Anda di halaman 1dari 4

FaKtA Vol. 3 No.

5, Desember2007

FLOKULASI PADA MIKROORGANISME DAN PENERAPANNYA PADA


BIOTEKNOLOGI
Flocculation on Microbes and its Application in Biotechnology

Priyo Wahyudi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Naskah diterima bulan Januari 2007

ABSTRACT

Flocculation, well known phenomena, is a clumping of number unicellular microbes (bacteria,


yeast and micro-algae). This interesting phenomenon is one of biotechnology application. In
one condition flocculation is needed, but in other it is avoid because will lead to the lost of
product. Direct effect of flocculation is sedimentation, which makes easier for separation and
recovery product. Flocculation depends on genetic, physiological and bio-chemo-physic
environmental factors. Several application of flocculation applied by single cell protein and
fermentation industries in around the world, as one of cheaper and easier technology in
downstream process.

Keywords: flocculation, sedimentation, separation, fermentation

PENDAHULUAN seksual. Proses flokulasi juga dapat dikelompokkan


Istilah flokulasi mikroorganisme didefinisikan berdasarkan jenis selnya: (1) autoflokulasi, yaitu
sebagai suatu agregasi sejumlah sel-sel tunggal ke flokulasi yang terjadi pada satu jenis sel yang sama.
dalam flok ketika disuspensikan di dalam suatu (2) koflokulasi, yaitu flokulasi yang terjadi pada dua
medium cair yang diikuti dengan pengambangan atau atau lebih jenis (strain) sel yang berbeda.
sedimentasi. Fenomena flokulasi mikroorganisme ini Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam
pertama kali ditemukan pada yeast oleh Louis Pasteur pembahasan flokulasi sel (baik itu bakteri, yeast
pada tahun 1875 (Esser & Kues 1983). Sejak saat itu maupun algae) adalah sebagai berikut :
kajian mengenai flokulasi sel terus berkembang dan Flokulasi sel mikroorganisme merupakan
hanya 2 tahun kemudian ditemukan fenomena kemampuan yang dikendalikan pada tingkat genetika,
flokulasi tersebut pada bakteri. Perkembangan yang sehingga kita dapat menjumpai jenis yang flokulen
begitu pesat mengenai kajian flokulasi sel disebabkan (mampu berflokulasi) dan jenis nonflokulen.
faktor manfaatnya yang sangat besar pada pemisahan Gen yang mengatur flokulasi sampai saat ini
mikroba dari medium kultur pada industri fermentasi. diketahui ada 3 macam, meskipun untuk tiap-tiap jenis
Penguasaan teknologi flokulasi mikroorganisme saling berbeda cara pengaturannya.
mikroorganisme sebetulnya telah dikenal lama Faktor lingkungan ternyata memegang
terutama pada industri fermentasi bir. Sejauh ini peranan yang sangat penting terhadap terjadinya
fenomena flokulasi ini hanya ditemukan pada yeast, flokulasi sel mikroorganisme (akan dibahas kemudian)
bakteri, mikroalgae, dan belum ada laporan terjadinya Mekanisme flokulasi untuk tiap-tiap jenis
flokulasi pada fungi. Meskipun fenomena ini telah mikroorganisme saling berbeda (spesifik jenis).
dikenal lama, namun mekanismenya sampai saat ini Berbagai teori dan studi yang dilakukan untuk
belum dikuasai sepenuhnya. Bahkan istilah flokulasi menjelaskan mekanisme flokulasi terus mengalami
itu sendiri masih banyak kerancuan mengenai perkembangan, namun belum mencapai suatu titik
kesamaan dan perbedaannya dengan : agregasi, temu yang sifatnya meng-generalisasi-kan terjadinya
agglutinasi, clumping, koagulasi, adesi, aglomerasi, proses tersebut.
asosiasi dan pembentukan flok (Windisch 1968 ; Esser Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
& Kues 1983). Dilihat dari hasil proses-proses tersebut untuk mengetahui fenomena flokulasi yang terjadi
di atas bisa jadi hampir serupa, namun sebetulnya pada sel yeast, bakteri dan alga, dan faktor-faktor yang
mekanisme yang terjadi sangat berbeda. Hal inilah mempengaruhinya, serta aplikasinya di bidang
yang menarik untuk terus dilakukan pengkajian bioteknologi.
mekanismenya.
Flokulasi dapat dikelompokkan berdasar fase MEKANISME FLOKULASI
selnya: (1) flokulasi vegetatif, didapatkan secara umum Berbeda halnya dengan proses flokulasi
pada yeast, bakteri dan alga. (2) flokulasi seksual, bahan kimia biasa, maka sampai saat ini fenomena
ditemukan pada jenis yeast tertentu dimana terjadinya flokulasi yang terjadi pada bakteri dan algae masih
flokulasi merupakan prasarat terbentuknya sel-sel jauh dari cukup dimengerti. Sementara flokulasi pada
yeast meski belum sempurna, namun telah jauh lebih
banyak informasi yang dimengerti dibandingkan pada
Alamat korespondensi:
bakteri dan algae, khususnya jenis yeast yang
Gedung BPPT II Lt. 15 Jl. MH Thamrin No. 8 Jakarta 10340
email: wahyudi@bppt.go.id

