Anda di halaman 1dari 7

Shalat Taubat dan Doa-doanya (2)

Berhubung ada teman yang menanyakan tentang Shalat Taubat secara rinci, berikut kami tambahkan dari artikel: Shalat Taubat, Istighfar, dan Doa-doa Bapak KH. Drs. Achmad Baekandi pernah saya tanyakan tentang Shalat Taubat menganjurkan agar pada rakaat pertama membaca QS. Al Kaafiruun [109], lalu di rakaat kedua membaca QS. Al Ikhlash [112]. Tentang waktu Shalat Taubat adalah kapan saja, kecuali pada waktu-waktu yang dilarang untuk shalat. Mengenai jumlah rakaatnya adalah 2, 4 dan 6 rakaat dengan salam tiap dua rakaat.

Waktu-waktu yang haram untuk shalat: "Tegakkanlah shalat shubuh kemudian berhentilah mengerjakan shalat, sampaimatahari terbit dan agak meninggi, karena terbitnya matahari pada waktu itu di antara dua tanduk setan, dan ketika itu [sebagian] orang-orang kafir [penyembah matahari] sujud kepada matahari, kemudian setelah itu kerjakankah sholat, karena sesungguhnya sholat pada waktu itu disaksikan dan dihadiri [oleh malaikat], sampaihilangnya bayangan pada sebuah tombak , kemudian tahanlah diri dari mengerjakan sholat, karena saat itu neraka jahannam sedang dibakar, kemudian jika telah muncul bayangan maka kerjakanlah shalat [sunnah] karena sesungguhnya sholat pada waktu itu disaksikan dan dihadiri [oleh malaikat], hingga engkau mengerjakan sholat ashar, kemudian berhentilah mengerjakan sholat sampai matahari benar-benar tenggelam, karena waktu itu tenggelamnya matahari diantara dua tanduk setan, dan pada saat itu orang- orang kafir [penyembah matahari] bersujud menyembah matahari. (Shahih, HR. Muslim) Kesimpulan waktu-waktu yang haram untuk shalat adalah sbb. : 1. Pk. 06.00 - 07.00 WIB 2. Pk.11.30 - 12.00 WIB (Zhuhur) 3. Pk.17.30 - 18.00 WIB (Maghrib)

Berikut pengaturan Shalat Taubat secara singkat:


1. Berwudhu dengan sempurna. 2. Membaca niat Shalat Taubat:

"Ushollii sunnatat-taubati rok'ataini lillaahi ta'aalaa. Allaahu akbar." Artinya: Aku berniat shalat taubat dua rakaat karena Allah Ta'ala. Allaahu akbar.
3. Lakukan shalat seperti biasa, dengan penuh khusyu dan mata tetap terbuka. Pada rakaat pertama membaca QS. Al Kaafiruun [109] dan pada rakaat kedua membaca QS. Al Ikhlash [112].

4. Banyaklah berdoa mohon ampunan Allah saat bersujud. " Y ang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do'a ketika itu . "(HR. Muslim no. 482, dari Abu Hurairah) 5. Salam. Doa setelah Shalat Taubat: Perbanyak Zikir: "Subhanallah wa bihamdih" Rasulullah Sallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Barangsiapa mengucapkan' subhanallah wabihamdih 'seratus kali dalam sehari, ia akan diampuni segala dosanya sekalipun dosanya itu sebanyak buih di laut." (HR. Muslim dan At-Tirmidzi)

"Subhanallah wa biham dih" Artinya: Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya
Dosa sebanyak buih di laut bisa diartikan sebagai dosa-dosa kecil yang sangat banyak. Namun dosa-dosa besar tetap ada, dan dosa-dosa besar itu hanya dapat dihapus dengan Taubatan Nasuha. Perbanyak Istighfar:

"Astaghfirullaahal 'azhiim alladzii laa ilaaha illaa Huwal Hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih, (taubatan nasuuha), taubata' Abdin zhoolimin laa yamliku linafsihi dhorron wa laa naf'aa wa laa mautan wa laa hayaatan wa laa nusyuuro." Artinya: Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, aku mengaku bahwa tiada Tuhan selain Allah, Tuhan yang hidup terus selalu terjaga. Aku memohon taubat kepada-Nya, (taubat yang sesungguhnya), taubat seorang hamba yang banyak berdosa, yang tidak memiliki daya untuk berbuat mudhorot atau manfaat, untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.

