Anda di halaman 1dari 57

Fisika dari The Urinary System

oleh dr. Keriahen Bangun Departeman Fisika Kedokteran F.K. USU.

An Introduction to the Urinary System

Figure 261

3 Functions of the Urinary System


1. Excretion:
removal of organic wastes from body fluids discharge of waste products

2. Elimination:

3. Homeostatic regulation:
of blood plasma volume and solute concentration

Organs that excrete urine


Organs that eliminate urine:
ureters (paired tubes) urinary bladder (muscular sac) urethra (exit tube)

Kidneys

Urinary Tract

Process of eliminating urine Contraction of muscular urinary bladder forces urine through urethra, and out of body

Urination or Micturition

5 Homeostatic Functions of Urinary System


1. Regulate blood volume and blood pressure:
by adjusting volume of water lost in urine releasing erythropoietin and renin sodium, potassium, and chloride ions (by controlling quantities lost in urine) calcium ion levels (through synthesis of calcitriol) by controlling loss of hydrogen ions and bicarbonate ions in urine

2. Regulate plasma ion concentrations:

3. Help stabilize blood pH:

4. Conserve valuable nutrients:


by preventing excretion while excreting organic waste products

5. Assist liver to detoxify poisons

Tekanan dalam kandung kemih.


Kandung kemih sebuah kantung yang berupa balon elastis yang mengembang waktu berisi dan kempis atau kollaps waktu kosong.Sehabis berkemih kandung kemih kosong dan mengembang kembali sejalan dengan berjalannya waktu dimana urine yang dihasilkan ginjal disimpan disana menunggu untuk dikeluarkan melalui uretra.Jadi tekanan disana berubah sesuai jumlah urine yang ada didalamnya.

Tekanan dalam vesica urinaria


Tekanan dalam kandung kemih termasuk tekanan internal yang paling jelas dirasakan

Prinsip pengukuran tekanan vesica urinaria.

Tekanan berkemih normal cukup rendah rendah,2-4 kPa (20-40 cm air) tetapi bagi penderita obstruksi saluran kemih akibat pembesaran prostat maka ,agar dapat berkemih diperlukan tekanan lebih dari 10 kPa (100 cm air ) , bahkan kadang terjadi retensi urine yang memerlukan cateter. Untuk mengukur tekanan dalam kandung kemih dipakai sistometri.

Functions of the Urinary System


1. Excretion:
removal of organic wastes from body fluids discharge of waste products

2. Elimination:

3. Homeostatic regulation:
of blood plasma volume and solute concentration

Untuk ketiga fungsi diatas berlakulah istilah-istilah fisika di ginjal yaitu; tekanan hydrostatik, solvent drag,difusi,bulk flow,teka nan osmotik,tranport aktif,filtrasi, reabsorbsi dll. Marilah kita lihat dan kenal satu2.

Tekanan hydrostatic.Ini berasal dari tekanan yang dihasilkan pom paan jantung yang menghasilkan
tekanan darah yang arahnya dalam pambuluh darah kedinding kapiler jadi arahnya keluar dari pembuluh darah. Tekanan ini normalnya di artery 32 mm Hg lebih tinggi dari tekanan di jaringan dan makin kecil makin ke venoul,dan inilah yang mendorong cairan beserta zat2 yang terlarut didalamnya untuk keluar ke jaringan. Tekanan ini sangat menentukan dalam proses filtrasi.

Bagaimana zat diangkut dalam cairan.


1. Solvent drag.
Sebuah tabung /selang berisi air yang sedang mengalir dengan laju arus i m/ dtk .Jika zat terlarut misalnya glucose dlam air dengan konsentrasi C partikel / m,maka glucose tersebut akan diangkut bersama air.Jadi partikel terlarut melewati suatu titik adalah: C i partikel / detik. Proses ini disebut solvent drag dimana partikel zat terlarut hanyut terseret oleh zat pelarut dalam jumlah tertentu per detik. Ini misalnya sel2 eritrosit dan lekosit serta zat zat kimia seperti glucose dan CO2 melalui pembuluh darah. .

2.Difusi
Disini kita nelihat bahwa bila ada perbedaan konsentrasi suatu zat dalam cairan atau gas maka molekul2 nya akan terus bergerak hingga didapati konsentrasi yang homogen diseluruh ruangan tersebut. Gerakan molekul2 zat itu benar2 acak.Bisa kekanan atau kekiri dengan kesempatan yang sama. Sering kita sebut dengan sebutan random walk.Difusi ini memerlukan perubahan konsentrasi dengan jarak atau adanya suatu gradien konsentrasi.

3.Bulk flow dan Difusi


Bulk flow berbeda dengan difusi.Gerakan molekul2 zat terlarut oleh karena terseret oleh molekul2 yang didekatnya.Misalnya sebuah molekul zat terlarut terseret oleh molekul2 pelarut yang bergerak oleh adanya gradien tekanan.Dia tidak dapat lagi berkontak atau dipengaruhi oleh molekul sesamanya karena ia dikelilingi oleh dan bergerak bersama molekul2 pelarutnya. Ini disebut dengan bulk flow.

Bagaimana zat dipindahkan melalui membran?


1.Difusi dan Solvent drag.
Sebagian besar struktur yang secara biologis penting,dibungkus oleh membrane.Setiap sel dibungkus oleh membrane.Dinding suatu kapiler adalah suatu membrane.Membrane dapat melewatkan zat2 tertentu tapi tidak melewatkan zat tertentu lainnya. Terhadap zat yang dilewatkannya dia disebut Permeable dan terhadap zat yang tidak dia disebut impermeable.Membrane ini disebut membrane yang semipermeable.Banyak membrane mempunyai pori. Pori ada yang lurus dan ada yang berbelok belok. Po ri pori menentukan secara sederhana untuk menjadi semiper meable.,tergantung besar kecilnya zat yang terlarut. (lihat gambar). Inilah salah satu cara zat dipindahkan melalui membrane. Lainnya adalah dengan tekanan osmotik dan transport aktif.

2.Tekanan osmotic.
Bila ada 2 bagian zat cair yang dibatasi oleh suatu membrane yang semipermeable, jika tekanan sebelah kiri sama de ngan sebelah kanan maka tidak ada alir an. Tapi bila kita masukkan suatu zat yang tidak dapat melewati membrane dibagian sebelah kiri maka kita akan melihat bahwa volume disebelah kiri bertambah dan sebagian larutan harus dikeluarkan agar tekanan sama kembali.Kita nelihat disini bahwa air mengalir dari kanan kekiri.Agar aliran itu tidak ada ( = 0 ) maka harus lah kita menambah tekanan di sebelah sisi kiri. Tekanan yang harus ditambahkan inilah yang kita sebut tekanan osmotik dari zat yang terlarut itu. Arahnya adalah ke bagian mana pelarutnya bergerak atau ke daerah bagian yang mempunyai konsentrasi zat yang terlarut lebih tinggi.

3.Transport aktif.
Kadang kadang zat dapat berpindah dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah berkonsentrasi tinggi.Perpindahan ini tak mungkin oleh suatu proses acak,karena ia harus melawan arah yang berbeda.Jadi mesti ada tenaga yng disebut transport aktif yang mungkin saja adalah energy bebas kimia yang memompa zat tersebut melawan gradien konsentrasi. Zat yang dipindahkan dengan cara ini misal nya glucose,calsium,natrium dan asam amino Sedangkan ion hydrogen dan kalium ditransport aktif kedalam tubulus.

Pengaturan cairan interstisial.


Perpindahan oxigen dan nutrient dari darah di kapiler ke sel dan produk sisa dari sel masuk ke darah adalah dengan proses utamanya difusi. Ukuran kapiler terkecil kira2 sama dengan ukuran diameter eritrosit,7 m ,jadi sel2 darah merah berdesak desak melalui kapiler dan mengalir satu per satu.Sel2 yng ada dalam plasma yang terdiri dari air,elektrolit dan molekul2 kecil (misal glucose dan CO2 )serta molekul2 protein besar.Seluruh plasma,kecuali molekul protein besar dapat mlalui dinding kapiler,melalui pori2 nya. Diluar kapiler ada cairan interstitial yang membasuh sel.

Konsentrasi molekul protein dicairan interstitial jauh lebih rendah dibandingkan dengan didalam kapiler. Tekanan osmotik adalah faktor penting yang menentukan di cairan interstitial hingga aliran air dan nutrien dapat melalui dinding kapiler.Angka2 yang lazim yang merupakan besar tekanan osmotik adalah; Di dalam kapiler-------1 =3700 Pa (28 mmHg). Di luar kapiler--------- 2 = 600 Pa (4,5 mmHg). Sulit menentukan tekanan total cairan interstitial,tetapi besarnya -800 Pa (-6mmHg). Jaringan diibaratkan dgn kaleng yang isinya sebagian dikeluar kan,bukan balon.Jaringan dipertahankan dibawah tekanan atmosfer, oleh sifatnya yang kaku.Oleh karena itu tekanan pendorong oleh air dan molekul kecil disisi luar,do adalah:

do = 0 - 2 = -800 -600 = -1400 Pa (-10,5 mmHg)

Oedema. Oedema atau bengkak tejadi oleh karena cairan yang masuk ke jaringan lebih banyak dari biasanya.
Mekanisme terjadinya oedema ada 3 cara: 1 Tekanan hydrostatik yang menaik, misalnya pada tekanan darah yang meninggi atau pada gagal ginjal. 2. Tekanan osmotik yang menurun, misalnya pada hypoproteinemia di mana kadar protein darah menurun hingga cairan / plasma keluar dari kapiler.

