yang digunakan di dalam program. Nama tersebut dapat berupa nama konstanta, variabel, tipe, prosedur dan fungsi. } Deskripsi Algoritma { Bagian ini berisi uraian langkah-langkah penyelesaian masalah yang ditulis dengan menggunakan notasi yang akan dijelaskan selanjutnya } Contoh 1 : Algoritma Luas_Lingkaran Menghitung dan menampilkan Luas Lingkaran dengan masukan jari-jari lingkaran Contoh Penulisan Algoritma : Uraian kalimat deskriptif (narasi) DESKRIPSI : o Baca jari-jari lingkaran (R) o Phi 3.14 o o Luas Phi x R x R Tulis Luas
Flowchart
Mulai
Baca R
Phi
3.14
Luas
Phi * R * R
Tulis Luas
Selesai
Page 11
Pseudo-code Algoritma Luas_Lingkaran {Menerima masukan jari-jari lingkaran(R), menghitung Luasnya dengan rumus 3.14 * R * R, kemudian menuliskan hasilnya} Kamus const Phi : real = 3.14 R, Luas : real Deskripsi read(R) Luas Phi * R * R write(Luas)
Contoh 2 : Algoritma Kelulusan_Mhs Diberikan nama dan nilai mahasiswa, jika nilai tersebut lebih besar atau sama dengan 60 maka mahasiswa tersebut dinyatakan lulus jika nilai lebih kecil dari 60 maka dinyatakan tidak lulus. Uraian kalimat deskriptif (narasi) DESKRIPSI : o baca nama dan nilai mahasiswa. o jika nilai >= 60 maka keterangan = lulus o o tetapi jika nilai < 60 maka keterangan = tidak lulus. tulis nama dan keterangan
Flow chart
Page 12
Pseudo-code Algoritma Kelulusan_Mhs {Menerima masukan nama dan nilai mahasiswa, jika nilai tersebut lebih besar atau sama dengan 60 maka mahasiswa tersebut dinyatakan lulus jika tidak maka dinyatakan tidak lulus} Kamus Nama : string Nilai : integer Keterangan : string Deskripsi read (nama, nilai) if nilai >= 60 then keterangan lulus else keterangan tidak lulus endif write(nama, keterangan)
Contoh 3 : Algoritma Cetak_Frase Diberikan sebuah angka, kemudian tuliskan frase Dasar Pemrograman sebanyak angka tersebut Uraian kalimat deskriptif (narasi) DESKRIPSI : o baca angka o o selama jumlah_frase_tercetak < angka tulis Dasar Pemrograman tulis nama dan keterangan
Page 13
Flow chart
Pseudo-code Algoritma Cetak_Frase {Menerima masukan sebuah angka, kemudian Pemrograman sebanyak angka tersebut } Kamus angka : integer i : integer Deskripsi read (angka) i 0 while i < angka do write(Dasar Pemrograman) i i + 1 endwhile
tuliskan
frase
Dasar
Page 14
4.1 TIPE
Pada umumnya, program komputer bekerja dengan memanipulasi objek(data) di dalam memori. Objek(data) yang akan diprogram bermacam-macam jenis atau tipenya misalnya nilai numerik(angka), karakter(huruf), kumpulan karakter, dll. Suatu tipe menyatakan jenis data yang akan dimanipulasi dalam program, gunanya untuk mendefinisikan objek yang akan diprogram. Suatu tipe diacu dari namanya. Nilai-nilai yang dicakup oleh tipe tersebut dinyatakan dalam domain nilai. Tipe data dikelompokkan menjadi tipe dasar dan tipe bentukan 4.1.1 Tipe dasar Tipe yang dapat langsung dipakai(angka-angka atau karakter) karena sudah didefinisikan sebelumnya oleh pemroses bahasa 1. Bilangan Bulat Bilangan yang tidak mengandung pecahan desimal. Nama Tipe : Integer Domain Nilai : Secara teoritis tak terbatas dari - s.d +. Pada algoritma dapat dibatasi tergantung kebutuhan untuk objek, misalnya untuk jam [0..23]. Dalam implementasinya pada bahasa pemrograman, tipe integer punya rentang nilai terbatas untuk menghemat memory. Contoh nilai Contoh objek : 300, 0, -1000, 113010038, -24 : Nim, Jam, Menit, Detik
2. Bilangan Riil Bilangan yang mengandung pecahan desimal Nama Tipe : Real Domain Nilai : Secara teoritis tak terbatas dari - s.d +. Ditulis dengan titik desimal Contoh nilai Contoh objek : 2.8 , -0.39, 4.24 , 57.567, -102.00 : Nilai ujian
3. Bilangan Logika Nama Tipe Domain Nilai Konstanta : Boolean : Benar(True--1) atau Salah(False--0) : True dan False
Page 15
4. Karakter Karakter tunggal yang diapit oleh tanda petik satu. Nama Tipe : char Domain Nilai : - Huruf alfabet (a..z dan A..Z) 4.1.2 Tanda baca (!, ? , , , .) Angka 0 , 1 ,..., 9 Karakter khas seperti # , & , % , @ , * , dll : l , p , + , 6, A : Jenis Kelamin, Indeks nilai
Tipe bentukan Tipe yang dibentuk(dan diberi nama) dari tipe dasar atau dari tipe lain yang sudah dikenal, bahkan dapatt didefinisikan sendiri oleh pemrogram. Macam tipe bentukan :
1. String(kumpulan karakter) Deretan karakter dengan panjang tertentu. Nama Tipe Domain Nilai Contoh nilai Contoh objek : String : Satu atau lebih karakter yang diapit oleh tanda petik tunggal : Apa kabar,Teknik Informatika,A234, Ramayana, 123 : Nama, Alamat
2. Tipe bentukan dari tipe data dasar atau tipe bentukan lain : Kata Kunci type Deklarasi kamus data : type nama_tipe_bentukan : tipe_data Contoh : membuat sebuah tipe data baru bernama BilBulat yang memiliki domain nilai yang sama dengan tipe integer type BilBulat : integer; 3. Record Record tersusun dari satu atau lebih field. Tiap field menyimpan data dengan tipe tertentu field 1 field 2 field 3 field n Deklarasi kamus data : type Nama_Record : record < nama_field1 :tipe_field1, nama_field2 :tipe_field2, .... nama_fieldn : tipe_fieldn>
Page 16
Contoh : a. Titik dalam koordinat kartesian dinyatakan sebagai (x,y) dengan x adalah nilai absis dan y adalah nilai ordinat. Kita dapat menyatakan titik sebagai record dengan (x,y) sebagai field x y atau
type Titik : record < x : real, y : real > type Titik : record< x , y : real >
b. Definisi tipe terstruktur yang mewakili tanggal dalam kalender Masehi. dd sebagai tanggal, mm sebagai bulan, yy sebagai tahun dd mm yy type Tanggal : record <dd : integer, mm : integer, yy : integer {1..31} {1..12} {>0} >
c. NilMhs adalah tipe terstruktur yang menyatakan nilai ujian seorang mahasiswa untuk mata kuliah yang diambil(MK) Nim NamaMhs KodeMK Nilai type NilMhs : record < Nim : integer, NamaMhs : string, KodeMK : string, Nilai : char > d. Tipe terstruktur untuk jadwal kereta api yang terdiri dari nomor kereta(NoKA), kota asal(KotaAsal), kota tujuan(KotaTujuan), jam berangkat(JamBerangkat), jam tiba(JamTiba) NoKA KotaAsal KotaTujuan JamBerangkat JamTiba type JadwalKA : record <NoKA : string, KotaAsal : string, KotaTujuan : string, JamBerangkat : Jam, JamTiba : Jam >
4.2 NAMA
Nama digunakan mengidentifikasi objek dan mengacu objek tersebut.. Dalam sebuah teks algoritmik, objek yang diberi nama bisa berupa : - Modul program, Algoritma - variabel - konstanta - type - fungsi - prosedur Karena adanya bermacam-macam nama tersebut, maka dalam suatu teks algoritma dikenal nama program, nama variabel, nama konstanta, nama fungsi, nama prosedur, nama type.
Page 17
Setiap bahasa pemrograman memiliki aturan masing-masing untuk mendefinisikan nama(panjang maks nama, perbedaan huruf besar dan kecil) tetapi dalam algoritma batasan pendefinisian nama tidak seketat pada bahasa pemrograman. Syarat-syarat penggunaan sebuah nama pada algoritma:
Pemilihan nama harus interpretatif(disesuaikan dengan objek yang diidentifikasi) dan tidak menimbulkan kerancuan Nama harus unik dalam sebuah algoritma/program Nama tidak boleh dipisahkan oleh spasi Tidak case sensitive (huruf besar dan kecil tidak dibedakan) Tidak boleh mengandung symbol khusus Nama harus dideklarasikan pada bagian tertentu supaya dapat dipakai.
