Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bila salah satu ujung sebatang logam dimasukkan ke dalam nyala api dan
ujung yang lainnya kita pegang dengan tangan, bagian yang kita pegang ini
makin lama makin panas, walaupun tidak langsung berhubungan dengan nyala
api. Maka dikatakan, bahwa panas mencapai ujung yang dingin itu dengan
jalan penghantaran lewat seluruh bahan batang tersebut. Pada waktu ujung
yang panas naik suhunya, semua atom di bagian ini bertambah kuat
getarannya. Tetapi atom-atom yang lebih dekat pada ujung ang dingin tetap
masih lambat getarannya. Jika atom-atom dari kedua ujung tersebut ini
bertumbukan, maka sebagian dari energi gerak atom yang lebih cepat akan
terbagikan kepada yang lebih lambat,sebaliknya ,atom-atom lambat yang
sudah menerima energi gerak ini selanjutnya meneruskan energi tadi ke atom-
atom yang lebih jauh tempatnya dari api.Jadi,energi gerak thermik diteruskan
dari atom yang satu keatom lainnya,sedangkan atom itu sendiri tetap tinggal
ditempatnya semula.
Sudah diketahui pula,bahwa semua logam merupakan penghantar listrik
dan penghantar panas yang baik.Bahwasanya logam dapat menghantar arus
listrik ialah oleh karena apa yang disebut electron bebas yang terdapat
didalamnya ,yaitu electron-elektron yang terenggut dari atom induknya.
Elektron bebas itu juga memegang peranan dalam penghantar panas.
Sebabnya logam merupakan penghantar panas yang demikian baik ialah
karena electron bebas,dan juga atomnya ,sama-sama meneruskan energi
thermik dari bagian logam yang lebih panas kebagian yang lebih dingin.
Penghantaran panas di dalam suatu benda hanya mungkin terjadi jika
bagian benda itu tidak sama suhunya.Arah arus panas senantiasa dari tempat
ang bersuhu lebih tinggi ketempat yyang suhunya lebih rendah
suhunya.Adakalanya peristiwa penghantar panas ini digunakan sebagai dasar
untuk mendifinisikan perbedaan atau persamaan suhu. Maksudnya ,jika pada
dua benda yang berhubunggan timbul arus panas dari benda yang satu ke
benda lainnya,maka berdasarkan definisi ,suhu benda pertama lebih tinggi dari
pada suhu suhu benda kedua.Jika tidak ada arus panas,berarti suhu keduanya
sama tinggi.
Daya hantar panas ada tiga jenis yakni konduksi, konveksi, dan radiasi.
Dalam kehidupan sehari-hari proses daya hantar secara konduksi ini adalah
pada saat pemanggang sate yang menggunakan besi, dan besi tersebut
menghantarkan panas ke tangan kita. Untuk daya hantar panas secara konveksi
itu sendiri contohnya pada saat memasak air di dalam panci yang tertutup, uap
air di dalam panci tersebut kembali ke dalam sehingga membuat air mendidih
lebih cepat. Untuk proses radiasi dalam kehidupan sehari-hari contohnya
adalah pancaran sinar ultraviolet yang dapat kita rasakan sehari-hari.
1.2 Tujuan
Menentukan besarnya nilai daya hantar panas pada suatu benda (zat
padat) dengan cara konduksi.
1.3 Rumusan Masalah
Bagaimanakah cara menentukan besarnya nilai daya hantar panas pada
suatu benda (zat padat) dengan cara konduksi?
1.4 Hipotesis
Besarnya nilai daya hantar panas pada suatu benda (zat padat) dengan
cara konduksi dapat ditentukan dengan :














BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Kalor
Apabila dua benda A dan B memiliki suhu A lebih besar daripada suhu
B, kemudian kedua benda tersebut disentuhkan, maka suhu A akan menurun
dan suhu benda B akan naik hingga setimbang (kedua benda bersuhu sama).
Dalam hal itu, benda yang bersuhu tinggi memberikan sesuatu kepada yang
bersuhu rendah, sesuatu yang diberikan itu adalah energi. Energi yang
diberikan karena perbedaan suhu semacam itu dinamakan kalor. Jadi, kalor
merupakan salah satu bentuk energi.
Satuan kalor sama dengan satuanya energi, yaitu Joule. Kadang-kadang
satuan kalor menggunakan kalori atau kilokalori. Kesetaraan kalori dengan
Joule adalah :
1 kalori = 4,18 joule
1 joule = 0,24 kalori
Pada abad 18 sampai 19 kalor diyakini sebagai suatu fluida yang
disebut kalorik. Fluida kalorik ini bisa berpindah dari satu benda ke benda
lain, yaitu dari benda panas ke benda dingin. Ketika suatu benda yang
suhunya berbeda disentuhkan satu sama lain, akan kita amati bahwa akhirnya
kedua benda mencapai suhu yang sama. Dalam keadaan suhu yang sama ini,
dikatakan bahwa keduanya berada dalam kesetimbangan termal.
Joseph Black merupakan orang pertama yang menyadari bahwa
kenaikan suhu suatu benda dapat digunakan untuk menentukan banyaknya
kalor yang diserap oleh benda. Jika sejumlah kalor Q menghasilkan
perubahan suhu benda sebesar T. Kapasitas kalor C :
C =
T
Q
(1-1)
Bila kedua benda atau lebih saling bersinggungan atau berdekatan maka
akan terjadi perpindahan panas dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah, sedemikian hingga akhirnya dicapai suatu suhu akhir yang sering juga
disebut suhu kesetimbangan.
Ada tiga cara panas berpindah atau mengalir :
- Secara konduksi
- Secara konveksi
- Secara radiasi

Dari eksperimennya Fourier mendapatkan bahwa laju perpindahan
panas konduksi pada suatu benda tergantung pada :
a. Luas penampang yang tegak lurus arah aliran panas
b. Tebal benda atau panjang aliran panas
c. Perbedaan suhu antara dua titik yang diamati
d. Karakteristik termis benda yang dinyatakan oleh konduktivitas
panas

Konduktivitas panas K (Joule / detik mk) menyatakan laju perpindahan
panas yang lewat satu satuan luasan penampang sejauh satu satuan panjang
benda itu yang mempunyai perbedaan suhu 1C
o
. Nilai K ini mempunyai
jangkauan antara 0,03 w/m C
o
(isolator yang baik) sampai 400 w/mC
o
(logam-
logam yang kondusif).
Panas konduksi sebenarnya mengalir dalam tiga dimensi. Namun dalam
banyak hal dalam hal masalah aliran panas dapat dihitung atau dianggap
sebagai aliran 1 dimensi.
Secara matematis untuk perpindahan panas 1 dimensi hasil empiris
Fourier dapat ditulis sebagai :
H = -kA
dx
dT
(1-2)
Kuantitas perubahan panas dQ yang dipindahkan selama waktu dt
(disebut juga laju panas atau H) tergantung pada luas penampang A dari
gradien suhu
dx
dT
:
H =
dt
dQ
= -k A
dx
dT
(1-3)
Dengan :
H : laju panas konduksi, Joule/detik
k : koefisien konduktivitas bahan, Joule/detik
dT : perbedaan suhu pada elemen setebal dx k gradien suhu C
(perubahan suhu terhadap posisi)
Tanda (-) perlu diberikan karena arah aliran selalu dari suhu tinggi ke suhu
rendah.
Bila dinding yang tertimpa matahar suhunya T
1
sedang permukaan dinding
yang menghadap ke ruang suhunya T
2
(T
1
>T
2
), maka laju perpindahan panas
konduksi melalui tembok tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
} }
=
L T
T
kAdT Hdx
0
2
1
(1-4)
Dalam keadaan mantap (steady), H dimana-mana, sehingga dapat ditulis :
HL = -kA (T
2
- T
1
) (1-4a)
= kA (T
2
- T
1
) (1-4b)
atau
H =
L
) T - (T
1 2
kA
(1-4c)

Persamaan 1-4c ini untuk menggambarkan banyaknya panas yang
dipindahkan secara konduksi per satuan waktu oleh bahan yang tebalnya L,
luasnya A dan permukaannya mempunyai suhu T
1
dan T
2
yang berbeda.
Hubungan kalor dengan massa benda, suhu dan jenis benda :
a. Hubungan antara kalor dan massa benda
Kalor yang diterima sebanding dengan banyaknya (massa)
Jika kenaikan suhu sama :
Q ~ m (1-5a)
b. Hubungan kalor dengan kenaikan suhu
Kalor yang diterima sebanding dengan kenaikan suhu benda, bila massa
benda tetap.
Q ~ t (1-5b)