Penyebab oedema berikutnya,


3. Trauma; oleh karena adanya trauma maka dinding kapiler rusak hingga permeabilitynya kacau dan mening gi menyebabkan cairan bisa keluar lebih banyak-oedema.

3 cara kerja ginjal.


Filtrasi---melewatkan cairan/larutan zat2 yang bermolekul kecil. 250 ml per menit. Reabsorbsi---mengambil kembali cairan/larutan zat2 yang . diperlukan. 99% dari filtrat. Secresi- mengeluarkan zat2 berlebihyang tidak terikut pada filtrasi di glomerulus---disecresi oleh renal tubule.dengan transport aktif, misalnya ion hydrogen dan kalium..

1. FILTRATION Hydrostatic pressure forces water through membrane pores:


3 Basic Processes of Urine Formation

small solute molecules pass through pores larger solutes & suspended materials are retained

Occurs across capillary walls: In some sites (ie liver), pores are large:
plasma proteins can enter interstitial fluids as water and dissolved materials are pushed into interstitial fluids

At the renal corpuscle:


specialized mem. restricts all circulating proteins

Filtration
Occurs in renal corpuscle Blood pressure:
forces water and dissolved solutes out of glomerular capillaries into capsular space produces proteinfree solution (filtrate) similar to blood plasma

Reabsorption
Useful materials are recaptured before filtrate leaves kidneys Reabsorption occurs in proximal convoluted tubule

3 Functions of Renal Tubule


1. Reabsorb useful organic nutrients that enter filtrate 2. Reabsorb more than 90% of water in filtrate 3. Secrete waste products that failed to enter renal corpuscle through filtration at glomerulus

Plasma clearance
Ini mencerminkan kemampuan ginjal membersihkan berbagai zat dari plasma,dengan rumus:

R (molekul/detik) = K (m/dtk) C (molekul/m)


R = Kecepatanpembersihan suatu zat dari tubuh (bisa juga dalam mg/jam). C = Konsentrasi zat tersebut didalam plasma( bisa dalam mg/liter). K = Konstanta pembanding (bisa dalam liter/jam) yang tergantung pada perbedaan tekanan,tekanan osmotic,dan sifat kimiawi setiap proses transport aktif. Dengan kata lain cleararance / bersihan adalah volume plasma dari suatu zat yang dibersihkan secara total per deik.

Artificial Kidney
Guna dari ginjal buatan ini adalah untuk mengeluarkan molekul2 zat terlarut yang kecil,misalnya ureum yang tinggi pada penderita sakit ginjal kronis.Prinsip dari ginjal buatan ialah membuat permukaan membrane yang semipermeable seluas yang disesuaikan dengan kebutuhan dan direndam dalam cairan dialisis.Bila kita mau prosesnya cepat,kita buat luas membranenya lebih lagi.Tetapi bila terlalu cepat pasiennya akan mengeluh sakit kepala karena,molekul berukuran sedang lebih lambat melalui membrane yang memisahkan plasma dengan cairan otak.sehingga penyamaan konsentrasi zat2 tersebut lambat baru tercapai dan akibatnya pasiennya akan mengeluh sakit kepala, karena adanya tekanan osmotik yang akan menyebab kan cairan akan pindah ke cairan otak(CSF / CSS),sehingga tekanan dalam cairan otak meningkat sehingga menimbulkan sakit kepala.

Terapi pengganti ginjal


Apabila fungsi ginjal sudah sangat menurun (lebih dari 90 persen) sehingga tidak lagi mampu untuk menjaga kelangsungan hidup individu, maka perlu dilakukan Terapi Pengganti Ginjal, yaitu Dialisis dan Transplantasi Ginjal.
DIALISIS Dialisis adalah metode terapi yang bertujuan untuk menggantikan fungsi/kerja ginjal, yaitu membuang zat-zat sisa dan kelebihan cairan dari tubuh. Ada 2 jenis dialisis:

Hemodialisis (cuci darah dengan mesin dialiser) Dialisis Peritoneal (cuci darah melalui perut)

Hemodialisis
Hemodialisis (HD) adalah dialisis dengan menggunakan mesin dialiser yang berfungsi sebagai "ginjal buatan". Pada HD, darah dipompa keluar dari tubuh, masuk ke dalam mesin dialiser. Di dalam mesin dialiser, darah dibersihkan dari zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh dialisat (suatu cairan khusus untuk dialisis), lalu dialirkan kembali ke dalam tubuh. Proses HD dilakukan 1-3 kali seminggu di rumah sakit dan setiap kalinya membutuhkan waktu sekitar 2-4 jam.

Pembuatan "Akses" untuk HD


Agar prosedur hemodialisis dapat berlangsung, sebelumnya perlu dibuatkan akses untuk keluar dan masuknya darah dari tubuh. Akses untuk hemodialisis dapat bersifat temporer (sementara) atau permanen. Akses temporer yaitu berupa kateter yang dipasang pada pembuluh darah balik (vena) di daerah leher.

Akses permanen biasanya dibuat dengan menghubungkan salah satu pembuluh darah balik (vena) dengan pembuluh nadi (arteri) pada lengan bawah. Akses model Fistula ini populer dengan nama Cimino.

Jika Anda meletakkan jari di bagian Cimino, anda akan merasakan getaran yang timbulkan oleh aliran darah pada Cimino. Getaran ini perlu diperiksa secara berkala untuk memastikan bahwa aliran darah pada Cimino tetap lancar.

Tips perawatan Cimino:


Jangan mengenakan pakaian ketat atau perhiasan di sekitar daerah Cimono. Jangan mengukur tekanan darah, mengambil darah, atau melakukan infus pada lengan yang terpasang Cimino. Cuci tangan sesering mungkin dan jaga agar daerah Cimino dan sekitarnya senantiasa bersih .

Keuntungan HD: 1. Tidak usah menyiapkan peralatan HD sendiri. 2. Kondisi pasien lebih terpantau karena prosedur HD dilakukan di rumah sakit oleh tenaga kesehatan terlatih. 3. Jumlah protein yang hilang selama pada proses HD lebih sedikit.

Kerugian HD: 1. Fungsi ginjal yang tersisa cepat menurun. 2. Pembatasan asupan cairan dan diet lebih ketat. 3. Kadar hemoglobin lebih rendah, sehingga kebutuhan akan eritropoietin lebih tinggi.

*Dialisis Peritoneal

Dialisis Peritoneal adalah metode cuci darah dengan bantuan membran peritoneum (selaput rongga perut). Jadi, darah tidak perlu dikeluarkan dari tubuh untuk dibersihkan dan disaring oleh mesin dialisis.

Pemasangan Kateter untuk Dialisis Peritoneal Sebelum melakukan Dialisis peritoneal, perlu dibuat akses sebagai tempat keluar masuknya cairan dialisat (cairan khusus untuk dialisis) dari dan ke dalam rongga perut (peritoneum). Akses ini berupa kateter yang ditanam di dalam rongga perut dengan pembedahan. Posisi kateter yaitu sedikit di bawah pusar. Lokasi dimana sebagian kateter muncul dari dalam perut disebut exit site.

Cara kerja Dialisis Peritoneal; Dialisis Peritoneal diawali dengan memasukkan cairan dialisat (cairan khusus untuk dialisis) ke dalam rongga perut melalui selang kateter, lalu dibiarkan selama 4-6 jam. Ketika dialisat berada di dalam rongga perut, zat-zat racun dari dalam darah akan dibersihkan dan kelebihan cairan tubuh akan ditarik ke dalam cairan dialisat.

Zat-zat racun yang terlarut di dalam darah akan pindah ke dalam cairan dialisat melalui selaput rongga perut (membran peritoneum) yang berfungsi sebagai alat penyaring, proses perpindahan ini disebut Difusi.

Cairan dialisat mengandung dekstrosa (gula) yang memiliki kemampuan untuk menarik kelebihan air, proses penarikan air ke dalam cairan dialisat ini disebut Ultrafiltrasi. Disini tek.osmotik banyak terlibat.

Proses Penggantian Cairan Dialisis

Proses ini tidak menimbulkan rasa sakit dan hanya membutuhkan waktu singkat ( 30 menit). Terdiri dari 3 langkah:

Langkah 1. Pengeluaran cairan Cairan dialisat yang sudah mengandung zatzat racun dan kelebihan air akan dikeluarkan dari rongga perut dan diganti dengan cairan dialisis yang baru. Proses pengeluaran cairan ini berlangsung sekitar 20 menit.

Langkahke2. Memasukkan cairan Cairan dialisat dialirkan ke dalam rongga perut melalui kateter. Proses ini hanya berlangsung selama 10 menit.

Langkah ke-3.Waktu tinggal

Sesudah dimasukkan, cairan dialisat dibiarkan ke dalam rongga perut selama 4-6 jam, tergantung dari anjuran dokter.

TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai