A. Latar Belakang Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial akan saling berinteraksi satu sama lain . Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitations), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran (Bondan, 2009 dikutip
dari http://inna-ppni.or.id/index.php). Keperawatan gerontik berkisar pada pengkajian kesehatan dan status fungsional lansia, diagnosa, perencanaan dan implementasi perawatan dan pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan yang teridentifikasi; dan mengevaluasi kekefektivan perawatan tersebut (Potter & Perry, 2005). Keperawatan gerontik secara holistik menggabungkan aspek pengetahuan dan ketrampilan dari berbagai macam disiplin ilmu dalam mempertahankan kondisi kesehatan fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi lansia ke arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan pendekatan pada pemulihan kesehatan, memaksimalkan kualitas hidup lansia baik dalam kondisi sehat, sakit maupun kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman, terutama dalam menghadapi kematian (Bondan, 2009 dikutip dari http://innappni.or.id/index.php).
B. Tujuan A. Tujuan 1. Tujuan umum Untuk mengetahui konsep perkembangan keluarga pada tahap lansia 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya mengetahui konsep keluarga pada tahap lansia . b. Diketahuinya konsep tugas dan fungsi keluarga pada tahap lansia. c. Diketahuinya contoh Kasus dan Asuhan Keperawatan keluarga pada tahap lansia.
1. Anatomi Jantung Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan apeks (superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis ( anterior-inferior ICS V) berada di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di sebelah rongga dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae tepatnya pada mediastinum. Untuk mengetahui denyutan jantung, kita dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2 jari setelahnya. Berat pada orang dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan jantung dengan alat sekitarnya yaitu: a) Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis setinggi kosta III-I. b) Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais. c) Atas setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta pulmonalis, brongkus dekstra dan bronkus sinistra. d) Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta desendes, vena azigos, dan kolumna vetebrata torakalis.
e) Bagian bawah berhubungan dengan diafragma. Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat. Penyokong jantung utama adalah paru yang menekan jantung dari samping, diafragma menyokong dari bawah, pembuluh darah yang keluar masuk dari jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah. Factor yang mempengaruhi kedudukan jantung adalah: a. Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung agak turun kebawah b. Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap (TBC) menahun batas jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar dan membulat c. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan mendorong bagian bawah jantung ke atas d. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh posisi tubuh. Otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu: a) Luar/pericardium Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong pembungkus jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang korpus sterni dan rawan iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak mengganggu jantung. b) Tengah/ miokardium Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria. Susunan miokardium yaitu:
Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.
Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik( atrium dan ventrikel).
c) Dalam / Endokardium Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava. Bagian- bagian dari jantung: a. Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan pembuluh darah besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra dan sebagian oleh atrium dekstra. b. Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut tumpul. Permukaan jantung (fascies kordis) yaitu: a. Fascies sternokostalis: permukaan menghadap kedepan
berbatasan dengan dinding depan toraks, dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel dekstra dan sedikit ventrikel sinistra. b. Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang berbentuk segiempat berbatas dengan mediastinum posterior,
dibentuk oleh dinding atrium sinistra, sebgain atrium sinistra dan sebgain kecil dinding ventrikel sinistra. c. Fascies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang bebatas dengan stentrum tindinium diafragma dibentuk oleh dinding ventrikel sinistra dan sebagian kecil ventrikel dekstra. Tepi jantung ( margo kordis) yaitu:
a. Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari vena kava superior sampai ke apeks kordis b. Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari bawah muara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks kordis.
Alur permukaan jantung: a. Sulkus atrioventrikularis: Mengelilingi batas bawah basis kordis b. Sulkus langitudinalis anterior: dari celah arteri pulmonalis dengan aurikula sinistra berjalan kebawah menuju apeks kordis. c. Sulkus langitudinals posterior: dari sulkus koronaria sebelah kanan muara vena cava inferior menuju apeks kordis. Ruang-ruang jantung Jantung terdiri dari empat ruang yaitu: 1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis. a. Muara atrium kanan terdiri dari: a) Vena cava superior b) Vena cava inferior c) Sinus koronarius d) Osteum atrioventrikuler dekstra b. Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis 2. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan terdiri dari: a. Valvula triskuspidal b. Valvula pulmonalis 3. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
4. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum aorta terdiri dari: a. Valvula mitralis b. Valvula semilunaris aorta
Peredaran darah jantung Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium dekstra yang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru(pulmo). Antara ventrikel sinistra dan arteri pulmonalis terdapat katup vlavula semilunaris arteri pulmonalis. Vena pulmonalis membawa darah dari paru-paru masuk ke atrium sinitra. Aorta (pembuluh darah terbesar) membawa darah dari ventrikel sinistra dan aorta terdapat sebuah katup valvulasemilunaris aorta. Peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu: a. Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan kedepan antara trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-cabangke atrium dekstra dan ventrikel kanan. b. Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra c. Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena. 2. Fisiologi Jantung Fungsi umum otot jantung yaitu: a. Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya rangsangan dari luar.
b. Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi maksimal. c. Tidak dapat berkontraksi tetanik. d. Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot. Metabolisme Otot Jantung Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energy kimia untuk berkontraksi. Energy terutama berasal dari metabolism asam lemak dalam jumlah yang lebih kecil dari metabolisme zat gizi terutama laktat dan glukosa. Proses metabolism jantung adalah aerobic yang membutuhkan oksigen. Pengaruh Ion Pada Jantung a. Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium pada CES menyebabkan jantung dilatasi, lemah dan frekuensi lambat. b. Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion kalsium menyebabkan jantung berkontraksi spastis. c. Pengaruh ion natrium: menekan fungsi jantung. Elektrofisiologi Sel Otot jantung Aktifitas listrik jantung merupakan akibat perubahan
permeabilitas membrane sel. Seluruh proses aktifitas listrik jantung dinamakan potensial aksi yang disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia, mekanika, dan termis. Lima fase aksi potensial yaitu: a. Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative(polarisasi) dan bagian luar bermuatan positif. b. Fase depolarisasi(cepat): Disebabkan meningkatnya
permeabilitas membrane terhadap natrium sehingga natrium mengalir dari luar ke dalam.
perubahan akibat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga muatan positih dalam sel menjadi berkurang. d. Fase plato(keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan stabil agak lama sesuai masa refraktor absolute miokard. e. Fase repolarisasi(cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur tidak mengalir dan permeabilitas terhadap meningkat. kalium sangat
Sistem Konduksi Jantung Sistem konduksi jantung meliputi: a. SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di dalam dinding atrium kanan di ujung Krista terminalis. b. AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam septum atrium dekat muara sinus koronari. c. Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada tepi posterior dan tepi bawah pars membranasea septum interventrikulare. d. Serabut penghubung terminal(purkinje): Anyaman yang berada pada endokardium menyebar pada kedua ventrikel. Siklus Jantung Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer atrium dan dua pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai kontraksi berikutnya disebut siklus jantung. Fungsi jantung sebagai pompa Lima fungsi jantung sebagai pompa yaitu: a. Fungsi atrium sebagai pompa b. Fungsi ventrikel sebagai pompa c. Periode ejeksi
d. Diastole e. Periode relaksasi isometric Dua cara dasar pengaturan kerja pemompaan jantung 1. Autoregulasi intrinsic pemompaan akibat perubahan volume darah yang mengalir ke jantung. 2. Reflex mengawasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung melalui saraf otonom Curah jantung Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama besarnya. Jumlah darah yang dipompakan ventrikel selama satu menit disebut curah jantung (cardiac output). Faktor-faktor utama yang mempengaruhi otot jantung: a. Beban awal b. Kontraktilitas c. Beban akhir d. Frekuensi jantung Periode pekerjaan jantung yaitu: a. Periode systole b. Periode diastole c. Periode istirahat Bunyi Jantung Tahapan bunyi jantung: a. Bunyi pertama: lup b. Bunyi kedua : Dup c. Bunyi ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda d. Bunyi keempat: kadang-kadang dapat didengar segera sebelum bunyi pertama
3. Anatomi sistem pembuluh darah Pembuluh darah adalah prasarana jalan bagi aliran darah keseluruh tubuh. Aliran darah dalam tubuh terdiri dari: a. Aliran darah koroner b. Aliran darah portal c. Aliran darah pulmonal d. Aliran darah sistemik Arteri Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah keseluruh tubuh dan alat tubuh. Pembuluh darah terbesar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri terdiri dari 3 lapisan yaitu: a. Tunika Intima b. Tunika Media c. Tunika Eksterna Aorta Merupakan pembuluh darah arteri terbesar keluar dari jantung bagian ventrikel sinistra melalui aorta asendes membelok kebelakang melalui radiks pulmonalis sinistra, turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma, turun ke abdomen. Jalan arteri ini terdiri dari 3 bagian : a. Aorta Asenden b. Arkus Aorta c. Aorta desendes Aorta asendes mempunyai cabang: a) Aorta torakalis b) Aorta Abdominalis
1. Arteri Kepala dan Leher Disuplai oleh arteri komunis dekstra dan sinistra. Pada masingmasing sisi menuju keatas leher dibawah otot sternomastoid dan pada ketinggian perbatasan atas kartilago tiroid membagi diri menjadi dua yaitu: a. Arteri karotis eksterna a) A. tiroid superior b) A. faringea asendes c) A. lingualis d) A. fasialis e) A. aurikularis posterior f) A. maskilaris b. Arteri karotis interna: a) A. oftalmika b) A. komunikan posterior c) A. coroidea d) A. serebri anterior e) A. serebri media f) A. nasalis 2. Arteri vertebralis Cabang bagian pertama subklavia berjalan naik
melalui foramen prosesus transversi masuk ke cranium melalui foramen mahnum berjalan ke atas lalu kedepan medial medulla oblongata sampai di tepi bawah pons arteri ini bergabung dan membentuk A. basilaris cabang-cabang cranial A. vertebralis. 3. Arteri basilaris Dibentuk oleh penggabungan dua A. vertebralis berjalan naik dalam alur. Pada permukaan anterior pons bercabang dua:
a. Arteri serebralis posterior b. A. sirkumateriosus Wajah menerima darah dari: a. Arteri fasialis dan temporalis superficial b. Arteri temporalis superficial c. Arteri transversa fasialis d. Arteri supraorbitalis dan supratoklearis 4. Arteri subklavia: terdiri dari dekstra yaitu cabang dari arteri anonima dan sinitra cabang dari arkus aorta. Terdiri dari: a. A. aksilaris b. A. brakhialis c. A.ulnaris d. A.radialis e. A. arkus Palmaris superfisialis f. A. arkus Palmaris profundus g. A. digitalis 5. Aorta torakalis a. Rongga toraks terdiri dari: a) A.intercostalis b) A.perikardialis c) A.bronkialis d) A.esofagialis e) A. mediastinalis b. Dinding toraks terdiri dari: a) Arteri prenikus superior b) Arteri subkostalis 6. Aorta abdominalis : merupakan bagian dari aorta desendens.