c. Hubungan kalor dengan jenis benda yang dipanaskan
Kalor yang diterima oleh suatu benda adalah sebanding dengan kalor jenis
benda itu, bila massa benda dan kenaikan suhu tetap.
Q ~ c (1-5c)
Jadi dapat disimpulkan bahwa kalor yang diterima atau yang dilepaskan
benda selama pemanasan adalah :
- Sebanding dengan massa benda
- Sebanding dengan kenaikan suhu
- Sebanding dengan kalor jenis benda
Secara matematis dapat ditulis :
Q = mc t (1-5d)
atau
dt
dT
mc
dt
dQ
=
(1-5e)
Konduksi kalor atau hantaran kalor adalah cara perpindahan kalor yang
dilakukan melalui zat antara. Selama proses berlangsung zat antara tersebut
dapat berubah tempatnya. Syarat terjadinya konduksi kalor pada suatu zat
ialah adanya perbedaan temperatur di dua tempat pada zat tersebut.
Dalam keadaan setimbang, jumlah kalor yang diterima dan dipancarkan
penerima harus sama, sehingga :
k = mc
( )
2 1
.
T T A
d
dt
dT
S

|
.
|

\
|
(1-6)
dimana
S
dt
dT
|
.
|

\
|
memiliki makna sebagai pengurangan suhu per satuan
waktu pada saat suhu setimbang (T
5
).
Salah satu cara untuk mengetahui terjadinya transfer energi adalah dengan
cara konduksi, yaitu peristiwa dimana energi termal berpindah dalam zat akibat
adanya tumbukan antara molekul molekul zat tersebut. Pada Gambar 4.1,
sebuah silinder dengan luas penampang A, jarak kedua ujungnya l, dan suhu
kedua permukaannya

dan

, dimana

>

, maka jumlah kalor yang


berpindah dari permukaan 1 ke permukaan 2 dalam waktu adalah :


dimana k adalah koefisien konduktivitas termal dalam satuan
dan

disebut gradien suhu.Konduktivitas


termal k untuk berbagai jenis zat padat diberikan pada table 4.2.

Tabel 4.2.
Konduktivitas Termal dari Berbagai Jenis Zat Padat
Zat
Konduktivitas Termal k

Perak
Tembaga
Aluminium
Baja
Gelas (biasa)
Kayu
Isolator fiberglass


420
380
200
40
0,84
0,08 0,16
0,048

Sebagian besar zat akan memuai secara beraturan terhadap penambahan
temperatur, termasuk zat dalam fase gas, sehingga volume gas akan mengambang
(bertambah besar). Volume gas tidak hanya bergantung pada perubahan
temperatur, tetapi bergantung pula pada perubahan tekanan, Secara ekrperimen,
untk gas dengan jumlah tertentu diperoleh bahwa volume gas berbanding terbalik
dengan tekanan yang diberikan padanya ketika temperatur dijaga konstan, yaitu:

hubungan ini dikenal sebagai hukum Boyle. Sebaliknya apabila tekanannya yang
dijaga konstan, volume gas dengan jumlah tertentu berbanding lurus dengan
temperatur mutlak. Pernyataan ini dikenal sebagai hukum Charles, dirumuskan :


Hukum gas yang ketiga dikenal sebagai hukum Gay-Lussac, yang menyatakan
bahwa pada volume konstan, tekanan gas berbanding lurus dengan temperatur
mutlak, yaitu :


Hukum hukum tersebut sebenarnya hanya merupakan pendekatan yang
akurat untuk gas riil sepanjang tekanan dan massa jenis gas tidak terlalu tinggi,
dan gas tidak mendekati kondensasi, Bagaimanapun istilah hukum untuk ketiga
hubungan tersebut lebih bersifat tradisional, sehingga kita tetap memakainya
sampai sekarang.
Konduksi kalor pada suatu zat digambarkan sebagai hasil tumbukan molekul
moleku. Sementara satu ujung benda dipanaskan, molekul molekul di tempat
tersebut bergerak lebih cepat dan bertumbukan dengan tetangga mereka yang
bergerak lebih lambat, mereka mentransfer sebagian dari energi ke molekul
molekul lain yang lajunya kemudian bertambah.
Konduksi kalor hanya terjadi jika ada perubahan temperatur. Pada percobaan
ditemukan bahwa kecepatan aliran kalor melalui benda sebanding dengan
perbedaan temperatur antara ujung ujungnya. Aliran kalor per selang waktu
dirumuskan :


