Anda di halaman 1dari 33

V-1

BAB V ANALISA PERHITUNGAN ALAT PENUKAR KALOR

Pada bab ini berisi tentang perhitungan-perhitungan untuk mengetahui performansi dari kerja alat penukar kalor. Pertama untuk mengetahui performansi alat penukar kalor tersebut dilakukan perhitungan dengan menggunakan data design kemudian dilakukan perhitungan dengan menggunakan data actual atau operasi. Setelah itu, dari hasil perhitungan yang didapat maka akan diketahui performansi alat penukar kalor apakah mengalami penurunan atau tidak dengan cara membandingkannya. Pada bab ini juga berisi tentang perhitungan factor pengotoran dan pengaruhnya terhadap performansi alat penukar kalor. Pada perhitungan ini akan digunakan satuan British.

5.1 Perhitungan Data Desain 5.1.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida Shell Laju perpindahan kalor adalah besarnya kalor yang harus diterima oleh fluida dingin dari fluida panas. Besarnya penerimaan atau pengambilan kalor dari fluida panas ke fluida dingin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : (Lit 2, hal 491)

V-2

Maka besarnya kalor yang dilepas oleh fluida panas adalah : . (Lit 2, hal 491)

Dengan menggunakan data : Tmasuk = 590 oF Tkeluar = 251,6 oF Dengan tekanan pada shell diketahui maka didapat pada table termodinamika temperature jenuh yaitu sebesar Tjenuh (kondensasi) = 332,9 oF. Tavg = 461,45 oF Cp (steam) = 0,518 Btu/lb oF Cp (liquid) = 1,025 Btu/lb oF Hfg (kalor laten kondensi) = 401,44 Btu/lb Oleh karena fluida dalam shell mengalami perubahan fasa yaitu dari uap ke cair dan sebelum ke cair mengalami kondensasi pada suhu T. Maka dapat ditentukan jumlah total kalor yang dilepas oleh fluida shell, sebesar : Qdilepas = Qtot = Qsensibel + Qlaten + Qsensibel Qsensibel yaitu pada perubahan tempratur dengan fasa masih sama

(steam), didapat sebesar :

V-3

Qsensibel = Cp(steam) T = 13671 lb/h x 0,518 Btu/lb oF x 257,1 oF = 1820673,704 Btu/hr Steam akan mengalami kondensasi, dimana steam akan memulai awal perubahan fasa yaitu pada uap jenuh. maka besar kalor laten yang didapat dengan temperature konstan T = 332,9 oF didapat : Qlaten = Dimana, hfg = 401,44 Btu/lb sehingga : Qlaten = 13671 lb/hr x 401,44 Btu/lb = 5488086,24 Btu/hr Setelah fluida mengalami kondensasi, maka akan terjadi perubahan suhu dengan fase tetap yaitu sebesar : Qsensibel = Cp(liquid) T hfg

= 13671 lb/hr x 1,025 Btu/lb oF x 81,3 oF = 1139238,608 Btu/hr Maka total kalor yang dilepas oleh fluida shell adalah : Qtot = 1820673,704 Btu/hr + 5488086,24 Btu/hr + 1139238,608 Btu/hr = 8447998,552 Btu/hr

V-4

5.1.2 Perpindahan Kalor Pada Fludia Tube Secara teoritis karena kalor yang dilepaskan fluida panas diserap seluruhnya oleh fluida dingin maka besar kalor yang diterima air pengisi boiler yang mengalami proses pemanasan adalah : . Cp(liquid) . T Dimana pada fluida tube tidak mengalami perubahan fase, maka untuk perpindahan kalornya adalah : Cp(liquid) pada T rata-rata = 1,0206 Btu/lb oF T = 82,8 oF Maka kalor yang diserap oleh fluida dalam tube adalah, Qt = 85752 lb/hr x 1,0206 Btu/lb oF x 82,8 oF = 7246531,07 Btu/hr 5.1.3 Beda Temperatur Rata-Rata Log / Log Mean Temperatur Difference (LMTD) Untuk alat penukar kalor bukan jenis pipa ganda perbedaan suhu dihitung dengan menggunakan faktor koreksi. Nilai dari faktor koreksi tergantung pada keefektivan panas (P) dan perbandingan kapasitas panas (R).
( ( ) ( ) )

