Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Merupakan sesuatu yang tak dapat dipungkiri, Setiap yang hidup membutuhkan
makanan dan minuman sebagai pokok. Masalah yang terjadi bahwa prinsip dasar
Islam, Setiap muslim yang mukalaf itu mempunyai taklifan hukum syari. Oleh
karena itu sudah selayaknya muslim tersebut mengetahui akan halal dan haram
perbuatannya dalam memenuhi kebutuhannya. termasuk dalam hal ini, halal dan
haaramnya makanan dan minuman.
Allah swt telah memerintahkan agar kita memakan makanan dan minuman yang halal
dan baik (thoyyib), itu merupakan dua kesatuan yang tak dapat dipisahkan . Dalam
artian Halal dalam segi syariah dan baik dalam segi kesehatan,gizi, estetika dan
lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut penting sekali dikaji mengenai penentuan
status hukum halal atau tidaknya suatu makanan dan minuman, yang telah menjadi
pokok kehidupan kita.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana Seluk beluk Makanan
(a) Klasifikasi makanan yang halal dan haram
(b) Dalil-dalil yang menjelaskannya
2) Bagaimana seluk Minuman
(a) Klasifikasi makanan yang halal dan haram
(b) Dalil-dalil yang menjelaskannya
3) Masalah-masalah Fiqh Kontemporer



2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MAKANAN
Teks dan terjemahan Q.S Surah Al-Baqarah ayat 172 - 173
E_GC^4C -g~-.- W-ONL4`-47
W-OU }g` ge4:j1C 4` 7E4^~Ee4O
W-NO7;--4 *. p) +L ++C)
]+lu> ^_g E^^) 4OEO
N:^OU4 O4-^1E^- 4O.-4
=4 jOC@O4gC^- .4`4 Eg-q
gO) )OO4g *.- W ^}E O7C;-
4OOEN ^4 4 l14N E =^)
gO^OU4N _ Ep) -.- EOOEN v1gOO
^_@
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami
berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya
kamu menyembah. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tafsir Kosa Kata

: (darah) yang dimaksud ialah darah yang mengalir


: Tidak menghalalkannya (menurut Said Ibnu Jubair), sedang menurut Assadi


bermakna bukan karena memperturutkan selera ingin memakannya

: Tidak boleh melampaui batas dalam memakannya bila telah menemukan


yang halal. Menurut Ibnu Abbas

bermakna tidak boleh sekenyangnya,


sedangkan Assadi berpendapat bahwa makna

sama dengan al-udwan


yang bermakna melampaui batas.
Asbabun nuzul
3
Penjelasan tentang makanan-makanan yang diharamkan tersebut
dikemukakan dalam konteks mencela masyarakat Jahiliyah, baik di Mekkah maupun
di Madinah, yang memakannya. Mereka misalnya membolehkan memakan binatang
yang mati tanpa disembelih dengan alasan bahwa yang disembelih atau dicabut
nyawanya oleh manusia halal, maka mengapa haram yang dicabut sendiri nyawanya
oleh Allah? Penjelasan tentang keburukan ini dilanjutkan dengan uraian ulang tentang
mereka yang menyembunyikan kebenaran, baik menyangkut kebenaran Nabi
Muhammad, urusan kiblat, haji dan umroh, maupun menyembunyikan atau akan
menyembunyikan tuntunan Allah menyangkut makanan.Orang-orang Yahudi
misalnya, menghalalkan hasil suap, orang-orang Nasrani membenarkan sedikit
minuman keras, kendati dalam kehidupan sehari-hari tidak sedikit dari mereka yang
meminumnya dengan banyak.
Pengertian Makanan
Makanan dalam bahasa arab yakni, atimah. Kata Atimah merupakan jamak
dari kata thaam yang menurut etimologi berarti segala sesuatu atau apa-apa yang
bisa dimakan. Dalam Al-Quran Penyebutan kata makanan yang sering dipakai
adalah akala, Adapun kata-kata lain yang mengadopsi arti makanan dalam hadis
sering di jumpai dengan kataghidza. Adapun dalam pengaklasifikasian makanan,
jika ditinjau dari segi hukumnya,yakni; pertama makanan yang di halalkan
(diperbolehkan) dan kedua makanan yang diharamkan,serta makanan yang tidak
disebutkan dalam syara. Berikut ini akan di paparkan secara terperinci mengenai
pengklasifikasian makanan:
1) Makanan yang diperbolehkan ( Halal )
Pada dasarnya segala sesuatu adalah diperbolekan (halal) kecuali ada dalil
yang mengharamkannya. Alquran menggunakan istilah Halal untuk makanan
yang disahkan menurut hukum (lawful) dengan dua makna (artian), pertama Makanan
yang di peroleh harus halal, kedua makanan harus sesuai dengan hukum-hukum
syariat Islam.
Berikut ini akan dijelaskan dalil mengenai makanan yang diperbolehkan tersebut,
antara lain :
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di
bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.( Q.S Al-Baqarah: 168)
4
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.( Q.S
Al-Maidah : 88)
Dihalalkan bagimu binatang buruan lautdan makanan (yang berasal) dari laut
sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan;
dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam
ihram. dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan
dikumpulkan.( Q.S Al-Maidah : 96 )
Berdasarkan Firman Allah SWT, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis makanan yang
halal ialah :
Semua makanan yang baik, tidak kotor dan menjijikan
Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan rosul-Nya
Semua makanan yang tidak mengandung mudharat, tidak membahayakan
kesehatan jasmani, dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.
Binatang yang hidup di dalam air, baik air laut atau air tawar
Sedangkan menurut Syekh Yusuf Qardhawi ayat tersebut menyerukan secara khusus
kepada manusia supaya makan dari makanan yang baik yang telah disediakan oleh
Allah. Makanan hakekatnya beraneka macam, ada yang berupa makanan padat dan
ada juga yang berupa daging hewan.
Makanan yang dinyatakan syara sebagai makanan yang boleh sebagai berikut :
a. Binatang Laut
Binatang laut adalah semua binatang yang hidupnya di dalam air. Binatang
laut semuanya halal (boleh dimakan),baik diperoleh dalam keadaan
bagaimanapun, apakah waktu didapatnya dalam keadaan masih hidup atau
menjadi bangkai. Selagi tidak mengandung dzat (racun) yang berbahaya.
b. Hewan darat yang halal (bintang ternak)
Binatang ternak sesuai dengan Surah An-Nahl ayat 5, meliputi Unta, Sapi,
kerbau, kambing, domba dll
c. Burung yang tidak berkuku tajam.

