8.1. PENDAHULUAN
Menurut Albright Petarencana sains dan teknologi (science and technology roadmaps) merupakan petarencana yang menjembatani technology foresight dan perencanaan teknologi (technology planning) dengan menghubungkan aplikasinya, potensi kemajuannya dan rencana investasinya untuk merealisasikan kemajuan-kemajuan tersebut. Berbeda dengan Albright, USDOE (2000) lebih menekankan petarencana sains dan teknologi sebagai petarencana yang berfokus pada kebutuhan pengetahuan dan teknologi dari suatu program atau proyek dan menjelaskan bagaimana berbagai teknologi yang berbeda harus dikembangkan untuk mendukung kebutuhan tersebut. Sebagai contoh, dalam kerangka Program Manajemen Lingkungan (Environmental Management/EM Program) USDOE, seluruh petarencana sains dan teknologi yang dikembangkan bersifat/disebutnya needs driven atau mission pull. Petarencana sains dan teknologi adakalanya disebut pula critical/emerging technology roadmap manakala digunakan untuk merencanakan kapabilitas inti bagi suatu bidang teknologi dengan penerapan yang luas. Pemetarencanaan untuk kelompok inilah yang juga dewasa ini didorong dan didukung oleh pemerintah di beberapa negara maju, seperti Industry Canada di Kanada. Pemetarencanaan sains dan teknologi umumnya dilaksanakan oleh industri dan pemerintah (lebih merupakan upaya pemetarencanaan kolaboratif). Bagian ini akan membahas bagaimana proses pemetarencanaan sains dan teknologi generik dilakukan.
1
81
EISDISR (2001) mengungkapkan proses umum dalam menghasilkan pemetarencanaan, yang terdiri atas: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Identifikasi kebutuhan dan manfaat. Hal ini untuk menjawab apakah petarencana teknologi (technology roadmap) diperlukan. Jika ya, apa manfaatnya; Identifikasi industry champions dan industry leaders. Ini untuk menjawab siapa, tokoh dari kalangan industri, yang akan memimpin proses; Identifikasi kebutuhan sumber daya dan sumbernya. Hal ini dalam rangka menentukan siapa yang akan menyediakan sumber daya untuk melaksanakan proses; Menentukan proses. Menyusun proses yang akan dipakai untuk mengembangkan roadmap; Mengembangkan roadmap: Pelaksanaan roadmapping. Ini bisa melalui pendekatan pakar (expert-based approach) ataupun semiloka (workshop-based approach); Implementasi: Bagaimana roadmap yang dihasilkan akan ditindaklanjuti.
Beberapa penjelasan detail dari tahapan di atas serupa dengan apa yang akan dibahas berikut. B. USDOE (Amerika Serikat)
Departemen Energi Amerika Serikat (lihat USDOE, 2000) menyusun 4 (empat) tahapan pemetarencanaan (Gambar 8.1), yaitu:
82
1. 2.
Prakarsa Petarencana (Roadmap Initiation). Ini mencakup penyusunan acuan prakarsa, perancangan proses yang akan dilaksanakan dan persiapan pelaksanaan. Pengkajian Kebutuhan Teknis (Technical Needs Assessment). Pada tahap ini, kajian yang dinilai penting untuk mengelaborasi persoalan utama dalam konteks tema pemetarencanaan dilaksanakan, untuk selanjutnya dijabarkan kepada kebutuhankebutuhan. Selain itu, dilakukan pula analisis kesenjangan antara kondisi yang diproyeksikan di masa depan dan kondisi saat kini (terutama menyangkut teknologi/ kapabilitas). Pengembangan Respon Teknis (Technical Response Development). Tahap ini peserta menggali alternatif solusi dan lintasan teknologi, penentuan prioritas hingga rekomendasi dan aktivitas litbang yang diperlukan. Implementasi Petarencana (Roadmap Implementation). Tahap ini mencakup peninjauan dan validasi hasil pemetarencanaan, penjabaran kepada rencana tindakan hingga pemantauan kemajuan.
3.