1. Nama Algoritma Digunakan untuk mengidentifikasi sebuah program atau algoritma, dideklarasikan pada bagian Judul algoritma Contoh : Algoritma Luas_Lingkaran, 2. Nama Peubah(variabel) Tempat penyimpan data/informasi/nilai yang isinya dapat diubah selama eksekusi program berlangsung. Setiap variabel mempunyai tiga atribut, yaitu nama, tipe, dan nilai. Nama variabel dan tipe datanya dideklarasikan pada bagian Kamus. Sedangkan nilai yang disimpan dalam variabel didefinisikan pada bagian deskripsi algoritma. Bentuk umum deklarasi variabel adalah : nama_variabel : tipe data Contoh : Kamus nama : string {variabel nama bertipe string} nim: integer {variabel nim bertipe integer/bilangan bulat} jns_kelamin : char {variabel jns_kelamin bertipe karakter} rata, nilai_uts, nilai_uas, nilai_tugas : real; {variabel dengan nama rata, nilai_uts, nilai_uas, nilai_tugas bertipe sama yaitu real} 3. Nama Tetapan(konstanta) Tempat penyimpan data/informasi/nilai yang isinya tidak dapat diubah selama pelaksanaan program. Nama, tipe, dan nilai Konstanta dideklarasikan pada bagian Kamus. Untuk mendefinisikan konstanta harus memakai kata kunci const dan konstanta harus langsung diisi dengan sebuah nilai tertentu. Bentuk umum deklarasi konstanta adalah : const nama_konstanta : tipe = nilai Contoh : Kamus const phi : real = 3.14 const Nmaks : integer = 200 const password : string = abcd Algoritma Kelulusan_Mhs
Page 18
4. Nama Tipe bentukan Nama tipe bentukan disini berarti nama tipe bentukan yang dibuat/didefinisikan oleh perancang program. Nama tipe bentukan dideklarasikan pada bagian Kamus Nama tipe bentukan tidak dapat langsung digunakan di dalam bagian deskripsi algoritma, tetapi sebelumnya harus mendeklaraikan variabel yang bertipe bentukan tersebut Contoh : Kamus type Karakter : char type Titik : record < x : real; y : real > type Jam : record <hh : integer, {0..23} mm : integer, {0..59} ss : integer {0..59} > Indeks : karakter T : Titik J : Jam Dari contoh di atas telah didefinisikan tipe data baru bernama karakter dan dua buah tipe record yang bernama Titik dan Jam. Nama karakter, Titik, dan Jam tidak bisa langsung digunakan pada bagian Deskripsi algoritma tetapi harus mendeklarasikan variabel baru. Pada contoh di atas dideklarasikan variabel Indeks yang bertipe karakter, variabel T bertipe Titik dan variabel J yang bertipe Jam. Indeks, T, dan J inilah yang bisa digunakan pada bagian deklarasi program. 5. Nama Fungsi Bagian Judul Fungsi(nama fungsi, parameter) dideklarasikan pada bagian Kamus Contoh : Kamus Function Penjumlahan(a , b : integer) integer {mengembalikan hasil penjumlahan antara dua bilangan} 6. Prosedur Bagian Judul Prosedur(nama prosedur , parameter) dideklarasikan pada bagian Kamus Contoh : Kamus Procedure TUKAR(input/output A , B : integer) {mempertukarkan nilai A dan B}
Page 19
Contoh-Contoh Pendefinisian/Delarasi Nama Di Dalam Bagian Kamus : Kamus {nama konstanta} const phi = 3.14 const Nmaks = 200 const password = abcd {nama tipe} type karakter : char type Titik : record < x : real; y : real > type Jam : record <hh : integer, {0..23} mm : integer, {0..59} ss : integer {0..59} > type NilMhs : record <Nim : integer, NamaMhs : string, KodeMK : string, Nilai : char > {nama variabel} luasL : real nama : string indeks : karakter ketemu : boolean J : Jam T : Titik Nilai : NilMhs {nama fungsi} Function Penjumlahan(a , b : integer) integer {mengembalikan hasil penjumlahan antara dua bilangan} function CARI <input x : integer> Boolean {mencari nilai x,bila ketemu maka true,bila tidak maka false} {nama prosedur} procedure HITUNG_TITIK_TENGAH(input P1 :Titik, input P1 :Titik, output Pt :Titik) {menghitung nilai titik tengah dari sebuah garis dengan ujung-ujung Px dan Py}
4.3 NILAI
Nilai/Harga adalah besaran dari tipe data yang sudah dikenal. Nilai dapat berupa konstanta yang dipakai langsung, isi yang disimpan oleh variabel atau konstanta, hasil perhitungan suatu ekspresi, atau hasil yang dikirim suatu fungsi. Algoritma pada dasarnya adalah proses memanipulasi nilai. Nilai dapat dimanipulasi dengan cara : mengisi nilai ke dalam variabel, menuliskan nilai ke piranti keluaran, diacu dari suatu nama untuk perhitungan/ekspresi
Page 20
1. Pengisian Nilai Suatu nama konstanta secara otomatis akan mempunyai harga tetap yang terdefinisi(sudah ditentukan) pada saat nama konstanta dideklarasikan dalam kamus sehingga nama konstanta dapat langsung digunakan dalam program. Tetapi tidak demikian halnya dengan nama variabel. Suatu nama variabel dapat digunakan dalam ekspresi program jika harganya telah terdefinisi. Ada dua cara untuk mengisi nama variabel dengan harga/nilai : Assignment :
Assignment adalah instruksi untuk menyimpan harga pada suatu nama variabel. Dengan pemberian harga ini, harga lama yang disimpan tidak lagi berlaku, yang berlaku adalah harga paling akhir yang diberikan. Nilai/Harga yang dimasukkan ke dalam nama variabel bisa berupa nilai tetap, nilai dari variabel lain, atau ekspresi : Deskripsi Algoritma nama_var1 nama_var2 {harga dari nama variabel2 disalin ke nama variabel1} nama_var konstanta {harga dari nama konstanta disalin ke nama variabel} nama_var ekspresi {hasil perhitungan ekspresi diisikan ke nama variabel} nama_var nama_fungsi {nilai yang dikembalikan fungsi diisikan ke nama variabel} dengan syarat : - Bagian kiri dan bagian kanan tanda assignment () bertipe sama - nama_var1 dan nama_var (bagian kiri tanda ) harus merupakan nama variabel, tidak boleh nama konstanta, type, fungsi, atau prosedur - nama yang tertulis di bagian kanan tanda assigment ()boleh berupa nama variabel, nama fungsi, nama konstanta - semua nama yang dipakai dalam assignment tidak bleh berupa nama type atau prosedur Contoh : Kamus k, suhu1, suhu2, Total : integer ketemu : boolean J : Jam Jarak : real NamaKota : string Deskripsi Algoritma k 10 ketemu false Jarak 34.8 NamaKota Tasikmalaya Suhu1 40 Suhu2 30 Total Suhu1 + Suhu2 Suhu1 Suhu2 Total k*20+14
Page 21
Pembacaan Nilai dari Piranti Masukan Selain dengan assignment, suatu nilai dapat diisikan ke suatu nama variabel melalui pembacaan nilai tersebut dari piranti masukan(keyboard, mouse, scanner, dsb). Disebut dibaca karena arah dari pengisian harga yaitu seakan-akan komputer membaca nilai yang diberikan pengguna. Bentuk Umum : Deskripsi Algoritma read(nama_variabel) {membaca sebuah nilai} read(list nama_variabel) {membaca lebih dari satu nilai} Contoh : Kamus Nim : integer Nama : string Indeks : char Nilai : real Deskripsi Algoritma read(Nim) read(Nama) read(Nilai, Indeks) 2. Penulisan nilai ke piranti keluaran Suatu nilai/harga yang disimpan dalam memori komputer harus dapat dikomunikasikan ke dunia luar untuk diinterpretasikan oleh pemakai program. Dalam hal ini, nilai harus dapat dituliskan ke suatu piranti keluaran, misalnya layar, printer. Bentuk Umum : Deskripsi Algoritma write(nama_variabel) {menuliskan isi nama_variabel ke piranti keluaran} write(konstanta) {menuliskan konstanta / isi nama_konstanta ke piranti keluaran} write(ekspresi) {menuliskan harga hasil perhitungan ekspresi ke piranti keluaran } write(list-nama) {menuliskan semua harga sesuai urutan penulisannya } dengan syarat : list-nama adalah satu atau lebih nama : boleh nama variabel, nama konstanta, atau hasil pemanggilan fungsi nama-nama dalam list-nama tidak boleh berupa nama type atau nama prosedur nama yang dituliskan sudah terdefinisi harganya. Jika nama_variabel sudah didefinisikan dengan assignment atau instruksi read
Page 22
Contoh : Kamus const pass : string = abce A, B : integer Nilai : real Deskripsi Algoritma Nilai 92.7 read(A , B) write(pass, Nilai) write(Teknik Informatika) write(100) write(A + B) write((A + B)/2*10)
Page 23
2. Operator aritmatika Operator aritmatika hanya dapat dikenakan pada operand bertipe bilangan bulat atau bilangan real. Ekspresi yang menggunakan operator ini pun hanya akan menghasilkan nilai bilangan bulat atau real
Operator + * / div mod ^ Jumlah Kurang Kali Bagi Pembagian bilangan bulat Sisa pembagian bilangan bulat Pangkat Operasi Hasil Integer/Real Integer/Real Integer/Real Real integer integer integer/real Contoh Ekpresi x 8 + 13 x 4.3 + 2 x 15 2 x 2.1 1.1 x 5*6 x 2.0 * 1.1 x 6/4 z 7 div 2 z 7 mod 2 z 2^3 Hasil x = 21 x = 6.3 x = 13 x = 1.0 x = 30 x = 2.2 x = 1.5 z=3 z=1 z=8
3. Operator logika Operator ini dikenakan pada operand bertipe boolean dan ekspresinya akan menghasilkan nilai boolean(true atau false)
Operator not and or xor Arti negasi dan atau exclusive OR Hasil boolean boolean boolean boolean
Hasil operator not, and, or, dan xor untuk berbagai kombinasi kondisi
A true true false false B true false true false not A false false true true not B false true false true A and B true false false false A or B true true true false A xor B false true true false
Contoh penggunaan operator pada ekspresi : Kamus Gaji_Total, Gaji_Pokok, Potongan : real HBagi,HSisa : integer k, l, m, n: boolean; Deskripsi k := true; l := false; read(Gaji_Pokok,Potongan) Gaji_Total Gaji_Pokok Potongan HBagi (5 * 7) div 3 HSisa (5 * 7) mod 3 m := (k or l) and l; n := ((6 >= 8) and (9 <> 1)) or (3 < 7); write(HBagi, HSisa, Gaji_Total, m , n);
Page 24
5 AKSI SEKUENSIAL
Aksi sekuensial(runtunan) adalah sederetan instruksi atau aksi yang akan dilaksanakan (dieksekusi) oleh komputer berdasarkan urutan penulisannya. Jadi, jika dituliskan sebuah aksi sekuensial yang terdiri dari deretan instruksi/aksi ke 1, 2, 3, 4,..n maka setiap instruksi/aksi akan dilaksanakan secara sekuensial mulai dari yang ke-1, kemudian ke-2, ke-3, ...s/d ke-n. Program paling sederhana tentunya hanya mengandung salah satu instruksi saja. Urutan instruksi dalam algoritma sangat penting, ada aksi sekuensial yang jika diubah urutan instruksi/aksinya akan mempengaruhi hasil eksekusi program. Contoh aksi sekuensial yang berpengaruh jika diubah urutannya : Algorima Runtunan_1