5
2) Makanan yang diharamkan
Diketahui haram merupakan lawan dari halal, yakni sesuatu yang dilarang atau
sesuatu yang jika dikerjakan mendapat dosa dan di tinggalkan mendapat pahala. Jadi
makanan yang haram adalah makanan yang dilarang oleh syara untuk dimakan.
Dalam Islam makanan yang haram berarti tidak sah dalam hukum (unlawful).
Berikut ini terdapat dalil-dalil mengenai makanan yang diharamkan:
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi,
dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi
Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S Al Baqarah :
173)
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang
ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. (Q.S Al-Maidah : 3)
Sabda Nabi S.A.W :
Daging yang dipotong dari binatang yang masih hidup, maka yang terpotong itu
termasuk bangkai. (HR. Ahmad)
Dari dalil-dali tersebut kita dapat menyimpulkan, bahwa makanan yang diharamkan
secara umum ada empat macam, yakni:
1. Bangkai, Darah dan Daging babi
2. Binatang yang disembelih tanpa menyebut asma Allah
3. Bagian berupa daging. Tulang atau apa saja yang dipotong dari binatang yang
masih hidup.
4. Makanan yang didapat dengan cara yang tidak halal seperti makanan hasil
curian, rampasan, korupsi, riba dan cara-cara lain yang dilarang agama.



6


B. MINUMAN
Teks dan terjemahan Q.S Surah Al-Baqarah ayat 219
El4^OU4*OEC ^;4N @O;EC^-
)OOuOE^-4 W ~ .E)_1g E^)
OO)l 7gE44`4 +EELUg
.E_^)4 +O4- }g`
E)_g^^^ C4^OU4*OEC4 -O4`
4pOgLNC ~ 4O^E^- CgEOE
))-4lNC +.- N7 ge4CE-
:^UE 4pNO-E4> ^g_
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya
lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.
Tafsir Kosa Kata
O;EC^- : Yakni mengkonsumsi khamr (segala makanan dan
minuman yang memabukkan atau menghilangkan akal), menjual dan
membelinya
OOuOE^-4 : Pekerjaan haram untuk menghasilkan uang dengan
cara taruhan; tanpa bekerja.

: yang di maksud manfaat yakni Dalam khamr seseorang merasakan


kenikmatan dan kesenangan, sedangkan dalam judi seseorang
memperoleh harta tanpa bekerja keras.

Asbabun nuzul
Adapun asbab an nuzul ayat ini ialah karena pada waktu Rasulullah SAW.
diutus masyarakat saat itu memiliki kebiasaan senang sekali meminum khamar. Bagi
7
masyarakat Jahiliyah meminum khamar merupakan suatu kebiasaan yang sangat
melekat pada kehidupan mereka, sehingga hampir semua masyarakat pada masa itu
meminum khamar. Dan akibat dari meminum khamar tersebut prilaku mereka pun
sangat jauh bertentangan dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
Oleh karena itulah Allah menurunkan ayat tersebut di atas untuk menetapkan
keharaman khamar dengan menyebutkan bahwa yang khamar itu memiliki
kemadaratan yang lebih besar bagi manusia meski khamr tersebut juga memiliki
manfaat.