= 93,97 oF

V-5

Faktor koreksi FT = 1 (lampiran) Maka selisih temperature rata-rata sebenarnya, Tm = LMTD x FT .. (Lit 3, hal 179) = 93,97 x 1 = 93,97 oF 5.1.4 Perhitungan Pada Sisi Tube Data tube yang digunakan : Diameter luar (OD) Diameter dalam (ID) Luas aliran dalam (at) Jumlah lintasan (n) Jarak antar tube ((pt) Panjang tube (L) Jumlah tube : 0,0625 ft : 0,0474 ft : 0,247 in2 : 2 : 0,0833 ft : 13,7466 ft : 270

5.1.4a Luas Laluan Aliran Tube (Lit 3, hal 211)

Dimana, Nt = jumlah tube = 270 at = luas aliran per tube = 0,247 in2 . (lampiran 2)

V-6

= jumlah pass = 2

Sehingga diperoleh,

5.1.4b Laju Aliran Massa . (Lit 3, hal 212)

Dimana, wt = laju aliran massa sebelah tube = 85752 lb/h at = luas aliran sebelah tube = 0,231 ft2 Sehingga didapat,

5.1.5 Perhitungan Pada Sisi Shell Shell adalah bagian tengah alat penukar kalor dan merupakan rumah untuk tube bundle (berkas tubeI, antara shell dan tube bundle terdapat fluida yang menerima atau melepas panas, sesuai dengan proses yang terjadi. Data shell yang digunakan : Diameter luar shell Diameter dalam shell : 1,9849 ft : 1,7716 ft

V-7

Panjang shell (L) Jumlah pass Jumlah lintasan buffle Jarak antara sekat (B) 5.1.5a Luas Laluan Aliran Shell

: 13,9598 ft : 2 : 8 : 1,6404 ft

. (Lit 3, hal 208) Dimana, ID = diameter sebelah dalam shell = 1,7716 ft C = daerah bebas antara tube dengan tube = 0,0182 ft B = jarak antara buffle = 1,6404 ft Pt = jarak pitch = 0,0833 ft Maka didapat,

5.1.5b Laju Aliran Massa .. (Lit 3, hal 208) Dimana,

V-8

= berat fluida yang mengalir sebelah shell = 13671 lb/h

as

= luas laluan pada shell = 0,634 ft2

Maka didapat,

5.1.6 Temperatur Kalori (Tc) dan (tc) Besarnya temperature kalori dari shell and tube dapat diperoleh sebagai berikut : Tc = T2 + Fc (T1 T2) untuk fluida shell, dan tc = t1 + Fc (t2 t1) untuk fluida tube Dimana, T1 = temperature fluida panas masuk shell = 590 oF T2 = temperature fluida panas keluar shell = 251,6 oF t1 = temperature fluida dingin masuk tube = 233,6 oF t2 = temperature fluida dingin keluar tube = 316,4 oF Fc = 0,36 (lampiran 4)

V-9

Sehingga didapat, Tc = 251,6 + 0,36 (590-251,6) = 251,6 + 121,8 = 373,4 oF tc = 233,6 + 0,36 (316,4-233,6) = 233,6 + 29,8 = 263,4oF 5.1.7 Bilangan Reynold 4.1.7a Bilangan Reynold Untuk Aliran Dalam Tube . (Lit 3, hal 213) Dimana, Gt = kecepatan aliran massa pada tube = 371220,779 lb/ft2h ID = diameter dalam tube = 0,0474 ft = viskositas = 0,53 lb/ft h Maka didapat, Ret = = 33199 5.1.7b Bilangan Reynold Untuk Aliran Dalam Shell (Lit 3, hal 208) Dimana,

V-10

= diameter ekivalen = 0,079 ft (lampiran 3)

Gs

= laju aliran massa = 21563,091 lb/hft2h

= viskositas = 0,037 lb/ft h

Maka didapat,

= 46040 5.1.8 Perhitungan Koefisien Perpindahan Kalor 5.1.8a Koefisien Perpindahan Kalor Sisi Tube Koefisien perpindahan kalor pada sisi tube dapat dicari dengan menggunakan persamaan :

( )

...

(Lit 3, hal 213)

Maka untuk mendapatkan nilai koefisien perpindahan kalor dalam tube

( )
Dimana, kc

...

