Anda di halaman 1dari 7

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH

1.1. Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah sangat terkenal di mancanegara. Industri batik di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat setelah kain tradisional khas Indonesia tersebut pada tahun 2009 mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan budaya dunia asal Indonesia (Suryanto, 2012). Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nurhayati pada Asia Tourism Forum 2012 yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung di Gedung Merdeka mengatakan bahwa perkembangan industri batik mencapai lebih dari 300 persen selama 3,5 tahun (Suryanto, 2012). Tak hanya orang Indonesia saja yang suka memakai batik, namun beberapa artis Hollywood yang gemar menggunakan kain warisan budaya ini yang diantaranya adalah Jesica Alba, Drew Barrymore, Reese Witherspoon (Alifyah, 2012). Batik sebagai salah satu industri kreatif di Indonesia telah memberikan devisa yang cukup besar kepada pemerintah Indonesia. Budaya merupakan modal utama dalam industri kreatif yang secara global menyumbang pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen dari Produk National Bruto (PDB) (Suryanto, 2012). Apabila dikelola dengan baik kegiatan ekonomi justru bisa kembali menghidupkan dan melestarikan tradisi dengan keterlibatan aktif dari masyarakat setempat penganut karya budaya tersebut (Suryanto, 2012).

Tekanan pasar domestik yang berdampak pada penurunan omset industri lokal untuk jangka waktu yang belum diketahui masih menjadi kekhawatiran sejumlah kalangan pengusaha, khususnya pengusaha batik Indonesia dengan diberlakukannya ASEAN China Free Trade Area (AC-FTA) (Septiyaning, 2010). China tidak hanya menggempur pasar pekakas rumah tangga Indonesia saja, namun telah menyentuh industri batik Indonesia (Septiyaning, 2010). Menurut catatan BPS, sepanjang 2012, impor batik dari China mencapai 1.037 ton dengan nilai US$ 30 juta atau sekitar Rp 285 millar. Impor terbesar adalah batik mekanik dengan jumlah 677,4 ton dengan nilai US$ 23,3 juta. Batik mekanik adalah batik cap yang dikerjakan oleh mesin (Septiyaning, 2010). Selain volumenya yang besar, harga batik buatan China lebih murah dibandingkan dengan batik buatan lokal. Selisih harga batik buatan China dan Indonesia selisih harganya bisa mencapai Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu per helai. Untuk batik-batik cap yang berbahan katun, batik China ini dijual seharga Rp 70 ribu per helai, Sementara batik sejenis buatan Pekalongan jawa tengah hargannya mencapai Rp 100 ribu per helai (Septiyaning, 2010). Pangsa pasar industri batik national bisa saja tergerus oleh industri batik China apabila industri batik national tidak dapat menjaga loyalitas pencinta batik nusantara. Dalam quick assessment, sejumlah responden seperti asiosiasi pengusaha Indonesia (Apindo), Asmindo, Pedagang Grosir, Pengusaha Batik Kauman, kendati menyatakan sanggup bersaing namun penurunan pangsa pasar domestik tidak bisa dihindari (Septiyaning, 2010). Menurut Mari Elka Pangestu, kecintaan masyarakat

terhadap batik kian tinggi (Siregar, 2011). Dari survey yang dilakukan oleh Departemen Perdagangan, sebanyak 82 persen responden masyarakat Indonesia suka menggunakan batik, 77 persen responden memakai batik satu kali dalam setiap bulan. Jumlah pengguna batik di Indonesia telah mencapai 72.82 persen (Siregar, 2011). Jumlah tersebut memberikan potensi yang besar bagi industri batik dalam

negeri dikarenakan tingkat kecintaan masyarakat Indonesia ternyata cukup besar terhadap batik. Namun agar dapat bersaing dengan industri batik buatan China yang masuk ke nusantara, Preferensi konsumen dan produk deferensiasi menjadi begitu penting bagi industri batik dalam negeri untuk mempertahankan loyalitas konsumen terhadap batik dalam negeri. Preferensi merupakan motif atau alasan konsumen untuk berperilaku membeli (Siregar, 2011). Pengetahuan terhadap preferensi konsumen sangat penting untuk pengembangan merek dan peningkatan loyalitas konsumen (Siregar, 2011). Memasarkan produk di tengah persaingan pasar yang kian tinggi, tentu bukan perkara mudah bagi sebagian pelaku usaha. Dibutuhkan strategi pemasaran yang jitu agar produk tidak tenggelam dalam persaingan yang semakin ketat. Deferensiasi produk menjadi salah satu strategi jitu yang dapat ditawarkan kepada konsumen dalam persaingan yang sangat ketat saat ini (Siregar, 2011). Dengan semakin ketatnya persaingan di industri batik dalam negeri saat ini, peneliti mengusulkan dua hal yang perlu diperhatikan oleh industri batik dalam negeri yaitu preferensi konsumen terhadap batik dan produk deferensasi. Oleh sebab itu peneliti tertarik malakukan