Teks dan terjemahan Q.S Surah Al-Maidah ayat 90 - 91
Og^4C 4g~-.- W-EON44`-47
E^^) NO;C^- +OO^1E^-4
C=^-4 N^e-4 /;_jO ;}g)`
E4N ^}C^OO=- +O+lg[4-;_
7+UE 4pO)U^> ^_ E^^)
C@ONC }C^OO=- p E7g~ONC
N74LuO4 E4EE^-
47._^4l^-4 O) @OuC^-
)OOuOE^-4 7OO4C4 }4N @O^gO
*.- ^}4N4 jE_OUO- W E_ 7+^
4pOg4LG` ^_
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi
itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka
berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).
Asbabun nuzul
Imam Nasai dan Imam Baihaqi meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas
yang mengatakan,"Sesungguhnya ayat pengharaman khamar itu diturunkan
berkenaan dengan peristiwa yang menimpa dua kabilah dari kalangan kaum Ansar
yang gemar minum khamar. Pada suatu hari mereka minum-minum khamar hingga
mabuk, sewaktu keadaan mabuk mulai menguasai mereka, sebagian di antara mereka
mempermainkan sebagian lainnya. Dan tatkala mereka sadar dari mabuk, seseorang
8
di antara mereka melihat bekas-bekasnya pada wajah, kepala dan jenggotnya. Lalu ia
mengatakan, 'Hal ini tentu dilakukan oleh si polan saudaraku, mereka adalah
bersaudara di dalam hati mereka tidak ada rasa dengki atau permusuhan antara
sesamanya.' Selanjutnya lelaki tadi berkata, 'Demi Allah! Andaikata si polan itu
menaruh belas kasihan dan sayang kepadaku, niscaya ia tidak akan melakukan hal ini
terhadap diriku.' Akhirnya setelah peristiwa itu, rasa dengki mulai merasuk di dalam
dada mereka lalu Allah swt. menurunkan ayat ini, 'Hai orang-orang yang beriman!
Sesungguhnya (meminum) khamar dan berjudi...'" (Q.S. Al-Maidah 90).
1) Minuman Yang diperbolehkan
Pada dasarnya segala jenis minuman apa saja di dunia ini adalah halal untuk
diminum, kecuali ada larangan yang mengharamkan dari Al-Quran dan Sunnah.
Minuman yang halal dalam hal ini dibagi menjadi 4 bagian:
Semua jenis air atau cairan yang tidak membahayakan bagi kehidupan
manusia, baik membahayakan dari segi jasamani, akal, jiwa maupun aqidah.
Air atau cairan yang tidak memabukkan walupun seebelumnya pernah
memabukan seperti arak yang berubah menjadi cuka.
Air atau cairan bukan berupa benda yang najisatau benda suci yang terkena
najis.
Air atau cairan yang suci itu didapatkan dengan cara-cara yang halal yang
tidak bertentangan dengan Syariat
2) Minuman yang diharamkan
Setiap minuman yang berbau haram, pada dasarnya karena terdapat sesuatu yang
dapat membunuh, lambat ataupun cepat dn bersifat membahayakan. Adapun dalil-
dalil mengenai keharaman nya sebagai mana sabda Nabi S.A.W :
Sesungguhnya khamr itu diharamkan, sedangkan waktu itu, khamr terbuat dari
kurma matang dan kurma kering.Diriwayatkan oleh Bukhori dan Musilim: berkata
bahwa Ia diharamkan bagi kami ketika diharamkan, sedangkan tidak kami jumpai
khamr dari anggur itu kecuali sedikit, karena pada umumnya khamar kami itu
terbuat dari kurma yang telah matang dan kurma kering.
Dan menurut versi lain : Allah telah menurunkan ayat dimana diharamkannya
khamar, sedanngkan madinah tidak dijumpai minuman kecuali dari kurma.
9
Adapun jenis minuman yang haram tersebut pada garis besarnya dapat dibagi menjadi
tiga macam, yaitu:
1. Semua minuman yang memabukkan atau apabila diminum menimbulkan
mudharat dan merusak badan, akal, jiwa, moral dan aqidah seperti arak,
khamar, dan sejenisnya.
2. Minuman dari benda najis atau benda yang terkena najis.
3. Minuman yang didapatkan dengan cara-cara yang tidak halal atau yang
bertentangan dengan ajaran Islam.
C. \Hikmah Halal Dan Haram
Allah SWT begitu Adil dan kuasa dalam mengatur suatu hukum, baik halal
maupun haram. Jika kita renung terdapat banyak hikmah Allah SWT melarang
kepada Umatnya agar memakan dan meminum yang halal dan melarang yang haram.
Allah tak akan membuat segala sesuatu tanpa adanya sebab dan hikmahnya, misalnya
Allah melarang Arak (khamr), karena didalam khamer tersebut terdapat unsur-unsur
yang membahayakan bagi kesehatan. Demikianlah bahwa terdapat eksistensi
terhadap sesuatu yang dihalalkan dan diharamkan oleh Allah. Adapun mengenai
hikmah dai makanan dan minuman halal Rasulullah dalam hal ini menegaskan dalam
hadisnya mngenai perintah memilih makanan halal, Pilihlah makanan yang halal,
niscaya doamu akan dikabulkan, dan barangsiapa yang mencari rezeki yang halal,
niscaya akan diampuni dosanya. Dengan demikian Jelaslah akan hikmah-hikmah
dihalalkan dan diharamkannya sesuatu.