(Lit 3, hal 213)

= konduktivitas termal = 0,396 Btu/h ft oF

V-11

Cpc

= panas spesifik = 1,015 Btu/lb oF

= viskositas air = 0,53 lb/ft h

ID

= diameter dalam tube = 0,0474 ft

jh

= 100 . (lampiran 1)

Sehingga didapat, ( ( ) )

Btu/h ft2 oF Maka besarnya koefisien koreksi dinding pipa : (Lit 3, hal 213)

Btu/h ft Dengan didapatnya besar viskositas fluida pada suhu dinding tube

= 1,023. Maka besar koefisien seluruh dinding luar tube

sebenarnya adalah :

V-12

hio = 701,985 x 1,023 = 718,13 Btu/h ft2 oF 5.1.8b Koefisien Perpindahan Kalor Luar Tube

( )
Dimana, kh

...

(Lit 3, hal 213)

= konduktivitas termal = 0,388 Btu/h ft oF

cph

= panas spesifik pada shell = 1,042 Btu/lboF

= viskositas = 0,037 lb/ft h

JH

= factor perpindahan panas = 160 . (lampiran 3)

= diameter ekivalen = 0,079 ft (lampiran 3)

Maka didapat,

)
( )

...

(Lit 3, hal 213)

Btu/h ft2 oF

V-13

Maka besarnya koefisien perpindahan panas shell setelah dikoreksi dengan besar viskositas s = 0,704 yaitu : ho = 364,621 x 0,704 = 256,693 Btu/h ft2 oF 5.1.8c Temperatur Dinding Tube ( Dimana, tc Th ho/s = 263,4 oF = 373,4 oF = koefisien perpindahan kalor shell = 364,621 Btu/h ft2 oF hio/t = koefisien perpindahan kalor tube = 701,985 Btu/h ft2 oF Sehingga didapat, ( ) ) . (Lit 3, hal 211)

Dari perhitungan temperature dinding didapat viskositas masingmasing fluida yaitu : a. viskositas air pengisi boiler, = 0,53 lb/ft h b. viskositas fluida, w = 0,45 lb/ft h

V-14

maka besarnya viskositas fluida pada suhu dinding tube : ( ( ) ) s = 0,704 . (Lit 3, hal 213)

1,023

5.1.8d Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan Bersih . (Lit 3, hal 213) Dimana, ho = koefisien perpindahan kalor sisi shell = 256,693 Btu/h ft2 0F hio = koefisien perpindahan kalor sisi tube = 718,13 Btu/h ft2 oF Sehingga didapat,

Btu/h ft2 oF 5.1.8e Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan Operasi . (Lit 3, hal 213) Dimana, Q = kalor yang diserap pada sisi tube = 7246531,07 Btu/hr

V-15

= luasan perpindahan keseluruhan tube

Sehingga didapat, A = .Nt.L.OD .. (Lit 3, hal 213)

= 3,14x270 x 13,7466 x 0,0625 = 728,397 ft2 t = 93,97 oF

Sehingga didapat,

Btu/h ft2 oF 5.1.9 Faktor Pengotoran Setelah pemakaian selama periode tertentu, permukaan

perpindahan kalor pada alat penukar kalor mungkin akan dilapisi oleh endapan yang biasa terdapat dalam sistem aliran, atau mungkin permukaan itu akan mengalami korosi akibat bereaksinya fluida dengan material yang digunakan dalam kontruksi alat penukar kalor. Endapan yang biasa terdapat dalam sistem aliran tersebut memberikan tahanan tambahan terhadap aliran kalor, dalam hal ini menyebabkan menurunnya kemampuan kerja alat, pengaruh dari endapan tersebut terhadap koefisien perpindahan kalor menyeluruh disebut faktor pengotoran (fouling factor). Faktor pengotoran didefinisikan sebagai berikut (Lit 3, hal 213) Dimana,

V-16

Uc

= koefisien perpindahan keseluruhan bersih = 189,1 Btu/h ft2 oF

UD

= koefisien perpindahan keseluruhan kotor = Btu/h ft2 oF

Sehingga didapat,

h ft2 oF/Btu 5.1.10 Efektivitas Alat Penukar Kalor Efektivitas alat penukar kalor dapat dicari dengan menggunakan persamaan : (Lit 2 , hal 503) Dimana, N = Dimana, A Ud = 728,397 ft2 = 105,869 Btu/h ft2 oF

Cmin = 87518,49 Btu/h oF Didapat,

V-17

= = 0,88

Dengan hasil perhitungan di atas, maka efektivitas Alat Penukar Kalor dapat dihitung.