Kamus
p , q : integer
Deskripsi
p, q : integer
Deskripsi
p 15 q p p 2* p write(q) {nilai q yang dicetak = 15} Beberapa contoh aksi sekuensial : Contoh 1 : HELLO Permasalahan : Tuliskan algoritma untuk menulis HELLO ke piranti keluaran Input Output : : HELLO
Proses : menulis HELLO Algoritma Cetak_HELLO {Menulis HELLO ke piranti keluaran} Kamus Deskripsi write(HELLO)
Page 25
Contoh 2 : HELLO X Permasalahan : Tuliskan algoritma untuk membaca sebuah nama, dan menulis HELLO yang diikuti dengan nama yang diketikkan ke piranti keluaran Input Output : nama : HELLO <nama>
Proses : menulis HELLO diikuti nama yang dibaca Algoritma Cetak_HELLOX {Menulis HELLO berikut nama yang dibaca dari piranti masukan ke piranti keluaran} Kamus nama : string Deskripsi read(nama) write(HELLO ,nama) Contoh 3 : SEGITIGA Permasalahan : Tuliskan algoritma untuk menghitung Luas Segitiga dengan membaca harga alas (cm) dan tinggi (cm) kemudian menuliskan hasilnya ke piranti keluaran Input Output Proses : alas(alas segitiga, cm), real dan tinggi(tinggi segitiga, cm) , real : Luas(Luas segitiga), real : menghitung dan menuliskan Luas Segitiga =
a la s x tin g g i 2
Algoritma Hitung_Luas_Segitiga {Membaca alas dan tinggi, menghitung Luas=alasxtinggi/2 dan menuliskan hasilnya } Kamus alas : real (panjang alas segitiga, satuan cm) tinggi : real Luas : real Deskripsi read(alas) read(tinggi) Luas alas * tinggi / 2 write(Luas) Contoh 4 : GAJI Permasalahan : Dibaca nama karyawan dan gaji pokok bulanannya. Buat algoritma untuk menghitung dan menampilkan gaji bersih karyawan tersebut dengan ketentuan : Gaji bersih = gaji pokok + tunjangan pajak Tunjangan untuk setiap pegawai sama dan tetap setiap bulannya yaitu 1.000.000 Pajak 10% dari (gaji pokok+tunjangan) : Nama dan Gaji Pokok : Gaji Bersih
Input Output
Page 26
Proses
: menghitung dan menampilkan Gaji Bersih = gaji pokok + tunjangan pajak, Tunjangan = 1000000 , Pajak =
Algoritma_Gaji_Karyawan {Menghitung Gaji bersih karyawan dengan membaca nama karyawan dan gaji pokoknya. Gaji bersih = gaji pokok+tunjanganpajak} Kamus const Tunjangan : real = 1000000 nama_kar : string gaji_pokok, pajak, gaji_bersih : real Deskripsi read(nama_kar, gaji_pokok) pajak 0.1 * (gaji_pokok + tunjangan) gaji_bersih gaji_pokok + tunjangan pajak write(nama_kar, gaji_bersih) Contoh 5 : TUKAR Permasalahan : Buatlah algoritma yang membaca dua buah bilangan integer yang ditampung dalam variabel, menukarkan harga variabel tersebut dan menuliskan hasil pertukarannya Input Output Proses : dua bilangan integer A dan B : dua bilangan integer A dan B yang telah ditukar harganya : menukarkan harga variabel antara A dan B menggunakan sebuah variabel penampung sementara
Algoritma_TUKAR {mempertukarkan nilai antara A dan B} Kamus A, B, temp : integer Deskripsi read(A, B) temp A A B B temp write(A, B)
Page 27
6 PEMILIHAN
Analisis kasus adalah salah satu elemen primitif pembangun algoritma. Analisis kasus diperlukan dalam sebuah program ketika terdapat suatu instruksi yang hanya dikerjakan jika memenuhi persyaratan atau kondisi tertentu. Contoh pada algoritma Ibu Tati mengupas kentang Penulisan Algoritma Yang Mengandung Analisa Kasus/Pemilihan 1. Flowchart Permasalahan : Diberikan nama dan nilai mahasiswa, jika nilai tersebut lebih besar atau sama dengan 60 maka mahasiswa tersebut dinyatakan lulus jika nilai lebih kecil dari 60 maka dinyatakan tidak lulus. Uraian kalimat deskriptif (narasi) DESKRIPSI : o o o o baca nama dan nilai mahasiswa. jika nilai >= 60 maka keterangan = lulus tetapi jika nilai < 60 maka keterangan = tidak lulus. tulis nama dan keterangan
Flow chart
2. Pseudocode Penulisan algoritma yang mengandung analisis kasus menggunakan pseudocode terdiri dari dua struktur umum : IF-THEN dan DEPEND-ON Mendefinisikan analisis kasus adalah mendefinisikan : kondisi boolean, berupa suatu ekspresi yang menghasilkan nilai true atau false aksi yang akan dilaksanakan jika kondisi yang dipasangkan dengan aksi yang bersangkutan dipenuhi. Ungkapan Kondisi dapat dihasilkan dengan operator perbandingan dan operator logika. contoh kondisi : x > 100, kar = * , (a 0) or (b = 0) , ketemu = true, not ketemu
Page 28
IF-THEN a. Satu Kasus if <kondisi> then aksi endif Contoh contoh : a. if x > 100 then x x + 1 endif b. if (a 0) or (b = 0) then b a * b write(b) endif c. if (ketemu) then if a 10 then read(b) endif endif Contoh Kasus 1 : Algoritma HURUF_VOKAL {mencetak pesan huruf vokal bila sebuah karakter yang dibaca merupakan huruf vokal. Asumsi huruf kecil} Kamus huruf : char Deskripsi read(huruf) if (huruf=a) or (huruf=i) or (huruf=u) or (huruf=e) or (huruf=o) then write(Huruf Vokal) endif Contoh Kasus 2 : Algoritma Bilangan_Genap {mencetak pesan bilangan genap kemudian kalikan bilangan tersebut dengan angka 2 jika bilangan bulat yang dimasukkan dari piranti masukan merupakan bilangan genap} Kamus bil : integer Deskripsi read(bil) if bil mod 2 = 0 then write(bilangan genap) write(bil*2) endif
Page 29
b. Dua Kasus if <kondisi> then aksi1 else aksi2 endif Contoh contoh : a. if a > 0 then write(bilangan positif) else write(bilangan negatif) endif b. if (k > 4) and (k div 2 = 4) then read(n) z n * k else read(m) z n / k endif Contoh Kasus 1 : Algoritma Kelulusan_Mhs {Menerima masukan nama dan nilai mahasiswa, jika nilai tersebut lebih besar atau sama dengan 60 maka mahasiswa tersebut dinyatakan lulus jika tidak maka dinyatakan tidak lulus} Kamus Nama : string Nilai : integer Keterangan : string Deskripsi read (nama, nilai) if nilai >= 60 then keterangan lulus else keterangan tidak lulus endif write(nama, keterangan) Contoh Kasus 2 : Algoritma Bilangan_Genap_dan_Ganjil {Mencetak bilangan genap jika bilangan bulat yang dibaca merupakan bilangan genap dan bilangan ganjil jika bukan bilangan genap} Kamus Bil : integer Deskripsi read(bil) if (bil mod 2 = 0) then write(Bilangan Genap) else write(Bilangan Ganjil) endif
Page 30
c.
Banyak Kasus if <kondisi1> then aksi1 else if <kondisi2> then aksi2 else if <kondisi3> then aksi3 endif endif endif Contoh Kasus 1 : Membaca dua buah nilai integer, jika nilai pertama lebih besar atau sama dengan nilai kedua kerjakan nilai pertama/nilai kedua, jika nilai kedua lebih besar dari nilai pertama kerjakan nilai kedua/nilai pertama, tetapi jika nilai kedua = 0 maka tampilkan pesan error Algoritma WUJUD_AIR {Menentukan hasil pembagian} Kamus n1, n2 : integer hasil : real Deskripsi read(n1,n2) if n2=0 then write(Error) else if n1n2 then hasil n1/n2 else hasil n2/n1 endif write(hasil) endif
DEPEND-ON Untuk menyederhanakan pola IF-THEN-ELSE jika terdapat banyak kasus. Strukturnya : depend on (nama) <kondisi1> : aksi1 <kondisi2> : aksi2 <kondisi3> : aksi3 ..... <kondisiN> : aksiN [otherwise aksiX] Tiap langkah diperiksa kebenarannya. Jika kondisi ke-k benar maka aksi ke-k dilaksanakan. Kondisi berikutnya tidak dipertimbangkan lagi. Jika tidak ada satupun aksi yang benar maka aksi sesudah otherwise yang dikerjakan.
Page 31
Contoh Kasus 1: Dibaca nomor dari 1-7 untuk menunjukkan hari. Tuliskan nama hari sesuai nomor harinya Algoritma NAMA_HARI {Mencetak nama bulan } Kamus Nomor_hari : integer Deskripsi read(nomor_hari) depend on (nomor_ hari) nomor_hari=1 : write(Januari) nomor_hari =2 : write(Februari) nomor_hari =3 : write(Maret) nomor_hari =4 : write(April) nomor_hari =5 : write(Mei) nomor_hari =6 : write(Juni) nomor_hari =7 : write(Juli) otherwise write(Bukan nomor hari yang benar)
Page 32
7 PENGULANGAN
Komputer memiliki kemampuan untuk mengerjakan suatu instrukasi (aksi) secara berulang-ulang dengan performansi yang sama. Kemampuan tersebut menjadi salah satu keunggulan komputer dibandingkan manusia karena manusia biasanya tidak menyukai tugas-tugas monoton yang dikerjakan secara berulang-ulang (karena lelah atau bosan). Notasi pengulangan adalah salah satu notasi dasar dalam penulisan algoritma selain pemilihan. Terdapat beberapa macam struktur pengulangan pada algoritma dan beberapa diantaranya yang paling banyajk digunakan antara lain struktur FOR, WHILE-DO, dan REPEAT-UNTIL.. Masing-masing struktur digunakan pada jenis permasalahan yang berbeda meskipun untuk beberapa kasus sebuah struktur pengulangan dapat diganti dengan struktur pengulangan yang lain. 1. Struktur FOR Struktur ini digunakan bila sudah diketahui berapa kali akan mengulang satu atau beberapa aksi dalam badan pengulangan. Bentuk Umum : for variabel nilai_awal to nilai_akhir do aksi1 aksi2 ... aksin endfor Catatan : variabel adalah nama variabel kontrol bertipe karakter atau integer yang berfungsi sebagai pencacah pengulangan aksi1, aksi2, ..., aksin merupakan satu atau lebih instruksi yang dikerjakan secara berulang-ulang nilai_awal dan nilai_akhir bisa berupa konstanta atau ekspresi nilai_awal harus lebih kecil atau sama dengan nilai_akhir tipe data variabel harus sama dengan tipe data nilai_awal dan nilai_akhir Pengulangan akan dilakukan sebanyak nilai_akhir - nilai_awal + 1
Contoh : Membuat sebuah algoritma untuk menampilkan bilangan dari 1 sampai 10 Algoritma Show_Numeric { menampilkan bilangan integer dari 1 sampai 10} Kamus i : integer Deskripsi for i 1 to 10 do write(i) endfor
Page 33
For juga dapat digunakan pada pengulangan yang mencacah dari bilangan lebih besar ke bilangan yang lebih kecil Bentuk Umum : for variabel nilai_awal downto nilai_akhir do aksi1 aksi2 ... aksin endfor Catatan : variabel adalah nama variabel kontrol bertipe karakter atau integer yang berfungsi sebagai pencacah pengulangan aksi1, aksi2, ..., aksin merupakan satu atau lebih instruksi yang dikerjakan secara berulang-ulang nilai_awal dan nilai_akhir bisa berupa konstanta atau ekspresi nilai_awal harus lebih besar atau sama dengan nilai_akhir tipe data variabel harus sama dengan tipe data nilai_awal dan nilai_akhir Pengulangan akan dilakukan sebanyak nilai_awal - nilai_akhir + 1