7. Arteri Rongga perut Terdiri dari: a. Arteri seliaka b. A. splinika c. A. mesenterika superior d. A. renalis e. A. spermatika dan Ovarika f. A. mesenterika Inferior g. A. marginalis 8. Arteri dinding Abdomen Arteri dinding abdomen muka dan belakan terdiri dari: a. Prenikus inferior b. Arteri subkostalis c. Epigastrika superior d. Arteri lumbalis 9. Rongga panggul Terdiri dari: a. Arteri iliaka interna b. Arteri iliaka eksterna Vena Pembuluh darah vena adalah kebalikan dari arteri yang membawa darah dari alat-alat tubuh kembali ke jantung. Vena terbesar adalah vena pulmonalis. Pembuluh darah vena yang terdapat dalam tubuh yaitu: 1. Vena ke jantung Meliputi : Vena cava superior, inferior dan pulmonalis 2. Vena yang bermuara pada vena cava superior : tepat dibelakang angulus mandibularis yang menyatu dengan vena aurikularis posterior turun melintasi M. sternokleidomastoideus tepat
diatas clavikula menembus fasia servikalis profunda dan mencurahkan isinya ke V. subclavia. Cabang- cabangnya: a. Vena aurikularis posterior b. Vena retromadibularis c. Vena jugularis eksterna posterior d. Vena supraskapularis e. Vena jugularis anterior 3. Vena kulit kepala : vena troklearis dan vena supraorbitalis, vena temporalis superfisialis, aurikularis posterior dan oksipitalis. 4. 5. Vena wajah: fasialis, profunda fasialis, transversa fasialis. Vena pterigoideus : oftalmika. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Vena tonsil dan palatum Vena punggung Vena yang bermuara pada vena cava interior Anastomisis portal sistemik Vena dinding pelvis Vena anggota gerak atas dan, Vena anggota gerak bawah Vena maksilaris, fasialis, lingualis,
Kapiler Pembuluh darah yang paling kecil sehingga disebut dengan pembuluh rambut. Kapiler terdiri dari: 1. Kapiler arteri 2. Kapiler vena Fungsi kapiler: 1. Penghubung arteri dan vena 2. Tempat pertukaran darah dan cairan jaringan 3. Mengambil hasil dari kelenjar 4. Menyerap zat makanan yang terdapat dalam usus
5. Menyaring darah dalam ginjal Sistem Pembuluhan Limfe Sistem pembuluh limfe merupakan suatu jalan tambahan tempat cairan dapat mengalir dari ruang interstitial ke dalam darah.pembuluh limfa dapat mengangkut protein dan zat partikel besar, keluar ruang jaringan yang tidak dikeluarkan dengan absorbs secara langsung kedalam kapiler darah. Sistem pembuluh limfe terdiri dari: 1. Duktus limfatikus dekstra: Duktus limfatikus jugularis dekstra, subclavia, dan bronkomediastinalis masing-masing mengalisrkan cairan limfa sisi kepala dan leher. 2. Duktus limfatikus sinistra: Mulai terlihat dalam abdomen sebagai kantong limfe yang memanjang. 3. Nodus limfatisi: Berbentuk lonjong seperti buah kacang dan terdapat di sepanjang pembuluh limfe. 4. Kapiler limfa: sedikit cairan yang kembali ke sirkulasi melalui pembuluh limfe. LIMPA
Terletak di sebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri bawah dan pada iga ke -9, 10, dan 11, berdekatan dengan fundus
abdomen dan permukaannya menyentuh diafragma. Parenkim limpa terdiri dari: 1. Pulpa Putih 2. Pulpa Merah
4. Fisiologi Vaskuler Sistem vaskuler memiliki peranan penting pada fisiologi kardiovaskuler karena berhubungan dengan mekanisme pemeliharaan lingkungan internal. Bagian- bagian yang berperan dalam sirkulasi: a. Arteri mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan. b. Arteriola, cabang kecil dari sistem arteri yang berfungsi sebagai kendali ketika darah yang dikeluarkan ke dalam kapiler. c. Kapiler , tempat pertukaran cairan, zat makanan dan elektrolit, hormone dan bahan lainnya antara darah dan cairan interstitial. d. Venula yaitu mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap e. Vena yaitu saluran penampung pengangkut darah dari jaringan kembali ke jantung. Aliran Darah
Gambar:
darah
dan peredarannya
Kecepatan aliran darah ditentukan oleh perbedaan tekanan antara kedua ujung pembuluh darah. Pembuluh darah dan aliran arteri adalah: 1. Aliran darah dalam pembuluh darah 2. Tekanan darah arteri : Sistolik, diastolic, nadi, dan darah ratarata. 3. Gelombang nadi. 4. Analisis gelombang nadi: dapat di nilai dari: frekuensi gelombang nadi, irama denyut nadi, amplitude dan ketajaman gelombang. 5. Factor yang mempengaruhi tekanan darah arteri. Sedangkan Pembuluh dan Aliran Vena Yaitu: 1. Tekanan Vena: biasanya sangat rendah 2. Gelombang denyut vena: perubahan tekanan dan volume 3. Kurva denyut nadi: vena jugularis eksterna dengan cara non invasive 4. Kecepatan aliran darah vena 5. Factor yang mempengaruhi kecepatan aliran darah vena 6. Pengaruh gravitasi pada tekanan darah vena
B. Proses Menua 1. Definisi lansia Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia
lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004). Pengertian lansia (lanjut usa) menurut UU no 4 tahun 1965 adalah seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000) sedangkan menuru UU no.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999). Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005). 2. Klasifikasi Lansia Batasan usia menurut WHO meliputi : a. usia pertenghaan (middle age), yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun b. lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun c. lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun d. usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun Menurut UU No. 4 tahun 1965 pasal 1 dinyatakan sebagai berikut : Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Saat ini berlaku UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia yang berbunyi sebagai berikut: lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.
