Anda di halaman 1dari 7

1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 2.2.1`pengkajian 1.

identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, alamat, penanggung jawab dan hubungan dengan klien. 2. Keluhan utama Tanyakan pada klien keluhan apa yang dirasakan klien pada saat ini 3. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang Tanyakan bagaimana terjadi kecelakaan,apa yang menyebabkan kecelakaan, patah tulang

Riwayat kesehatan dahulu Adakah dalam klien pernah mengalami trauma/fraktur sebelumnya

Riwayat kesehatan keluarga Adakah didalam keluarga yang pernah mengalami trauma atau fraktur seperti klien atau penyakit yang berhubungan dengan tulang lainnya.

1. Aktivitas istirahat Adakah kehilangan fungsi pada bagian yang terkena/fraktur keterbatasan imobilitas 2. Sirkulasi Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri. Ansietas) Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah ) tachikardi, crt, lambat, pucat bagian yang terkena. 3. Neurosensori Adanya kesemutan, deformitas, krepitasi, pemendekkan, kelemahan. 4. Kenyamanan Nyeri tiba-tiba saat cedera, spasma/ kram otot. 5. Keamanan

Leserasi kulit, pendarahan, perubahan warna, pembengkakkan lokal 2.2.2 Analisa data 1. Data subjektif

Kesulitan dalam beraktivitas : kelemahan, nyeri Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri) Kesulitan dalam memenuhi kebutuhan diri sendiri

1. Data objktif

Gangguan mobilitas Edema pada esktremitas yang fraktur Adanya deformitas Adanya peningkatan suhu pada esktremitas yang fraktur Skala nyeri meningkat jika ekstremitas digerakan

2.2.3 Diagnose keperawatan dan intervensi 1. Nyeri b.d Nyeri akut berhubungan dengan fraktur (Brunner & Suddarth, 2002 ; 2363) Tujuan : nyeri berkurang setelah dilakukan perawatan Kriteria Hasil :

Klien mengatakan nyeri berkurang Klien tampak rileks, mampu berpartisifasi dalam aktivitas/tidur/istirahat dengan tepat

Intervensi : 1. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring gips, pembebat, traksi. 2. Ringgikan dan dukung ekstremitas yang terkena 3. Hindari menggunakan sprei / bantal plastik di bawah ekstremitas dalm gips. 4. Evaluasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi karakteristik, intensitas (0-10) 5. Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah sampai dengan cedera. 6. Dorong menggunakan teknik managemen stress / nyeri 7. Berikan alternatif tindakan kenyamanan : pijatan, alih baring 8. Kolaborasi Beri obat sesuai indikasi - Lakukan kompres dingin / es 24 28 jam pertama sesuai keperluan

Rasional 1. Menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang / tegangan jaringan yang cedera 2. Meningkatkan aliran balik vena menurunkan edema, menurunkan nyeri 3. Dapat meningkatkan ketidaknyamanan karena peningkatan produksi panas dalam gips yang kering 4. Meningkatkan keefektifan intevensi, tingkat ansietas dapat mempengaruhi persepsi/ reaksi terhadap nyeri. 5. Membantu menghilangkan astetas 6. Meningkatkan kemampuan keping dalam manajemen nyeri 7. Meningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area tekanan lokal dan kelelahan otot 8. Diberikan untuk menurunkan nyeri / spasme otot Menurun edema, pembentukan hematoom dan mengurangi sensi nyeri.

1. Kerusakan mobilitas fisik b.d kelemahan otot Intervensi : 1. Kaji derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera 2. Instruksikan ps untuk / bantu dalam rentang gerak pasien / aktif pada ekstremitas yang sakit dan yang tidak sakit. 3. Dorong penggunaan latihan isometrik mulai dengan tungkai yang tersakit d. 4. Tempatkan dalam posisi terlentang secara periodic 5. Bantu / dorong perawatan diri / kebersihan (mandi keramas) 6. Dorong peningkatan masukan sampai 2000 3000 mliter / hr termasuk air asam, jus. Rasional : 1. Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri / persepsi diri tentang keterbatasan fisik actual 2. Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tunas otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur / afroji 3. Kontraksi otot isometrik tanpa menekuk sendi / menggerakkan tungkai dan membantu mempertahankan kekuatan dengan masa otot 4. Menurunkan resiko kontraktur heksi pangul 5. Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi, perawatan diri langsung 6. Mempertahankan hidrasi tubuh menurunkan resiko infexi urinarius, pembentukan batu dan konstipasi. 1. Kerusakan Integritas Jaringan b.d fraktur terbuka Intervensi : 1. Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing, kemerahan, pendarahan, perubahan warna 2. Massase kulit dan penonjolan tulang pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan 3. Ubah posisi dengan sering 4. Traksi tulang dan perawatan kulit.