D. Masalah - masalah Kontemporer
Produk Turunan Babi dan Hukum Mengkonsumsinya
Dewasa ini, banyak produk-produk yang didalamnya mengandung bahan-bahan yang
haram dimakan bagi kaum Muslimin. Produk-produk tersebut banyak sekali kita
jumpai di tengah-tengah masyarakat, parahnya lagi produk tersebut tanpa melabelkan
bahan-bahan haram dalam pembuatannya. Inilah yang menyebabkan kaum Muslimin
dapat terjebak dalam mengkonsumsi produk-produk haram. Termasuk salah satu
bahan haram tersebut adalah produk turunan babi.
A. Daging Babi
10
Produk turunan dari daging babi tak banyak yang mencantumkan lebel babi di
dalamnya. Ini menjadikan kita perlu waspada dalam memilih makanan ataupun
minuman yang kita konsumsi. Diantara makanan olahan dari daging babi tersebut
diantaranya sate babi (sate b2), bakso, abon, rendang, dendeng kering, sosis, bacon,
ham, burger, dan pasta. Tentunya makanan-makanan tersebut tidak lepas dari peran
serta daging babi di dalam pembuatannya. Namun, ada juga bahan baku dalam
pembuatan makanan-makanan ini berasal dari daging ayam maupun sapi yang halal.
Hukum Produk Turunan Daging Babi
Dalam penentuan hukum dari makanan-makanan diatas, para Ulama tidak ada
perbedaan pendapat tentang keharamannya, karena bahannya berasal dari sesuatu
yang haram, yakni babi. Seperti dalam firman Allah yang artinya, Tidak ada yang
halal kecuali apa yang telah kalian halalkan, berupa bangkai, daging babi dan
(hewan) yang disembelih atas nama selain Allah.
B. Lemak babi
Selain daging babi, lemak babi juga biasanya digunakan dalam pembuatan makanan,
obat, dan alat kosmetika. Sebagai contohnya adalah susu, campuran lemak sapi
(tallaw), kosmetika, penyedap masakan, lemak putih (shortening), pil (terutama
sebagai pembungkus kapsul), rasa (flavour), campuran sosis (sausage), serta mentega
atau mentega buatan.
C. Kulit Babi
Produk turunan dari kulit babi ini antara lain adalah kikil, rambak, collagen dan
kerupuk kulit.
Hukum Produk Turunan Kulit Babi ini keharamannya sama halnya dengan babi.
Dalam penentuan hukum mengenai produk turunan dari kulit babi ini, terdapat
beberapa pendapat.
Menurut Imam Dawud al-Zhahiri dan kalangan madzhab al Zhahiriyyah berpendapat
bahwa semua kulit bangkai, anjing dan babi, baik bagian dalamnya ataupun luarnya,
dapat disucikan melalui disamak. Dengan begitu, memanfaatkan dan
mengkonsumsinya adalah halal. Dalil yang mereka pakai adalah hadits Ibn Abbas ra,
Bahwa Rasulullah saw melihat hasil kambing hasil sedekah yang dibawa oleh
maulah (seorang budak perempuan yang dimerdekekan) Maimunah. Rasulullah saw
bertanya, kenapa kalian tidak memanfaatkan kulitnya?, Itu adalah bangkai,
11
jawab mereka. Maka beliau pun bersabda, sesungguhnya yang diharamkan itu
adalah mengkonsumsinya. (HR. Bukhari-muslim)
Pendapat tersebut dapat dibantah oleh argumen berikut :
1. Adapun hadits-hadits yang menjelaskan sucinya kulit bangkai dengan cara
disamak, maka itu semua bersifat umum dan yang dikhususkan adalah dengan
mengecualikan anjing dan babi.
2. Adapun dalil mereka yang mengqiyaskan babi kepada keledai dan hewan lainnya,
maka itu mengqiyaskan dua hal yang berbeda. Sebab, keledai dalam masa hidupnya
adalah hewan yang suci, maka penyamakan dilakukan untuk mengembalikan status
yang semula, yaitu suci.
Jadi, dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa,
1) Keharaman babi termaktubkan di dalam Al-Quran, Illatnya adalah najis.
Keharaman babi ini, meskipun yang tercantum dalam beberapa ayat Al-Quran hanya
daging saja, tetapi hukumnya mencakup seluruh bagian organnya, termasuk tulang
dan bulunya.
2) Istilah babi ada satu, tetapi produk turunannya sangat banyak, sementara produk
produk itu tanpa mencantumkan nama babi (sebagai bahan bakunya). Karena itu,
kaum muslimin harus waspada terhadap produk-produk tersebut, sebab,
keharamannya sama seperti keharaman babi.
3) Pendapat beberapa pengelola Lembaga Sertifikasi Halal bahwa gelatin dan
sejenisnya yang terbuat dari salah satu organ babi itu halal, karena dapat disucikan
dengan cara istihalah, tidak dapat diterima. Alasannya, karena istihalah itu tidak
berlaku secara mutlak untuk semua benda yang najis. Berdasarkan pendapat yang
membolehkan istihalah, bahwa istihalah itu dapat mensucikan, dengan syarat adanya
umum al-balwa (masalah umum yang sulit dihindari). Jika tidak demikian, tentu