3. Teori Penuaan a. Teori Biologis Proses penuaan merupakan proses secara berangsur yang mengakibatkan perubahan secara komulatif dan merupakan perubahan serta berakhir dengan kematian. Teori biologis tentang penuaan dibagi menjadi : 1) Teori Instrinsik Teori ini berati perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab dalam diri sendiri. 2) Teori Ekstrinsik Teori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan pengaruh lingkungan.
Teori lain menyatakan bahwa teori biologis dapat dibagi menjadi : 1) Teori Genetik Clock Teori tersebut menyatakan bahwa menua telah terprogram secara genetik untuk species species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuklei ( inti selnya )suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan akan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep ini didukung kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. 2) Teori Mutasi Somatik ( teori error catastrophe ) Menurut teori ini faktor lingkungan yang menyebabkan mutasi somatik . sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia
dapat memperpendek umur sebaliknya menghindarinya dapqaat mempperpanjang umur.menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Sebaai salah satu hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis error catastrope. 3) Teori Auto imun Dalam proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi oleh zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. 4) Teori Radikal Bebas Radikal bebas dapat dibentuk di alam bebas. Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksigenasi bahan - bahan organik seperti KH dan protein.radikal ini menyebabkansel sel tidak dapat beregenerasi. b. Teori Sosial Salah satu teori sosial yang berkenaan dengan proses penuaan adalah teori pembebasan ( disengagement teori ). Teori tersebut menerangkan bahwa dengan berubahnya usi seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik secara kualitatif maupun kuantitasnya sehingga sering terjadi kehilangan ganda yaitu : 1) kehilangan peran 2) hambatan kontak fisik 3) berkurangnya komitmen
c. Teori Psikologi Teori tugas perkembangan : Menurut Hangskerst, ( 1992 ) bahwa setiap individu harus memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, penghargaan kultural masyarakat dan nilai serta aspirasi individu. Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa pensiun dan penurunan income.penerimaan adanya kematian dari pasangannya dan orang orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan hubungan dengan group yang seusianya, adopsi dan adaptasi deengan peran sosial secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan secara memuaskan. C. Konsep Penuaan Sistem Terkait Jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Pada orang lanjut usia, umumnya besar jantung akan sedikit menurun. Yang paling banyak mengalami penurunan adalah rongga bilik kiri, akibat semakin berkurangnya aktivitas dan juga mengalami penurunan adalah besarnya sel-sel otot jantung hingga menyebabkan menurunnya kekuatan otot jantung. Pada lansia, tekanan darah meningkat secara bertahap. Elastisitas jantung pada orang berusia 70 tahun menurun sekitar 50 % dibanding orang berusia 20 tahun. Tekanan darah pada wanita tua mencapai 170/90 mmHg dan pada pria tua mencapai 160/100 mmHg masih dianggap normal.
D. Masalah Kesehatan yang Dapat Muncul Akibat Proses Penuaan a. Hipertensi 1) Definisi The Joint National Community on Preventation, Detection evaluation and treatment of High Blood Preassure dari Amerika Serikat dan badan dunia WHO dengan International Society of Hipertention (2001) membuat definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah seseorang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat anti hipertensi. 2) Etiologi Hipertensi adalah masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi yang tidak terkontrol dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif, seperti gagal jantung congestive, gagal ginjal, dan penyakit vaskuler. Hipertensi disebut silent killer karena sifatnya asimptomatik dan setelah beberapa tahun dapat menimbulkan stroke yang fatal atau penyakit jantung. Meskipun tidak dapat diobati, pencegahan dan penatalaksanaan dapat menurunkan kejadian hipertensi dan penyakit yang menyertainya. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diketahui hampir seperempat (24,5%) penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau lebih. Sementara prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Pada orang dewasa, peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 mmHg menyebabkan peningkatan 60% risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler.