5.2 Perhitungan Data Operasi 5.2.1 Perpindahan Kalor Pada Fluida Shell Beban kalor pada alat penukar kalor adalah besarnya kebutuhan kalori yang harus diberikan oleh fluida panas kepada fluida dingin sebagai pengisi air boiler. Besarnya perpindahan kalor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : (Lit 2, hal 491)

Dari perhitungan disain, maka untuk keadaan operasi juga dipergunakan analisa di atas. Dimana, Tin (shell) = 428 oF Tout (shell) = 230 oF

V-18

Dengan besar tekanan pada shell adalah 5,5 kg/cm2, maka dengan menggunakan table thermodinamika didapat temperature jenuhnya yaitu sebesar T = 310,49 oF. Dengan temperature rata-rata didapat : Cp (steam) = 0,526 Btu/lb oF Cp (liquid) = 1,02 Btu/lb oF hfg = 409,52 Btu/lb maka didapat, Qs = . Cp T

= 13671 lb/hr x 0,526 Btu/lb oF x 117,51 oF = 845008,06 Btu/hr QL = hfg

= 13671 lb/hr x 409,52 Btu/lb = 5598547,92 Btu/hr Qs = Cp T

= 13671 lb/hr x 1,02 Btu/lb oF x 80,49 = 1122386,36 Btu/hr Maka kalor total yang dilepas oleh fluida shell adalah : Qtot (dilepas) = 845008,06 Btu/hr + 5598547,92 Btu/hr + 1122386,36 Btu/hr = 7565942,34 Btu/hr

V-19

5.2.2 Perpindahan Kalor Pada Fludia Tube Karena kalor yang dilepaskan fluida panas diserap seluruhnya oleh fluida dingin maka besar kalor yang diterima air pengisi boiler yang mengalami proses pemanasan adalah : Dimana, lb/hr Btu/lb oF
o

Maka kalor yang diterima oleh fluida tube adalah sebesar : Qt = 85752 lb/hr x 1,02 Btu/lb oF x 79,2 oF = 6927385,56 Btu/hr Dari perhitungan didapat besar kalor yang dilepas oleh fluida shell dan yang diterima oleh fluida tube. Dari hasil perhitungan terdapat perbedaan besar kalor yang diserap dengan yang diterima yaitu sebesar heat loss = 638556,78 Btu/hr. ini diakibatkan karena kemungkinan adanya kalor yang lepas ke lingkungan akibat kerusakan isolasinya dan lain sebagainya. 5.2.3 Beda Temperatur Rata-Rata Log / Log Mean Temperatur Difference (LMTD)
(
( (

) (
) )

(Lit 3, hal 178)

Dimana,

V-20

= = 95,397 oF
Faktor Koreksi, F = 1 . (Lit 2,hal 492) Maka selisih temperature rata-rata yang sebenarnya, Tm = LMTD x FT . (Lit 3, hal 179) = 95,397 x 1 = 95,397 oF 5.2.4 Perhitungan Pada Sisi Tube Data tube yang digunakan : Diameter luar (OD) Diameter dalam (ID) Luas aliran dalam (at) Jumlah lintasan (n) Jarak antar tube ((pt) Panjang tube (L) Jumlah tube : 0,0625 ft : 0,0474 ft : 0,247 in2 : 2 : 0,0833 ft : 13,7466 ft : 270

5.2.4a Luas Laluan Aliran Tube (Lit 3, hal 211)

Dimana,

V-21

Nt = jumlah tube = 270 at = luas aliran per tube = 0,247 in2 . (Lampiran 2) n = jumlah pass = 2 Sehingga diperoleh,

5.2.4b Laju Aliran Massa . Dimana, wt = laju aliran massa sebelah tube = 85752 lb/h at = luas aliran sebelah tube = 0,231 ft2 Sehingga didapat, (Lit 3, hal 212)