Pada persamaan tersebut terlihat bahwa perbedaan temperatur

berbanding lurus dengan ketebalan l dari benda, Oleh


karena harga k yang didapat dari Tabel 4.2 adalah konstan dan harga A
juga dibuat konstan, dengan membuat grafik antara dan l dapat
ditentukan besarnya nilai ini merupakan daya hantar panas,
dengan satuan J/s atau watt.
Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor yang tidak disertai perpindahan
zat penghantar. J Ji ik ka a s sa al la ah h s sa at tu u u uj ju un ng g s se eb bu ua ah h b ba at ta an ng g l lo og ga am m d di il le et ta ak kk ka an n d di i
d da al la am m n ny ya al la a a ap pi i, , s se ed da an ng gk ka an n u uj ju un ng g y ya an ng g s sa at tu un ny ya a l la ag gi i d di ip pe eg ga an ng g, , b ba ag gi ia an n
b ba at ta an ng g y ya an ng g d di ip pe eg ga an ng g i in ni i a ak ka an n t te er ra as sa a m ma ak ki in n l la am ma a m ma ak ki in n p pa an na as s, , w wa al la au up pu un n
t ti id da ak k k ko on nt ta ak k l la an ng gs su un ng g d de en ng ga an n n ny ya al la a a ap pi i i it tu u. . D Da al la am m h ha al l i in ni i d di ik ka at ta ak ka an nl la ah h
b ba ah hw wa a p pa an na as s s sa am mp pa ai i d di i u uj ju un ng g b ba at ta an ng g y ya an ng g b be er rt te em mp pe er ra at tu ur r l le eb bi ih h r re en nd da ah h
s se ec ca ar ra a k ko on nd du uk ks si i ( (h ha an nt ta ar ra an n) ) s se ep pa an nj ja an ng g a at ta au u m me el la al lu ui i b ba ah ha an n b ba at ta an ng g i it tu u. .
K Ko on nd du uk ks si i p pa an na as s h ha an ny ya a d da ap pa at t t te er rj ja ad di i d da al la am m s su ua at tu u b be en nd da a a ap pa ab bi il la a a ad da a b ba ag gi ia an n- -
b ba ag gi ia an n b be en nd da a i it tu u b be er ra ad da a p pa ad da a s su uh hu u y ya an ng g t ti id da ak k s sa am ma a, , d da an n a ar ra ah h a al li ir ra an nn ny ya a
s se el la al lu u d da ar ri i t ti it ti ik k y ya an ng g m me em mp pu un ny ya ai i s su uh hu u l le eb bi ih h t ti in ng gg gi i k ke e t ti it ti ik k y ya an ng g
m me em mp pu un ny ya ai i s su uh hu u l le eb bi ih h r re en nd da ah h. .
J Ji ik ka a t te er rd da ap pa at t p pe er rb be ed da aa an n s su uh hu u d da ar ri i d du ua a u uj ju un ng g b be en nd da a p pa ad da at t, , m ma ak ka a
a ak ka an n t te er rj ja ad di i p pe er rp pi in nd da ah ha an n p pa an na as s d da ar ri i s su uh hu u y ya an ng g t ti in ng gg gi i k ke e s su uh hu u y ya an ng g r re en nd da ah h. .
K Ku ua an nt ti it ta as s p pe er ru ub ba ah ha an n p pa an na as s dQy ya an ng g d di ip pi in nd da ah hk ka an n s se el la am m w wa ak kt tu u dt ( (d di is se eb bu ut t
j ju ug ga a s se eb ba ag ga ai i l la aj ju u p pa an na as s/ /H H) ) t te er rg ga an nt tu un ng g p pa ad da a l lu ua as s p pe en na am mp pa an ng g A A d da an n g gr ra ad di ie en n
s su uh hu u x T c c / : :
x
T
A k
dt
dQ
H
c
c
= = . .
dengan k adalah koefisien konduktivitas panas dari zat.





Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai perpindahan
partikel partikel zat. Terdapat dua jenis konveksi, yaitu konveksi alam
dan konveksi paksa. Istilah konveksi dipakai untuk perpindahan panas dari
satu tempat ke tempat lain akibat perpindahan bahannya sendiri. Misalnya
: tungku udara panas dan sistem pemanasan dengan air panas. Jika bahan
yang dipanaskan dipaksa bergerak dengan alat peniup atau pompa,
prosesnya disebut konveksi yang dipaksa ; kalau bahan itu mengalir akibat
perbedaan rapat massa, prosesnya disebut konveksi alamiah atau konveksi
bebas. Pada konveksi alami, pergerakan atau aliran energi kalor terjadi
akibat perbedaan massa jenis. Sehingga dirumuskan:
H = h A AT
Dimana:
H = laju perambatan kalor (J/s)
A = luas penampang yang dilalui (m
2
)
h = koefisien konveksi termal (J/m
2
s C)
AT = perbedaan suhu (C)
Radiasi
Radiasi adalah perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Energi matahati yang sampai ke Bumi terjadi secara
radiasi atau pancaran tanpa melalui zat perantara. Laju pancaran kalor oleh
permukaan hitam, menurut Stefan dinyatakan sebagai berikut. Energi total
yang dipancarkan oleh suatu permukaan hitam sempurna dalam bentuk
radiasi kalortiap satuan waktu, tiap satuan luas permukaan sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu secara matematis, laju
kalor radiasi ditulis dengan persamaan :
H =
t
Q
= o AT
4

Dengan o adalah konstanta Stefan Boltzmann dengan nilai 5,67
x 10
-8
W/m
2
k
4
. persamaan tersebut berlaku dengan permukaan hitam
sempurna. Untuk setiap permukaan dengan enisifitas e (0 e 1)
sehingga menjadi :

H =
t
Q
= eo AT
4



Secara umum, kalor mengalir denga sendirinya dari suatu benda
yang temperaturnya lebih tinggi ke benda lain dengan temperature yang
lebih rendah. Perubahan suhu yang sama pada system dapat ditimbulkan
baik dengan :
1. Pengaliran panas
2. Pengerjaan Usaha

Proses pelepasan energi sebagai kalor disebut eksoterm. Semua
reaksi pembakaran adalah reaksi eksoterm. Proses yang menyerap energy
sebagai kalor disebut reaksi endoterm. Contohnya adalah penguapan air.
Proses endoterm dalam sebuah wadah adiabatic menghasilkan penurunan
temperature system; proses eksoterm menghasilkan kenaikan temperature.
Proses endoterm yang berlangsung dalam wadah diatermik pada kondisi
isotherm menghasilkan aliran energy ke dalamsistem sebagai kalor. Proses
eksoterm dalam wadah diatermik menghasilkan pembebasan energy
sebagai kalor ke dalam lingkungannya.
Konduksi kalor pada banyak materi dapat digambarkan sebagai
hasil tumbukan molekul molekul. Sementara satu ujung benda
dipanaskan, molekul molekul di tempat itu bergerak jauh lebih cepat dan
lebih cepat. Sementara bertumbukan dengan tetangga mereka yang
bergerak lebih lambat, mereka mentrasfer sebagian dari energy ke molekul
molekul lain, yang lajunya kemudian bertambah. Molekul molekul ini
kemudian juga mentransfer sebagian energy mereka dengan molekul
molekul lain sepanjang benda tersebut. Transfor energy antara elemen
volum yang bertetangga, yang ditimbulkan oleh perbedaan temperature
antar elemen itu, dikenal sebagai penghantaran kalor. Pada logam,
menurut teori modern, tumbukan antara electron electron bebas di dalam
logam dan dengan atom logam tersebut teritama mengakibatkan untuk
terjadinya konduksi.
Hukum pokok penghantaran kalor merupakan perapatan dari hasil
percobaan pada aliran linear kalor melalui lempengan dalam arah tegak
lurus pemukaan. Sepotong bahan berbentuk lempengan dengan tebal x
dan lua A. Salah satu permukaannya dipertahankan pada temperature
dan yang lainnya pada temperature + . Kalor Q yang mengalir tegak
lurus permukaan selama waktu diukur, Percobaan ini dilakukan untuk
lempengan lain yang terbuat dari bahan yang sama tetapi dengan harga x
dan A yang berbeda. Hasil percobaan yang seperti itu menunjukkan
bahwa, untuk harga tertentu, Q berbanding lurus dengan wktu dan luas
permukaan. Juga untuk waktu dan luas permukaan tertentu, Q berbanding
lurus dengan hasil bagi / x, asal saja keduanya, x dan kecil.
Hasil ini dapat dirumuskan sebagai berikut :













BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
x
A Q
A
A

u
t
.
a. Benda (zat padat) yang akan kita tentukan daya hantar panasnya, dengan
ketebalan yang bervariasi namun bentuk dan luas penampangnya sama.
b. Dua buah termometer, lebih baik bila ada termometer digital.
c. Teko listrik atau alat pemanas air lainnya beserta bejana kosong.
d. Mistar dan jangka sorong.