185
Flokulasi pada Mikroorganisme... (Priyo Wahyudi)

berperan dalam fermentasi anggur dan alkohol 1995; Al-Mahmood 1988; Smit et al. 1992; Calera &
(brewing yeast). Calderone 1999) .
Flokulasi pada Bakteri Meski banyak sekali kontroversi tentang
Terjadinya flokulasi pada sel bakteri melalui tepatnya mekanisme flokulasi pada yeast namun
dengan suatu pemahaman bahwa permukaan luar sel disepakati terdapat beberapa hal yang umum terlibat/
bakteri bermuatan negatif. Adanya suatu usaha untuk menentukan flokulasi, diantaranya :
menolak atau menetralkan muatan yang mengganggu Dinding sel yeast memegang peran kunci
dirinya, maka sel bakteri tersebut akan berflokulasi. dalam flokulasi. Kita ketahui bahwa dinding sel yeast
Terbentuknya polimer-polimer seperti protein, selulosa, terdiri atas 2 lapisan (lapisan dalam: glucan , lapisan
mukopolisakarida dan asam-asam amino luar: fosfomannan), dimana dinding bagian luar yang
kemungkinan besar juga berperan dalam terjadinya tersusun atas fosfomannan mempunyai afinitas yang
flokulasi pada bakteri (Esser & Kues 1983). tinggi terhadap protein. Terbentuknya kompleks antara
Melalui percobaannya dengan menggunakan protein dengan fosfamannan inilah yang merupakan
bakteri Methylomonas sp., Eggset et al. (1983) bahan esensial terjadinya flokulasi sel (Esser & Kues
melaporkan bahwa protein pada permukaan sel ikut 1983; Stewart & Russel 1981; Shankar & Umesh-
berperan dalam terjadinya flokulasi pada bakteri Kumar 1994).
tersebut. Burdman et al. (1999) juga melaporkan Faktor kedua yang disepakati secara umum
mengenai keterlibatan protein pada membran luar pada flokulasi yeast adalah peranan kation bivalen,
bakteri Azospirillium brasiliense dalam proses terutama Ca2+. Kaitan yang erat peranan Ca2+ adalah
agregasi. dengan senyawa glikoprotein spesifik yang lebih
Olofsson et al. (1998) memberikan sebuah dikenal dengan sebutan lectin. Hipotesis yang
teori baru mengenai terjadinya flokulasi bakteri dikembangkan dari perlunya Ca2+ adalah bahwa ion
khususnya pada instalasi pengolahan air limbah sistem kalsium tersebut menjadi ko-faktor dalam mengaktifasi
lumpur aktif (activated sludge). Dalam penelitiannya kemampuan pengikatan dari lectin terhadap
dia menemukan bahwa penyebab flokulasi sel bakteri karbohidrat (Esser & Kues 1983; Stewart & Russel
adalah terjadinya proses adhesi antara sel bakteri 1981; Shankar & Umesh-Kumar 1994).
dengan flok lumpur aktif. Hidrofobisitas permukaan sel FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
bakteri (cell surface hidrophobicity) dalam hal ini FLOKULASI
memegang peranan yang sangat menentukan Terdapat banyak sekali faktor yang
terhadap kemampuan adhesi bakteri. mempengaruhi flokulasi dan oleh Esser & Kues (1983)
Flokulasi pada Algae (gambar 1).
Sangat sedikit informasi mengenai flokulasi Pada gambar 1 kita dapat melihat bahwa yang
yang terjadi pada algae bersel tunggal. Namun sedikit mempengaruhi flokulasi sel dari tingkat genetik dan
informasi yang diperoleh adalah bahwa sebagian besar fisiologis, sampai pada nutrisi, metabolisme, dinding
jenis alga tersebut mengekskresikan sejumlah besar sel serta faktor lingkungan eksternal sel. Terlihat bahwa
polisakarida dan polimer lainnya sehingga bisa terjadi untuk faktor fisiologis dan genetik, pengaruh terhadap
flokulasi (Esser & Kues 1983). Walau bisa jadi flokulasi bersifat tidak langsung, karena dia akan
teknologi flokulasi algae telah banyak dikuasai oleh mempengaruhi metabolisme atau dinding sel, baru
produsen protein sel tunggal yang berasal dari algae terjadi flokulasi. Sementara faktor lingkungan dia dapat
seperti Spirullina dan Chlorella, namun mekanismenya mempengaruhi secara tidak langsung melalui
secara penuh sampai saat ini masih belum lengkap. metabolisme dan dinding sel, tetapi beberapa faktor
Flokulasi pada Yeast lingkungan juga dapat secara langsung mempengaruhi
Usaha penguasaan teknologi flokulasi pada flokulasi.
yeast sepanjang sejarah perkembangan mikrobiologi Faktor-faktor yang mempengaruhi flokulasi
dan bioteknologi moderen telah mengalami adalah.
perkembangan yang paling maju. Hal ini terkait dengan Faktor genetik
digunakannya yeast sebagai agen biologis pada Studi tentang faktor genetika flokulasi yeast
pembuatan bir dan alkohol. Industri-industri bir di eropa telah lama dilakukan kurang lebih sejak tahun 1950-
berlomba untuk menguasai teknologi flokulasi yeast an. Studi yang dilakukan antara tahun 1975—1976 oleh
untuk menghemat biaya yang diperlukan pada saat Lewis et al. (lihat dalam Stewart & Russel 1981)
pemanenan hasil fermentasi. menyimpulkan bahwa flokulasi pada yeast
Tetapi kembali lagi seperti yang telah dikendalikan oleh gen FLO. Gen FLO yang
disampaikan di depan bahwa mekasnisme flokulasi mengendalikan flokulasi pada yeast itu berjumlah 3
yeast sangat spesifik strain. Artinya mekanisme buah yaitu dua gen dominan FLO1 dan FLO2 dan satu
flokulasi pada Saccharomyces cerevisiae mungkin gen resesif flo3. Fenomena yang unik adalah bahwa
berbeda dengan Kluyveromyces sp. ataupun Candida untuk memungkinkan terjadinya flokulasi suatu sel
albicans. Begitupun dengan karakter genetis dari jenis hanya perlu kehadiran salah satu dari ketiga gen
yeast itu sendiri yang bersifat flokulen atau nonflokulen, tersebut. Artinya bila suatu yeast mempunyai satu dari
karakter prosesnya dalam fermentasi sebagai top- ketiga gen FLO tersebut (baik yang dominan atau
fermenting strain atau bottom-fermenting strain (Esser resesif) sudah cukup untuk mengekspresikan
& Kues 1983; Stewart & Russel 1981; Dengis et al. terjadinya flokulasi sel.

186
FaKtA Vol. 3 No. 5, Desember2007

Genetika / Faktor fisiologis

Nutrisi Metabolisme Dinding sel Flokulasi

Faktor Lingkungan

Gambar 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi flokulasi sel mikroorganisme secara


langsung maupun tidak langsung

Selain gen-gen yang telah dikenal (gen FLO) (1999: 309-316) melaporkan bahwa dua buah gen
maka banyak peneliti yang melaporkan gen-gen lain yang berperan dalam integritas dinding sel S.
yang berperan dalam flokulasi yeast. Satu diantaranya cerevisiae yaitu PK1 dan SRB1/PSA1/VIG9 juga
adalah Shankar et al. (1996) yang melaporkan bahwa berperan dalam flokulasi sel.
flokulasi pada Saccharomyces cerevisiae ternyata Faktor fisiologis
dipengaruhi oleh over-ekspresi dari gen MIG1 yang Secara umum disepakati bahwa flokulasi sel
mengkodekan suatu protein represor dari C2H2 zinc- mikroorganisme ditentukan oleh umur sel.
finger, yang terlibat dalam represi katabolisme karbon. Mikroorganisme baru akan mengalami flokulasi saat
Terjadinya gangguan pada gen MIG1 ini dapat telah melewati fase logaritmik dan mencapai fase
mengakibatkan strain yeast yang flokulen menjadi stasioner. Pada bakteri, terjadinya flokulasi erat
tidak bisa berflokulasi lagi (berubah menjadi strain kaitannya dengan terbentuknya polimer-polimer
nonflokulen). ekstraselular, yang terbentuk pada saat fase log. Oleh
Pada perkembangannya Bony et al. (1997) karenanya dapat disimpulkan bahwa terjadinya awal
melaporkan bahwa flokulasi pada yeast dikendalikan flokulasi pada bakteri adalah sesaat setelah
oleh gen FLO1, FLO5 dan FLO8. Dari analisa sekuens terbentuknya polimer-polimer ekstraselular tersebut
genom yeast ditemukan beberapa open reading frame pada fase log. Pada yeast kemampuan flokulasi
(orf) baru yang nampaknya homolog terhadap gen meningkat pada fase log dan mencapai tingkat
FLO1. Dua diantara orf baru tersebut ada maksimal saat mencapai fase akhir fermentasi (Esser
hubungannya dengan gen FLO5 dan FLO8 yang telah & Kues 1983).
dikenal, sementara yang lainnya merupakan gen Faktor lingkungan, dapat kita pilah menjadi:
flokulasi yang mungkin baru sama sekali. Faktor fisika
Hasil penelitian Calera & Calderone (1999) Prinsip yang umum tentang pengaruh
terhadap Candida albicans melaporkan bahwa temperatur terhadap flokulasi adalah bahwa terjadinya
mekanisme flokulasi pada C. albicans ternyata penurunan suhu optimal pada kisaran tertentu akan
disebabkan oleh delesi gen CaHK1 yang diduga menyebabkan flokulasi. Usaha manusia dalam
mengkodekan ensim histidin kinase yang berperan merangsang terjadinya flokulasi pada mikroorganisme
dalam osmoregulasi dan morfogenesis. Zhang et al. diantaranya dengan melakukan pendinginan (cooling).
Tabel I. Senyawa-senyawa penginduksi flokulasi mikroorganisme

Senyawa Organisme
Polimer :
Poliakrilamid, polietilenimin, dekstran, protein, polisakarida, Bakteri
asam nukleat

Polistiren sulfonat, selulosa Yeast


Senyawa organik lain :
Etanol, metanol, propanol, aceton, humic acid, melanoidin, Yeast
phlobafen
Senyawa anorganik :
Ca2+, Mg2+, Na+ Bakteri

Bentonit, Al3+ Algae

Bentonit, Fe, Ni, Al3+, Ca2+ Yeast

187
Flokulasi pada Mikroorganisme... (Priyo Wahyudi)

Pada kebanyakan yeast flokulasi terjadi pada suhu di terutama dalam menekan biaya produksi produk-
bawah 20°C, dan di atas suhu 25°C flokulasi tidak akan produk fermentasi.
terjadi. Sementara pada bakteri contohnya
Corynebacterium sp. yang dikultur pada suhu 40°C, DAFTAR PUSTAKA
akan segera berflokulasi apabila suhunya diturunkan Al-Mahmood, S., P. Glummelly, R. Bonaly, F. Delmotte
sampai 15°C (Esser & Kues 1983). Adanya agitasi & M. Monsigny. 1988. Kluyveromyces
yang ringan juga merupakan faktor fisik yang dapat bulgaricus yeast lectins, isolation of N-
mempercepat terjadinya flokulasi sel. acetylglucosamine and galactose-specific
Faktor kimia lectins: Their relation with flocculation. J. Biol.
Faktor kimia yang sangat menentukan proses Chem. 263(8): 3930—3934.
flokulasi adalah pH dan senyawa-senyawa kimia Bony, M., D. Thines-Sempoux, P. Barre & B. Blondin.
penginduksi flokulasi. Faktor pH memegang peranan 1997. Localization and cell surface anchoring
yang esensial karena sifatnya yang spesifik strain. of Saccharomyces cerevisiae flocculation
Tiap-tiap strain mempunyai kisaran pH optimal untuk protein Flo1p. J. Bacteriol. 179(15): 4929—
terjadinya proses flokulasi. 4936.
Sementara untuk senyawa-senyawa kimia Burdman, S., E. Jurkevitch, B. Schwartsburd & Y.
yang merangsang (induce) terjadinya flokulasi dapat Okon. 1999. Involvement of outer-membrane
disarikan pada tabel 1 di bawah ini. proteins in the aggregation of Azospirillum
Faktor biologi brasilense. Microbiology 145(5): 1145—1152.
Dalam hal ini faktor biologi yang menentukan Calera, J.A. & R. Calderone. 1999. Flocculation of
flokulasi adalah konsentrasi sel di dalam suspensi. hyphae is associated with a deletion in the
Menurut (Esser & Kues 1983) flokulasi pada S. putative CaHK1 two-component histidine
cerevisiae baru terjadi bila konsentrasi selnya telah kinase gene from Candida albicans.
mencapai 3—5 x 108 sel/ml. Selain konsentrasi sel, Microbiology 145 (6): 1431—1442.
faktor biologi lainnya yang cukup berpengaruh Dengis, P.B., L.R. Nelissen & P.G. Rouxhet. 1995.
terhadap flokulasi adalah terdapatnya strain lain di Mechanism of yeast flocculation: Comparison
dalam fermentor. Kehadiran strain lain dapat bersifat of top- and bottom-fermenting strains. Appl.
meningkatkan atau menghambat proses flokulasi. Environ. Microbiol. 61(2): 718—728.
Eggset, G., E.Stenberg & J. Kjosbakken. 1983.
APLIKASI FLOKULASI MIKROORGANISME DI Flocculation of Methylomonas sp.: Possible
BIDANG BIOTEKNOLOGI involment of a surface protein. Journal of
Beberapa industri bioteknologi yang sangat General Microbiology 129: 3611—3617.
berkepentingan dengan penguasaan teknologi Esser, K. & U. Kues. 1983. Flocculation and its
flokulasi sel baik bakteri, algae maupun yeast adalah: implication for Biotechnology. Process
1. Instalasi pengolahan air limbah (IPAL); IPAL pabrik Biochemistry-December 1983: 21—23.
maupun rumah tangga mekanisme flokulasi Olofsson, A.C., A. Zita & M. Hermansson. 1998. Floc
memudahkan sistem untuk memisahkan mikroba stability and adhesion of green-fluorescent-
sehingga didapatkan effluen dengan kandungan protein-marked bacteria to flocs in activated
mikroba yang rendah. sludge. Microbiology 144(2): 519—528.
2. Industri produksi etanol; Pada fermentor skala Shankar, C.S. & S. Umesh-Kumar. 1994. A surface
besar, mekanisme flokulasi yeast akan lectin associated with flocculation in brewing
memudahkan tahapan pemisahan fase cair strains of Saccharomyces cerevisiae.
dengan padatan, sehingga proses destilasi untuk Microbiology 140(5): 1097—1101.
memisahkan etanol dari air akan lebih efektif dan Shankar, C.S. , M.S. Ramakrishnan & S. Umesh-
efisien. Kumar. 1996. MIG1 overexpression causes
3. Industri minuman beralkohol (bir); Mekanisme flocculation in Saccharomyces cerevisiae.
flokulasi sel Saccharomyces cerevisiae Microbiology 142(9): 2663—2667.
menjadikan produk yang jernih. Smit, G., M.H. Straver, B.J. Lugtenberg & J.W. Kijne.
4. Industri baking yeast; Pemanenan biomassa S. 1992. Flocculence of Saccharomyces
cerevisiae hasil fermentasi cair menjadi lebih cerevisiae cells is induced by nutrient limitation
mudah. with cell surface hydrophobicity as a major
5. Industri protein sel tunggal, dan dominant. Appl. Environ. Microbiol. 58(11):
6. Industri-industri fermentasi lainnya. 3709—3714.
Stewart, G.G. & I. Russel. 1981. Yeast flocculation.
Penerapan teknologi flokulasi sel Brew. Science: 61-92.
mikroorganisme ini umumnya digunakan untuk proses Windisch, S. 1968. Flocculation of brewing yeast. The
pemanenan atau akhir proses pengolahan. Prinsip Brewers Digest-November 1968: 62-66.
dasar yang harus kita ingat adalah bahwa flokulasi Zhang, N., D.C. Gardner, S.G. Oliver & L.I. Stateva.
sel mikroorganisme membantu kita dalam 1999. Down-regulation of the expression of
memisahkan mikroorganisme dari mediumnya. PCK1 and SRB1/PSA1/VIG9, two genes
Flokulasi sel ini pada era bioindustri sekarang dan involved in cell wall integrity in Saccharomyces
masa yang akan datang akan sangat bermanfaat cerevisiae, causes flocculation. Microbiology
145(2): 309—316.

188

Anda mungkin juga menyukai