Anda di halaman 1dari 3

ANIFESTASI KLINIK Manifestasi klinik umum (akibat dari peningkatan TIK, obstruksi dari CSF ).

Sakit kepala Nausea atau muntah proyektil Pusing Perubahan mental Kejang Manifestasi klinik lokal (akibat kompresi tumor pada bagian yang spesifik da ri otak) : Perubahan penglihatan, misalnya: hemianopsia, nystagmus, diplopia, kebut aan, tanda-tanda papil edema. Perubahan bicara, msalnya: aphasia Perubahan sensorik, misalnya: hilangnya sensasi nyeri, halusinasi sensor ik. Perubahan motorik, misalnya: ataksia, jatuh, kelemahan, dan paralisis. Perubahan bowel atau bladder, misalnya: inkontinensia, retensia urin, da n konstipasi. Perubahan dalam pendengaran, misalnya : tinnitus, deafness. Perubahan dalam seksual PEMERIKSAAN PENUNJANG Untuk membantu menentukan lokasi tumor yang tepat, sebuah deretan pengujian dila kukan. CT-Scan memberikan info spesifik menyangkut jumlah, ukuran, dan kepadatan je jas tumor, serta meluasnya edema serebral sekunder. MRI membantu mendiagnosis tumor otak. Ini dilakukan untuk mendeteksi jejas t umor yang kecil, alat ini juga membantu mendeteksi jejas yang kecil dan tumor-tu mor didalam batang otak dan daerah hipofisis. Biopsy stereotaktik bantuan computer (3 dimensi) dapat digunakan untuk mendi agnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan dasar-dasar pengobatan d an informasi prognosis. Angiografi serebral memberikan gambaran tentang pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral. EKG dapat mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumo r dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang. KOMPLIKASI POST OPERASI Edema cerebral. Perdarahan subdural, epidural, dan intracerebral. Hypovolemik syok. Hydrocephalus. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (SIADH atau Diabetes Insipidus). Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis. Tromboplebit is postoperasi biasanya timbul 7 14 hari setelah operasi. Bahaya besar trombople bitis timbul bila darah tersebut lepas dari dinding pembuluh darah vena dan ikut aliran darah sebagai emboli ke paru-paru, hati, dan otak. Pencegahan trombopleb itis yaitu latihan kaki post operasi, ambulatif dini. Infeksi. Infeksi luka sering muncul pada 36 46 jam setelah operasi. Organisme yang paling sering menimbulkan infeksi adalah stapilokokus aurens, organisme; gram positif. Stapilokokus mengakibatkan pernanahan. Untuk menghindari infeksi luka yang pali ng penting adalah perawatan luka dengan memperhatikan aseptik dan antiseptik. Kerusakan integritas kulit sehubungan dengan dehisensi luka atau eviserasi.

Dehisensi luka merupakan terbukanya tepi-tepi luka. Eviserasi luka adalah keluar nya organ-organ dalam melalui insisi. Faktor penyebab dehisensi atau eviserasi adalah infeksi luka, kesalahan menutup waktu pembedahan. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN Mengurangi komplikasi akibat pembedahan. Mempercepat penyembuhan. Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi. Mempertahankan konsep diri pasien. Mempersiapkan pasien pulang. PERAWATAN PASCA PEMBEDAHAN Tindakan keperawatan post operasi. Monitor kesadaran, tanda-tanda vital, CVP, intake dan output Observasi dan catat sifat darai drain (warna, jumlah) drainage. Dalam mengatur dan menggerakan posisi pasien harus hati-hati, jangan sam pai drain tercabut. Perawatan luka operasi secara steril. Makanan Pada pasien pasca pembedahan biasanya tidak diperkenankan menelan makanan sesuda h pembedahan. makanan yang dianjurkan pada pasien post operasi adalah makanan ti nggi protein dan vitamin C. Protein sangat diperlukan pada proses penyembuhan lu ka, sedangkan vitamin C yang mengandung antioksidan membantu meningkatkan daya t ahan tubuh untuk pencegahan infeksi. Pembatasan diit yang dilakukan adalah NPO ( nothing peroral). Biasanya makanan baru diberikan jika: Perut tidak kembung Peristaltik usus normal Flatus positif Bowel movement positif Mobilisasi Biasanya pasien diposisikan untuk berbaring ditempat tidur agar keadaanya stabil . Biasanya posisi awal adalah terlentang, tapi juga harus tetap dilakukan peruba han posisi agar tidak terjadi dekubitus. Pasien yang menjalani pembedahan abdome n dianjurkan untuk melakukan ambulasi dini. Pemenuhan kebutuhan eliminasi Sistem Perkemihan : Kontrol volunter fungsi perkemihan kembali setelah 6 8 jam post anesthesia i nhalasi, IV, spinal. Anesthesia, infus IV, manipulasi operasi retensio urine. Pencegahan : Inspeksi, Palpasi, Perkusi abdomen bawah (distensi buli-buli). Dower catheter kaji warna, jumlah urine, out put urine < 30 ml / jam komplik asi ginjal. Sistem Gastrointestinal : Mual muntah 40 % klien dengan GA selama 24 jam pertama dapat menyebabkan str ess dan iritasi luka GI dan dapat meningkatkan TIK pada bedah kepala dan leher s erta TIO meningkat. Kaji fungsi gastro intestinal dengan auskultasi suara usus. Kaji paralitic ileus suara usus (-), distensi abdomen, tidak flatus.

Jumlah, warna, konsistensi isi lambung tiap 6 8 jam. Insersi NG tube intra operatif mencegah komplikasi post operatif dengan deco mpresi dan drainase lambung. Meningkatkan istirahat. Memberi kesempatan penyembuhan pada GI trac bawah. Memonitor perdarahan. Mencegah obstruksi usus. Irigasi atau pemberian obat.

Anda mungkin juga menyukai