semua bagian dari organ-organ babi dapat menjadi halal, karena dapat disucikan
dengan istihalah.
Produk turunan Khamar serta Hukum mengkonsumsinya
A. Pengertian Khamar
Khamr dalam pengertiaan bahasa arab (makna lughawiyah) menutupi. Disebut
khamr karena sifatnya bisa menutupi akal.Menurut urfi (adat kebiasaaan) pada masa
Nabi Saw, Khamar adalah apa-apa yang bisa menutupi akal yang terbuat dari
12
perasaan anggur.Sedangkan dalam pengertian syara khamr adalah setiap minuman
yang mengandung alkohol yang dapat memabukkan (Kullu Syarabin Muskirin). Jadi
khamar tidak terbatas dari bahan anggur saja, tetapi minuman yang memabukkan,
baik dari bahan anggur ataupun lainnya.
Pengertian ini disimpulkan berdasarkan beberapa hadis Nabi SAW. Di antaranya
adalah hadis dari Nuan bin Basyir ra bahwa rasulullah bersabda: sesungguhnya
dari biji gandum itu terbuat dari khamr, jewawut itu terbuat dari khamr, dari kismis
terbuat dari khamr, dari kurma terbuat dari khamr, dan dari madu terbuat dari khamr
(HR. Jamaah, kecuali An Nasa). Kemudiaan hadis dari Ibnu Umar ra Rasulullah
bersabda: setiap yang memabukkan itu adalah khamr, dan setiap khamr itu haram.
(HR. Muslim).Oleh karena itu, sesuai dengan hadis tersebut jika khamar diharamkan
karena zat nya, Maka berarti itu menunjukan bahwa sifat yang melekat pada khamar
adalah memabukkan.
Berdasarkan tahqiq al-manath(pemnelitian fakta), oleh para Ahli Kimia
menyimpulkan bahwa zat yang memiliki sifat memabukkan dalam khamar adalah etil
alkohol atau etanol. Minuman yang mengandung zat tersebut kemudian disebut
dengan minuman berakohol. Dan berikut akan dijelaskan mengenai sekilas fakta
alkohol dan keberadaan alkohol dalam makanan dan minuman;
Fakta mengenai Alkohol
Alkohol yang dimaksud dalam pembahasan di sini ialah etil alkohol atau etanol, suatu
senyawa kimia dengan rumus C2H5OH. Dalam penggunaan etanol yang amat banyak
sebagai minuman akan berbahaya, dan tidak mengherankan keracunan atau overdosis
akibat etanol tersebut.
Selain itu Etanol sering digunakan dalam industri minuman beralkohol, yaitu
minuman yang mengandung alkohol ( etanol ) yang dibuat secara fermentasi dari
jenis bahan baku nabati yang mengandung karbohidrat, misalnya: biji-bijian, buah-
buahan, nira dan sebagainya, atau yang dibuat dengan cara distilasi hasil fermentasi.
Menurut Per. Menkes No. 86/ 1977 itu, minuman beralkohol dibedakan menjadi 3
(tiga) golongan.Golongan A dengankadar alkohol 1 5 %, contohnya bir.Golongan B
dengankadar alkohol 5- 20 %, contohnya anggur. Golongan C dengan kadar 20 55
%, misalnya wiski dan brendi
Keberadaan Alkohol dalam makanan dan minuman
Banyak dijumpai keberadaan alkohol dalam bentuk khamar (minuman beralkohol)
yang dicampur ke dalam makanan dan minuman. Adapun hukum menggunakan
13
Alkohol sebagai campuran makanan dan minuman adalah haram. Karena diketahui
bahwa alkohol itu najis, sehingga pemanfaatan benda najis pada dasarnya haram.
Namun dikecualikan hukum tesebut ketika dalam kondisi dlorurot,yaitu jika tidak
memakan makanan tersebut akan mengancam keselamatan jiwa, maka diperbolehkan
sebagai mana koidah fiqh Al Dlorurotu Tubihul Mahdzurot
Berikut ini akan dipaparkan mengenai fakta-fakta keberadaaan alkohol dalam
makanan dan minuman, sebagai berikut:
1) Khamr Sebagai Penyedap Masakan
Telah dikenal ada beberapa khamr (arak) sebagai penyedap masakan Cina, Jepang,
Korea, dan masakan lokal yang berorientasi khamr. Khamr-khamr itu misalnya : (1)
Ang Chiu, sebagai penyedap masakan, berguna untuk mempersedap masakan daging,
tim ayam, sea food dan sayur mayur, (2) Lo Wong Chiu, digunakan sebagai saus
penyedap masakan, dan digunakan juga sebagai penyedap masakan daging, tim ayam,
sea food dan sayur mayur; (3) Anggur Beras Putih, sebagai rendaman obat Thionghoa
dan berbagai masakan.
2) Khamr dalam Kue Ultah
Dalam sebuah resep kue ulang tahun yang terdapat di majalah ternama terdapat
deretan bahan yang harus disiapkan. Salah satunya adalah rhum. Masyarakat
ternyata acuh tak acuh terhadap keberadaan bahan tersebut. Mereka perlu tahu bahwa
rhum adalah nama dari sebuah minuman keras dengan kadar alkohol sampai 30
persen.
3) Khamr dalam Makanan Bakaran
Dalam masakan ikan bakar, daging panggang atau barbeque, khamr sering digunakan
untuk melunakkan daging dan menciptakan aroma khas khamr. Khamr yang sering
digunakan adalah dari jenis arak putih atau anggur beras ketan.Memang tidak semua