5.2.5 Perhitungan Pada Sisi Shell Data shell yang digunakan : Diameter luar tube Diameter dalam tube : 0,0651 ft : 0,0474 ft

V-22

Diameter luar shell Diameter dalam shell Panjang shell (L) Jumlah pass Jumlah lintasan buffle Jarak antara sekat (B) 5.2.5a Luas Laluan Aliran Shell

: 2,2572 ft : 1,7978 ft : 13,9598 ft : 2 : 8 : 1,6404 ft

. (Lit 3, hal 208) Dimana, ID = diameter sebelah dalam shell = 1,7716 ft C = daerah bebas antara tube dengan tube = 0,0182 ft B = jarak antara buffle = 1,6404 ft Pt = jarak pitch = 0,0833 ft Maka didapat,

V-23

5.2.5b Laju Aliran Massa .. (Lit 3, hal 208) Dimana, w = jumlah fluida yang mengalir sebelah shell = 13671 lb/h as = luas laluan pada shell = 0,634 ft2 Maka didapat,

5.2.6 Temperatur Kalori (Tc) dan (tc) Besarnya temperature kalorik dari shell and tube dapat diperoleh sebagai berikut : Tc = T2 + Fc (T1 T2) untuk fluida shell, dan tc = t1 + Fc (t2 t1) untuk fluida tube Dimana, T1 = temperature fluida panas masuk shell = 428 oF T2 = temperature fluida panas keluar shell = 230 oF t1 = temperature fluida dingin masuk tube = 215,6 oF

V-24

t2

= temperature fluida dingin keluar tube = 294,8 oF

Fc

= 0,32 .. (lampiran 4)

Sehingga didapat, Tc = 230 + 0,32 (428-230) = 230 + 63,36 = 293,36 oF tc = 215,6 + 0,32 (294,8-215,6) = 215,6 + 25,34 = 240,94oF 5.2.7 Bilangan Reynold 5.2.7a Bilangan Reynold Untuk Aliran Dalam Tube . (Lit 3, hal 213) Dimana, Gt = kecepatan aliran massa pada tube = 371220,779 lb/ft2h ID = diameter dalam tube = 0,0474 ft = viskositas = 0,58 lb/ft h

V-25

Maka didapat, Ret = = 30337,698 5.2.7b Bilangan Reynold Untuk Aliran Dalam Shell (Lit 3, hal 208) Dimana, De = diameter ekivalen = 0,079 ft (lampiran 3) Gs = laju aliran massa = 21563,091 lb/hft2h = viskositas = 0,039 lb/ft h Maka didapat,

= 43679 5.2.8 Perhitungan Koefisien Perpindahan Kalor 5.2.8a Koefisien Perpindahan Kalor Tube

( )
Dimana, kc

...

(Lit 3, hal 213)

= konduktivitas termal = 0,396 Btu/h ft oF

V-26

Cpc

= panas spesifik = 1,01 Btu/lb oF

= viskositas air = 0,58 lb/ft h (lampiran)

= diameter dalam tube = 0,0474 ft

jH

= 90 .. (lampiran 1)

Sehingga didapat, ( ( ) )

Btu/h ft2 oF Maka besarnya koefisien koreksi dinding pipa : (Lit 3, hal 213)

= 650,072 Btu/h ft2 oF

V-27

Dengan didapatnya besar viskositas fluida pada suhu dinding tube

= 1,015, maka besar koefisien seluruh dinding luar tube sebenarnya adalah : hio = 650,072 x 1,015 = 659,823 Btu/h ft2 oF 5.2.8b Koefisien Perpindahan Kalor Luar Tube

( )
Dimana, De kh

...

(Lit 3, hal 213)

= 0,079 ft (lampiran 3) = konduktivitas termal = 0,395 Btu/h ft oF (lampiran)

Cph

= panas spesifik = 1,023 Btu/lboF (lampiran)

= viskositas = 0,039 lb/ft h (lampiran)

JH

= factor perpindahan panas = 150 (lampiran 3)

Maka didapat,

(
(

)
)

..