4.
Secara teknis, tahapan tersebut biasanya dilaksanakan dalam beragam bentuk aktivitas, termasuk serangkaian workshop. Bagaimana hal tersebut dilaksanakan biasanya perlu disesuaikan dengan setiap prakarsa pemetarencanaan masing-masing. Gambar 8.2 merupakan suatu contoh yang mengilustrasikan bagaimana suatu pemetarencanaan dilaksanakan melalui beragam rangkaian aktivitas. Untuk membantu proses pelaksanaan, suatu checklist aktivitas seperti disusun oleh USDOE dan ditunjukkan pada Tabel 8.1 dapat dikembangkan. Untuk penjelasan lebih detail tentang proses pemetarencanaan ini lihat dokumen Applying Science and Technology Roadmapping in Environmental Management (USDOE, 2000).
83
Aktivitas
Produk
Tahap I - Prakarsa Petarencana
Mengidentifikasi sponsorship dan kepemimpinan Memvalidasi kebutuhan pemetarencanaan Menentukan ruang lingkup dan batasan
Rancangan Laporan
84
Penentuan Petarencana
Merancang Lingkup Petarencana Menjabarkan Struktur dan Pendekatan Pemetarencanaan Mengidentifikasi Tim Inti
Petarencana Akhir
Finalisasi Dokumen Persetujuan Manajemen Mengembangkan Rencana Implementasi Pemutakhiran Database Baseline dan Perencanaan Pemantauan (Monitoring) Implementasi
85
Tabel 8.1 Checklist Umum Pemetarencanaan. Tahap I: Prakarsa Petarencana Tahap III: Pengembangan Respon Teknis
Arah proyek petarencana teridentifikasi Misi dan kesepakatan disetujui Struktur dan peran organisasi serta tanggung
jawab tersusun
Strategi komunikasi tersusun Jadwal awal tersusun Rencana proyek disetujui Anggaran tersedia Arah kelompok kerja tersedia dan tim inti terbentuk Peninjauan desain proses selesai Pertemuan pertama/awal tim inti terlaksana Jadwal selesai Peserta pemetarencanaan tersusun Tempat pertemuan pemetarencanaan tersedia dan logistik terpetakan
Sesi orientasi selesai Lembar alir sistem dan deskripsi fungsi selesai Risiko/peluang teridentifikasi dan
didokumentasikan
Teknologi yang relevan teridentifikasi Sesi kelompok kerja dan logistik terbahas/
teratasi
Laporan/temuan/keputusan dipublikasikan
dan disebarluaskan
86
C.
Beberapa sumber lain seperti Garcia dan Bray (1998), Industry Canada, dan Sandia National Laboratories mengidentifikasi tiga tahapan umum tahapan proses pemetarencanaan teknologi, yaitu (lihat Gambar 8.3): 1. 2. 3. Aktivitas Awal (Tahap Inisiasi); Pengembangan Petarencana (Tahap Penyusunan Petarencana); dan Aktivitas Tindak Lanjut (Tahap Implementasi dan Evaluasi).
TAHAP INISIASI
TAHAP PENGEMBANGAN PETARENCANA Model Fungsional & Kerangka Pengkajian Identifikasi, Hasil Sebelumnya & Benchmark Kebutuhan Produk (Produk Pasar) Identifikasi Domain & Kebutuhan Pasar Masa Datang
Umpan Balik
Review Eksternal
Gambar 8.3 Kerangka Umum Proses Pemetarencanaan Sains dan Teknologi untuk Bidang (Industri) Tertentu.
