Anda di halaman 1dari 7

Pada orang dewasa normal volume urin adalah sekitar 600-2500 ml/ 24 jam.

Berarti volume urin tersebut masih tergolong normal. Warna dari urin tersebut adalah kuning tua. Warna urin dapat berubah karena faktor makanan atau faktor patologik. Warna dari urin ini disebabkan oleh adanya zat warna urin yaitu urokrom yang terdiri dari uroflavin dan laktoflavin atau riboflavin dan uropterin. Warna urin dapat berubah karena pengaruh obat-obatan, misalnya karena meminum antibiotik atau dapat juga karena adanya penyakit hati. Bau urin yang pesing karena adanya ammonia yang disekresikan dalam urin. Berat jenis urin yang normal berkisar antara 1,003-1,030 g/cm3, maka dapat disimpulkan bahwa urin yang diuji memiliki berat jenis yang termasuk dalam range yang normal. Berat jenis suatu larutan tergantung pada sifat maupun jumlah partikel terlarut yang ada di dalamnya. Berat jenis kadang-kadang masih diukur sebagai suatu indeks konsentrasi urin, disamping osmolalitas . A. HIPOVOLEMIA a. Pengertian Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES). Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES) Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES) b. Penyebab Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena : (1) Penurunan masukan (2) Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal abnormal, dll. (3) Perdarahan B. HIPERVOLEMIA a. Pengertian Hipervolemia adalah penambahan / kelebihan volume (CES) Hipervolemia adalah kelebihan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES). b. Penyebab Hipervolemia ini dapat terjadi jika terdapat : (1) Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air (2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air (3) Kelebihan pemberian cairan intra vena (IV) (4) Perpindahan cairan interstisial ke plasma Pembagian dehidrasi berdasarka tonisitas darah : 1. Dehidrasi isotonik : tidak ada perubahan konsentrasi elektrolit darah. 2. Dehidrasi hipotonik : konsentrasi eletrlit darah menurun. 3. Dehidrasi hipertonik : konsentrasi elektrolit darah naik, biasanya disertai rasa haus dan gangguan neurologis. Karena tonisitas darah terutama ditentukan oleh kadar natrum di dalam plasma, maka biasanya penentuan jenis dehidrasi tersebut dilakukan berdasarkan kadar natrium tersebut, yaitu :

1. Dehidrasi isotonic, bla kadar natrum dalam plasma 130 150 mEq/l dan dapat disebut juga dehidrasi isonatremia. 2. Dehidras hipotonik, bila kadar natrum dalam plasma < 130 mEq/l dan dapat disebut juga dehidrasi hiponatremia. 3. Dehidrasi hipertonik, bila kadar natrium dalam plasma > 130 mEq/l dan dapat disebut dehidrasi hipernatremia.

Dari 1200 ml darah yang melalui glomeruli permenit akan terbentuk filtrat 120 ml per menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk 1 ml urin per menit. Warna urin dinyatakan dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu dan sebagainya. Warna urin dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan maupun makanan. Pada umumnya warna ditentukan oleh kepekatan urin, makin banyak diuresa makin muda warna urin itu. Warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa macam zat warna seperti urochrom, urobilin dan porphyrin. Bila didapatkan perubahan warna mungkin disebabkan oleh zat warna yang normal ada dalam jumlah besar, seperti urobilin menyebabkan warna coklat. Berat jenis urin sewaktu pada orang normal antara 1,003 -- 1,030. Berat jenis urin herhubungan erat dengan diuresa, makin besar diuresa makin rendah berat jenisnya dan sebaliknya. Makin pekat urin makin tinggi berat jenisnya, jadi berat jenis bertalian dengan faal pemekat ginjal. Urin sewaktu yang mempunyai berat jenis 1,020 atau lebih, menunjukkan bahwa faal pemekat ginjal baik. Keadaan ini dapat dijumpai pada penderita dengan demam dan dehidrasi. Sedangkan berat jenis urin kurang dari 1,009 dapat disebabkan oleh intake cairan yang berlebihan, hipotermi, alkalosis dan kegagalan ginjal yang menahun.

Pada dasarnya pemberian cairan isotonic, hipotonik dan hip ertonik ke tubuh merupakan upaya untuk menstabilkan keadaan hemostasis tubuh, dimana proses pertukaran cairan tubuh yang melalui membrane sel yang tergantung oleh osmolaritas, yang bisa dengan pemberian : a. Cairan isotonik osmolaritas tidak berubah Berupa cairan infuse yang osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh,). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer -Laktat (RL), dan normal saline atau larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

b.