Contoh : Membuat sebuah algoritma untuk menampilkan bilangan dari N sampai 1 dimana N diinpuitkan dari user Algoritma Show_Numeric2 { menampilkan bilangan integer dari N sampai 1} Kamus i, N : integer Deskripsi read(N) for i N downto 1 do write(i) endfor 2. Struktur WHILE-DO (Pengulangan berdasarkan kondisi ulang) Struktur pengulangan ini biasanya digunakan pada kasus yang belum pasti berapa kali aksi/instruksinya akan diulang. Struktur While mirip struktur IF yang melakukan pemeriksaan ekspresi boolean sebelum satu atau lebih aksi dikerjakan. Bentuk Umum : while (kondisi) do aksi1 aksi2 ... aksin endwhile Catatan : Kondisi adalah kondisi pengulangan berupa ekspresi boolean yang dapat menghasilkan nilai True atau False Aksi pada badan pengulangan dilaksanakan selema (kondisi) menghasilkan nilai True Pengulangan berhenti jika (kondisi) menghasilkan nilai False
Page 34
Contoh : Membuat sebuah algoritma untuk menampilkan bilangan dari 1 sampai 10 Algoritma Show_Numeric3 { menampilkan bilangan integer dari 1 sampai 10} Kamus i : integer Deskripsi i 1 while i 10 do write(i) i i + 1 endwhile
Badan pengulangan (aksi) pada struktur While-Do mungkin tidak akan pernah dilakukan karena sebelum aksi pertama dieksekusi, dilakukan test terhadap kondisi pengulangan. Pengulangan ini berpotensi untuk menimbulkan aksi kosong (tidak pernah melakukan apa-apa) jika pada test pertama kondisi menghasilkan nilai False
3. Struktur REPEAT-UNTIL (Pengulangan berdasarkan kondisi berhenti) Struktur ini hampir sama dengan struktur Whike dan biasanya digunakan bila jumlah pengulangan belum dapat ditentukan saat program ditulis Bentuk Umum : Repeat aksi1 aksi2 ... aksin Until (kondisi berhenti) Catatan : Kondisi berhenti berupa ekspresi boolean yang dapat menghasilkan nilai True atau False Aksi pada badan pengulangan akan dikerjakan sampai kondisi berhenti bernilai True Badan pengulangan (aksi) pada struktur ini minimal dikerjakan satu kali karena pada waktu eksekusi pengulangan yang pertama tidak dilakukan test terhadap kondisi berhenti. Test terhadap kondisi berhenti dilakukan setelah aksi dikerjakan
Page 35
Contoh : Membuat sebuah algoritma untuk menampilkan bilangan dari 1 sampai 10 Algoritma Show_Numeric4 { menampilkan bilangan integer dari 1 sampai 10} Kamus i : integer Deskripsi i 1 repeat write(i) i i + 1 until i > 10 Perbedaan struktur Repeat-Until dan While-Do terletak pada pengecekan kondisi. Jika pada struktur While, kondisi dicek pada awal badan pengulangan, sedangkan pada struktur Repeat kondisi dicek pada akhir badan pengulangan. Perbedaan yang lain, bila struktur While mengulang pernyataan selama kondisi masih terpenuhui (kondisi = True), struktur Repeat mengulang pernyataan selama kondisi belum terpenuhi (kondisi = False) STUDI KASUS
1. Membuat algoritma untuk menampilkan semua bilangan faktor dari n dimana n diinputkan oleh user
Algoritma Faktor Kamus n, i : integer Deskripsi read(n) for i 1 to n do if (n mod i = 0) then write(i) endif endfor
2. Buat algoritma untuk membaca dan menghitung nilai mahasiswa kemudian menghitung nilai rata-rata dari nilai mahasiswa tersebut. Proses pembacaan dan perhitungan dilakukan sampai user tidak ingin menginputkan lagi
Algoritma Rerata_Nilai_Mahasiswa Kamus n : integer jawab : char nilai, jumlah, rata : real Deskripsi jumlah 0 n 0 repeat read(nilai) jumlah jumlah + nilai n n + 1 write(Apakah anda ingin input data lagi (y/t) ? ) read(jawab) until (jawab = T) or (jawab = t) rata jumlah / n write(rata)
Page 36
8 RECORD
Untuk merepresentasikan sebuah objek, sering tipe data dasar seperti integer, real, boolean, char, tidak dapat memenuhinya. Oleh karena itu, dibentuklah tipe bentukan yang merupakan gabungan dari beberapa tipe data dasar atau dari tipe bentukan lainnya. Salah satu tipe bentukan tersebut adalah record. Record adalah salah satu tipe data terstruktur(structured ata type) bentukan yang setiap recordnya terdiri dari beberapa elemen yang disebut field. Setiap field menggambarkan informasi tertentu dan tipe data pada masing-masing field dapat berbeda-beda namun sudah dikenal baik itu tipe dasar atau tipe bentukan lainnya. field 1 field 2 field 3 field n Ilustrasi sebuah record Sebagai contoh, di dalam matematika untuk menggambarkan sebuah titik pada diagram kartesian digunakan dua bilangan integer atau real yaitu untuk menunjukkan koordinat titik yang ditunjuk pada sumbu x dan sumbu y. Untuk merepresentasikan tanggal juga digunakan tipe bentukan yang terdiri dari hari, bulan, dan tahum yang masing-masing bertipe integer. Data pegawai juga terdiri dari beberapa elemen seperti nama, tanggal lahir, dan alamat. Untuk menjawab semua kebutuhan pada beberapa contoh tersebut, dibuatlah tipe bentukan yang disebut record. DEKLARASI RECORD Seperti halnya tipe data lain, tipe data record juga harus dideklarasikan terlebih dahulu di bagian kamus jika kita ingin menggunakan sebuah variabel yang bertipe record pada bagian deskripsi algoritmanya. Deklarasi record pada algoritma adalah sebagai berikut :
type nama_record : record < nama_field1 : tipe_field1, nama_field2 : tipe_field2 ..... nama_fieldn : tipe_fieldn >
Contoh 1 : Type Titik {menyatakan absis dan ordinat pada diagram kartesian} Titik dalam koordinat kartesian dinyatakan sebagai (x,y) dengan x adalah nilai absis dan y adalah nilai ordinat. Kita dapat menyatakan titik sebagai record dengan (x,y) sebagai field x y
{absis} {ordinat}
Jika dideklarasikan sebuah variabel T sebagai berikut : T : Titik {artinya : mendeklarasikan variabel T bertipe Titik} Maka cara mengacu atau mengakses nilai elemen yang tersimpan pada T yang telah terdefinisi adalah : T.x dan T.y
Page 37
Contoh :
Kamus type Titik : record < x : real, y : real > T : Titik Deskripsi T.x 4.5 T.y -2.0 read(T.x , T.y) write(T.x , T.y)
Contoh 2 : Type Tanggal{menyatakan tanggal, bulan, dan tahun dalam kalender Masehi} Tipe tanggal merepresentasikan tanggal pada kalender Masehi dalam notasi ddmmyy dimana dd sebagai tanggal bernilai [1..31], mm sebagai bulan bernilai [1..12], dan yy sebagai tahun bernilai [>0] dd mm yy
type Tanggal : record <dd : integer[1..31], mm : integer[1..12], yy : integer[>0] >
Jika dideklarasikan sebuah variabel TGL sebagai berikut : TGL : Tanggal {artinya : mendeklarasikan variabel TGL bertipe Tanggal} Maka cara mengacu atau mengakses nilai elemen yang tersimpan pada TGL yang telah terdefinisi adalah : TGL.dd , TGL.mm, dan dan TGL.yy Contoh :
Kamus type Tanggal : record < dd : integer[1..31], mm : integer[1..12], yy : integer[>0] > TGL : Tanggal Deskripsi TGL.dd 20 TGL.mm 2 TGL.yy 1987 read(TGL.dd, TGL.mm, TGL.yy) write(TGL.dd, TGL.mm, TGL.yy)
Contoh 3 : Type Waktu{menyatakan jam, menit, dan detik } Tipe waktu merepresentasikan WAKTU dalam notasi hh:mm:ss dimana hh sebagai jam bernilai [0..23], mm sebagai menit bernilai [0..59], dan ss sebagai detik bernilai [0..59] hh mm ss
type Waktu : record < hh : integer[0..23], mm : integer[0..59], ss : integer[0..59] >
Page 38
Jika dideklarasikan sebuah variabel W sebagai berikut : W : Waktu {artinya : mendeklarasikan variabel W bertipe Waktu} Maka cara mengacu atau mengakses nilai elemen yang tersimpan pada W yang telah terdefinisi adalah : W.hh , W.mm, dan dan W.ss Contoh :
Kamus type Waktu : record < hh : integer[0..23], mm : integer[0..59], ss : integer[0..59] > W : Waktu Deskripsi W.hh 10 W.mm 30 W.ss 50 read(W.hh, W.mm, W.ss) write(W.hh, W.mm, W.ss)
Contoh 4 : Record untuk pengolahan data nilai mahasiswa Tipe terstruktur yang menyatakan nilai ujian seorang mahasiswa untuk mata kuliah yang diambil(MK) terdiri dari Nim, Nama, Kode MK dan Nilai Nim NamaMhs KodeMK Nilai
type NilaiMhs : record < Nim : integer, NamaMhs : string, KodeMK : string, Nilai : char >
Jika dideklarasikan sebuah variabel M sebagai berikut : M : NilaiMhs {artinya : mendeklarasikan variabel M bertipe NilaiMhs} Maka cara mengacu atau mengakses nilai elemen yang tersimpan pada W yang telah terdefinisi adalah : M.Nim, M.NamaMhs, M.KodeMK, dan M.Nilai Contoh :
Kamus type NilaiMhs : record < Nim : integer, NamaMhs : string, KodeMK : string, Nilai : char > M : NilaiMhs Deskripsi M.Nim 077006187 M.NamaMhs Arjuna M.KodeMK MKK1107 M.Nilai B read(M.Nim, M.NamaMhs, M.KodeMK, M.Nilai) write(M.Nim, M.NamaMhs, M.KodeMK, M.Nilai)
Page 39
LATIHAN 1. Tentukan baris instruksi yang salah pada algoritma di bawah ini!
Algoritma Contoh_Type Kamus type MyPoint : record <x : integer, y : integer> P : integer R : MyPoint Deskripsi {1} read(MyPoint) {2} read(R) {3} read(P) {4} write(H.x , H.y) {5} R R + 5 {6} R.x R.x + 5 {7} write(MyPoint) {8} write(R.x, R.y)
2. Deklarasikan tipe Data_Karyawan yang terdiri dari ID, Nama Karyawan, Golongan, dan Gaji Pokok. Berikutnya buat algoritma untuk menerima masukan 1 buah data Karyawan dan menampilkannya! 3. Buat algoritma yang membaca dua waktu (jam, menit, dan detik) dan menghitung selisih kedua waktu tersebut dalam detik kemudian menampilkannya!
JAWABAN LATIHAN
1. Baris instruksi yang salah : (1) Karena MyPoint adalah sebuah type maka tidak bisa dijadikan sebagai variabel penampung hasil pembacaan dari piranti masukan (2) Karena R adalah variabel yang bertipe record jadi harus disebutkan nama fieldnya. Seharusnya read(R.x) atau read(R.y) (4) Karena variabel H tidak ada pada kamus (5) Karena R adalah variabel yang bertipe record jadi harus disebutkan nama fieldnya pada setiap pemrosesan. Seharusnya R.x R.x + 5 atau R.y R.y + 5 (7) Karena MyPoint adalah sebuah type maka tidak bisa langsung dioutputkan 2.