87
Esensi tahapan ini sebenarnya serupa dengan yang disampaikan oleh USDOE, hanya saja pembagian tahapan dan pendetailan-nya yang disusun berbeda menurut versi masing2 masing. Berikut adalah penjelasan bagaimana setiap tahapan tersebut dilaksanakan. 1. Aktivitas Awal (Preliminary Activities) / Tahap Inisiasi Aktivitas awal atau tahapan inisiasi ini terutama meliputi: a. Penentuan bidang yang akan disusun petarencananya Proses ini dapat dilakukan oleh tim pakar tertentu yang melakukan suatu studi awal tentang bidang industri/teknologi tertentu yang menyajikan informasi dasar (baseline information) dan/atau kajian pendukung (background research) yang melatarbelakangi urgensi dilakukannya pemetarencanaan. Suatu alternatif lain adalah penentuan bidang oleh para pimpinan di kalangan pengambil kebijakan. Industry Canada misalnya membuka kesempatan kepada industri untuk mengajukan proposal prakarsa pemetarencanaan yang (sebagian) didukung pendanaannya oleh pemerintah. Dalam Program RUSNAS KRT, bidang pemetarencanaan ditentukan secara top-down, di mana peserta program (pengelola program) diwajibkan menyusun petarencana teknologi sesuai dengan bidang yang ditangani sebagai salah satu persyaratan dalam program. b. Identifikasi stakeholder petarencana kunci dan pengelolaan pengembangan
Suatu bidang teknologi biasanya menyangkut lebih dari satu industri dan lembaga pemerintah. Lembaga yang berkepentingan dapat turut berkontribusi (dana dan/ atau sumber daya lainnya) terhadap pemetarencanaan, dan demikian sebaliknya mereka juga dapat memperoleh manfaat dari proses pemetarencanaan tersebut. Karena itu, diskusi dengan lembaga pemerintah terkait, swasta, perguruan tinggi, lembaga litbang, dan asosiasi (profesi dan bisnis), serta pakar tertentu dinilai penting untuk dilakukan. Tujuan utama tahapan ini adalah menggali minat dan komitmen, terutama dari pihak swasta, terhadap rencana proses pemetarencanaan. Proses pencapaian pemahaman bersama dari para calon peserta akan urgensi pemetarencanaan yang digagas mungkin memerlukan upaya tertentu dari pihak pemrakarsa. Jumlah peserta disarankan untuk dibatasi kepada mereka yang benar-benar memiliki komitmen untuk mencurahkan waktu dan upaya dalam pemetarencanaan. 3 Kapasitas personil yang terlibat atau ditugaskan oleh organisasinya dalam
Detail tahapan ini dirangkum terutama dari dokumen panduan yang dikeluarkan oleh Sandia Lab. (SNL, 2003) dan Industry Canada (2002). Terutama misalnya kemampuan dan/atau kepengaruhannya dalam organisasi yang diwakilinya.
88
pemetarencanaan merupakan salah satu indikasi kesungguhan organisasi yang bersangkutan dalam pemetarencanaan. Diskusi tentang sebagian besar isu yang disampaikan pada bagian tentang isu-isu penting akan efektif jika jumlah peserta dengan minat dan komitmennya dinilai pantas untuk melanjutkan proses pemetarencanaan. Jika pemrakarsa adalah pemerintah, sebaiknya proses ini juga dimanfaatkan untuk membantu mengidentifikasi kepemimpinan (leadership) yang diperlukan untuk proses pemetarencanaan. Keberhasilan pemetarencanaan akan sangat ditentukan oleh kepemimpinan dan komitmen peserta untuk menggunakan hasil pemetarencanaan. Kepemimpinan dan komitmen peserta yang tinggi juga memudahkan pencapaian konsensus tentang kerangka pengelolaan pemetarencanaan. Format pengorganisasi/kelembagaan, termasuk adanya panitia pengarah (steering committee) dan/atau gugus tugas tertentu bila dipandang perlu, didiskusikan dan disepakati. Pihak pemrakarsa pemerintah seyogyanya membantu memfasilitasi proses ini setidaknya sampai terbentuknya