3) Manifestasi Klinis Menurut Sylvia Anderson (2005), gejala hipertensi sebagai berikut : a. Sakit kepala bagian belakang dan kaku kuduk. b. Sulit tidur, gelisah, cemas dan kepala pusing. c. Dada berdebar-debar. d. Lemas, sesak nafas, berkeringat. Gejala hipertensi yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epitaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing (Mansjoer,2001). 4) Patofisiologi - Hipertensi Essensial, disebut juga hipertensi primer atau idiopatik adalah hipertensi yang tidak jelas etiologinya. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk dalam kelompok ini. Kelainan hemodinamik utama pada hipertensi essensial adalah peningkatan resistensi perifer. Penyebab hipertensi essensial adalah multi faktor, terdiri dari faktor genetik dan lingkungan. Faktor keturunan bersifat poligenik dan terlihat dari adanya riwayat penyakit kardiovaskuler dari keluarga. Faktor predisposisi genetik ini dapat berupa sensitivitas pada natrium, kepekaan terhadap stres, peningkatan reaktivitas vaskular (terhadap vasokonstriktor), dan resistensi insulin. Paling sedikit ada tiga faktor lingkungan yang dapat menyebabkan hipertensi, yakni makan garam natrium berlebihan, stres psikis dan obesitas. - Hipertensi sekunder - Prevalensinya hanya sekitar 5-8 % dari seluruh penderita hipertensi. Hipertensi ini dapat disebabkan oleh penyakit ginjal (hipertensi renal), penyakit endokrin (hipertensi endokrin), obat, dan lain-lain. Hipertensi renal dapat berupa :
1) Hipertensi renovaskular, adalah hipertensi akibat adanya lesi pada arteri ginjal sehingga 2) menyebabkan hipoperfusi ginjal.
Hipertensi akibat lesi pada parenkim ginjal menimbulkan gangguan fungsi ginjal. Hipertensi endokrin terjadi misalnya akibat kelainan korteks adrenal, tumor di medulla adrenal, akromegali,hiperparatiroidisme, hipotiroidisme, hipertiroidisme, dan lain-lain. Defisiensi zat-zat vasodilator yang disintesis oleh
endotelium vaskuler seperti prostasiklin, brandikinin, nitrogen oksid (NO), dan peningkatan produksi zat-zat vasokontriktor seperti angiotensi II dan endotelin I. 5) Penatalaksanaan Non Farmakologi. a. Mengidentifikasi dan mengurangi faktor resiko seperti : Merokok. Dislipidemia. Diabetes melitus. Laki-laki berusia lebih dari 60 tahun dan wanita post menopause. Riwayat keluarga menderita hipertensi. Obesitas (Body mass index/BMI 30 kg/m2) dan penyakit jantung. b. Aktivitas fisik yang kurang. Modifikasi gaya hidup. Menurunkan berat badan bila kelebihan (BMI 27 kg/m2). Membatasi konsumsi alkohol. Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30-45
menit/hari).
lemak atau kolesterol dalam makanan. Terapi Farmakologi. Pemilihan obat harus berdasarkan pada efektivitasnya dalam mengurangi morbiditas dan mortalitas, keamanan, biaya, penyakit yang menyertainya, dan faktor resiko yang lain. a) Diuretik. Diuretik thiazid biasanya obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan diseluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik
menyebabkan hilangnya kalium melalui air, sehingga pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan. Contoh : furosemid, HCT. b) Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari 1-bloker, bloker, - bloker labetalol yang menghambat efek sistem syaraf simpatis yang merupakan sistem syaraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah. Contoh : Atenolol, captopril. c) ACE-inhibitor. Mekanismenya menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, menyebabkan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri. Contoh : Amlodipin. d) Angiotensin II bloker (ARB).
Menyebabkan penuurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme yang mirip dengan ACE inhibitor. e) Antagonis kalsium. Menyebabkan melebarnya pembuluh darah melalui relaksasi otot jantung dan otot polos pembuluh darah dengan cara menghambat kanal Ca+2. Contoh : nifedipin, verapamil. f) Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat antihipertensi lainnya. Contoh : Hidralazin, minoksidil. g) Agonis 2- reseptor. Menurunkan tekanan darah dengan mengurangi aktivitas simpatik, seperti mengurangi kecepatan denyut jantung, resistensi perifer. Contoh : Klonidin, metildopa. h) Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna),
memerlukan obat yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera. Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena : Diazoxide. Nitroprusside. Nitro glyceerin. Labetalol.
E. Pathway Penuaan Sistem Kardiovaskuler (Terlampir) F. Asuhan Keperawatan - Pengkajian A. Fisik / biologis
1.
Wawancara riwayat kesehatan a. Pandangan lansia tentang kesehatannya b. Kegiatan yang mampu dilakukan lansia c. Kekuatan fisik lansia ( otot ,sendi , pendengaran dan penglihatan). d. Kebiasaan lansia merawat diri sendiri . e. Kebiasaan makan , minum , istirahat /tidur ,BAB / BAK . f. Kebiasaan gerak badan / olah raga. g. Perubahan perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan. h. Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum obat. i. Masalah masalah seksual yang dirasakan .
2.
Pemeriksaan fisik a. Sistem intergumen / kulit b. Muskuluskleta c. Respirasi d. Kardiovaskuler e. Perkemihan f. Persyarafan g. Fungsi sensorik ( penglihatan , pendengaran, pengecapan dan penciuman ).
