dr.Zulkarnain, M.

Sc
Bagian Fisiologi
Fakultas Kedokteran Unsyiah
Eksteroseptor
Tangoseptor (penerima sentuhan)
Corpus Merkel (tekanan)
Corpus Meissner (sentuhan/getaran halus)
Serabut perasa pd akar rambut
Termoreseptor
Ruffini (panas)
Krause (dingin)
Nosiseptor
Free nerve ending (nyeri)
Proprioseptor
Muscle spindle (otot)
Alat Golgi (tendon)
Paccini / tekanan dalam (pada tendon, sendi,
periost, peritoneum, pleura, pericard)
Introseptor
Ujung saraf bebas dari susunan saraf simpatis
Tidak disadari (paru, usus, limpa, hati, pblh darah)
Disadari (vesica urinaria, rektum)

Bila ada rangsangan (Potensial aksi,
Depolarisasi):
Gerbang ion Na
+
terbuka (aktifasi)
sehingga ion Na
+
bergerak masuk ke
dalam sel, dan K
+
keluar sel
Bila potensial melampaui 7 mV,
gerbang Na
+
terbuka luas sehingga ion
Na
+
menyerbu masuk ke dalam sel dan
lebih cepat bila telah tercapai titik
letup (firing level).
Setelah penambahan voltase intrasel
mencapai +60 mV gerbang Na
+
akan
menutup (inaktifasi)
Ion Na
+
dipompa kembali keluar sel
Peristiwa ini terjadi hanya dalam
beberapa mdt




A
Proprioseptif, motorik
somatik
12-20 70-120
0.4 0.5 0.4 1
Raba, tekan 5-12 30-70
Motorik ke kumparan otot 3-6 15-30
Nyeri, dingin, raba 2-5 12-30
B Otonom preganglionik < 3 3-15 1.2 1.2
C Radiks
posterior
Nyeri, suhu, beberapa
meka-noreseptif, respon
refleks
0.4-1.2 0.5-2 2 2
Simpatis Simpatis postganglionik 0.3-1.3 0.7-2.3 2 2
Serat A dan B bermielin, serat C tidak bermielin
Factors that are involved in referred pain:
Dermatomal rule the same embryonic
segment (e.g: migration of diaphragm with
phrenic nerve)
Role of experience (e.g: maxillary sinusitis)


Tunica fibrosa: sclera & cornea lensa kontak (oksigenasi)
Tunica vascularis/ uvea: choroid, corpus ciliaris (m. ciliaris &
processus ciliaris), iris (m. constrictor (parasimpatis) & dilator
pupillae (simpatis)
Retina
Ora serrata
Ora serrata
Kapiler darah processus ciliaris humor aqueous camera oculi
posterior (posterior chamber) camera oculi anterior canalis
Schlemm (sinus venosus sclera)
Camera oculi anterior
Camera oculi posterior
Choroid melanosit melanin absorbsi cahaya; albino?
M. ciliaris ligamentum suspensorium lensa
Melanin iris iris biru < hijau < coklat/ hitam
Pupil hitam & merah (foto)
Retina satu-satunya tempat pembuluh darah terlihat
melihat perubahan patologis (hipertensi, DM, katarak)
A / V retina centralis
CAHAYA
IMPULS SARAF
Lapisan
berpigmen
Lapisan
fotoreseptor
(sel konus &
basilus)
Lapisan
sel bipolar
Lapisan
sel ganglion
Lapisan fotoreseptor:
Sel konus (cone): 6 juta; cahaya terang; warna (biru, hijau,
merah); fovea centralis (macula lutea); kebutaan
Sel basilus (rod): 120 juta; cahaya temaram; rabun malam
Blind spot (discus opticus);
Lacrimal punctum
Lacrimal sac
Infeksi saccus lacrimalis dacryocystitis
N. VII Gld. Lacrimalis cairan mukus, garam, lysozyme
Sel ganglion = N. opticus (II)
Nervus opticus chiasma n. optici tractus opticus
nucleus geniculatum lateralis (di thalamus) radiatio opticus
area visual primer (area 17 di lobus occipitalis)