skema pengorganisasian (termasuk pembagian tugas) yang disepakati bersama. c. Identifikasi kebutuhan dan manfaat. Penajaman berbagai aspek penting perlu terus dilakukan, termasuk ruang lingkup dan batasan pemetarencanaan. Proses dialog yang efektif perlu dikembangkan untuk membantu menghasilkan kejelasan tujuan, urgensi dan penentuan prioritasnya serta meningkatkan keyakinan peserta akan kemanfaatan yang diperoleh dari pemetarencanaan. d. Identifikasi kebutuhan sumber daya dan sumbernya. Sumber daya (termasuk SDM dengan keahlian tertentu, dana, waktu dan lainnya) beserta sumbernya diidentifikasi dan disepakati dalam kerangka platform konsensus yang digunakan. Seperti telah disinggung, mungkin beberapa dokumen legal perjanjian kesepakatan tertentu diperlukan untuk mendukung hal ini. e. Penentuan proses dan metode pemetarencanaan (roadmapping) yang akan ditempuh. Bagaimana proses dan metode pemetarencanaan selanjutnya perlu diidentifikasi, dijabarkan dan disusun serta dituangkan dalam kerangka penjadwalan yang tegas untuk disepakati bersama. Beberapa dokumen proposal tertentu mungkin diperlukan untuk disepakati oleh pihak tertentu sesuai dengan format kelembagaan/pengorganisasian yang
89
dibentuk, dan/atau untuk diajukan kepada pihak tertentu (pemerintah dan/atau donor/sponsor tertentu). Dalam tahapan inilah sebagian besar beberapa hal seperti diuraikan pada bagian tentang isu-isu penting (seperti isu kepemilikan dan lainnya) didiskusikan dan disepakati bersama. Jika tingginya minat dan komitmen peserta untuk terlibat dalam kelompok yang mencakup beragam pihak dinilai pantas, maka proses pemetarencanaan dapat dilanjutkan.
2.
Pengembangan Petarencana (Development of Roadmap) / Tahap Penyusunan Petarencana Proses penyusunan petarencana sebaiknya dipimpin oleh pelaku swasta dan/atau bersama pihak perguruan tinggi/litbang. Sedangkan pemerintah memberikan dukungan selama proses berlangsung. Bila dinilai perlu, proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitator khusus dari konsultan/pakar tertentu. Mengingat proses pelaksanaan pemetarencanaan, terutama melalui workshop, memerlukan keahlian dan keterampilan khusus yang biasanya tidak dimiliki oleh peserta, maka dalam banyak praktik, peran fasilitator dalam proses pemetarencanaan biasanya memang akan sangat membantu. Pengembangan petarencana mencakup pekerjaan/aktivitas berpikir tentang enabling technology ataupun teknologi yang dibutuhkan untuk mewujudkan visi. Para peserta perlu mempertimbangkan atribut-atribut penting apa saja yang harus dimiliki oleh suatu sistem teknologi agar memungkinkan industri mampu mengatasi peluang-peluang pasar masa depan. Peserta juga mempertimbangkan kelompok atau kategori utama teknologi beserta faktor-faktor yang mendorong pengembangan beragam kategori tersebut. Selanjutnya para peserta mengkaji alternatif-alternatif teknologi dan kerangka waktu (jadwal) pengembangannya. Akhirnya, para peserta menyusun rekomendasi atas aktivitas litbang mana yang akan mendukung dan dinilai prioritas bagi kemanfaatan alternatif (-alternatif) teknologi tersebut. Pengembangan petarencana pada dasarnya mencakup kegiatan utama berikut: a. Menyusun pernyataan tujuan dan sasaran pemetarencanaan Panitia pengarah dan/atau para peserta menjabarkan visi bersama kepada tujuan dan sasaran pelaksanaan pemetarencanaan. Pernyataan tujuan berfokus pada hasil-hasil yang diharapkan, yang menentukan teknologi dan produk yang harus dikembangkan untuk mencapai visi tersebut. Sedangkan pernyataan sasaran menjabarkan sasaran spesifik dan terukur.
90
b.