Algoritma Rerata_Nilai_Mahasiswa Kamus type Data : record < ID : integer, nama : string, golongan : char, gaji_pokok : real > D : Data Deskripsi read(D.ID, D.nama, D.golongan, D.gaji_pokok) write(D.ID, D.nama, D.golongan, D.gaji_pokok)
Page 40
3.
Algoritma Selisih_Waktu Kamus type waktu : record < jam : integer [0..23], menit : integer [0..59], detik : integer [0..59] > W1, W2 : waktu selisih : integer Deskripsi read(w1.jam, w1.menit, w1.detik) read(w2.jam, w2.menit, w2.detik) selisih (w2.jam * 3600 + w2.menit * 60 + w2.detik) (w1.jam * 3600 + w1.menit * 60 + w1.detik) write(selisih)
Page 41
9 ARRAY
Array merupakan salah satu tipe data terstruktur(structured data type) yang berguna sebagai sebuah tempat penyimpanan elemen data / nilai yang bertipe sama. Penggunaannya sama seperti variabel(untuk menyimpan nilai) tetapi variabel hanya dapat menyimpan sebuah nilai sedangkan pada array data yang diolah bisa beberapa nilai bertipe sama. Struktur data array dipakai untuk merepresentasikan sekumpulan informasi yang bertipe sama dan disimpan dengan urutan yang sesuai dengan definisi indeks secara kontigu dalam memeori komputer. Oleh karena itu indeks harus suatu tipe data yang mempunyai keterurutan seperti tipe integer atau karakter. Bentuk array sama seperti tabel sehingga array seringkali juga disebut tabel. Misalnya tabel untuk menyimpan data nilai 100 buah TabNilai index nilai 1 60 2 70 3 100 4 80 5 65 ..... ..... 100 89 Sebuah array harus diberi nama, supaya mudah diakses atau diacu. Setiap elemen/bagian array harus diberi alamat supaya dapat dibedakan dengan elemen lainnya dan mudah dalam pencarian. Indeks digunakan sebagai alamat elemen pada array. Deklarasi Array Supaya sebuah array dapat diisi, arraynya harus dibuat dulu atau dipesan tempatnya (berapa banyak data yang akan dimasukkan ke dalam array) dengan cara dideklarasikan di bagian kamus. Jumlah elemen array tidak dapat diubah selama pelaksanaan program Bentuk umum deklarasi array : nama_array : array [range_index] of tipe_elemen contoh :
TabNilai : array [1..100] of real Frekuensi : array [a..z] of integer NamaKota : array [1..20] of string
Tipe_elemen menunjukkan tipe data dari elemen tabel, semua isi elemen tabel bertipe sama. Range index bisa berupa integer atau character dan harus menaik. Setelah sebuah array dideklarasikan, akan disediakan tempat di memori sebanyak jumlah elemen yang dipesan. Memori adalah tempat untuk menyimpan data yang bersifat sementara sedangkan harddisk untuk menyimpan data yang bersifat permanen. Memori juga memiliki alamat yang dapat diakses jika dibutuhkan.
Page 42
Operasi Terhadap Array Operasi atau manipulasi terhadap array hanya dapat dilakukan terhadap satu elemennya yang ditunjukkan oleh indeks. Untuk mengisi atau mengambil data/nilai dari array :
Nama_Array[alamat_index] nilai write(Nama_Array[alamat_index]) nama_variabel Nama_Array[alamat_index]
ArrHuruf 1 2 3 4 5
Kamus const N = 5 ArrHuruf : array [1..N] of char Deskripsi ArrHuruf[1] A ArrHuruf[2] N ArrHuruf[3] G ArrHuruf[4] S ArrHuruf[5] A write(ArrHuruf[3])
A N G S A
PEMROSESAN ARRAY Pemrosesan terhadap Array berarti memproses elemen mulai dari elemen pertama (elemen dengan indeks terkecil, berturut-turut pada elemen berikutnya, sampai elemen terakhir dicapai). Pemrosesan terhadap elemen array menggunakan bentuk pengulangan sebagai berikut : for i index_awal to index_akhir do Proses(Nama_Array[i]) endfor 1. Pengisian elemen array dengan nilai yang dibaca dari piranti masukan
Algoritma Tabel1 Kamus MyTab : array[1..50] of integer n,I : integer Agoritma read(n) for i 1 to n do read(MyTab[i]) endfor
Page 43
Contoh 2 : Algoritma yang membaca sebuah array integer yang menyatakan nilai ujian, TabNilai, mulai indeks 1 sampai n dan menghitung nilai rata-rata ujian dan menampilkannya pada layar dimana n diinputkan oleh user Algoritma Nilai_Mahasiswa Kamus const NMax = 100 TabNilai : array [1..NMax] of real n,i : integer rata : real Deskripsi read (n) for i 1 to n do read(TabNilai[i]) endfor jumlah 0 for i 1 to n do jumlah jumlah + TabNilai[i] endfor
rata jumlah / n
Page 44
10 PROSEDUR
Seringkali dalam membuat program besar, pemrogram perlu memecah program menjadi beberapa subprogram yang lebih kecil. Tiap subprogram(modul) dapat dirancang oleh pemrogram selain orang yang mengembangkan program utama. Modul yang sudah dirancang dapat dipasang ke dalam program lain yang membutuhkan Teknik pemrograman modular(prosedur, routine, fungsi) Keuntungan modularisasi : 1. Untuk aktivitas yang harus dilakukan lebih dari sekali, cukup ditulis sekali sehingga dapat mengurangi panjang program. Contoh :
Algoritma ABCD DEKLARASI A, B, C, D, temp : integer DESKRIPSI .. {Pertukarkan nilai A dan B} temp A AB B temp ..... if C > D then {pertukarkan nilai C dan D} temp C CD D temp endif ..
Temp : integer
DESKRIPSI Temp P PQ Q Temp Algoritma ABCD
DEKLARASI
A, B, C, D, temp : integer
{Pertukarkan nilai A dan B} TUKAR(A,B) ..... if C > D then {pertukarkan nilai C dan D} TUKAR(C,D) endif
Page 45
Ketika sebuah program dipanggil, pelaksanaan program berpindah ke dalam modul. Lalu seluruh instruksi dalam modul dilaksanakan secara beruntun sampai akhir modul. Setelah instruksi dalam modul dilaksanakan, pelaksanaan program kembali ke program utama. Program Utama MODUL1 A1 M11 A2 M12 A3 M13 Call MODUL1 A4 MODUL2 A5 Call MODUL2 M11 A6 M12 A7 M13 Call MODUL1 A8
Ilustrasi : a. Prosedur URUS PASPOR (di kantor imigrasi) - Isi formulir permintaan paspor dengan lampiran foto copy KTP, Kartu keluarga, pas foto - Serahkan formulir yang sudah diisi beserta biaya pembuatan paspor - Wawancara dengan petugas imigrasi - Terima paspor b. Prosedur URUS VISA (di kantor kedutaan besar) - Isi formulir permintaan visa dengan lampiran foto copy KTP, paspor, pas foto, tiket pesawat - Serahkan formulir yang sudah diisi beserta biaya pembuatan visa - Terima visa c. Prosedur BERANGKAT DARI BANDARA - Datang ke bandara satu jam sebelum keberangkatan - Jika sudah disuruh naik ke pesawat, tunjukkan tiket, paspor, dan visa ke petugas - Naik ke pesawat - Selamat jalan... Algoritma PERGI_KE_LUAR_NEGERI DESKRIPSI : a. Urus Paspor b. URUS VISA c. BERANGKAT DARI BANDARA 2. Kemudahan menulis dan mencari kesalahan(debug) program Kemudahan menulis berguna jika sebuah program dilaksanakan oleh satu tim pemrogram. Masalah dipecah menjadi beberapa submasalah. Setiap submasalah ditulis ke dalam modul individual yang dikerjakan oleh orang yang berbeda. Setelah selesai, semua modul diintegrasikan kembali menjadi program lengkap. Program modular mudah dipahami dan mudah dicari kesalahannya karena setiap modul melakukan aktivitas spesifik
Page 46
STRUKTUR PROSEDUR
1. Bagian Header nama prosedur dan komentar yang menjelaskan spesifikasi prosedur 2. Bagian Kamus 3. Badan Prosedur (Deskripsi) Nama prosedur sebaiknya diawali kata kerja, misalnya Hitung_Luas, Tukar, CariMaks Procedure Nama_Prosedur {Spesifikasi prosedur, penjelasan yang berisi uraian singkat mengenai apa yang dilakukan prosedur} Kamus {semua nama yang dipakai dalam prosedur dan hanya berlaku lokal didefinisikan disini} Deskripsi {Badan prosedur, berisi kumpulan instruksi} Contoh : Procedure CETAK_HALLO {mencetak string Hallo, Dunia}
DEKLARASI DESKRIPSI
write(Hallo, Dunia) Procedure HIT_LUAS_SEGITIGA {menghitung luas segitiga dengan rumus L = (alas x tinggi)}
DEKLARASI
a, t , L: real
DESKRIPSI
read(a , t) La*t/2 write(L) Procedure HIT_LUAS_ PERSEGI_PANJANG {menghitung luas empat persegi panjang dengan rumus L = panjang x lebar}
DEKLARASI
p, l , Luas: real
DESKRIPSI
read(p , l) Luas p * l write(Luas = , Luas) Procedure HIT_LUAS_LINGKARAN {menghitung luas segitiga dengan rumus L = (a x t)}
DEKLARASI
Page 47
PEMANGGILAN PROSEDUR
Prosedur tidak bisa dieksekusi langsung. Instruksi pada prosedur bisa dilaksanakan jika prosedur diakses. Prosedur diakses dengan memanggil namanya dari program pemanggil (program utama atau modul program lain) NAMA_PROSEDUR Ketika nama prosedur dipanggil, kendali program berpindah ke prosedur tersebut. Setelah semua instruksi prosedur selesai dilaksanakan, kendali program berpindah kembali ke program pemanggil. Dalam program pemanggil, harus mendeklarasikan prototype prosedur (header) dalam bagian deklarasi supaya dikenali oleh program pemanggil dan mengetahui cara mengaksesnya.. Contoh : Algoritma HALLO
{program utama untuk mencetak string Hallo, Dunia} DEKLARASI
Procedure CETAK_HALLO
DESKRIPSI
CETAK_HALLO
Algoritma HITUNG_LUAS_SEGITIGA
{program utama untuk menghitung luas segitiga} DEKLARASI
Procedure HIT_LUAS_SEGITIGA
DESKRIPSI
{program utama untuk menampilkan menu perhitungan luas segitiga, luas persegi panjang, dan lingkaran, memilih menu, dan melakukan proses perhitungan sesuai pilihan menu} DEKLARASI
Repeat {cetak menu ke layar} write( # Menu Pilihan Menghitung Luas # write( 1. Menghitung Luas Segitiga write( 2. Menghitung Luas Persegi Panjang write( 3. Menghitung Luas Lingkaran write( 4. Keluar Program write( Masukkan Pilihan Menu (1 / 2 / 3 / 4) : read(nomor_menul) depend on ( nomor_menu) 1 : HIT_LUAS_SEGITIGA 2 : HIT_LUAS_PERSEGI_PANJANG 3 : HIT_LUAS_LINGKARAN 4 : write(Keluar Program...Sampai Jumpa) until nomor_menu = 4 ) ) ) ) ) )
Page 48
{data bilangan bulat yang dibaca dari keyboard} {pencacah banyak bilangan} {jumlah seluruh bilangan}
k1 jumlah 0 while k N do read(x) jumlah jumlah + x kk+1 endwhile rata jumlah / N Algoritma Rata_Rata_Bilangan_Bulat
{program utama untuk menghitung rata-rata N buah bilangan bulat yang dibaca dari keyboard } DEKLARASI
N : integer {banyaknya bilangan bulat } rata : real {nilai rata-rata bilangan bulat} Procedure Hitung_Rata_Rata
DESKRIPSI
read(N) write(Menghitung rata-rata bilangan bulat) Hitung_Rata_Rata write(Nilai rata-rata : ,rata) Usahakan menggunakan nama global sesedikit mungkin karena dengan nama lokal, program terlihat lebih elegan dan mempermudah mencari kesalahan program yang disebabkan oleh nama tersebut
Parameter
Kebanyakan program memerlukan pertukaran informasi antara prosedur / fungsi dengan titik dimana ia dipanggil penggunaan parameter Parameter adalah : Nama- nama peubah yang dideklarasikan pada bagian header prosedur. Parameter actual ( argument ) adalah : Parameter yang disertakan pada waktu pemanggilan prosedur. Parameter formal adalah : Parameter yang dideklarasikan di dalam bagian header prosedur itu sendiri.