"Robbanaa atmim lanaa nuurona waghfirlanaa, innaka 'alaa kulli syai-in qodiir". QS. At-Tahrim [66]: 8

Artinya: Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami.Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Keterangan: Setiap kali seorang hamba melakukan perbuatan dosa, Allah memberikan tanda noda hitam pada hatinya . Semakin banyak dia mengulangi perbuatan dosanya, maka akan semakin banyak noda hitam (penyakit hati) tersebut. Jika noda tersebut sudah menutupi hatinya maka cahaya Allah; berupa petunjuk, hidayah, dsb. akan sulit masuk ke dalam hati yang sudah tertutup noda tersebut. Maka seorang hamba yang bertaubat, hendaknya berdoa agar diberikan cahaya bagi hatinya, lalu tidak mengulangi perbuatan dosanya lagi karena arti Taubat adalah; sadar, memohon ampunan Allah dan bertekad tidak mengulangi perbuatan dosanyanya (serta mengembalikan hak orang lain yang telah ia ambil). Berikut sumbernya:

QS. Ali 'Imran [3]: 135

waalladziina idzaa fa 'aluu faahisyatan aw zholamuu anfusahum dzakaruullaaha fastaghfaruu lidzunuubihim wamay-yaghfirudz-dzunuuba illaallaahu walam yushirruu' alaa maa fa 'aluu wahum ya'lamuun [3:135] Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah , lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu , sedang mereka mengetahui. Apa ganjaran orang yang bertaubat?

QS. Ali 'Imran [3]: 136

Ulaa-ika jazaa-uhum maghfiratum-mir-rabbihim wajannaatun Tajrii min tahtihaal-anhaaru khoolidiina fiihaa, wani'ma ajrul 'aamiliin. [3:136] Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya ; dan itulahsebaik-baik pahala orang-orang yang beramal .

Jadi ganjaran Allah bagi orang yang bertaubat adalah: 1. Ampunan Allah, 2. Surga (bisa diartikan surga di dunia dan di akherat, diselesaikan segala masalahnya), 3. Kekal di dalam surga, 4. Pahala yang terbaik (menambah timbangan kebaikan). Perbanyak Membaca Induk Istighfar:

"Allaahumma anta Robbi laa ilaaha illa anta, kholaqtani wa anaa 'abduka, wa anaa' alaa 'ahdika, wa wa'dika masta-tho'tu, A'uudzubika min syarri maa shona'tu Abuu-ulaka bini'matika' alayya wa Abuu-u bi dzambi faghfirlii fa innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta. "

Artinya: Ya Allah, Engkaulah Tuhan kami, tiada Tuhan melainkan Engkau yang telah menciptakan aku, dan akulah hamba-Mu. Dan aku pun dalam ketentuan serta janji-Mu yg sedapat mungkin aku lakukan. Aku berlindung kepada-Mu dari segala kejahatan yg telah aku lakukan, aku mengakui nikmat-Mu yang Engkau limpahkan kepadaku, dan aku mengakui dosaku, karena itu berilah ampunan kepadaku, sebab tidak ada yg dapat memberi ampunan kecuali Engkau sendiri. Aku memohon perlindungan Engkau dari segala kejahatan yg telah aku lakukan.

Barangsiapa mengucapkannya (sayyidul istighfar) disiang hari dalam kondisi yakin dengannya kemudian dia mati pada hari itu sebelum sore hari, maka dia termasuk penduduk surga dan siapa yang mengucapkannya di waktu malam hari dalam keadaan dia yakin dengannya, kemudian dia mati sebelum shubuh maka dia termasuk penduduk surga. "(HR. Al-Bukhari - Fathul Baari 11/97) Wallahu a'lam bish-showwab

Ancaman Allah Buat Orang-orang yang Mengejar Dunia Sampai-sampai Meninggalkan Ibadah
QS. At Taubah [9]: 24

QS. At Taubah [9]: 24

qul in kaana aabaa ukum wa-abnaa ukum wa-ikhwaanukum wa-azwaajukum wa'asyiirotukum wa-amwaalun iqtaroftumuuhaa watijaarotun takhsyawna kasaadahaa wamasaakinu tardhownahaa ahabba ilaykum minallaahi warosuulihi wajihaadin fii sabiilihi fatarobbashuu hattaa ya'tiyallaahu bi-amrihi, wallaahu laa yahdiil qowmalfaasiqiin. Artinya: [9:24] Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, bisnis yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA ". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang FASIK. TRAGIS => Seorang yang belum bekerja, sedang mengejar tender / proyek / anak / usaha / kaya, yang pertama didatangi adalah Allah. Namun jika sudah bekerja / sudah dapat proyek / sudah dapat anak / usaha yang maju, yang pertama ditinggal justru adalah Allah. => Hati-hati ... Sesungguhnya Anda sedang menunggu kemarahan Allah ..Na'udzubillaahi min dzalik.