Mendefinisikan domain industri dan kebutuhan pengguna/konsumennya dalam kerangka waktu tertentu Berangkat dari kondisi industri saat ini, para peserta menentukan arah industri yang dituju di masa datang beserta karakteristik pentingnya, terutama perkiraan pengguna/konsumen dan kecenderungan kebutuhannya. Para peserta perlu didorong untuk lebih visioner. Keahlian dalam bidang riset pasar dan kombinasi intuisi bisnis akan sangat membantu dalam tahap ini. Karena tahap ini biasanya merupakan titik awal (starting point) bagi langkah-langkah berikutnya, maka betapa pentingnya pada tahap ini para peserta mencurahkan pikirannya untuk menggali berbagai peluang pasar masa depan tersebut.
c.
Mengidentifikasi produk yang akan menjadi fokus petarencana Hasil penggalian domain industri masa depan yang menjadi tujuan, digunakan untuk mengidentifikasi faktor pendorong bisnis atau pasar yang utama dan produk yang diperkirakan dikehendaki oleh pasar/konsumen sasaran. Diskusi yang intensif dan ekstensif beserta perbedaan pandangan/pendapat mungkin akan terjadi pada tahapan ini. Jika peserta merasakan ketidakpastian yang tinggi tentang hal ini, pola skenario mungkin dapat menjadi salah satu alternatif yang membantu pemecahan. Peserta menggali beberapa skenario. Selanjutnya jika beberapa skenario memiliki kesamaan/keserupaan kebutuhan, mungkin kebutuhan ini merupakan bagian sangat penting yang perlu diperhatikan. Peserta pemetarencanaan perlu berfokus pada beberapa teknologi dan komponennya, tergantung pada kompleksitas produk yang akan dikembangkan. Sangat dianjurkan untuk sedapat mungkin menghindari terlampau banyaknya alternatif teknologi (dan komponennya) untuk ditelaah lebih jauh. Jika diperlukan sebaiknya tugaskan gugus tugas (kelompok kerja) tertentu untuk menindaklanjuti telaahan lebih jauh tentang beberapa alternatif skenario tersebut.
d.
sistem
(system
Setelah peserta memutuskan tentang produk dan/atau teknologi apa yang perlu dipetarencanakan, mereka mengidentifikasi fitur (kualitas/atribut) penting yang harus dimiliki oleh produk dan/atau teknologi tersebut untuk sistem di masa datang. Untuk menghasilkan produk yang diperkirakan akan dikembangkan, maka karakteristik/atribut atau fitur produk perlu dijabarkan lebih lanjut. Sebagai contoh ilustrasi, jika konsumen diperkirakan menghendaki peningkatan faktor keamanan atas benturan saat terjadi tabrakan mobilnya, salah satu alternatif fiturnya mungkin adalah adanya safety bag yang keluar dari kemudi secara otomatis (dalam tempo yang sangat cepat) jika hentakan/benturan terjadi tiba-tiba. Demikian halnya
91
misalnya dengan atribut penting lain dari sistem masa depan seperti menyangkut efektivitas biaya, efisiensi, keandalan, dan lainnya. Ini merupakan proses yang biasanya disebut quality function deployment (QFD). Selain itu, peserta juga mengidentifikasi keputusan waktu (timing) tentang kapan produk tersebut harus tersedia di pasar sasaran. e. Menentukan bidang teknologi yang utama Berdasarkan identifikasi produk dan atribut pentingnya, peserta mengidentifikasi bidang utama teknologi yang perlu digali untuk mewujudkan atribut-atribut penting tersebut. Hal ini tentunya bervariasi, bergantung pada jenis industri maupun teknologi yang ditelaah. Seperti halnya dengan identifikasi produk, peserta juga perlu mengidentifikasi keputusan waktu (timing) tentang kapan teknologi tersebut harus siap agar produk yang direncanakan dapat dibuat dan disampaikan ke pasar sasaran secara tepat. Walaupun berbeda dari kasus industri yang satu dengan lainnya, keputusan waktu sangat penting. Ini terutama mengingat faktor time-to-market cenderung makin