Page 49
Tiap item data ditransfer antara parameter aktual(yang disertakan pada waktu pemanggilan) dengan parameter formal(yang dideklarasikan di prosedur). Ketika pemanggilan, parameter aktual menggantikan parameter formal. Tiap parameter berpasangan dengan parameter formal yang bersesuaian. Pendeklarasian parameter di dalam prosedur bukanlah keharusan. Dengan kata lain boleh ada atau tidak ada. Procedure Nama_Prosedur(daftar parameter formal)
{Spesifikasi prosedur, penjelasan yang berisi uraian singkat mengenai apa yang dilakukan prosedur}
Kamus
{semua nama yang dipakai dalam prosedur dan hanya berlaku lokal didefinisikan disini}
Algoritma
{Badan prosedur, berisi kumpulan instruksi}
Memanggil prosedur dengan parameter : NAMA_PROSEDUR(daftar parameter actual) Prosedur yang baik adalah Prosedur yang independent dari program pemanggilannya. Prosedur yang tidak menggunakan peubahpeubah global didalam badan prosedurnya. Jika program utama perlu mengkomunikasikan nilai peubah global ke dalam prosedur, maka ada satu cara untuk melakukannya yaitu dengan menggunakan parameter. Aturan penting korespondensi satu-satu antara parameter formal dengan parameter aktual : 1. Jumlah parameter aktual harus sama dengan jumlah parameter formal 2. Tipe parameter aktual harus sama dengan tipe parameter formal 3. Tiap parameter aktual harus diekspresikan dengan cara yang benar dengan parameter formal bersesuaian, tergantung jenis parameter formal Jenis parameter formal : 1. Parameter Masukan(input parameter) = parameter nilai(value parameter) dalam bahasa pemrograman nilainya berlaku sebagai masukan untuk prosedur Nilai parameter aktual diisikan(assign) ke parameter formal bersesuaian. Nilai tersebut digunakan dalam badan prosedur tetapi tidak dapa dikirimkan ke titik pemanggilan . Perubahan nilai parameter dalam badan prosedur tidak mengubah nilai parameter aktual. Nama parameter aktual boleh berbeda dengan nama parameter formal. Contoh : Procedure SATU (input x : integer , input y : real)
{Contoh prosedur dengan parameter formal jenis parameter masukan}
Page 50
Algoritma PQR
{Contoh program utama yang memanggil prosedur SATU}
Deklarasi a , b : integer c , d : real Procedure SATU (input x : integer , input y : real) Deskripsi SATU(4,10.5) read(a,b,c,d) SATU(a,c) SATU(b,d) SATU(a+5,c/d) SATU(a,b) Yang tidak boleh : SATU(c,d)
SATU(a)
SATU(a,c,b)
Procedure HIT_LUAS_SEGITIGA(input a , t : real) {menghitung luas segitiga dengan rumus L = (alas x tinggi)}
DEKLARASI
L: real
DESKRIPSI
write(Menghitung Luas Sebuah Segitiga) read(alas,tinggi) HIT_LUAS_SEGITIGA(alas,tinggi) write(Selesai) Parameter formal Nilai parameter aktual 2. Parameter Keluaran(output parameter) menampung keluaran yang dihasilkan oleh prosedur Bila prosedur menghasilkan satu atau lebih nilai yang akan digunakan oleh program pemanggil, maka nilai keluaran ditampung di dalam parameter keluaran. Bila prosedur dengan parameter keluaran dipanggil, nama parameter aktual dalam program pemanggil akan menggantikan nama parameter formal yang bersesuaian dalam prosedur. Nama parameter aktual akan digunakan selama pelaksanaan prosedur. Parameter formal Parameter aktual Karena nama parameter merupakan suatu lokasi di memori, maka jika parameter aktual diisi suatu nilai di dalam prosedur, nilai tersebut akan tetap berada dalam parameter aktual walaupun prosedur selesai dilaksanakan. Contoh :
Page 51
Deklarasi a , b : integer Procedure DUA (input x : integer , output y : real) Deskripsi DUA (4,b) write(b) read(a) DUA (a,b) write(b) DUA (a+5,b) write(b) Yang tidak boleh : output berupa nilai atau ekspresi DUA(4,8.5) DUA(a,a+5) Procedure HIT_LUAS_SEGITIGA(input a , t : real, output L : real)
{menghitung luas segitiga dengan rumus L = (alas x tinggi)} DEKLARASI DESKRIPSI
write(Menghitung Luas Sebuah Segitiga) read(alas,tinggi) HIT_LUAS_SEGITIGA(alas,tinggi, Luas) write(Luas segitiga = , Luas)
Page 52
type Titik : record < x : real, y : real > P1, P2, Pt : Titik Procedure HITUNG_TITIKTENGAH(input T1, T2 : Titik , output Tt : Titik)
DESKRIPSI
3. Parameter masukan/keluaran(input/output parameter) sebagai masukan dan keluaran bagi prosedur Parameter masukan digunakan pada situasi dimana informasi dikirim dari titik pemanggilan prosedur Parameter keluaran digunakan pada situasi dimana informasi dikirim dari titik pemanggilan prosedur Pada kebanyakan aplikasi, informasi harus dikirim dalam dua arah Parameter masukan / keluaran
Page 53
Dengan parameter masukan/keluaran, nama dan nilai parameter aktual dari program pemanggil akan digunakan di seluruh bagian prosedur. Bila parameter aktual diubah nilainya di dalam prosedur, maka sesudah pemanggilan prosedur, niai parameter aktual di titik pemanggilan juga berubah. Contoh : Procedure TIGA (input x,y : integer)
{Menambahkan nilai x dengan dan mengurangi nilai y dengan 2 }
Deklarasi Deskripsi xx+2 yy2 write(Nilai x dan y di akhir Prosedur TIGA : ) write(x = ,x) write(y = ,y) Algoritma FGH
{Contoh program utama yang memanggil prosedur TIGA}
Deklarasi a , b : integer Procedure TIGA (input x, y : integer) Deskripsi a 15 b 10 write(Nilai a dan b sebelum pemanggilan : ) write(a = ,a) write(b = ,b) TIGA(a,b) write(Nilai a dan b sesudah pemanggilan : ) write(a = ,a) write(b = ,b)
Bila algoritma di atas ditranslasikan ke dalam salah satu bahasa pemrograman, lalu dijalankan, hasilnya : Nilai a dan b sebelum pemanggilan : a = 15 b = 10 Nilai x dan y di akhir Prosedur TIGA : a = 17 b=8 Nilai a dan b sesudah pemanggilan : a = 15 b = 10
Page 54
Deklarasi Deskripsi xx+2 yy2 write(Nilai x dan y di akhir Prosedur TIGA : ) write(x = ,x) write(y = ,y) Algoritma FGH
{Contoh program utama yang memanggil prosedur TIGA}
Deklarasi a , b : integer Procedure TIGA (input/output x, y : integer) Deskripsi a 15 b 10 write(Nilai a dan b sebelum pemanggilan : ) write(a = ,a) write(b = ,b) TIGA(a,b) write(Nilai a dan b sesudah pemanggilan : ) write(a = ,a) write(b = ,b) Bila algoritma di atas ditranslasikan ke dalam salah satu bahasa pemrograman, lalu dijalankan, hasilnya : Nilai a dan b sebelum pemanggilan : a = 15 b = 10 Nilai x dan y di akhir Prosedur TIGA : a = 17 b=8 Nilai a dan b sesudah pemanggilan : a = 17 b=8
Page 55
Deklarasi A , B : integer Procedure TUKAR(input/output A, B : integer) Deskripsi read(A , B) write(A , B) TUKAR(A , B) write(A , B)
Page 56
11 F U N G S I
Bentuk Umum : Function nama_fungsi(daftar parameter) tipe_hasil Kamus Algoritma ..... ..... hasil {mengembalikan nilai} Procedure vs function : Function mengembalikan nilai, hampir sama seperti prosedur dengan parameter output tetapi outputnya tidak ditampung oleh sebuah parameter / variabel melainkan dikembalikan / dikirimkan ke program utama Tipe_Hasil : integer, real, boolean, string, atau tipe_bentukan seperti record Parameter : parameter input
Contoh fungsi : Buat algoritma untuk menghitung hasil fungsi kuadrat F = 2x2 + 4x 6 dengan masukan nilai x Funsction Fungsi_Kuadrat(input x : integer) integer Kamus Algoritma ((2 * x * x) + (4 * x) - 6) Algoritma Kuadrat Kamus i : integer F : integer Algoritma i5 F Fungsi_Kuadrat(i) write(F) write(Fungsi_Kuadrat(i)) if (Fungsi_Kuadrat(i) > 0) then write(Hasil Fungsi Kuadrat Positif) else write(Hasil Fungsi Kuadrat Negatif) endif write(6 + Fungsi_Kuadrat(i) * 4)
Page 57
LATIHAN 1. Buat algoritma untuk menukarkan nilai 3 buah character {proses pertukaran menggunakan prosedur / fungsi} 2. Buat algoritma yang menentukan nilai indeks mahasiswa dengan input NIM dan nilai akhir mahasiswa tersebut. {menggunakan fungsi / prosedur untuk penentuan indeksnya} Ketentuan : nA 80 : A 70 nA < 80 : B 55 nA < 70 : C 40 nA < 55 : D nA < 40 : E 3. Procedure One (input a , b : integer , output c : integer) Kamus Algoritma if (a < b) then ca else while (a b) and (a > 5) do bb*2 aab endwhile c (a * b) + Two(a , b) * Two(a + 10 , b + a) endif Function Two (input p , q : integer) integer Kamus Algoritma if (q = 0) then 0 else if (p > q) then p div q else q div p endif endif Algoritma Mistery Kamus x , y , z : integer Algoritma read(x) read(y) One(x , y, z) write(z) z Two(x * 2 , y - 2) * 10 write(z) Tentukan output dari algoritma tersebut jika input x 5 y 20 output
15 8 20 2
Page 58