Al-Insaanu Mahallu al-khatha `wa al-nisyaan (Manusia itu tempatnya salah dan lupa). Ungkapan di atas menjadi pertanda bahwa sesungguhnya, tak ada satu pun manusia yang ada di dunia ini luput dari kesalahan atau tak pernah berbuat dosa. Nabi Muhammad SAW, sebagai seorang Nabi yang telah dijaga kesalahannya oleh Allah (al-Ma'shum) dan diampuni dosa -dosanya, pernah melakukan kekhilafan. Salah satunya sebagai berikut. Saat Rasulullah SAW sedang menerima tamu para pembesar Quraisy dan sedang berbincangbincang, tiba-tiba datanglah di hadapannya seorang laki-laki buta yang bernama Abdullah bin Ummi

Maktum. Laki-laki ini bermaksud menanyakan sesuatu kepada Rasulullah SAW. Namun, ia merasa tidak 'suka' dengan kedatangan Ibnu Ummi Maktum ini sehingga ia terlihat bermuka masam. Atas sikap Rasulullah SAW ini, Allah lalu menegurnya melalui firman-Nya dalam surat 'Abasa [80]: 1-42. Bahkan, para nabi dan rasul lainnya juga pernah berbuat kekeliruan. Misalnya, Nabi Adam memakan buah khuldi, Nabi Yunus meninggalkan kaumnya, Nabi Musa membunuh pria keturunan Bani Israil, dan lain sebagainya. Ini semua menunjukkan bahwa manusia memang tempatnya salah dan keliru. Bila diperhatikan, kata 'manusia' yang dalam bahasa Arab berasal dari kalimat nisyan dengan jamaknya Al-Insaan memiliki makna pelupa. Hal ini menunjukkan bahwa pada prinsipnya manusia itu suka lupa, lalai, salah, dan khilaf. Karena itu, benarlah bila dikatakan, manusia itu tempatnya salah dan lupa.

*** Dosa besar Bila berbicara masalah dosa dan kesalahan, manusia tentunya pernah berbuat dosa yang kecil dan dosa besar. Dosa-dosa atau kesalahan yang diperbuat itu antara lain adalah berdusta (berbohong), memasang duri di jalan, mencuri, meninggalkan shalat, tidak menunaikan zakat, enggan melaksanakan haji walau sudah mampu, menggunjing (ghibah), korupsi, berzina, memakan harta anak yatim , dan lain sebagainya. Di antara perbuatan tersebut termasuk dosa-dosa besar dan kecil. Apa saja dosa-dosa besar itu? Berapa banyak jumlahnya? Para ulama berbeda pendapat tentang dosadosa besar itu. Ada yang mengatakan jumlahnya tujuh, 70, hingga 700. Menurut Ibnu Abbas RA, dosa besar itu ada 70 dan jumlah ini mendekati kebenaran daripada tujuh. Dalam sebuah hadis yang disepakati oleh para ahli hadis (muttafaq alaih), dosa besar itu ada tujuh.Rasulullah SAW bersabda,'' Jauhilah oleh kalian tujuh dosa yang membinasakan.'' Ditanyakan kepada Rasulullah SAW,'' Apa saja, ya, Rasulullah?'' Nabi menjawab,'' Syirik (menyekutukan Allah dengan lainnya), membunuh jiwa (manusia) yang dilarang Allah selain dengan dasar yang dibenarkan (oleh agama), memakan harta anak yatim, memakan riba, berpaling mundur saat perang, dan menuduh zina terhadap wanita-wanita terhormat. Mereka tidak tahu-menahu dan mereka wanitawanita beriman.'' (Muttafaq Alaih). Berkenaan dengan ini pula, Syekh Syamsuddin Muhammad bin Qaimaz atTurkumani Al-Fariqi ad-Dimasqi asy-Syafii Adz-Dzahabi (673-748 H / 1274-1348 M) memetakan dosa-dosa besar dalam sebuah buku yang berjudul al-Kaba `ir. Dalam kitabnya setebal 179 halaman tersebut, AdzDzahabi menyebutkan, ada banyak perbuatan dosa yang sering dan biasa dilakukan oleh manusia. Di antaranya ada perbuatan dosa besar. Dalam kitabnya ini, Adz-Dzahabi menuliskan sebanyak 70 dosa besar. Dan, ke-70 dosa besar itu antara lain adalah syirik (menyekutukan Allah dengan sesuatu), membunuh, sihir, meninggalkan shalat, tidak mengeluarkan zakat, berbuka puasa di bulan Ramadhan tanpa udzur, meninggalkan haji di saat mampu, dan durhaka kepada kedua orang tua .