3.2 Prosedur Percobaan
a. Catatlah keadaan ruang laboratorium (suhu, tekanan dan
kelembabannya) sebelum dan setelah percobaan.
b. Jika bentuk penampang dari benda berbentuk empat persegi panjang,
ukurlah panjang dan lebarnya untuk menemukan luas penampang A.
c. Ambillah salah satu benda dengan dengan ketebalan l yang telah diukur
ketebalannya menggunakan jangka sorong.
d. Tempelkan sensor dari salah satu termometer pada bagian bawah
permukaan benda untuk mengukur temperatur

, dan sensor dari


temperatur yang satu lagi pada bagian atas permukaan benda untuk
mengukur temperatur

.




3.3 Gambar Percobaan













BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Hasil Pengamatan
Jenis zat padat : Besi (Fe)
Konduktivitas termal k=
Luas Penampang A= 59,5 m
2

Perbedaan
Suhu
()
Tebal (m)
Temperatur T
2

o
C
o
C
o
C
0,17 mm


0,47mm



Untuk besi dengan ketebalan 0,17 mm
T
2
(
o
C) T
1
(
o
C) t (sekon)
32 39 1:30
33 40 1:55
34 41 2:05
Untuk besi dengan ketebalan 0,47 mm
T
2
T
1
t (sekon)
32 37 1:27
33 39 2:00
34 43 3:20

4.2 Analisis Data
Untuk mencari daya hantar panas

:
- Untuk T
2
= 32
o
C
Dik :


A = 59,5 m
2

l= 0,17 mm
Dit :

. . . .?
Jawab :


- Untuk T
2
= 33
o
C
Dik :


A = 59,5 m
2

l= 0,17 mm
Dit :

. . . .?
Jawab :


- Untuk T
2
= 34
o
C
Dik :


A = 59,5 m
2

l= 0,17 mm
Dit :

. . . .?
Jawab :


- Untuk T
2
= 32
o
C
Dik :


A = 59,5 m
2

l= 0,47 mm
Dit :

. . . .?
Jawab :


- Untuk T
2
= 32
o
C
Dik :


A = 59,5 m
2

l= 0,47 mm
Dit :

. . . .?
Jawab :


- Untuk T
2
= 32
o
C
Dik :


A = 59,5 m
2

l= 0,47 mm
Dit :

. . . .?
Jawab :






Teori Ralat Daya Hantar Panas untuk ketebalan 0,17 mm
No Data (x)
( ) x x
( )
2
x x
1


0 0
2


0 0
3


0 0
Jumlah
25326.10
6


rata2



Ralat mutlak

0

Ralat nisbi


Keseksamaan


Teori Ralat Daya Hantar Panas 0,47 mm
No Data (x)
( ) x x
( )
2
x x
1


- 10,178.10
6
103,591684.10
12
2


0 0
3


10,178.10
6
103,591684.10
12

Jumlah
9.129,933 . 10
6
207,183368.10
12

rata2



Ralat mutlak



Ralat nisbi


Keseksamaan




BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Besarnya nilai daya hantar panas pada suatu benda (zat padat) dengan
cara konduksi dapat ditentukan dengan :


5.2 Saran
o Sebelum melakukan praktikum, pratikan harus mempelajari dan
memahami dahulu materi yang akan dipraktikumkan, serta membaca dan
memahami buku panduan yang berkaitan dengan praktikum yang akan
dilakukan pada waktu itu. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan
praktikum tidak kesulitan untuk melakukan praktikum dan agar
praktikum berjalan dengan lancar.
o Perlu persiapan yang matang sebelum melakukan pratikum.
o Untuk selanjutnya, pratikum seharusnya dilakukan secara bertahap.
o Saat melakukan praktikum harus mengikuti prosedur yang ada.

Anda mungkin juga menyukai