(Lit 3, hal 213)

V-28

Maka besarnya koefisien perpindahan panas Luar Tube setelah dikoreksi dengan besar viskositas s = 0,695 yaitu : ho = 348 x 0,695 = 241,86 Btu/h ft2 oF 5.2.8c Temperatur Dinding Tube ( Dimana, tc = 240,94 oF Tc = 293,36 oF ho/s = koefisien perpindahan kalor Luar Tube = 348 Btu/h ft2 oF hio/t = koefisien perpindahan kalor tube = 650,072 Btu/h ft2 oF Sehingga didapat, ( ) ) . (Lit 3, hal 211)

Dari perhitungan temperature dinding didapat viskositas masingmasing fluida yaitu :

V-29

a. viskositas air pengisi boiler, = 0,58 lb/ft h b. viskositas fluida, w = 0,52 lb/ft h maka besarnya viskositas fluida pada suhu dinding tube : ( ( 1,015 ) ) , 0,695 . (Lit 3, hal 213)

5.2.8d Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan Bersih . (Lit 3, hal 213) Dimana, ho = koefisien perpindahan kalor Luar Tube = 241,86 Btu/h ft2 0F hio = koefisien perpindahan kalor sisi tube = 659,823 Btu/h ft2 oF Sehingga didapat,

Btu/h ft2 oF 5.2.8e Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan Operasi . (Lit 3, hal 213) Dimana,

V-30

= kalor yang diserap pada sisi tube = 6927385,56 Btu/hr

= luasan perpindahan keseluruhan tube

Sehingga didapat, A = .Nt. L.OD .. (Lit 3, hal 213)

= 3,14x270 x 13,7466 x 0,0625 = 728,397 ft2 t = 95,397 oF

Sehingga didapat,

Btu/h ft2 oF 5.2.9 Faktor Pengotoran (Lit 3, hal 213) Dimana, Uc = koefisien perpindahan keseluruhan bersih = 176,985 Btu/h ft2 oF UD = koefisien perpindahan keseluruhan operasi = 99,693 Btu/h ft2 oF Sehingga didapat,

h ft2 oF/Btu

V-31

5.2.10 Efektivitas Alat Penukar Kalor Efektivitas alat penukar kalor dapat dicari dengan menggunakan persamaan : (Lit 2 , hal 503) Dimana, N = Dimana, A U = 728,397 ft2 = 99,693Btu/h ft2 oF

Cmin = 87467,04 Btu/h oF Didapat, N = = 0,83 Dengan hasil perhitungan di atas, maka efektivitas Alat Penukar Kalor dapat dihitung.

V-32

Tabel 5.1. Perbandingan Hasil Perhitungan Parameter 1. Kalor diberikan shell (Qh) (Btu/hr) 2. Kalor diserap tube (Qc) (Btu/hr) 3. LMTD ( 0 F ) Perpindahan bersih Desain 8447998,552 7246531,07 93,97 Kalor 189,1 (U c ) Operasi 7565942,34 6927385,56 95,39 176,985

4. Koefisien Keseluruhan (Btu/h.ft2.0F) 5. Koefisien

Perpindahan

Kalor 105,869

99,693

Keseluruhan operasi (U d ) 6. Faktor Pengotoran (R d ). 7. Jumlah Tube 8. Efektivitas Heat Exchanger. 0,00415 270 58,52 % 0,00438 270 56,39 %

5.3 Analisa Pada prinsip kesetimbangan energi secara teori bahwa kalor yang dilepas fluida panas harus sama dengan kalor yang diterima fluida dingin, tetapi pada kenyataanya kalor yang dilepas oleh fluida panas tidak akan sama dengan yang diserap fluida dingin. Hal ini dapat di akibatkan oleh hilangnya kalor atau terjadi rugi- rugi kalor dari sisi shell. Dari perhitungan didapat keefektifitasan alat menurun, ini dapat diakibatkan dari pengaruh endapan-endapan yang terbawa oleh fluida dan

V-33

kemudian membentuk suatu lapisan pada permukaan pipa atau yang sering dinamakan dengan kerak, sehingga koefisien perpindahan kalor melalui tube menurun sehingga jumlah panas yang dipindahkan menjadi menurun. Pemeliharaan alat yang kurang diperhatikan juga memberikan andil pada penurunan efektifitas, dan juga factor usia. Karena sifat- sifat fisik fluida sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya temperatur, maka secara tidak langsung dapat dikatakan harga koefisien perpindahan kalor masing- masing sisi akan sangat dipengaruhi oleh temperatur fluidanya itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai