Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK

WINDING RESISTANCE MEASUREMENT ( PENGUKURAN RESISTANSI BELITAN )


Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Praktikum Teknik Tenaga Listrik

Kelas LT 2A Febri Ramandani Kurnia Sari NIM 3.31.11.0.10

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2013

Judul Percobaan : WINDING RESISTANCE MEASUREMENT no. percobaan : Percobaan 01

1.

Tujuan
a. Dapat menentukan resistansi efektif stator dan exciter belitan alternator b. Dapat merangkain sesuai pada gambar rangkaian

2.

Dasar Teori
Generatoe sinkron Generator Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik bolak-balik (ac) . Pada dasarnya Generator sinkron terdiri
dari stator, rotor, dan celah udara

Stator

Stator merupakan bagian yang diam, yang terdiri dari rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Stator dari Mesin Sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik, yang berbentuk laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar. Dengan inti ferromagnetik yang bagus berarti permebilitas dan resistivitas dari bahan tinggi. Belitan jangkar (stator) yang umum digunakan oleh mesin sinkron tiga fasa, ada dua tipe yaitu :

a. Belitan satu lapis (Single Layer Winding). Bila kumparan tiga fasa bisa disatukan dalam dua cara, yaitu hubungan bintang dan segitiga. Antar kumparan fasa dipisahkan sebesar 120 derajat listrik atau 60 derajat mekanik, satu siklus GGL penuh akan dihasilkan bila rotor dengan 4 kutub berputar 180 derajat mekanis. Satu siklus GGL penuh menunjukkan 360 derajat listrik, adapun hubungan antara sudut rotor mekanis _mek dan sudut listrik _lis, adalah :

Gb 1 Belitan Satu Lapis Generator Sinkron Tiga Fasa.

b. Belitan berlapis ganda (Double Layer Winding ) Kumparan jangkar hanya mempunyai satu lilitan per kutub per fasa, akibatnya masing-masing kumparan hanya dua lilitan secara seri. Bila alur-alur tidak terlalu lebar, masing-masing penghantar yang berada dalam alur akan membangkitkan tegangan yang sama. Masing-masing tegangan fasa akan sama untuk menghasilkan tegangan per penghantar dan jumlah total dari penghantar perfasa. Dalam kenyataannya cara seperti ini tidak menghasilkan cara yang efektif dalam penggunaan inti stator, karena variasi kerapatan fluks dalam inti dan juga melokalisir pengaruh panas dalam daerah alur dan menimbulkan harmonik. Untuk mengatasi masalah ini, generator praktisnya mempunyai kumparan terdistribusi dalam beberapa alur per kutub per fasa. Gambar 2 memperlihatkan bagian dari sebuah kumparan jangkar yang secara umum banyak digunakan. Pada masing-masing alur ada dua sisi lilitan dan masing-masing lilitan memiliki lebih dari satu putaran. Bagian dari lilitan yang tidak terletak kedalam alur biasanya disebut Winding Overhang, sehingga tidak ada tegangan dalam winding overhang.

Gb 2 . Belitan Berlapis Ganda Generator Sinkron Tiga Fasa.

Eksiter Exciter adalah sebuah generator dc eksitasi sendiri dengan belitan shunt. Medan exciter menghasilkan intensitas fluks magnetic antara kutub-kutubnya. tegangan yang dihasilkan diinduksi dalam gulungan stator. Nilai reaktansi sinkron diperoleh dengan melakukan pengukuran arus dan tegangan selama percobaan sirkuit pendek dimana perlawanan dari belitan stator diabaikan. Pengukuran dilakukan dengan mengurangi exciter saat ini dan dengan semua tiga fase belitan stator hubung pendek. Ada hubungan hampir linier antara exciter dan arus. Selain itu, tidak seperti tegangan tanpa beban, arus sirkuit pendek hampir independen dari kecepatan alternator, baik sebagai sinkron dihasilkan tegangan dan reaktansi sinkron sebanding dengan frekuensi, sehingga membuat hasil bagi kedua kuantitas tergantung pada frekuensi.

3.

Rangkaian Percobaan

Gb1. Armature Resistance

Gb.2. Field Resistance

4.

Alat dan Bahan


Transformator Alternator 3 phasa dengan exciternya Kumparan bergerak ampermeter (100-1000 mA) 1 buah Kumparan bergerak voltmeter (15-30 V) 1 buah Multimeter digital 1 buah Kabel jumer 10 buah

5.

Langkah Kerja
Persiapakan alat dan bahan. Pasang rangkain sesuai dengan gambar rangkaian percobaan 1 tentang armature resistance. Hitung nilai resistansi Catat hasilnya pada tabel 1 Pasang kembali rangkaian sesuai dengan gambar rangkaian percobaan 2 tentang field resistance Hitung nilai rata-rata setiap resistansi antara terminal Hitung nilai resistansi kemudian catat pada tabel 2

6.

Data dan Hasil Percobaan


Tabel 1 (Armature resistance )

Phase UV

I (Am) U (V ) R()

300 4 13,33 4 13,33 4 13,33

400 5 12,5 5 12,5 5 12,5

500 6,5 13 6,5 13 6,5 13

600 7,5 12,5 7,5 12,5 7,5 12,5

VW

U (V ) R()

WU

U (V ) R()

Tabel 2 ( field resistance ) I ( Am) 30 10,5 350 40 15 375 50 18 360 60 21 350 70 24 343

U (V ) R()

7.

Pembahasan hasil Percobaan


Pada percobaan 1, bahwa Antara belitan UV, VW, WU memiliki volt yang sama dan pada setiap kenaikan arusnya, volt tersebut akan bertambah nilai tegangannya, Selaian itu pada percobaan 1 memiliki hambatan terbesar pada saat Arus 300mA, sedangkan saat arus semakin tinggi besarnya hambatan cenderung turun. Pada percobaan 2, bahwa semakin besar nilai arusnya maka nilai tegangannya akan bertambah, sebaliknya nilai hambatan semakin menurun

8.

Kesimpulan
1. Setiap belitan memiliki besar nilai tegangan yang sama UV = VW = WU 2. Semakin besar nilai Arus maka semakin besar nilai tegangan, dan semakin kecil nilai hambatannya. 3. Pada percobaan field resistance, semakin besar nilai arus semakin besar pula nilai tegangan, dan semakin kecil nilai hambatan

4. Dalam pemasangan rangkaian K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja ) perlu


diperhatikan , agar tidak terjadi hal hal yang tidak di inginkan.

9.

Daftar Pustaka
DE LORENZO.2011.Electrical Power Enggineering. http://listrikhadi.blogspot.com/2011/01/pemeliharaan-generator-syn-chrons-turbo.html http://www.google.com/ http://kurniawan99awan.blogspot.com/2013/02/generator-sinkron-bab-1.html

Anda mungkin juga menyukai