B. Psikologis a. Dilakukan saat berkomunikasi untuk melihat fungsi kognitif termasuk daya ingat, proses fikir b. Perlu dikaji alam perasaan, orientasi terhadap realitas , kemampuan dalam menyelesaikan masalah. c. Perubahan umum yang terjadi : Penurunan daya ingat
Hal hal yang perlu dikaji meliputi Apakah mengenal masalah masalah utamanya Apakah optimas mengandung sesuatu dalam kegiatan Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan Apakah merasa dirinya dibutuhkan atau tidak Bagaimana mengatasi , masalah atas stress yang dialami Apakah mudah untuk menyesuaikan diri Apakah usila untuk menyesuikan diri Apakah usila menggali kegagalan Apakah harapan searang dan dimasa yang akan datang , dll. C. Sosial ekonomi a. Bagaimana lansia membina keakraban dengan teman sebaya maupun dengan lingkungan dan bagaimana keterlibatan lansia dalam organi sosial . b. Penghasilan yang diperoleh
c. Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan sosial ekonomi . d. Hal hal yang perlu dikaji ,antara lain : Kesibukan lansia dalam mengisi waktu luang . Sumber keuangan . Dengan siapa yang ia tinggal . Kegiatan organisasi sosial yang diikuti Pandangan lansia terhadap lingkungannya Berapa sering lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah Siapa saja yang bisa mengunjunginya
Seberapa besar ketergantungannya Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginan dengan fasilitas yang ada
D. Spiritual a. Keyakinan agama yang dimiliki dan sejauh mana keyakinan tersebut dapat diterapkan. b. Hal hal yang perlu dikaji antara lain - Kegiatan ibadah setiap hari - Kegiatan keagamaan - Cara menyelesaikan masalah ( Doa ) - Terlihat sabar dan tawakal Masalah / Diagnosa Keperawatan A. Fisik / Biologis a. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh s.d. intake yang tidak adekuat) b. Gangguan persepsi s.d. gangguan
pendengaran/penglihatan. c. kurangnya perawtan diri s.d. menurunnya minat dalam merawat diri. d. resiko cidera fisik (jatuh) s.d. penyesuaian terhadap
penurunan fungsi tubuh tidak adekuat. e. perubahan pola eliminasi s.d. pola makan yang tidak efektif. f. g. h. gangguan pola tidur s.d. kecemasan atau nyeri. gangguan pola nafas s.d. penyempeitan jalan nafas. gangguan mobilisasi s.d. kaku sendi.
2.
menghadapi kematian. 3. 4. marah terhadap Tuhan s.d. kegagalan yang dialami. perasaan tidak tenang s.d. ketidakmampuan melakukan
Intervensi keperawatan Tujuan perencanaan : Membantu lansia berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis, dan sosial dengan tidak tergantung pada orang lain. Tujuan tindakan keperawatan : Diarahkan untuk memenuhi kebuutuhan dasar : a. b. c. d. e. Pemenuhan kebutuhan nutrisi Meningkatkan keamanan dan keselamatan. Memlihara kebersihan diri Memelihara keseimbangan istirahat / tidur. Meningkatkan hubungan interpersonalmelalui komunikasi
efektif. Pemenuhan kebutuhan nutrisi Peran pemenuhan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kkesehatan dan kebugaran serta memperlambat timbulnya penyakit degenaratif sehingga menjamin hari tua tetap sehat dan aktif. a. Masalah yang sering dihadapi : penurunan alat penciuman dan pengecapan, pengunyahan kurang sempurna, rasa kurang nyaman saat makan karena gigi tidak lengkap, rasa penuh diperut dan kesukaran BAB karena melemahnya
otot lambung dan peristaltik usus sehingga nafsu makan berkurang. b. Menolak makan/makan berlebihan akibat kecemasan dan putus asa akibat gangguan tugas perkembangan. c. Masalah gizi yang sering timbul : gizi berlebihan, gizi kurang, kekurangan vitamin, kelebihan vitamin. Intervensi : 1) Berikan makanan porsi kecil tapi sering. 2) Berikan banyak minum dan kurangi makan. 3) Usahakan makanan banyak mengandung serat.. 4) Batasai makanan yang mengandung kalori (gula, makanan manis, minyak, makanan berlemak). 5) Kebutuhan kalori laki-laki 2100 kalori, wanita 1700 kalori: 6) KH 60% dari jumlah kalori 7) Lemak 15 20% 8) Protein 20 25% 9) Vitamin dan mineral > kebutuhan usia muda. 10) Air 6 8 gelang/hari. 11) Membatasi minum kopi dan teh. Meningkatkan keamanan dan keselamatan lansia Kecelakaan yang sering terjadi : jatuh, kecelakaan lalu lintas, kebakaran karena fleksibilitas kai mulai berkurang, penurunan fungsi pendengaran dan penglihatan, lingkungan yang kurang aman Intervensi: 1) biarkan menggunakan alat bantu 2) latih untuk / mobilisasi 3) menggunakan kaca mata
4) menemani bila berpergian 5) ruangan dekat kantor 6) meletakkan bel dibawah bantal 7) tempat tidur tidak terlalu tinggi 8) menyediakan meja kecil dekat tempat tidur 9) lantai bersih, rata dan tidak licin / basah 10) Peralatan yang menggunakan roda dikunci 11) Pasang pengaman dikamar mandi 12) Hindari lampuyang redup dan yang menyilaukan ( sebaiknya lampu 70-100 watt) 13) Gunakan sepatu dan sandal yang beralat karet Memelihara kebersihan diri : Sebagaian lansia mengalami kemunduran /motivasi untuk melakukan perawatan diri secara teratur karena penurunan daya ingat, kebiasaan diusia muda, kelemahan dan tidakmampuan. Masalah :keringat berkurang kulit lansia bersisik, kering Intervensi : 1) Mengingatkan / membantu 2) Menganjurkan untuk menggunakan sabun lunak dan gunakan skin lotion. Memelihara keseimbangan istirahat / tidur : Masalah yang sering terjadi :gangguan tidur Intervensi : 1) 2) 3) Menyediakan tempat tidur yang nyaman Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi Melatih melakukan latihan fisik yang ringan
Masalah yang sering ditemukan : penurunan daya ingat, pikun, depresi, lekas marah mudah tersinggung, curiga dapat terjadi karena hubungan interpersonal yang tidak adekuat Intervensi 1) Berkomunikasi dengan kontak mata 2) Memberikan stimulus/mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan dilakukan 3) Memberikan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan 4) Menghargai pendapat lansia 5) Melibatkan lansia dalam kegiatan seharihari sesuai dengan kemampuan.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. N DENGAN MASALAH UTAMA HIPERTENSI DI PADUKUHAN KERJAN
A. Asuhan Keperawatan Nama mahasiswa Tanggal pengkajian 1. Pengkajian Identitas diri klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Status perkawinan Agama Suku Pendidikan Pekerjaan Biodata Penanggungjawab Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Status Pernikahan Hubungan dengan Klien : Tn. W : 45 tahun : Islam : SLTP : Wiraswasta : Kawin : Anak : Ny. N : 80 tahun : Perempuan : RT 05 Padukuhan Kerjan : Janda : Islam : Jawa : : Tidak bekerja : Ria : 16 September 2013 Jam : 10.00 WIB
I.