ikan bakar atau daging bakar menggunakan bahan ini.Tetapi dari beberapa kasus
yang terjadi di restoran Jepang dan Cina, penggunaan khamr ini kadang-kadang
ditemukan. Ciri masakan bakar yang menggunakan khamr agak susah dideteksi.
Secara umum khamr dalam masakan bakar agak susah dideteksi. Secara umum
daging atau ikan yang direndam khamr biasanya lebih lunak, lebih empuk dan
memiliki aroma khas khamr.Tetapi tanda-tanda tersebut pada kenyataannya sulit
dikenali, karena daging yang lunak dan empuk juga bisa disebabkan oleh enzim
papain dari daun atau getah pepaya. Sedangkan aroma khamr sangat sulit dikenali,
khususnya bagi orang awam yang tidak terbiasa dengan aroma tersebut.
14
4) Khamr dalam Tumisan
Masakan yang menggunakan cara pemasakan tumis juga sering menggunakan khamr
sebagai bahan yang ditambahkan. Aroma khamr akan muncul pada saat tumisan
dipanaskan dengan api dan khamr dimasukkan ke dalam wajan.
5) Khamr dalam Mie
Mie goreng dengan berbagai rasa kadang-kadang ditambahkan khamr untuk
mencitarasakan khamr guna menambah selera. Seperti mie goreng ayam, mie goreng
sea food, mie goreng udang dan seterusnya. Khamr yang digunakan dalam masakan
ini biasanya adalah arak putih, arak merah atau mirin.
6) Khamr dalam Sea food
Jangan dikira setiap sea food pasti aman. Meskipun semua isi laut halal, tetapi cara
memasaknya sangat beraneka ragam. Nah, pemasakan sea food itulah yang kadang-
kadang menggunakan saus dan khamr untuk menghasilkan rasa dan aroma khas yang
konon mengundang selera.
7) Khamr dalam Campuran Minuman
JIka diketahuitelah terbukti di Restoran-restoran atau caf sering ditawarkan beraneka
ragam minuman dengan nama keren dan penampilan yang eksentrik. Kadang-kadang
kita terjebak dengan nama minuman itu yang kelihatannya aman. Misalnya avacado
fload, lemon squash, oranges dan beberapa minuman yang berkonotasi buah-buahan.
Tetapi tidak ada salahnya jika kita bertanya kepada pramusaji, apa saja isinya. Sebab
tidak jarang di dalam minuman buah itupun ditambahkan rhum atau minuman keras
yang lain. Katanya untuk menimbulkan sensasi khusus ketika kita meneguknya. Dari
semua jenis makanan yang berpeluang ditambahkan khamr/minuman keras itu
memang sulit dideteksi secara visual. Apalagi bagi kita yang tidak pernah mengenal
minuman keras.
II. Alkohol dalam Obat-Obatan
Seperti telah dijelaskan .di atas, berobat dengan benda najis dan haram hukumnya
adalah makruh, bukan haram. Dengan demikian, jelaslah bahwa penggunaan alkohol,
meskipun najis dalam rangka pengobatan tidaklah berdosa, sebab hukumnya
makruh.(Namun, perlu sekali dicatat, makruh itu sebaiknya ditinggalkan.Orang yang
meninggalkan yang makruh, mendapat pahala dari Allah SWT. Tapi jika ia
mengerjakannya, tidak mengapa dan tidak berdosa).
15
Atas dasar itu, maka penggunaan berbagai bahan yang najis dan haram, tidaklah
mengapa.Hukumnya makruh.Misalnya, menggunakan alkohol sebagai desinfektan
klinis, sebagai pembersih kulit sebelum diinjeksi, sebagai pelarut bahan obat, dan
sebagainya.Termasuk juga dalam hal ini, segala macam benda najis lainnya di luar
alkohol.Misalnya penggunaan selongsong kapsul dari bahan babi, penggunaan urine
sebagai sarana terapi, dan sebagainya. Namun karena ada pendapat lain dari umat
Islam yang mengharamkan penggunaan benda najis untuk berobat, sebaiknya sebisa
mungkin kita hanya menggunakan bahan yang suci dan halal dalam dunia obat-
obatan. Kalaupun kita mengikuti pendapat yang memakruhkan, kita disunnahkan
menggunakan bahan yang bukan najis, sebagai upaya untuk menghindarkan diri dari
perselisihan. Kaidah fiqih menyatakan : Al-Khuruj minal Khilaaf mustahab
(Menghindarkan diri dari perselisihan pendapat, adalah disunnahkan).
Alkohol dalam Kosmetik
Fungsi alkohol dalam sediaan kosmetika (terutama parfum) pada umumnya adalah
sebagai pelarut dan digunakan di luar badan.Bagaimanakah hukumnya menurut fiqih
Islam? Hukumnya haram, sebab alkohol itu najis sebagaimana telah dibahas
sebelumnya, dan memanfaatkan najis adalah haram. Memang benar, bahwa alkohol
itu mudah menguap. Beberapa saat setelah sediaan kosmetika (juga parfum)
diaplikasikan, maka alkohol akan segera menguap dan tidak terdeteksi lagi
(undetectable). Adanya bau dari parfum yang diaplikasikan di pakaian, adalah zat
wanginya, bukan alkoholnya (Mursyidi, Kehalalan Bahan dalam Sediaan Kosmetika,
makalah, tidak dipublikasikan). Pertanyaannya, apakah jika pada hasil akhir alkohol
tidak terdeteksi, berarti kita boleh menggunakan alkohol dalam proses tersebut?
Hukumnya haram, sebab ada tidaknya alkohol pada hasil akhir, bukanlah satu-
satunya pertimbangan hukum.Yang (juga) menjadi pertimbangan, adalah tindakan
pemanfaatan alkohol itu sendiri.Bukan hanya dilihat apakah pada hasil akhirnya
alkohol itu masih dapat dideteksi atau tidak.Padahal pemanfaatan alkohol adalah
haram, karena alkohol termasuk ke dalam kategori benda najis yang tidak boleh
dimanfaatkan (lihat prinsip dasar 2.9.).Jadi pemanfaatan alkohol dalam sediaan
parfum adalah haram, meskipun pada hasil akhirnya alkohol itu sudah tidak dapat
terdeteksi lagi.Jawaban ini juga berlaku untuk penggunaan bahan najis lainnya dalam
bidang kosmetika.Misalnya, penggunaan lemak babi sebagai bahan pembuatan
sabun.Sabun yang dihasilkan, secara sifat fisik dan kimiawi sudah sangat berbeda dari
bahan dasar/asalnya yang najis.Pertanyaannya, apakah boleh menggunakan lemak
babi sebagai bahan dasar sabun?Jawabannya adalah tidak boleh (haram), sebab ada
tidaknya lemak babi pada hasil akhir, bukanlah satu-satunya pertimbangan
hukum.Yang (juga) menjadi pertimbangan, adalah tindakan pemanfaatan lemak babi
itu itu sendiri.Bukan hanya dilihat apakah pada hasil akhirnya lemak babi itu masih
dapat dideteksi atau tidak. Pemanfaatan lemak babi adalah haram, berdasarkan nash
16
Al Qur`an yang telah mengharamkan babi (Al-Baghdadi, 1994:43-44), di samping
lemak babi termasuk benda najis yang tidak boleh dimanfaatkan. Dapat ditambahkan,
bahwa akhir-akhir ini telah diketahui, heparin (sodium heparin) yang sudah
diproduksi secara komersial, ternyata berasal dari jaringan mukosa usus babi. Dalam
dunia kosmetika, heparin merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam
pembuatan cream untuk nutrisi kulit, cream untuk sekitar mata, produk-produk anti
acne dan juga hair tonic. Produk ini diproduksi di China serta diekspor terutama
untuk negara Amerika dan Eropa.Maka, umat Islam sudah seharusnya menghindari
produk kosmetika yang mengandung unsur heparin (sodium heparin) yang berasal
dari Amerika, Eropa apalagi China.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas, dapat kami simpulkan :
a. Berdasarkan Firman Allah dan Hadist Nabi SAW, dapat disimpulkan bahwa jenis-
jenis makanan yang halal ialah :
Semua makanan yang baik, tidak kotor dan menjijikan
Semua makanan yang tidak diharamkan oleh Allah dan rosul-Nya
Semua makanan yang tidak mengandung mudharat, tidak membahayakan
kesehatan jasmani, dan tidak merusak akal, moral, dan aqidah.
Binatang yang hidup di dalam air, baik air laut atau air tawar
b. Makanan yang diharamkan dalam kitabullah secara umum ada empat macam,
yakni:
1. Bangkai, Darah dan Daging babi
2. Binatang yang disembelih tanpa menyebut asma Allah
3. Bagian berupa daging. Tulang atau apa saja yang dipotong dari binatang yang
masih hidup.
4. Makanan yang didapat dengan cara yang tidak halal seperti makanan hasil
curian, rampasan, korupsi, riba dan cara-cara lain yang dilarang agama.
c. Minuman yang halal dalam hal ini dibagi menjadi 4 bagian:
17
Semua jenis air atau cairan yang tidak membahayakan bagi kehidupan
manusia, baik membahayakan dari segi jasamani, akal, jiwa maupun aqidah.
Air atau cairan yang tidak memabukkan walupun seebelumnya pernah
memabukan seperti arak yang berubah menjadi cuka.
Air atau cairan bukan berupa benda yang najisatau benda suci yang terkena
najis.
Air atau cairan yang suci itu didapatkan dengan cara-cara yang halal yang
tidak bertentangan dengan Syariat
d. Adapun minuman yang haram adalah setiap minuman yang berbau haram, pada
dasarnya karena terdapat sesuatu yang dapat membunuh, lambat ataupun cepat dan
bersifat membahayakan.
e. Segala bagian dari babi adalah haram, jadi segala makanan yang bahan dasarnya
babi dan segala produk turunannya adalah haram juga, karena bahannya adalah babi
yang asalnya najis.
f. Adapun hukum menggunakan Alkohol sebagai campuran makanan dan minuman
adalah haram. Karena diketahui bahwa alkohol itu najis, sehingga pemanfaatan benda
najis pada dasarnya haram. Namun dikecualikan hukum tesebut ketika dalam kondisi
dlorurot,yaitu jika tidak memakan makanan tersebut akan mengancam keselamatan
jiwa, maka diperbolehkan sebagai mana koidah fiqh.










18






BAB IV
PENUTUP
Demikianlah serangkaian bentuk makalah yang kami buat, kami menyadari bahwa
dalam makalah ini tak kuasa dengan kesalahan-kesalahan yang ada, baik itu dari segi
penulisan, gaya bahasa yang kami paparkan atau juga sistematika pengambilan
referensi. kami mohon maaf. Seperti pepatah Tak ada gading yang tak retak. Untuk
itu pemakalah meminta kritik yang bersifat membangun, serta saran guna untuk
memperbaiki serta mengevaluasi makalah ini. Semoga Makalah yang dibuat ini bisa
mendatangkan kemanfaatan bagi pemakalah khususnya, serta pembaca pada
umumnya.Amin..









19






DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, Imam.Benang Tipis antara Halal dan Haram.Surabaya : Putra
Pelajar.2002
Husein, M Ali.Gizi Dalam Al-Quran.Palembang : CV. Suara Baru.1985
Majelis Tertinggi Keislaman Mesir,Al Muntakhobu Minassunnah.Bangung :
Angkasa. 1987
Mazhar, M. Hussaini,Islamic Dietery Laws and Practices, Amerika : IGRAM. 1983
Mustafa Yaqub, Ali.Kriteria Halal Haram.Jakarta : Pustaka Firdaus. 2009
Qordhowi, M/ Yusuf.Al Halal wa Al Haram fil Islam,1980
Sabiq, Sayyid.Fiqh Sunnah, Jakarta : Darul Fath.2004
Abdul Qodir Ahmad Atho,Hadza Halal wa Hadza Haram. Beirut : Darul Kutub.
T.th.
Syekh Ahmad Muhammad Assaf,Al halal wal haram Fil Islam.Beirut : Darul Ihyaul
Ulum.t.th.
Media online :
http://tafany.wordpress.com/2009/03/22/semua-hal-beralkohol-dalam-tinjauan-fiqih
www. halalmui.or,id
20
htttp//tarbiyatulmujahidin.com/html/FiqhMuamalah.Makanan dan Minuman yang
Halal dan Haram.htm

Anda mungkin juga menyukai