Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini pembedahan dilakukan dengan berbagai macam indikasi diantaranya untuk diagnostik, kuratif, rekonstruktif bahkan untuk tujuan paliatif. Pembedahan juga dilakukan sesuai dengan tingkat urgensinya seperti kedaruratan dan elektif. Pembedahan adalah peristiwa kompleks yang menegangkan yang dilakukan dikamar operasi dan memerlukan perawatan pascaoperatif di rumah sakit.(Brunner and Suddarth, 2002). Istilah yang digunakan untuk perawat dengan pengalaman pembedahan klien disebut perawat perioperatif. Pada praktiknya,peran perawat perioperative dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, keterampilan dan pengalaman. Menurut Peter F. Drucker dalam The New Realities, pengetahuan adalah informasi yang dapat merubah seseorang atau sesuatu, dimana pengetahuan itu menjad idasar dalam bertindak, atau pengetahuan itu menjadikan seorang individu atau suatu institusi memiliki kecakapan dalam melakukan tindakan yang benar.

Pengetahuan tentang prosedur tetap yang digunakan institusi. Perawat menyesuaikan peran yang akan dijalankan dengan kebijakan dimana perawat tersebut bekerja. Pengetahuan yang optimal tentang prosedur tetap yang berlaku akan memberikan arah pada peran yang dilaksanakan sehingga pengetahuan perawat di kamaroperasi

sangatlah penting dalam mencapai keselamatan pasien bedah.Keterampilan terdiri atas keterampilan psikomotor, manual, dan interpersonal yang kuat. Agar dapat mengikuti setiap jenis pembedahan yang berbeda-beda, perawat instrumen diharapkan mampu untuk mengintegrasikan antara keterampilan yang dimiliki dengan keinginan dari operator bedah pada setiap tindakan yang dilakukan dokter bedah dan asisten bedah. Hal ini akan memberikan tantangan tersendiri pada perawat untuk mengembangkan keterampilan psikomotor mereka agar bisa mengikuti jalannya pembedahan.Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Nurul Azizatunnisa yang berjudul Pengetahuan dan keterampilan perawat dalam pelayanan keperawatan holistik di Indonesiaan Holistic Tourist Hospital dengan hasil: Gambaran pengetahuan perawat di Indonesian Holistic Tourist Hospital Purwakarta Jawa Barat tentang keperawatan holistik sebagian besar dalam kategori cukup (69,2%), adapun sisanya sebesar 23,1%responden masing-masing dalam kategori tinggi dan kategori rendah. Gambaran keterampilan perawat dalam menyediakan lingkungan holistik di Indonesian Holistic Tourist Hospital Purwakarta Jawa Barat dibagi menjadi tiga kategori,yaitu kategori baik sebesar 7,7%, kategori sedang sebesar 76,9% dan kategorikurang sebesar 15,4%. Ini merupakan masukan kepada pihak Indonesian Holistic Tourist Hospital Purwakarta Jawa Barat agar memiliki bidang yang spesifik mengelola bagian keperawatan holistik sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam

memberikan pelayanan keperawatan holistik yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

Lamanya pengalaman bertugas dikamar operasi, terutama pada kamar pembedahan khusus, seperti sebagai perawat instrumen di kamar bedah saraf, onkologi, ginekologi, dan lain lain akan memberikan dampak yang besar terhadap peran perawat dalam menentukan hasil pembedahan. Semakin lama kerja yang dimiliki perawat semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh perawat sehingga pasien yang dirawat akan mendapatkan kepuasan yang lebih baik (Rakhmat dalam Harsiwi, 2003). Perawat memiliki sikap kerja yang bertambah maju kearah positif sehingga memiliki keterampilan kerja yang bertambah dalam kualitas (Vitasari, 2005). Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Timbul Prayitno yang berjudul HUBUNGAN LAMA KERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN PASCA BEDAH DI RUANG PERAWATAN BEDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG Dengan hasil Terdapat hubungan lama bekerja perawat dengan kepuasan pasien pasca Bedah di Ruang Perawatan Bedah RS PKU Muhammadiyah Gombong. Association of Operating Room Nursing (AORN), menyatakan bahwa tanggung jawab perawat perioperatif tidak berakhir dengan penutupan luka dan pemasangan balutan. Langkah-langkah tindakan keamanan dan tindakan keperawatan harus berlangsung terus menerus selama tahap pascaoperatif (Rothrock,1990).Oleh karena itu penting untuk mengutamakan

keselamatan pasien. Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut

diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yan disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. (Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006). `Ruang pemulihan di kamar operasi mempunyai angka cidera dan tuntutan pengadilan yang tinggi dibanding area lain dirumah sakit sehingga harus diperhatikan keselamatan pasien bedah. Hal inilah yang membuat peneliti semakin yakin untuk meneliti pengaruh faktor pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman perawat di kamar operasi terhadap keselamatan pasien bedah Di Rsu Soedarso Pontianak sebelumnya. yang belum pernah diteliti

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh faktor pengetahuan, keterampilan,dan penngalaman perawat di kamar operasi terhadap keselamatan pasien bedah Di Rsu Soedarso Pontianak ?. 1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui pengaruh faktor pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman perawat di kamar operasi terhadap keselamatan pasien bedah Di RSU Soedarso Pontianak.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui pengaruh faktor pengetahuan perawat di kamar operasi terhadap keselamatan pasien bedah.

2. Mengetahui pengaruh faktor keterampilan perawat di kamar operasi terhadap keselamatan pasien bedah

3. Mengetahui pengaruh faktor pengalaman perawat di kamar operasi terhadap keselamatan pasien bedah.

Anda mungkin juga menyukai