Pembentukan citra di retina seperti kamera
Citra di retina terbalik (kanan - kiri, atas bawah)
Refraksi pembelokan cahaya via medium berbeda
75% di kornea; 25% di lensa
Cahaya dari obyek > 6 m paralel
Cahaya dari obyek < 6 m divergen akomodasi
Akomodasi: kurvatura lensa untuk penglihatan dekat
Penglihatan jauh m. ciliaris relaksasi
Penglihatan dekat m. ciliaris kontraksi
Medan penglihatan = nasal (sentral) + temporal (periferal)
Medan penglihatan nasal di bagian temporal retina
Medan penglihatan temporal di bagian nasal retina
Separuh kanan medan penglihatan otak kiri
Separuh kiri medan penglihatan otak kanan

Sinyal visual diproses oleh 3 sistem berbeda di otak:
1. Sistem pemroses bentuk obyek
2. Sistem pemroses warna obyek
3. Sistem pemroses gerakan, lokasi, organisasi spasial obyek

Anatomy Indra Pencecap (Taste Buds) & Papillae
10.000 indra pengecap (lidah, palatum mole,
pharynx, epiglottis)
Semakin tua, jumlah indra pengecap
Indra pengecap:
Sel penyokong untuk 50 sel
reseptor
Sel reseptor gustatorius
Rambut gustatorius pori taste pore
Sinaps dengan neuron orde pertama
Sel basal produksi sel penyokong
sel reseptor gustatorius (hidup 10 hari)
A. General locations of the different papillae on the tongue.
B. Electron microscope image of various papillae.
A
B
Neuron orde pertama (nervus kranialis):
Pengecap:
Nervus VII (facialis) 2/3 lidah anterior
Nervus IX (glossopharyngeus) 1/3 lidah
posterior
Nervus X (vagus) pharynx & epigottis
Somatosensoris:
Nervus V (trigeminus) seluruh lidah
Neuron orde I medulla oblongata
sistem limbik
hipothalamus
thalamus area gustatorius I (area 43)


Taste sensasi kimiawi
Penghidu lebih sensitif & beragam daripada pencecap
5 rasa primer: sour (asam), manis, pahit, asin, umami
Umami gurih, daging, MSG (monosodium glutamat)
Rasa: kombinasi dari 5 rasa primer + olfactorius + taktil
Urutan ambang rasa (mulai yang terendah):
- pahit (fungsi protektif)
- asam
- asin = manis
Adaptasi lengkap setelah stimulasi kontinyu 1-5 menit
(pada reseptor gustatorius, olfactorius, & jaras gustatorius)
a, Taste buds (left) are composed of 50150 TRCs (depending on the species), distributed across different papillae. Circumvallate
papillae are found at the very back of the tongue and contain hundreds (mice) to thousands (human) of taste buds. Foliate papillae
are present at the posterior lateral edge of the tongue and contain a dozen to hundreds of taste buds. Fungiform papillae contain
one or a few taste buds and are found in the anterior two-thirds of the tongue. TRCs project microvillae to the apical surface of the
taste bud, where they form the 'taste pore'; this is the site of interaction with tastants. b, Recent molecular and functional data have
revealed that, contrary to popular belief, there is no tongue 'map': responsiveness to the five basic modalities bitter, sour, sweet,
salty and umami is present in all areas of the tongue
Sekarang
Tastan larut saliva membran plasma
rambut gustatorius transduksi
potensial reseptor eksositosis vesikel
sinaptik sel reseptor neurotransmiter
neuron I

Asin: Na
+
masuk via kanal Na
+
sel
reseptor depolarisasi Ca
2+
masuk
eksositosis vesikel
Asam: H
+
masuk via kanal H
+
Manis, pahit, umami protein G
second messenger
Referensi
Totora GJ & Derrickson B (2006). Principles of
Anatomy and Physiology, 11
th
ed. Chapter 17, Hal.
575 595
Ganong WF (2005). Review of Medical Physiology,
22
nd
ed. Chapter 2, Pages: 51-60; Chapter 4,
Pages: 85-94.
Guyton AC & Hall JE (2006). Textbook of Medical
Physiology, 11
th
ed. Chapter 5, Pages: 57-71;
Chapter 45, Pages: 555-571