menjadi faktor penentu keberhasilan bisnis, khususnya bagi industri yang perubahannya sangat cepat, dinamis dan makin terfragmentasi. f. Menentukan pendorong teknologi dan targetnya Peserta perlu mempertimbangkan faktor-faktor terpenting apa yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan teknologi yang akan diaplikasikan di masa datang. Inilah pendorong teknologi (technology drivers), yang akan menjadi pendorong pengambilan keputusan kepada teknologi yang harus dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Sebagai ilustrasi misalnya pendorongnya adalah ketersediaan dan biaya bahan baku untuk suatu proses manufaktur, atau dampak lingkungan dari suatu produk. Para peserta menetapkan sasaran spesifik bagi setiap faktor pendorong, yang mengacu kepada atribut-atribut penting produk atau teknologi yang perlu/akan dikembangkan untuk memenuhi sistem yang diharapkan. g. Mengidentifikasi alternatif-alternatif dan jadwalnya Setiap alternatif teknologi perlu dikaji potensinya dalam rangka memenuhi sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Mungkin saja suatu teknologi dapat berdampak pada pencapaian beberapa sasaran. Sasaran tertentu yang sangat penting dan sulit mungkin juga memerlukan suatu terobosan teknologi (pada beberapa teknologi) untuk mencapainya. Peserta perlu mengidentifikasi setiap alternatif dan memperkirakan jadwal waktu penyiapan teknologi dalam rangka memenuhi sasaran-sasaran faktor pendorongnya. 92
PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
h.
Merekomendasikan alternatif teknologi yang perlu diikuti Peserta selanjutnya memilih alternatif teknologi terbaik yang akan ditindaklanjuti berdasarkan pertimbangan-pertimbangan penting tertentu seperti misalnya kinerja, pembiayaan, jadwal waktu, risiko dan lainnya. Adakalanya suatu faktor pertimbangan bersifat mutlak harus dipenuhi, tetapi dalam kasus lain peserta dapat melakukan kompromi perimbangan antara faktor sehingga dapat memberikan pembobotan dan trade-offs dalam memilih alternatif tersebut. Seperti telah disinggung sebelumnya, ada kecenderungan umum tentang makin pentingnya persaingan waktu dalam pengembangan teknologi. Time-to-market merupakan salah satu faktor yang makin menentukan keberhasilan bisnis. Peserta harus memberikan penilaian/pertimbangan yang matang tentang ini. Pelibatan pakar khusus dan/atau pembiayaan ekstra mungkin diperlukan dan layak dilakukan jika ini dinilai sangat menentukan keberhasilan pemetarencanaan. Perspektif yang luas diperlukan dalam menilai alternatif-alternatif teknologi. Suatu terobosan teknologi mungkin tidak terlalu bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek (sehingga seringkali diabaikan), tetapi boleh jadi sangat kunci bagi pemenuhan perkembangan pasar di masa datang. Sebaliknya, perubahan inkremental mungkin dibutuhkan sekali dalam memenuhi sasaran-sasaran jangka pendek, namun memiliki keterbatasan bagi pasar masa datang.
i.
Menentukan aktivitas litbang dan aktivitas penting lain Pengembangan teknologi yang dianggap penting untuk dilakukan dijabarkan kepada aktivitas penelitian dan pengembangan yang dinilai kunci. Apa yang harus dilakukan, bagaimana caranya, siapa yang melaksanakan dan/atau terlibat, kapan, di mana dan beberapa isu penting lainnya perlu diidentifikasi dan disepakati. Selain itu, peserta juga perlu mengidentifikasi aktivitas-aktivitas penting lainnya dalam rangka mewujudkan pengembangan teknologi dan produk untuk memenuhi pasar masa datang yang telah diidentifikasi sebelumnya. Hal ini termasuk di antaranya menyangkut pengelolaan aktivitas, komunikasi, perjanjian kesepakatan tertentu, dan lainnya.
j.
Menentukan pengetahuan dan keterampilan serta sumber daya yang diperlukan Peserta perlu mengidentifikasi kapabilitas yang diperlukan untuk mengimplementasikan aktivitas-aktivitas yang disepakati dan bagaimana kapabilitas tersebut didayagunakan serta dikembangkan. Jika ada kebutuhan akan kapabilitas tertentu yang belum tersedia, bagaimana mengupayakannya, oleh siapa, dan sebagainya. Selain itu, para stakeholders, khususnya swasta/industri perlu mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan SDM organisasinya yang dibutuhkan untuk 93
melaksanakan adopsi dan aplikasi teknologi dalam mengembangkan produk untuk memenuhi pasar masa datang. Jika dibutuhkan pendidikan dan pelatihan tertentu, apa dan bagaimana pelaksanaannya. Pihak pemerintah berperan penting dalam hal ini terutama dalam mendorong langkah-langkah strategis peningkatan kualitas SDM, bersama institusi pendidikan dan/atau litbang serta pihak swasta/industri. Intervensi pemerintah melalui instrumen kebijakan yang tepat untuk mengembangkan SDM dengan kualifikasi yang diperlukan akan sangat kunci bagi keberhasilan inovasi teknologi. Peserta juga perlu mengidentifikasi sumber daya dan sumbernya yang diperlukan untuk mengimplementasikan agenda yang dihasilkan dari proses pemetarencanaan. k. Menyusun laporan/dokumen petarencana teknologi (technology roadmap) Pendokumentasian hasil dan/atau kemajuan penting yang dicapai dalam proses pemetarencanaan sangat penting bagi semua pihak yang terlibat. Ini sebaiknya dilakukan dalam bentuk kombinasi dokumen periodik dan dokumen laporan aktivitas tertentu (misalnya pertemuan atau workshop). Setiap gugus tugas atau kelompok kerja (jika dibentuk) sebaiknya menyusun pula dokumen masing-masing sesuai dengan fokus bidang yang menjadi tanggung jawabnya. Sebaiknya ditentukan sekretariat untuk mengintegrasikan keseluruhan dokumen dan mengkomunikasikan kepada para stakeholders. Sekretariat juga berperan dalam menjalankan sistem pengelolaan pengetahuan (knowledge management system) terkait dengan pemetarencanaan yang bersangkutan. Setiap pemetarencanaan memerlukan dan menghasilkan dokumen yang mungkin berbeda. Berikut adalah kerangka umum (outline) dokumen petarencana teknologi yang dapat disesuaikan dengan proses pemetarencanaan yang hendak dilaksanakan. Berikut adalah suatu contoh (outline) dokumen petarencana teknologi. Kerangka Umum (Outline) Dokumen Petarencana Teknologi: 1. Pendahuluan 2. 94 Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Pemetarencanaan Ruang Lingkup Industri Saat Kini: produk, kelompok pasar, konsumen, pelaku (pemasok, pesaing, dan lainnya), dan gambaran proses nilai tambah Kecenderungan dan Faktor Pendorong Bisnis yang Utama
PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): KONSEP, METODE DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
Proyeksi Pasar
3. 4. 5.
Proyeksi dan Peluang Pasar Tantangan (dan Hambatan) Produk-Pasar Sasaran Persyaratan/Kebutuhan Fungsional dan Kinerja (Fitur) Produk Persyaratan/Kebutuhan Fungsional dan Kinerja (Fitur) Teknologi Kapabilitas Teknologi Saat Kini Kesenjangan dan Hambatan Strategi dan Sasaran Pengembangan Evaluasi dan Penentuan Prioritas Teknologi Rekomendasi Teknologi Tahapan Keputusan dan Penjadwalan Ringkasan Penganggaran/Pembiayaan dan Pengelolaan Sumber Daya Lain Rekomendasi Rencana Aksi Proses Pemetarencanaan Peserta Bahan/Materi Terkait
Kesimpulan
Lampiran
3.