Ukuran sel akan tetap Cairan hipotonik osmolaritas ekstrasel akan menurun

Adalah cairan infuse yang osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan serum), terjadi difusi air dari ekstrasel ke intrasel sehingga air larut dalam serum dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan akan ditarik dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel -sel yang dituju (cairan intrasel meningkat lebih banyak dari cairan ekstrasel). Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik.

c.

Ukuran sel akan membengkak (hipotonis) Cairan hipertonik osmolaritas ekstrasel akan meningkat Adalah cairan infus yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga menarik c airan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah atau terjadi difusi air dari intrasel ke ekstrasel sehingga cairan ekstrasel lebih banyak dibandingkan cairan intrasel. Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi uri n, dan mengurangi edema (bengkak).

Ukuran sel akan mengkerut (hipertonis)

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit diantaranya adalah 1. Usia Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan berat badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Berikut akan disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai usia.

2. Jenis kelamin Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih banyak mengandung lemak tubuh 3. Sel-sel lemak Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh. 4. Stres Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi urine. 5. Sakit Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan hormon akan mengganggu keseimbangan cairan. 6. Temperatur lingkungan Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari. 7. Diet Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini akan menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular. Pada orang dewasa kira-kira 40 % barat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada di dalam sel (cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20 % dari berat badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yaig terbagi dalam 15 % cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler. Kadar dari kebanyakan ion di dalam ruang ekstraseluler dapat berubah tanpa disertai perubahan yang jelas dari jumlah total dari partikel-partikel yang aktif secara osmotik sehingga mengakibatkan perubahan komposisional. a. Ketidakseimbangan Volume kurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF)

Kekurangan volume ECF atau hipovolemia didefinisikan sebagai kehilangan cairan tubuh isotonik, yang disertai kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume isotonik sering kali diistilahkan dehidrasi yang seharusnya dipakai untuk kondisi kehilangan air murni yang relatif mengakibatkan hipernatremia. - Cairan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama dengan cairan tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL). - Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannya melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl normal, Dextrose 5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%. - Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekataannya kurang dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %., NaCl.0,45 %, NaCl 0,33 %. Kelebihan Volume ECF : Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang kira- kira sama.Dengan terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada ECF (hipervolumia) maka cairan akan berpindah ke kompartement cairan interstitial sehingga mnyebabkan edema. Edema adalah penunpukan cairan interstisial yang berlebihan. Edema dapat terlokalisir atau generalisata.

Mendeteksi penyakit melalui warna urine Kuning Menurut ahli urlogi, urine yang sehat adalah berwarna kuning pucat atau gelap. Namun hal itu tergantung pada tingkat dehidrasi. Jika warna urine anda tetap berada di koridor warna kuning boleh bernafas lega. Sebab urine berwarna kuning tergolong normal dan tidak teridentifikasi penyakit. Urine berwarna kuning tua atau pekat kemungkinan akibat dehidrasi, tapi bisa juga merupakan tahap awal penyakit liver. Datanglah ke dokter jika menjumpai warna urine Anda seperti ini terus menerus.Urine berwarna kuning terang bisa juga akibat mengkonsumsi vitamin dalam dosis tinggi, terutama riboflavin (vitamin B). Hijau Penggunaan beberapa obat antiseptik dan anestesi bisa memberikan warna semburat hijau pada urine. Bila urine berwarna hijau juga tidak perlu khawatir. Warna hijau masih tergolong aman - aman saja. Orange Urine berwarna orange pertanda disfungsi hati. Jika urine anda berwarna orange biasanya dibarengi dengan feses yang berwarna putih. Hal ini bisa saja terjadi karena ikterus obstruktif (penyumbatan usus kecil). Segera ambil tindakan bila urine berwarna orange. Urine berwarna orange mengindikasikan penyakit hepatitis atau malaria. Pyridium, antibiotik yang biasa digunakan untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat membuat urine Anda berwarna orange. Begitu juga bila Anda melakukan diet vegetarian. Cokelat Warna cokelat menjadi tanda penyakit ginjal yang sangat serius, bahkan fistula. Kondisi ini biasanya karena ada kebocoran usus ke kandung kemih. Indikasi penyakitnya adalah hepatitis. Tetapi bila urine berwarna cokelat tua / hitam, indikasi penyakitnya adalah sindroma nefrotika (penyakit ginjal). Urine berwarna kecoklatan bisa menandakan adanya darah dalam urine. Tapi urine juga dapat berubah warna coklat jika ada otot yang rusak atau melakukan olahraga terlalu berlebihan. Bisa juga akibat terlalu banyak makan kacang. Urine berwarna kecoklatan juga mengindikasikan adanya porphyria penyakit kelainan pada darah. Merah Urine berwarna merah benar - benar pertanda buruk dan berbahaya. Merah pertanda ada