II.
Pengkajian 11 Pola Gordon 1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan Data Subjektif: Ny. N mengatakan bahwa dirinya saat ini merasa pusing dan nyeri pada paha kanan. Klien mengatakan sudah lama menderita tekanan arah tinggi, dan sudah 7 tahun ini paha kanannya sakit karena dipasang platina akibat patah tulang ketika gempa. Klien mengatakan platina pada pahanya tidak bisa diambil karena tulangnya rapuh dank lien juga mempunyai penyakit darah tinggi. Keluarga klien mengatakan upaya yang dilakukan untuk mencegah darah tinggi klien adalah menguragi jumlah penggunaan garam dan mengkonsumsi susu. Keluarga klien sudah mengetahui apa saja pantangan bagi klien. Data Objektif: Klien tampak bersih dan rapi, tidak menggunakan gigi palsu, klien menggunakan kruk sebagai alat bantu untuk berjalan. 2. Pola Nutrisi Metabolik Data Subjektif: Klien makan sebanyak 3 x sehari dengan sayur dan lauk. Klien menyatakan nafsu makannya baik. Klien minum 8-10 kali sehari air putih. Klien tidak mempunyai riwayat alergi makanan tetapi mempunyai pantangan terhadap makanan karena memiliki riwayat penyakit hipertensi. Klien tidak memiliki keluhan nyeri telan, mual atau kembung. Data Objektif: Kulit klien tampak keriput namun masih cukup elastis. Perut klien supel, tidak terdapat distensi. Klien tidak menggunakan gigi palsu, kemampuan klien untuk mengunyah kuat. BB klien: 45 kg TB klien: 150 cm IMT: 22,2 (normal).
3. Pola Eliminasi: Data Subjektif: Klien mengatakan BAB biasanya 1 x sehari. Tapi BAB lancar tidak sembelit. Warna kuning, konsistensi lembek. Klien tidak sedang mengonsumsi obat-obatan terkait dengan BAB. BAK lancar, dengan frekuensi 6-9 x sehari. Klien mengatakan tidak ada nyeri saat BAK. Data Objektif: Peristaltik usus klien 16 x/mnt, tidak ada hasil pemeriksaan
laboratorium/medik terkait dengan eliminasi 4. Pola Aktivitas dan Latihan Data Subjektif: Klien dapat melakukan kegiatan secara mandiri. Klien mengatakan nyeri pada paha kanannya tetapi tidak mau memanjakan rasa sakitnya itu dengan tiduran. Data Objektif: Kemampuan perawatan diri Makan / minum Mandi Toileting Berpakaian Mobilitas di tempat tidur Berpindah / berjalan Ambulasi / ROM Keterangan: 0 : mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total. 0 1 2 3 4
Hasil pemeriksaan vital sign: TD: 160/90 mmHg, RR: 20x/mnt. Nadi: 88x/mnt. ROM klien aktif. Klien tidak menggunakan alat bantu kruk untuk berjalan. Indeks KATZ klien adalah Indeks katz A: mandiri untuk 7 aktifitas
(bathing, dressing, toileting, transferring, continence, dan feeding). Lingkungan klien dipanti werda sangat aman ketika klien beraktifitas.
5. Pola tidur dan istirahat Data Subjektif: Klien mengatakan tidur malam sekitar 5-7 jam perhari, kadang terbangun pada malam hari dan dapat tidur kembali. Klien juga selalu tidur siang sekitar 1-2 jam perhari. Klien mengatakan tidak mengalami gangguan tidur. Klien mengatakan selalu membaca doa sebelum tidur. Data Objektif: Klien terlihat segar tidak terdapat lingkaran hitam dibawah mata klien. Klien tidak mengkonsumsi obat tidur.