penelitian dengan judul Hubungan Group Reference dan Produk Deferensiasi Terhadap Loyalitas Konsumen Batik di Indonesia. 1.2. Identifikasi Masalah Setelah melakukan kajian mendalam terhadap fenomena diatas, terdapat dua hal utama yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian dalam bidang media sosial. Tiga hal utama tersebut antara lain adalah; 1. Apakah terdapat hubungan antara diferensiasi produk terhadap loyalitas konsumen batik di kota Bandung? 2. Apakah terdapat hubungan antara group reference terhadap loyalitas konsumen batik di kota Bandung? 3. Apakah terdapat hubungan antara diferensiasi produk dan group reference secara bersama-sama terhadap loyalitas konsumen batik di kota Bandung? 1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan group preferens dan produk dererensasi masyarakat terhadap loyalitasnya pada produk batik dalam negeri.

1.3.2. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat yang diantaranya adalah: 1.3.2.1. Manfaat Penelitian Untuk Kontribusi Praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam melakukan kegiatan pemasaran batik di Indonesia khususnya di kota Bandung. Penelitian ini dapat digunakan sebagai titik acuan para praktisi dalam melakukan pendekatan pasar terhadap konsumen. Penelitian ini dapat digunakan untuk mengefektifkan kegiatan pemasaran untuk dapat menahan industri batik buatan China. 1.3.2.2.Manfaat Penelitian Untuk Kontribusi Teori Sebagai sumber untuk pengembangan penelitian pemasaran berikutnya. Sebagai sumber acuan penelitian mengenai kegiatan pemasaran UMKM Indonesia. 1.4.Garis Besar Penelitian 1.4.1.1. BAB I: Pendahuluan BAB I akan menjelaskan beberapa sub bab seperti Latar belakang dari penelitian. Subbab ini akan membahas mengenai fenomena yang terjadi dalam persaingan pasar untuk produk batik di Indonesia Identifikasi masalah, subbab ini akan menjelaskan mengenai masalah yang muncul dalam phenomena dan pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan phenomena tersebut.

Tujuan dan manfaat penelitian, subbab ini akan menerangkan mengenai tujuan diadakannya penelitian ini dan manfaat yang akan didapat baik secara teori maupun secara praktis.

Garis Besar Penelitian, subbab ini akan menjelaskan mengenai garis besar penelitian dari mulai bab 1 hingga bab 5.

Lokasi dan Tempat Penelitian, subbab ini akan menjelaskan dimana dan kapan penelitian akan dilakukan.

1.4.1.2. BAB II: Tinjauan Pustaka Bab ini akan menjelaskan mengenai semua topik akademis yang menjadi dasar dalam melakukan penelitian ini. Secara khusus, bab ini akan menjelaskan mengenai group preferensi dan produk diferensiasi serta loyalitas konsumen.

1.4.1.3. BAB III: Medotologi Penelitian Prosedur penelitian memberikan langkah langkah yang harus diambil dalam melakukan sebuah penelitian, dimana penelitian itu akan dilakukan dan kapan penelitian itu dilakukan. Apa teknik pengumpulan data yang dipakai dan kerangka pemikiran yang kita gunakan. Sample, dalam bab ini menjelaskan mengenai siapa yang akan dijadikan sample penelitian, berapa banyak sample yang dibutuhkan dan metode sampling apa yang akan digunakan.

Instumen penelitian akan menjelaskan mengenai alat yang digunakan dalam penelitian. Alat tersebut adalah kuestioner. Instrumen penelitian terdiri dari desain kuesioner, operasional variabel, dan pengukuran variabel. Dalam menganalisis data, penulis akan menggunakan SPSS.

1.4.1.4. BAB IV: Temuan Dan Diskusi Bab ini akan menjelaskan mengenai hasil dari penelitian yang berasal dari pemrosesan data melalui SPSS. Setelah itu hasil penelitian tersebut akan didiskusikan berdasarkan atas identifikasi masalah yang telah ditemukan sebelumnya.

1.4.1.5. BAB V: Kesimpulan Dan Saran Bab ini adalah bab terakhir dalam penelitian yang akan menjelaskan mengenai kesimpulan dari penemuan yang didapat selama penelitian. Selain itu, dalam bab ini akan menjelaskan saran-saran yang penulis ajukan untuk menyelesaikan masalah.

1.5. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada setiap hari kerja dan akhir pekan. Penelitian akan berlokasi di beberapa centra outlet pakaian batik dan outlet pakaian di daerah riau dan sentra kain batik di kota Bandung.

Anda mungkin juga menyukai