Rasional : 5. Memberikan informasi tentang sirkulasi kulit dan mungkin masalah yang mungkin disebabkan oleh alat / pemasangan gips, edema 6. Menurukan tekanan pada area yang peka dan resiko kerusakan kulit 7. Mengurangi tekanan konstan pada area yang sama dan meminimal 8. Mencegah cedera pada bagian tubuh lain. 2. Resiko tinggi terhadap infeksi b.d trauma jaringan Intervensi : 1. Inspeksi kulit untuk adanya iritasi / robekan kontinuitas 2. Kaji sisi pen / kulit perhatikan keluhan peningkatan nyeri 3. Berikan perawatan pen / kawat steril 4. Observasi luka untuk pembentukan buta, krepitasi, bau drainase yang tidak enak 5. Kaji tonus otot, reflek tendon dalam dan kemampuan berbicara 6. Selidiki nyeri tiba-tiba / keterbatasan gerakan dengan edema local 7. Berikan obat sesuai indikasi Rasional 8. Pen / kawat tidak harus dimasukkan melalui kulit yang terinfeksi kemerahan abrasi 9. Dapat mengindentifikasi timbulnya infeksi local 10. Dapat mencegah kontaminasi silang dan kemungkinan infeksi 11. Menghindari infeksi 12. Kekuatan otot, spasme tonik rahang, mengindikasi tetanus 13. Dapat mengindikasikan adanya osteomrelitis. ( Doenges, 2000 )(Doenges. 2000. 761 774). BAB III LAPORAN KASUS Tangggal masuk Tanggal pengkajian No reg : 28 Desember 2010 : 29 Desember 2010

: 497541 Ruang : Seruni Diagnoda medik : CLOSE FRAKTUR TIBIA FIBULA SINISTRA

3.1 PENGKAJIAN 3.1.1 Identitas klien Nama :Ny.N

Umur Agama

:66 Tahun :islam :perempuan

Jenis kelamin Pekerjaan Alamat

:IRT :JL.Danau RT.01 Dusun Besar Bengkulu :

Penanggung Jawab Nama Umur :Ny.S :50 Tahun

Jenis kelamin Hub.dgn klien

:perempuan :keponakan

3.1.2 Keluhan Utama Klien mengeluh nyeri 3.1.3Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang

Klien dibawa ke IGD pada tanggal 28-des-2010 diantar oleh keluarga dengan keluhan nyeri pada betis sebelah kiri dan tidak bisa digerakkan karena patah setelah ditabrak sepeda motor. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 29-des-2010 klien tampak lemah,kesadaran composmentis,tampak bengkak pada bagian kaki yang patah,klien mengeluh nyeri pada kaki (betis) sebelah kiri karena patah dengan skala nyeri :4. Dan nyeri bertambah jika kaki tersebut digerakan.keluarga klien selalu membantu dalam memenuhi kebutuhannya.

Riwayat kesehatan dahulu

Klien belum pernah mengalami patah tulang sebelumnya,klien juga tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan dan menular lainnya.

Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit keturunan ataupun menular lainnya. 3.1.4 Data psikologis

Klien tampak menerima keadaan sakit sekarang dan berharap bisa cepat sembuh. 3.1.5 Data sosial Hubungan klien dengan keluarga baik,terlihat dari anak dan keluarganya yang lain selalu menunggu nya. 3.1.6 Data spiritual Klien beragama islam,klien dan keluarga selalu berdo'a supaya cepat senbuh.

3.1.8 Pemeriksaan fisik


keadaan umum :lemah kesadaran : compos mentis Tanda-tanda vital : TD : 150/90 mmHg P : 18x/Menit N : 81x/Menit S : 36,5'c

1.Kepala

inspeksi :simetris,distribusi rambut merata palpasi :tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan

2.Mata

inspeksi :simetris,tidak ada katarak,konjungtiva anemis,sclera an ikterik palpasi :tidak ada nyeri tekan

3.Hidung

inspeksi :simetris,tidak ada pengeluaran,tidak ada pernafasan cuping hidung palpasi :tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan

4.Telinga

inspeksi :simetris,tidak ada pengeluaran Palpasi :tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan

5.Mulut

inspeksi :simetris,mukosa bibir lembab,tidak ada sianosis Palpasi :tidak ada nyeri tekan

6.Leher

inspeksi :simetris,tidak ada pembesaran vena jugularis Palpasi :tidak ada nyeri tekan,tidak ada pembengkakan

7.Dada

inspeksi :simetris,pergerakan dinding dada baik palpasi :tidak ada nyeri tekan auskultasi :bunyi nafas vesikuler perkusi :bunyi rensonan

8.Abdomen

inspeksi :simetris,tidak ada bekas operasi auskultasi :bunyi bising usus (+) perkusi :bunyi timpani palpasi :tidak ada nyeri tekan

9.Ekstremitas

atas :pada ekstremitas atas,tangan bisa digerakkan dengan baik bawah :pada ekstremeritas bawah,kaki sebelah kiri(tibia-fibula) tidak bisa digerakkan/fraktur, kondisi sekitar fraktur oedema, adanya luka

10.Genetalia

inspeksi :simetris,terpasang kateter palpasi :tidak ada nyeri tekan

Anda mungkin juga menyukai