6. Pola Kognitif dan Perceptual Data Subjektif: Klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran ataupun penglihatan. Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori. Klien tidak mengalami disorientasi tempat, waktu ataupun orang. Klien mengatakan terkadang sulit berkonsentrasi dan susah mengingat kejadian yang sudah lama terjadi. Klien mempunyai riwayat hipertensi. Klien kooperatif. Data Objektif: Klien berkonsentrasi saat diajak berbincang-bincang. Klien tidak mengalami gangguan pendengaran, pengecapan, penghidu maupun perasa. Skor Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ) : dari hasil
wawancara didapatkan hasil bahwa klien memiliki fungsi mental yang masih utuh.
7. Pola Persepsi Diri dan Konsep Diri Data Subjektif: Klien mengatakan tidak merasa terganggu dengan keadaanya/penampilan sekarang ini, klien tetap bersyukur dengan bagaimanapun keadaan tubuhnya, asalkan sehat. Klien merasa keadaannya tidak mengganggu semangat untuk mencari keselamatan untuk kehidupannya diakhirat nanti. Klien mengatakan tidak takut akan kematian karena setiap orang akan mengalami hal itu. Klien mempunyai kepuasan dan kebanggan terhadap dirinya karena masih merasa mampu merawat dirinya sendiri bila dibandingkan dengan yang lainnya. Klien sudah menerima keadaannya, tidak merasa malu dengan keadaannya, masih merasa diperhatikan oleh petugas dan teman-temannya satu wisma. Klien masih mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari, misalnya mencuci pakaian, mengambil makanan dari dapur secara mandiri. Data Objektif: Klien terlihat aktif dalam setiap kegiatan di Panti. 8. Pola Peran Hubungan Data Subjektif: Di dalam komunikasi sehari-hari klien tidak mengalami hambatan. Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa. Hubungan komunikasi dengan klien lainnya maupun petugas baik, klien pembawaannya tenang. Klien selalu mengikuti kegiatan yang diadakan di panti secara rutin. Saat ini klien mengatakan merasa sepi karena tidak memiliki sanak keluarga. Suami klien sudah meninggal, selain itu klien tidak memiliki keturunan. Data Objektif:
Klien sangat aktif berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Klien tampak gembira saat ditemani mahasiswa.
9. Pola Seksual- Reproduksi Klien sudah mengalami menopause. Saat ditanyakan kepada klien kapan mengalami menaupose, klien mengatakan lupa pada umur berapa. Klien mengatkan tidak memikirkan dalam melakukan hubungan intim kembali karena sudah tua. Klien tidak mengalami keluhan terhadap hernia.
10. Pola Koping Toleransi Stress Data Subjektif: Klien dapat mengatasi masalah yang dihadapinya dengan bijak. Jika ada masalah biasanya klien akan bercerita ke teman-temannya atau petugas panti. Klien dapat menerima status kesehatannya saat ini. Klien mengatakan apa yang terjadi pada dirinya saat ini merupakan kuasa Tuhan. Data Objektif: Klien tidak mengalami kecemasan maupun stress. Hasil GDS (Geriatri Depresi Skala) klien adalah 5 (normal). 11. Sistem nilai dan keyakinan Data Subjektif: Klien beragama Islam, klien mengatakan selalu berusaha untuk menjalankan ajarannya. Klien juga rajin mengikuti kegiatan keagamaan yaitu pada hari senin dan kamis. Klien tidak mengalami kesulitan untuk menjalankan ibadah. Data Objektif: Perlengkapan ibadah klien lengkap sesuai keyakinannya. III. Tinjauan Sistem Keadaan umum : cukup
Tingkat kesadaran : compos mentis GCS : E4, V5, M6 Vital sign : TD : 160/90 mmHg, N : 88 x/ menit, RR : 20 x/ menit 1. Kepala : kepala mensochepal, rambut beruban, tidak rontok, rapi, kulit kepala tampak bersih. 2. Mata : pasien mengatakan penglihatannya sudah kabur, pupil isokor, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis. Telinga : tampak simetris, tidak terdapat serumen, pendengaran berkurang. Hidung : tampak simetris, tidak ada polip, tidak terdapat serumen. 3. Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri telan. 4. Dada : tampak simetris, tidak ada retraksi dada, fremitus taktil kanan kiri sama, normal chest, suara napas terdengar vesikuler. Punggung : tampak agak kifosis, klien mengeluh pegal-pegal di daerah punggung. 5. Abdomen : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba masa, peristaltic usus 10x/ menit, kulit perut keriput, suara lambung terdengar timpani.
Ekstremitas atas : kuku tampak bersih, turgor cukup elastic, CRT 2 detik. Ekstremitas bawah : kuku tampak bersih, turgor kulit cukup elastic, CRT 2 detik. 7. Sistem immune : klien mengatakan memiliki riwayat hipertensi dan adanya darah tinggi. 8. Genitalia : tidak terkaji karena klien malu.
9. Sistem reproduksi : kien mengatakan sesuai dengan usianya yang sudah tua saat ini dirinya sudah menopause 10. Sistem persyarafan : klien masih berespon terhadap rangsang nyeri, panas, dingin, dan stimulus lain. 11. Sistem pengecapan : klien masih mampu membedakan rasa seperti manis, asam, asin, pahit. 12. Sistem penciuman : klien mampu membaui rasa. 13. Taktil respon ; klien mampu merespon jika disentuh. IV. Data Penunjang Tidak ada data penunjang yang ditemukan V. Terapi Captopril 12.5 mg 1-0-0 Ibuprofen 3x1