*** Selain itu, yang termasuk dalam dosa besar juga adalah bermusuhan dengan sanak saudara, berzina, melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis (homoseksual dan lesbian), riba, memakan harta anak yatim dan menzaliminya, berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya, lari dari perang, melakukan penipuan dan kezaliman kepada rakyat, sombong, bersaksi palsu, meminum khamar, berjudi, menuduh wanita baik-baik berbuat zina, dan curang dalam melakukan pembagian harta rampasan perang. Dosa besar lainnya adalah mencuri (korupsi), menodong, bersumpah palsu, berbuat zalim, melakukan pungutan liar (pungli), mengonsumsi dan mengoleksi barang haram, bunuh diri, kebiasaan berbohong, hakim yang jahat, menerima suap (menyuap), wanita bergaya laki-laki dan sebaliknya, serta suami yang apatis dengan perbuatan buruk istri dan calo dalam kejahatan, mempermainkan pernikahan, riya, berkhianat, mengadu domba, ingkar janji, percaya kepada dukun dan paranormal, menyakiti tetangga, memanjangkan pakaian karena bangga dan sombong, menyakiti wali-wali Allah, berbuat makar, menyebarkan rahasia kaum Muslim, dan menghina sahabat Nabi SAW.

*** Dalam al-Kaba `ir ini, Adz-Dzahabi mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan perbuatan dosa besar adalah segala hal yang dilarang Allah sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Alquran dan sunah serta para ulama salaf. Ke-70 dosa besar itu, menurut Adz-Dzahabi, adalah penjabaran dari tujuh dosa besar yang disepakati oleh para ulama dan ahli hadis. Sedangkan, 70 dosa besar tersebut berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas RA. Kitab ini terbilang sangat menarik. Mengingat, penulis menyertakan perbuatan dan kategori dosa besar itu berdasarkan dalil-dalil Alquran, hadis Nabi SAW, dan pendapat para ulama.

*** Syirik Di dalam kitabnya ini, Adz-Dzahabi menempatkan dosa yang paling besar adalah syirik kepada Allah. Dalam Alquran, Allah SWT menyatakan, tidak akan mengampuni jika Dia disetarakan dengan makhluk ciptaannya. '' Sesungguhnya, Allah tidak mengampuni jika Dia disekutukan dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.'' (Annisaa '[4]: 48, 116). Dan, mereka akan tetap di neraka (QS Almaidah [5]: 72). Adz-Dzahabi membagi jenis syirik ini pada dua hal, yakni syirku al-akbar (syirik besar) dan syirku al-ashghar (syirik kecil). Menurut Adz-Dzahabi, yang termasuk syirik besar adalah menyekutukan Allah dengan segala sesuatu, termasuk dengan menyamakannya dengan makhluk ciptaan-Nya. Tempat orang yang melakukan perbuatan ini adalah neraka.Sedangkan, yang termasuk dalam kategori syirik kecil, jelas Adz-Dzahabi, adalah riya, sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam Alquran. '' Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhan-nya, hendaknya ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhan-nya.'' (QS Alkahfi [18]: 110).Dalam hadis Nabi SAW, juga disebutkan, '' Menjauhlah kalian dari syirik kecil, yakni riya.'' (Hlm 89). Mengutip pendapat Fudhail bin 'Iyadh, Adz-Dzahabi menjelaskan, berbuat sesuatu dengan tujuan untuk dipamerkan kepada orang lain termasuk perbuatan syirik.

Anda mungkin juga menyukai