Aktivitas Tindak Lanjut (Follow-up Activities) / Tahap Implementasi dan Evaluasi Aktivitas tindak lanjut merupakan tahapan implementasi dan evaluasi, yang terdiri atas kegiatan: a. Mengkritisi dan memvalidasi petarencana yang dihasilkan Untuk menjamin/meningkatkan keberterimaan hasil proses pemetarencanaan oleh stakeholders, rancangan hasil pemetarencanaan yang biasanya disiapkan oleh tim kecil disampaikan kepada seluruh stakeholders kunci untuk mendapatkan kritik, validasi, dan masukan. Sebaiknya rancangan dokumen didistribusikan kepada
95
para peserta dan diberikan waktu yang memadai untuk memberikan tanggapan. Penyelenggaraan workshop mungkin akan membantu mendiskusikan dan mengintegrasikan, serta menyepakati penyempurnaan dokumen. b. Mengembangkan rencana implementasi Untuk memelihara momentum kolaborasi dan menghindari kekosongan waktu dalam proses, peserta sebaiknya menyusun rencana implementasi masing-masing organisasinya untuk menindaklanjuti hasil pemetarencanaan. Rencana ini mencakup antara lain keputusan investasi dan penentuan cara serta jadwal pelaksanaannya. c. Melakukan tinjauan (review) dan melakukan pemutakhiran Kebutuhan maupun teknologi akan terus berkembang. Demikian halnya faktor lingkungan bisnis dan lainnya. Oleh karena itu, rencana aksi/implementasi perlu mengakomodasi upaya secara periodik untuk melakukan tinjauan (review) dan pemutakhiran petarencana.
D.
Dalam versi petarencana versi Albright (2002b), petarencana sains dan teknologi terdiri atas elemen dan proses seperti ditunjukkan pada Tabel 8.2. Kerangka ini juga merupakan kerangka tahapan yang bersifat generik. Walaupun kerangka tahapan ini berbeda dengan tahapan-tahapan yang dibahas sebelumnya, namun sebenarnya esensinya serupa. Kerangka tahapan mana yang digunakan pada akhirnya perlu disesuaikan dengan konteks kasus masing-masing.
96
Tabel 8.2 Elemen dan Proses Pemetarencanaan Sains dan Teknologi (Albright). Elemen dan Tahapan Proses 1. Elemen-elemen Sains dan Teknologi 2. Penerapan Teknologi 3. Arsitektur 4. Tantangan 5. Kecenderungan dan Discontinuities 6. Evolusi Elemen Teknologi 7. Posisi Teknis Persaingan 8. Rencana Tindakan (Action Plan) 9. Kekayaan Intelektual dan Standar 10. Peta Investasi Teknologi 11. Petarencana Risiko
Sumber: Albright (2002).
4
Keterangan Struktur/kerangka dan penentuan lingkup bidang. Di mana dan kapan teknologi akan menjadi inovasi (digunakan) mengapa (the whys). Bagaimana elemen-elemen saling bersesuaian dan berinteraksi. Tujuan dan sasaran kinerja untuk elemen-elemen teknologi apa (the whats). Kecenderungan kinerja dan pertumbuhan, kurva pengalaman (experience curves), potential disruptions . Petarencana teknologi - the "hows." Pendekatan persaingan atas tantangan. Teknologi yang kompetitif. Strategi teknologi, sumber daya dan timing investasi dalam teknologi - the "to-do's." Kebutuhan/hambatan/tindakan untuk meningkatkan akses, perlindungan, pengaruh. Prioritas investasi teknologi. Indikator kunci atas rencana. Penelusuran kebutuhan untuk mengubah.
97
Pemetarencanaan yang melibatkan banyak pihak secara umum akan membutuhkan upaya (effort) dan/atau sumber daya yang lebih dibanding yang dilakukan oleh organisasi individual. Namun karena kemanfaatannya berpotensi untuk diterima oleh banyak pihak, maka pemerintah biasanya merasa berkepentingan untuk setidaknya mendorong/memfasilitasi prosesnya, bahkan turut mendanai secara parsial. Selain itu, pemerintah juga sering berkepentingan mengintervensi (dengan mendorong prakarsa-prakarsa pemetarencanaan) karena beragam alasan umum, seperti misalnya keterbatasan pembiayaan oleh pihak industri (termasuk argumen underinvestment pihak swasta dalam pengembangan pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi yang bersifat atau pada tahapan pre-competitive).
98