PEMROSESAN MATRIKS Pemrosesan terhadap Matriks berarti memproses elemen mulai dari elemen pertama (elemen dengan indeks terkecil, berturut-turut pada elemen berikutnya, sampai elemen terakhir dicapai) untuk setiap baris dan setiap kolom for i index_awal_baris to index_akhir_baris do for j index_awal_kolom to index_akhir_kolom do Proses(Nama_Variabel_Array[i][j]) endfor endfor
Page 59
3. Pengisian elemen matriks dengan nilai yang dibaca dari piranti masukan Algoritma Matriks Kamus Matrix : array[1..50][1..50] of integer n, m, i, j : integer Agoritma read(n,m) {n adalah banyaknya baris, m adalah banyaknya kolom} if (n > 0) and (m > 0) then for i 1 to n do for j 1 to m do read(Matrix[i][j]) endfor endfor endif 4. Penulisan elemen matriks Algoritma Tabel Kamus Matrix : array[1..50][1..50] of integer n, m, i, j : integer Agoritma read(n,m) if (n > 0) and (m > 0) then for i 1 to n do for j 1 to m do read(Matrix[i][j]) endfor endfor for i 1 to n do for j 1 to m do write(Matrix[i][j]) endfor endfor endif
LATIHAN SOAL 1. Tuliskan algoritma untuk penulisan elemen matriks yang memiliki 6 baris dan 8 kolom, pengisian matriks dengan nilai yang dibaca dari piranti masukan. 2. Tuliskan algoritma untuk membuat serta mengisi nilai matriks seperti dibawah ini. 20 4 8 3,2 1 4 5 7 6 6,7 6 7 Page 60
13
SEARCHING
Searching (Pencarian) merupakan proses menemukan suatu nilai(data) tertentu di dalam sekumpulan data yang bertipe sama(baik bertipe dasar atau bertipe bentukan)
Metode-metode Pencarian : 1. Pencarian Beruntun(SEQUENTIAL SEARCH) Proses pencarian dengan metode Sequential Search adalah dengan melakukan perbandingan nilai yang dicari dengan setiap elemen pada array mulai dari indeks terkecil sampai indeks terbesar. Pencarian dihentikan jika nilai yang dicari telah ditemukan atau semua elemen array sudah diperiksa. Ilustrasi Kasus : Terdapat sebuah Array TabInt yang terdiri dari n=10 elemen Isi Tabel 7 5 23 1 15 8 17 75 10 4 Indeks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kasus 1 : Misalkan nilai yang dicari adalah x = 7 Elemen yang dibandingkan : 7 (ditemukan) Karena data langsung ditemukan maka pengulangan dihentikan indeks larik yang dikembalikan : idx = 1 Kasus 2 : Misalkan nilai yang dicari adalah x = 17 Elemen yang dibandingkan : 7, 5, 23, 1, 15, 8, 17 (ditemukan) Setelah data ditemukan pengulangan dihentikan indeks larik yang dikembalikan : idx = 7 Kasus 3 : Misalkan nilai yang dicari adalah x = 25 Elemen yang dibandingkan: 7, 5, 23, 1, 15, 8, 17, 75, 10, 4 (tidak ditemukan) Karena pencarian data sudah mencapai indeks terbesar dan nilai yang dicari belum ditemukan maka pencarian dihentikan indeks larik yang dikembalikan : idx = 0
Page 61
Algoritma Sequential Search Algoritma Sequential_Search Kamus const Nmax=100 type TabInteger = array[1..NMax] of integer TabInt : TabInteger jml_data, x, i : integer Deskripsi read(jml_data) for i 1 to jml_data do read(TabInt[i]) endfor
{Banyaknya integer} {Awal Proses Input Data ke Array} {Akhir Proses Input Data ke Array}
read (x) {membaca data yang akan dicari} i1 {Awal Prosedur Sequential Search} while (i<jml_data) and (TabInt[i] x) do i i+1 endwhile { perulangan berhenti jika i jml_data atau TabInt[i] = x} if (TabInt[i] = x) then write('Data ditemukan pada posisi ke - ',i) else write('Data tidak ditemukan!') {Akhir Prosedur Sequential Search} endif Salah satu ciri program yang baik adalah program tersebut memiliki sifat prosedural. Tujuannya untuk memudahkan dalam pengembangan program, menghemat ukuran program(jika ada beberapa instruksi yang sama digunakan pada beberapa tempat dalam program), mempermudah pembacaan program, dan mempermudah pendeteksian kesalahan pada program. Algoritma di atas bukan algoritm yang prosedural karena belum membagi bagian-bagian tertentunya menjadi prosedur atau fungsi. Algoritma berikut ini merupakan modifikasi dari algoritma di atas dan sifatnya lebih prosedural
Page 62
Implementasi Algoritma Sequential Search dengan Prosedur procedure InputData(input n : integer , output T : TabInteger) Kamus i : integer Deskripsi for i 1 to n do read(T[i]) endfor
procedure SeqSearch(input T : TabInteger; input n , x : integer ; output idx : integer) Kamus i : integer Deskripsi i1 while (i<n) and (T[i]x) do i i+1 endwhile if (T[i] = x) then idx i else idx 0 endif Algoritma Sequential_Search2 Kamus const Nmax=100 type TabInteger = array[1..NMax] of integer TabInt : TabInteger jml_data, data, indeks : integer cari : char Deskripsi read(jml_data) {banyaknya data yang diinputkan} InputData(jml_data,TabInt) {panggil prosedur InputData} repeat read(data) {memasukkan data yang akan dicari} SeqSearch(TabInt, jml_data, data, indeks) {panggil prosedur SeqSearch} if (indeks = 0) then write('Data tidak ditemukan!') else write('Data ditemukan pada posisi ke-',indeks) endif write('Cari data lagi(y/t) ? ') read (cari) until (cari='t') or (cari='T')
Page 63
Algoritma Sequential_Seach2 memanggil dua prosedur yaitu prosedur InputData(dengan parameter jml_data sebagai input untuk parameter input n dan TabInt sebagai output untuk parameter output T) dan prosedur SeqSearch(dengan parameter TabInt sebagai input untuk T, jml_data sebagai input untuk n, data sebagai input untuk x, dan indeks sebagai output untuk idx) Algoritma pencarian dengan metode Sequential Search memiliki banyak versi tergantung kebutuhan akan output, kreatifitas pembuat algoritma, dan faktor lainnya. Procedure di bawah ini adalah versi lain dari algoritma Sequential Search Prosedur Sequential Search versi Boolean procedure SeqSearch2(input T : TabInteger ; input n , x : integer ; output idx : integer ; output found : boolean) Kamus i : integer Deskripsi i1 found false while (i n) and (not found) do if (T[i] = x) then {jika isi T[i] = x, nilai found diubah menjadi true} foundtrue else {jika isi T[i] x, pencacah indeks array bertambah 1} i i+1 endif endwhile {perulangan berhenti jika i > n atau found=true} if (found) then {jika found=true} idx i else {jika i > n} idx 0 endif
2. Pencarian Bagi Dua(Binary Search) Pencarian bagi dua adalah metode pencarian yang diterapkan pada sekumpulan data yang sudah terurut baik menaik maupun menurun. Maksud dari metode ini adalah mempersingkat waktu pencarian data/nilai pada tabel. Proses pencarian : 1. Bandingkan nilai yang kita cari(x) dengan data yang berada pada posisi tengah. Jika sama, maka pencarian selesai. 2. Jika x lebih kecil daripada data pada posisi tengah, pencarian dilakukan pada daerah yang datadatanya lebih kecil dari data tengah 3. Jika x lebih besar daripada data pada posisi tengah, pencarian dilakukan pada daerah yang datadatanya lebih besar dari data tengah Modul Algoritma dan Pemrograman Page 64
4. Kembali ke proses nomor 1 jika masih ada daerah pencarian. Jika tidak ada, berarti data tidak ditemukan.
Prosedur Binary Search Procedure BinarySearch(input T : TabInteger; input n , x : integer ; output idx : integer) Kamus BatasAtas, BatasBawah, Tengah : integer Deskripsi BatasAtas 1 BatasBawah n while (BatasAtas BatasBawah) and (T[Tengah]x) do Tengah (BatasAtas + BatasBawah) div 2 if (T[Tengah] > x) then BatasBawah Tengah-1 else if (T[Tengah] < x) then BatasAtas Tengah+1 endif endif endwhile if (T[Tengah]=x) then idx Tengah else idx 0 endif LATIHAN SOAL 1. Prosedur sequential versi boolean dan prosedur binary search pada contoh pembahasan yang sudah dibahas, implementasikan kedalam algoritma dengan perosedur seperti contoh algoritma sequential search yang sudah dibahas. 2. Perhatikanlah pada semua prosedur search yang sudah dibahas, dipakai kamus umum sebagai berikut. Kamus Umum constant Nmax : integer = 100 type TabInt : array [1..Nmax+1] of integer { jika diperlukan sebuah tabel, maka akan dibuat deklarasi sebagai berikut} T : TabInt {tabel integer} N : integer {indeks efektif, 1 < N < Nmax+1} Jika prosedur diparametrisasi seperti pada spesifikasi yang diberikan, maka T dan N menjadi dua buah parameter. Padahal, nilai T dan N sebenarnya erat kaitannya satu sama lain. Deklarasi TabInt akan lebih baik jika dibungkus menjadi sebuah type komposisi sebagai berikut :
Page 65
Kamus Umum constant Nmax : integer = 100 type TabInt : < TI: array [1..Nmax+1] of integer N : integer {indeks efektif, } {maksimum tabel yang terdefinisi, 1 < N < Nmax+1} { jika diperlukan sebuah tabel, maka akan dibuat deklarasi sebagai berikut} T : TabInt {tabel integer} Sebagai latihan, tuliskan ulang semua prosedur yang pernah didefinisikan dengan deklarasi type komposisi ini.