darah dalam urine. Dapat diartikan pendrahan atau kanker. Pada orang berusia lebih dari 40 tahun, hipotesis awal adalah kanker kandung kemih atau glomerulonevitis nefitit akut (penyakit ginjal akut). Bening Anda yang berada pada golongan ini boleh bernafas lega. Urine bening menandakan kadar racun didalam tubuh seseorang berkurang. Oleh sebab itu, jaga kesehatan dan selalu minum air putih delapan gelas per hari. Selain warna, urin juga mengelurkan bau yang juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit. Misalnya pada penderita diabetes dan kelaparan bau urinnya cenderung manis dan berbau buah, sementara untuk urin yang terinfeksi bakteri E. coli lebih memproduksi urin dengan bau yang sangat menyengat. Bedanya kencing warna kuning dan putih itu apa? Warna kencing putih bening memang warna normal air kencing jika warna berubah menjadi kuning muda atau bahkan menjadi kuning tua itu artinya bahwa tubuh kita sudah mulai kurang cairan, mungkin asupan yang kurang atau aktivitas yang banyak karena cairan tubuh kita paling banyak dikeluarkan melalui kencing, dan keringat. Warna kencing yang bening biasanya karena banyak minum cairan. Meski banyak minum air itu baik tapi tetap harus hati-hati, jangan terlalu banyak minum karena juga bisa membahayakan tubuh. Minum air sebaiknya disesuaikan dengan berat badan (berat badan 60 kg berarti minum 2 liter air per hari). Kencing atau urin yang berwarna kuning bercahaya karena merupakan hasil ekskresi (pengeluaran) pigmen yang ditemukan dalam darah yang disebut urochrome. Tapi urine bisa berubah warna, sesuai dengan makanan atau penyakit yang diderita seseorang. Intinya : warna urine itu ada yang bening tidak berwarna, sedikit menguning, kekuningan, kuning, kuning pekat.. 1. yg bening sekali = Anda terlalu banyak minum air 2. sedikit menguning = Anda sudah meminum air putih cukup 3. kuning sekali = jarang minum air putih (dehidrasi), perlu banyak minum.

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental ber-warna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 1,035.

Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolism le-mak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb)

Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.

a. Keruh. Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral. b. Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat. c. Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis. d. Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak ter-dapat dalam minuman berenergi.

Minuman Isotonis 1. Pengertian Minuman Isotonis Minuman isotonis adalah cairan yang dibuat untuk dapat diminum dimana konsentrasi air dalam cairan intraselular adalah sama dan zat terlarut tidak dapat masuk atau keluar dari sel. Cairan isotonis adalah cairan yang konsentrasi atau

kepekatannya sama dengan cairan tubuh, contohnya NaCl 0,9%, larutan Ringer Lactate (RL). [7] Larutan isotonis dengan menambahkan garam sampai kepekatan larutan sekitar 0,9% yang dibuat larutan garam fisiologis. Jadi larutan ini mengandung elektrolit yang diperlukan tubuh sebagai pengganti keringat. Larutan garam fisiologis diperlukan karena natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler.[7] Cairan yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah syaratnya harus memiliki tonisitas atau kepekatan larutan yang sama dengan darah, sebab jika kepekatan larutan yang masuk lebih encer maka sel-sel darah akan membengkak, sedangkan bila kepekatan larutan yang masuk lebih pekat maka sel-sel akan mengangkut. Keseimbangan kepekatan larutan yang masuk dengan kepekatan cairan darah disebut isotonik atau isotonis. Hal ini menyebabkan larutan dari luar dapat cepat diserap tubuh.[9]

Anda mungkin juga menyukai