Page 66
14 S O R T I N G
Sorting atau pengurutan data adalah proses untuk menyusun kumpulan data yang seragam menjadi susunan tertentu. Kumpulan data dapat diurutkan secara Ascending(Urut Menaik), yaitu dari data yang nilainya paling kecil sampai data yang nilainya paling besar, atau diurutkan secara Descending(Urut Menurun), yaitu dari data yang nilainya paling besar sampai data yang nilainya paling kecil. Metode-metode Sorting : 1. Bubble Sort Pengurutan model ini mengambil ide dari gelembung air, yaitu mengapungkan elemen yang bernilai kecil dari bawah ke atas. Proses pengapungan dilakukan dengan pertukaran elemen-elemen tabel. Apabila kita menginginkan array terurut menaik, maka elemen array yang berharga paling kecil diapungkan artinya diangkat ke atas (atau ke ujung kiri array) melalui proses pertukaran. Proses pengapungan ini dilakukan sebanyak n-1 langkah(satu langkah disebut satu kali pass) dengan n adalah ukuran array. Ilustrasi Kasus : Perhatikan array TabInt di bawah ini yang terdiri dari n = 6 elemen yang belum terurut. Array ini akan diurutkan menaik dengan metode Bubble Sort. Elemen Array 25 27 10 8 76 21 Indeks 1 2 3 4 5 6 Arah pembandingan Pass 1 : 25 1 25 25 25 8 27 2 27 27 8 25 10 3 10 8 27 27 8 4 8 10 10 10 21 5 21 21 21 21 76 6 76 8 76 8 76 76 Hasil akhir Pass 2 : 8 10 25 27 1 2 3 4 21 5 76 6 10 25 27 21 76 25 10 27 21 76 Pass 2 : (Berdasarkan hasil akhir Pass 1) 8 25 27 10 21 76 8 25 27 10 21 76
21 5
76 6
Page 67
27 5
76 6
27 5
76 6
27 5
76 6
Hasil akhir Pass 5 menyisakan satu elemen yang tidak perlu diurutkan lagi maka pengurutan selesai Keterangan : : Bagian data yang sudah diurutkan/diapungkan : Bagian data yang dibandingkan dan mungkin ditukarkan posisinya
Procedure Bubble Sort Procedure BubbleSort(input n:integer,input/output T:TabInteger) {Mengurutkan Tabel Integer[1..N] dengan Bubble Sort} Kamus pass : integer {pencacah untuk jumlah langkah} k : integer {pencacah pengapungan untuk setiap langkah} temp : integer {variabel bantu untuk pertukaran} Algoritma for pass 1 to (n-1) do for k n downto (pass+1) do if (T[k] < T[k-1]) then {pertukarkan T[k] dengan T[k-1]} temp T[k] T[k] T[k-1] T[k-1] temp endif endfor endfor
Page 68
Implementasi Procedure Bubble Sort dalam Algoritma procedure InputData(input n : integer; output T : TabInteger) Kamus i : integer Deskripsi for i 1 to n do read(T[i]) endfor Procedure BubbleSort(input n:integer,input/output T:TabInteger) {Mengurutkan Tabel Integer[1..N] dengan Bubble Sort} Kamus pass : integer {pencacah untuk jumlah langkah} k : integer {pencacah pengapungan untuk setiap langkah} temp : integer {variabel bantu untuk pertukaran} Algoritma for pass 1 to (n-1) do for k n downto (pass+1) do if (T[k] < T[k-1]) then {pertukarkan T[k] dengan T[k-1]} temp T[k] T[k] T[k-1] T[k-1] temp endif endfor endfor Algoritma Bubble_Sort Kamus const Nmax=100 type TabInteger = array[1..NMax] of integer TabInt : TabInteger jml_data : integer Deskripsi read (jml_data) {memasukkan banyak data yang mau diinput} InputData(jml_data,TabInt) {memanggil prosedur InputData} BubbleSort(jml_data,TabInt) {memanggil Prosedur BubbleSort} Algoritma Bubble_Sort memanggil dua prosedur yaitu prosedur InputData(dengan parameter jml_data sebagai input untuk parameter input n dan TabInt sebagai output untuk parameter output T) dan prosedur BubbleSort(dengan jml_data sebagai input untuk parameter input n dan TabInt sebagai input sekaligus output untuk parameter input/output T )
Page 69
2. Maximum Sort Pengurutan model ini dilakukan dengan mencari nilai terbesar/maksimum dari suatu array. Nilai terbesar tersebut kemudian disimpan di awal array(jika diurutkan menurun) atau di akhir array(jika diurutkan menaik) dan diisolasi agar tidak disertakan lagi pada proses selanjutnya. Ilustrasi Kasus : Perhatikan array TabInt di bawah ini yang terdiri dari n = 6 elemen yang belum terurut. Array ini akan diurutkan menaik dengan metode Bubble Sort. Elemen Array 29 27 10 8 76 21 Indeks 1 2 3 4 5 6
Pass 1 : Cari elemen maksimum di dalam array TabInt[1..n] maks = TabInt[5] = 76 Pertukarkan TabInt[5] dengan TabInt[n] Proses Pertukaran Hasil Akhir Pass 1 29 27 10 8 76 21 29 27 10 8 21 76 Pass 2 : (Berdasarkan sususan Array hasil Pass 1) Cari elemen maksimum di dalam array TabInt[1..5] maks = TabInt[1] = 29 Pertukarkan TabInt[1] dengan TabInt[5] 29 27 10 8 21 76 21 27 10 8 29 76
Pass 3 : (Berdasarkan sususan Array hasil Pass 2) Cari elemen maksimum di dalam array TabInt[1..4] maks = TabInt[2] = 27 Pertukarkan TabInt[2] dengan TabInt[4] 21 27 10 8 29 76 21 8 10 27 29 76 Pass 4 : (Berdasarkan sususan Array hasil Pass 3) Cari elemen maksimum di dalam array TabInt[1..3] maks = TabInt[1] = 21 Pertukarkan TabInt[1] dengan TabInt[3] 2 1 2 2 7 1 2 2 2 7 8 8 1 0 7 9 6 0 1 7 9 6 Pass 5 : (Berdasarkan sususan Array hasil Pass 4) Cari elemen maksimum di dalam array TabInt[1..2] maks = TabInt[1] = 10 Pertukarkan TabInt[1] dengan TabInt[2] 10 8 21 27 29 76 8 10 21 27 29 76 Terisa satu elemen yaitu 8, maka pengurutan dihentikan. Array sudah terurut menaik Keterangan : : Bagian data yang sudah diurutkan : Bagian data yang terbesar dan posisi yang akan ditukarkan dengan data terbesar Modul Algoritma dan Pemrograman Page 70
Algoritma 2Procedure Pengurutan dengan Metode Maximum Sort secara Menaik Procedure MaxSort(input n:integer,input/output T:TabInteger) {Mengurutkan Tabel Integer[1..N] dengan Maximum Sort} Kamus i : integer {pencacah untuk jumlah langkah} k : integer {pencacah untuk mencari nilai maksimum} imaks: integer {indeks yang berisi nilai maksimum sementara} temp : integer {variabel bantu untuk pertukaran} Algoritma for i n downto 2 do imaks 1 for k 1 to (i-1) do if (T[k] > T[imaks]) then imaks k endif endfor {pertukarkan T[i] dengan T[imaks]} temp T[i] T[i] T[imaks] T[imaks] temp Endfor 3. Minimum Sort Berbeda dengan algoritma pengurutan Maksimum, pada algoritma pengurutan minimum, basis pencarian adalah elemen minimum. Pengurutan model ini dilakukan dengan mencari nilai terkecil/minimum dari suatu array. Nilai terkecil tersebut kemudian disimpan di awal array(jika diurutkan menaik) atau di akhir array(jika diurutkan menurun) dan diisolasi agar tidak disertakan lagi pada proses selanjutnya. Algoritma 3 Procedure Pengurutan dengan Metode Minimum Sort secara Menaik Procedure MinSort(input n:integer,input/output T:TabInteger) {Mengurutkan Tabel Integer[1..N] dengan Minimum Sort} Kamus i : integer {pencacah untuk jumlah langkah} k : integer {pencacah untuk mencari nilai minimum} imin : integer {indeks yang berisi nilai minimum sementara} temp : integer {variabel bantu untuk pertukaran} Algoritma for i 1 to (n-1) do imin i for k (i+1) to n do if (T[k] < T[imin]) then imin k endif endfor {pertukarkan T[i] dengan T[imin]} temp T[i] T[i] T[imin] T[imin] temp Endfor Modul Algoritma dan Pemrograman Page 71
LATIHAN SOAL 1. Untuk setiap metoda sort, coba analisis secara kualitatif apa yang dikerjakan jika : a. Elemen array sudah terurut b. Elemen array terurut terbailk c. Elemen array bernilai sama 2. Carilah performasi ke tiga algoritma pengurutan yang dibahas, dansebutkan kasus terbaik dan kasus terjeleknya. 3. Prosedur pengurutan maximum sort dan prosedur pengurutan minimum sort pada contoh yang dibahas, implementasikan kedalam bentuk algoritma seperti conoth prosedur bubble sort. 4. Perhatikanlah pada semua prosedur untuk sort yang sudah dibahas, dipakai kamus umum sebagai berikut. Kamus Umum constant Nmax : integer = 100 type TabInt : array [1..Nmax+1] of integer { jika diperlukan sebuah tabel, maka akan dibuat deklarasi sebagai berikut} T : TabInt {tabel integer} N : integer {indeks efektif, 1 < N < Nmax+1} Jika prosedur diparametrisasi seperti pada spesifikasi yang diberikan, maka T dan N menjadi dua buah parameter. Padahal, nilai T dan N sebenarnya erat kaitannya satu sama lain. Deklarasi TabInt akan lebih baik jika dibungkus menjadi sebuah type komposisi sebagai berikut : Kamus Umum constant Nmax : integer = 100 type TabInt : < TI: array [1..Nmax+1] of integer N : integer {indeks efektif, } {maksimum tabel yang terdefinisi, 1 < N < Nmax+1} { jika diperlukan sebuah tabel, maka akan dibuat deklarasi sebagai berikut} T : TabInt {tabel integer} Sebagai latihan, tuliskan ulang semua prosedur yang pernah didefinisikan dengan deklarasi type komposisi ini.
Page 72
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Inggriani Liem. Diktat Kuliah Algoritma dan Pemrograman (Bagian Pemrograman Prosedural). 1999. Bandung : Diktat Kuliah Informatika ITB
Kadir, Abdul. Dasar Pemrograman Delphi 5.0. 2000. Yogyakarta : ANDI Munir, Rinaldi. Algoritma dan Pemrograman 1. 2001. Bandung : Informatika Pardosi, Mico. Turbo Pascal 7.0. 1999. Surabaya : INDAH Surabaya Pranata, Antony. Algoritma dan Pemrograman. 2005. Yogyakarta : Graha Ilmu Wahid, Fathul. Dasar-dasar Algoritma dan Pemrograman. 2004. Yogyakarta : Andi Offset
Page 73